Muhammad Wahyudi
International Islamic University of Islamabad

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Dinamika Nahdlatul Ulama Cabang Blambangan Pada Tahun 1944-1966 Muhammad Wahyudi; Fara sari Nur Bayani; Akhmad Ryan Pratama; Kayan Swastika
Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities Vol. 3 No. 2 (2022): Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities
Publisher : UIN Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22515/isnad.v3i2.5638

Abstract

Nahdlatul Ulama Cabang Blambangan didirikan pada tahun 1944. Pembentukan Cabang Blambangan tidak dipicu oleh konflik seperti yang sering terjadi di organisasi lain. Pendirian cabang tersebut dilakukan untuk memaksimalkan jangkauan NU di seluruh pelosok wilayah Kabupaten Banyuwangi yang luas. Alasan ini juga dikuatkan oleh pernyataan PBNU yang menyebutkan keberadaan dua cabang tersebut dilakukan untuk meningkatkan kinerja kader-kader NU. Dengan pendekatan kualitatif penelitian ini menghasilkan kesimpulan: Pendirian NU Cabang Blambangan dilatarbelakangi oleh dua hal: Pertama, NU Cabang Banyuwangi yang sudah berdiri sejak 2 Februari 1930 dinilai masih terlalu berkutat di wilayah bagian utara. Padahal diwilayah bagaian selatan banyak berdiri madrasah dan pesantren. Kedua, keinginan untuk mempercepat perkembangan NU di Banyuwangi yang notabene merupakan Kabupaten terluas di Jawa Timur. Daerah-daerah yang tergabung dalam NU cabang Blambangan adalah kecamatan Srono, Cluring, Genteng, Gambiran, Tegaldlimo, Bangorejo, Pesanggaran. Pemilihan umum tahun 1955 di Banyuwangi menjadi ajang pembuktian bagi NU dalam pentas politik. NU Banyuwangi berhasil mendapatkan suara terbanyak pada pemilu tahun 1955 yaitu 160.989 suara. Hal ini membuktikan bahwasanya NU menjalankan komunikasi politiknya secara intens. Pada masa kegaduhan 1950-1965, NU fokus berpolitik dengan menggunakan media budaya, mereka juga aktif membendung suara-suara nasionalis dan komunis. Kata Kunci: Dinamika; Cabang Blambangan; Nahdlatul Ulama;  Politik.
Traces of Hadhramaut Intