Keramba jaring apung (KJA) telah muncul sebagai solusi berkelanjutan untuk akuakultur, mengoptimalkan sumber daya perairan terbuka dengan dampak lingkungan yang minimal. Studi ini menilai kesesuaian perairan di sekitar Pulau Saugi, Sulawesi Selatan, untuk budidaya ikan berbasis KJA. Menggunakan pengukuran kedalaman, kecepatan arus, salinitas, suhu, pH, jenis substrat, dan kejernihan air secara in situ. Metode scoring dan pembobotan diterapkan untuk mengklasifikasikan kesesuaian lokasi ke dalam empat kategori: sangat sesuai (S1), sesuai (S2), sesuai bersyarat (S3), dan tidak sesuai (N). Skor total dikonversi ke dalam persentase untuk menentukan klasifikasi lokasi. Hasilnya menunjukkan bahwa bagian timur Pulau Saugi merupakan daerah yang paling sesuai untuk KJA, dengan skor 79% (S1), sementara bagian utara, selatan, dan barat diklasifikasikan sebagai daerah yang sesuai (S2) dengan skor berkisar antara 60% hingga 69%. Faktor-faktor penentu utama termasuk kedalaman yang optimal, arus yang moderat, kualitas air yang stabil, dan kejernihan air yang tinggi, yang mendukung pertumbuhan fitoplankton dan produktivitas ikan. Variasi suhu, salinitas, dan pH diamati, dengan wilayah timur menunjukkan kondisi yang paling stabil. Studi ini menyoroti pentingnya penilaian lingkungan yang sistematis untuk pemilihan lokasi akuakultur yang berkelanjutan.