Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Keanekaragaman Lamun di Pesisir Bahoi, Sulawesi Utara: Indonesia Muh. Fahruddin; Adi Suriyadin; Muhammad Haikal Abdurachman; Heri Murtawan; Anita Prihatini Ilyas
JURNAL LEMURU Vol 4 No 3 (2022): JURNAL LEMURU: Jurnal Ilmu Perikanan dan Kelautan Indonesia
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Perikanan|Fakultas Pertanian|Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/lemuru.v4i3.2282

Abstract

Bahoi merupakan desa pesisir yang terdapat di Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Pesisir Bahoi menyuguhkan ekowisata bahari yang diantaranya adalah mangrove, lamun, dan terumbu karang. Adapun fokus dalam tulisan ini adalah ekosistem lamun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman lamun di pesisir Desa Bahoi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling dengan menggunakan transek kuadrat berukuran 50 x 50 cm. Hasil penelitian menunjukkan terdapat enam jenis lamun yaitu Enhalus acoroides, Thallasia hemprichii, Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Halophila ovalis, dan Halodule uninervis. Frekuensi dan kerapatan lamun didominasi oleh jenis lamun berukuran besar seperti E. acoroides dan T. hemprichii. Sedangkan indeks keanekaragaman, keseragaman dan dominansi jenis lamun ke tiga stasiun pengamatan menunjukkan kategori yang rendah.
Keanekaragaman Lamun di Perairan Pantai Ketapang Lombok Barat Muh Fahruddin; Muhammad Haikal Abdurachman; Adi Suriyadin; Heri Murtawan; Bagus Dwi Hari Setyono; Ardyen Saputra; Anita Prihatini Ilyas
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 5, No 2 (2022): ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua
Publisher : Cenderawasih University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/acr.v5i2.2506

Abstract

Research on the diversity index, uniformity, and dominance of seagrass in Ketapang waters was carried out in November 2021. The method used in this study was a direct field experiment using a quadrant transect measuring 50x50 cm. The results showed that there were four types of seagrasses, namely Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, and Halophila ovalis. Seagrass species C. rotundata is the type found at each observation station, so it can be said that this species can live well in the characteristics of Ketapang waters. The average diversity index, uniformity, and dominance of seagrass species in Ketapang waters were dominated by C. rotundata and E. acoroides.
Performa Hematologi Dan Kualitas Air Budidaya Ikan Patin (Pangasius sp.) Yang Diberi Bakteri Fotosintetik (Rhodobacter sp. dan Rhodococcus sp.) Adi Suriyadin; Muhammad haikal Abdurachman; Muh. Fahruddin; Heri Murtawan; Muhammad Aidil Huda
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Vol. 18 No. 1 (2023): Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan
Publisher : University of PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/jipbp.v18i1.11206

Abstract

Ikan Patin (Pangasius sp.) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang bernilai ekonomis penting dalam industri perikanan budidaya. Namun proses budidaya intensif dengan padat tebar tinggi yang disertai dengan pengelolaan air yang tidak baik, dapat menurunkan kualitas air sehingga mengakibatkan stres dan kesehatan ikan terganggu. Oleh karena itu penelitian penggunaan bakteri fotosintetik (Rhodobacter sp. dan Rhodococcus sp.) pada kolam budidaya ikan patin bertujuan untuk memperbaiki kondisi kualitas air. Rancangan yang digunakan yaitu rancangan acak kelompok, dengan dua perlakuan dan satu kontrol dan masing-masing perlakuan tiga ulangan : A = 0,2 ml/l, B = 0,5 ml/l, dan C = Kontrol (tanpa bakteri fotosintetik). Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian bakteri fotosintetik pada kolam budidaya ikan patin  berpengaruh baik terhadap proses perbaikan kualitas air, yang ditunjukan dengan optimalnya nilai kualitas air yaitu parameter suhu, pH, oksigen terlarut dan adanya penurunan nilai Total Organic Matter yang disebabkan oleh adanya proses bioremediasi yang dilakukan oleh bakteri fotosintetik.   Catfish (Pangasius sp.) is a type of freshwater fish that has important economic value in the aquaculture industry. However, the intensive cultivation process with high stocking densities, accompanied by poor water management, can reduce water quality, resulting in stress and disturbed fish health. Therefore research on the use of photosynthetic bacteria (Rhodobacter sp. and Rhodococcus sp.) in catfish culture ponds aims to improve water quality conditions. The design used was a randomized block design, with two treatments and one control and three replications for each treatment: A = 0.2 ml/l, B = 0.5 ml/l, and C = control (without photosynthetic bacteria). The results showed that the application of photosynthetic bacteria to catfish culture ponds had a good effect on the process of improving water quality, which was indicated by the optimal water quality values, namely the parameters of temperature, pH, dissolved oxygen and a decrease in the value of Total Organic Matter caused by the bioremediation process carried out by photosynthetic bacteria.
Komposisi Famili Ikan di Ekosistem Lamun Perairan Pesisir Bahoi Kecamatan Likupang Barat Sulawesi Utara Muh Fahruddin; Muhammad Haikal Abdurachman; Adi Suriyadin; Heri Murtawan; Anita Prihatini Ilyas; Muhammad Aidil Huda
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 6 No 1 (2023): ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua
Publisher : Cenderawasih University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/acr.v6i1.3020

Abstract

The Bahoi coastal area has long been used for various economic activities, such as recreational locations or marine tourism. In addition, the Bahoi coastal community also carries out a lot of activities in the seagrass ecosystem, if these activities are carried out continuously it will have a negative impact on the sustainability of the seagrass ecosystem as a habitat for various types of aquatic biota such as fish. This study aims to determine the composition of fish species and the ecology of seagrass ecosystems in Bahoi coastal waters, West Likupang District, North Sulawesi. The results of the composition of fish species found in Bahoi waters consist of fish families and genera found in seagrass ecosystems consisting of 15 namely Siganidae, Plostosidae, Pomacentridae, Labridae, Clupeidae, Apogonidae, Carangidae, Lutjanidae, Nemipteridae, Balistidae, Athenomoridae, Achanturidae, Scaridae, Zanclidae, and Tetraodontidae. The highest fish species composition was shown by the Pomacentridae family, namely 57.2% and Siganidae 44.9%. The results of measuring the value of the community structure obtained show that seagrass ecosystems in coastal Bahoi waters have a fish community structure in a stable condition. The types of seagrass found varied, consisting of 6 species with mixed vegetation. The highest seagrass density and the cover was shown by the large seagrass species, namely Enhalus acoroides and Thalassia hemprichii. Overall, seagrass cover in Bahoi waters is classified as a very rich seagrass cover. Dominance index of fish species in Bahoi coastal waters is dominated by the families Pomacentridae and Siganidae.
Pemanfaatan Hasil Tangkap Ikan Bendungan Batu Bulan untuk Pembuatan Abon Ikan Air Tawar Eko Wijaya; Nora Dery Sofya; Adi Suriyadin; Koko Hermanto
Wikrama Parahita : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 7 No. 2 (2023): November 2023
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30656/jpmwp.v7i2.5699

Abstract

Bendungan Batu Bulan salah satu bendungan paling besar yang terdapat di kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat, berlokasi di desa Maman kecamatan Moyo Hulu. Perairan irigasi juga dimanfaatkan oleh warga sekitar bendungan untuk budidaya ikan air tawar. Masyarakat dan nelayan di sekitar bendungan hanya menjual hasil tangkapan yang masih segar dan nilai jual masih kalah dari daerah-daerah lain. Kegiatan pengabdian kepada masya­rakat ini bertujuan untuk melakukan pelatihan pengolahan hasil tangkapan ikan bendungan Batu Bulan menjadi Abon ikan. Peserta kegiatan sebanyak 25 ibu-ibu rumah tangga dari Desa Maman. Pelaksanaan kegiatan dibagi kedalam 3 tahap yaitu tahap pertama penyampaian materi terkait bahan, alat dan langkah-langkah untuk membuat abon ikan air tawar. Tahap kedua melakukan praktek secara langsung pembuatan abon ikan. Tahap terakhir adalah memberikan sosialisasi cara pembuatan logo produk yang menarik dan cara memasarkan produk abon ikan di media sosial yaitu Facebook. Berdasarkan hasil analisis tingkat pemahaman peserta yaitu terjadi pening­kat­an pemahaman membuat abon ikan air tawar. Dimana tingkat pemahaman peserta dominan dalam kategori tinggi setelah mengikuti pelatihan, yaitu: sebanyak 10 peserta yang kategori tinggi tingkat pemahaman tentang bahan, dan sebanyak 9 peserta yang kategori tinggi tingkat pemahaman tentang alat dan langkah-langkah membuat abon ikan yang sebelumnya tidak paham karena belum pernah melakukannya.
Non specific immune response of batik lobster (Panulirus longipes) at different salinity Muhammad Haikal Abdurachman; Adi Suriadin; Zulfiani Zulfiani
Arwana: Jurnal Ilmiah Program Studi Perairan Vol 5 No 2: November 2023
Publisher : Program Studi Akuakultur, Fakultas Pertanian, Universitas Almuslim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51179/jipsbp.v5i2.1960

Abstract

Salinity has gave significant impact to stress levels that trigger of adjustment hemocyst with surroundings.The research aims to identify the Ideal maintenance of salinity on batik lobster (Panulirus longipes). It was conducted during at ninety days for maintanance period from September 2019 to Januari 2020 in Mata Shrimp Seeds Center, Kendari City. The Animals studied were batik lobsters (P. longipes) caught by nature with the male lobsters weighed 235±60 g and females were 237±50 g and total lobster under testing of 36 lobsters. The research had several test paremeters used to determine the effect of salinity such Osmotic Pressure (TKO), Total Hemocyte Count (THC) and histology of female gills. The statistical test Univariate Analysis of Variance and Duncan Test if (P<0.05) just used TKO parameters. The study discovered that TKO value of 833-1318 mOsmo/L with salinity exerting a strong influences (P<0.05). THC parameters of males showed a low stress response with a range of 3x106 - 14x106 cells/mL, it contrasts with the females had a high stress response with a range of 3x106 - 25x106cells/mL. The Conclusion was the male lobsters gave a low stress response with the ideal salinity of the cultivation, especially at 31⁰/ₒₒ and 34⁰/ₒₒ ware based on good response of maintenance TKO values and low stress levels on THC values
Initial Development of Lamota (Salicornia europae) Yogurt As a Functional Drink Imam Munandar; Ratna Nurmalita Sari; Adi Suriyadin; Arif Rahman Havied
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 13 No. 2 (2024): JAFH Vol. 13 No. 2 June 2024
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jafh.v13i2.41305

Abstract

Salicornia europae is a marine plant that grows   in coastal areas and tides. In Sumbawa, this plant lives in the former area of ponds and usually called as lamota.  S. europae contains beneficial ingredients such as iodine, minerals, vitamins, antioxidants, unsaturated fatty acids, and sugars.  Marine plant innovations in S.  Europae, which is rich in iodine into processed yogurt, has not been well explored.  This study aimed to develop the processing of lamota into functional yogurt drink. Complete Randomized Design (CRD) was used in this experiment with a single factor of 6 levels of lamota concentration. Iodine content, ash content, pH and scoring test were carried out to find out the best quality of the lamota yogurt. The results showed that the iodine content of the product was 29.01 mcg / g dry weight and ash content was 10.59%. The pH showed that the addition of lamota minimally affected the pH of the yoghurt. In the organoleptic test found that 25% addition of lamota extract was the most preferrable concentration compared to 5, 10, 15, and 20% based on the color, taste, texture, aroma. Panelist describe the 25% lamota addition has greenish color, a little bit salty, watery texture, and green aroma. Based on the iodine content and the best consumers acceptance the yogurt with 25% addition of lamota could be categorized as a rich in iodine drink and a promising product to improve the functional characteristics of yogurt as well develop a value added local marine commodity with unique flavor.
Identification of Vibrio spp. in Spiny Lobster (Panulirus homarus) from Natural Catch and Culture In Batu Bangka Village, Sumbawa Adelia Elviantari; Adi Suriyadin; Muhammad Haikal Abdurachman
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 13 No. 1 (2024): JAFH Vol. 13 No. 1 February 2024
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jafh.v13i1.42197

Abstract

Spiny lobster (Panulirus homarus) is a fishery commodity with high economic value. The classic problem that has not been resolved so far is the low survival rate of around 20-30% and an average growth rate of 180-230 grams. This can be influenced by nutritional factors, environment, stress and pathogen infection. This study aimed to identify pathogenic bacteria found in wild caught lobsters (Labangka) and cultivated lobsters (Bungin Island). The stages of this research began with taking samples in the field, followed by isolation and purification of bacteria (tail organs, gills, and hepatopancreas), morphological characteristics, and physiological tests of bacterial isolates. From the results of the study, it was found that the isolates grown on TSA media, showed a higher diversity of bacteria in natural lobsters compared to cultivated lobsters, this is what makes natural lobsters have a high survival rate because the diversity of microflora forms a symbiotic mutualism. Meanwhile, if we look at the diversity of pathogenic bacteria (Vibrio spp.), namely isolates grown on TCBS media, it shows that cultivated lobsters have more diverse pathogenic bacteria, namely three types of Vibrio (V. alginilyticus, V. Harvey and V. Parahemolyticus) are indicated, only natural lobsters identified V. alginilyticus.
EFESIENSI TEPUNG KARKAS LALAT BLACK SOLDIER FLY TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) Muhammad Aidil Huda. J Huda. J; Anne Rumondang; Herman Sarumaha; Adi Suriyadin
Jurnal Perikanan Unram Vol 13 No 3 (2023): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v13i3.618

Abstract

Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus) merupakan jenis ikan air tawar yang menjadi primadona di Indonesia karena memiliki pertumbuhan yang cukup cepat dibandingkan dengan jenis lainnya. Pakan merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan budidaya ikan untuk mendukung pertumbuhan. Kenaikan  harga pakan ikan tanpa disertai kenaikan harga jual ikan merupakan permasalahan yang harus dihadapi oleh setiap pembudidaya. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pencarian bahan baku dengan harga murah serta mudah. Karkas lalat black soldier memungkinkan sebagai alternatif pengganti tepung ikan. Saat ini karkas lalat black soldier belum banyak yang digunakan sebagai bahan baku untuk pakan ikan, padahal jenis insekta ini mengandung sumber protein yang relatif tinggi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji potensi penambahan tepung karkas lalat black soldier untuk pertumbuhan dan kelulushidupan ikan Lele Sangkuriang. Karkas lalat black soldier memiliki potensi untuk dijadikan pengganti tepung ikan sebanyak 50%. Pakan uji yang diformulasikan mengandung protein 37-38%. Performa pakan uji dibandingkan dengan kontrol menggunakan uji Duncan. Setelah diaklimatisasi ikan lele Sangkuriang ukuran 5-7 cm yang ditebar secara acak ke dalam 15 akuarium berukuran 100 cm x 50 cm x 51 cm dengan padat tebar 25 ekor/m3 dan diberi pakan sebanyak 6% dari total bobot seluruh ikan uji selama 35 hari masa pemeliharaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan ikan lele Sangkuriang berbeda nyata antara pakan uji formulasi KL 50% dengan pakan kontrol (P<0.05). Dengan penggunaan Tepung Karkas lalat black soldier dapat meningkatkan pertumbuhan bobot mutlak sebesar 3.26 g sampai 5.22 g dan kelangsungan hidup ikan lele sangkuriang 77.33 – 86.67%.
KAJIAN PRODUKSI BENIH IKAN LELE (Clarias sp.) DI P2MKP KABUPATEN SIDOARJO, PROVINSI JAWA TIMUR adisuriyadin adisuriyadin
Jurnal Perikanan Unram Vol 13 No 4 (2023): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v13i4.673

Abstract

Ikan lele adalah salah satu spesies ikan air tawar yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Komoditi ini banyak dibudidayakan karena teknologi budidayanya sangat mudah, produknya disukai masyarakat serta nilai jual yang terjangkau. Salah satu faktor penunjang keberhasilan dalam budidaya ikan lele adalah tersedianya benih yang memenuhi syarat kualitas, kuantitas, maupun kontinuitasnya. Tujuan penelitian ini yaitu Kajian produksi benih ikan lele (Clarias sp.) di Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Jenis data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan melakukan observasi, dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan menggabungkan data dari hasil lapangan dengan data dari berbagai sumber literatur. Hasil pengamatan dan observasi lapangan dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembenihan ikan lele di P2MKP Kabupaten Sodoardjo, Provisi Jawa Timur yang meliputi persiapan wadah dan media, pengelolaan induk, pemijahan, pengelolaan telur, pemeliharaan larva, manajemen pakan larva, manajemen kualitas air, monitoring pertumbuhan dan pemanenan larva telah dilakukan dengan baik, hal ini di tunjukan dengan nilai fekunditas 90.435 - 97.308 butir telur, fertilization rate 83,25% – 87,16% dan hatching rate 75,00% – 79,83% yang memenuhi standar berdasarkan studi literatur, serta pertumbuhan dan hasil panen benih ikan lele yang cukup tinggi yaitu 180.000 – 230.000 benih dengan survival rate 81,00% – 87,00%.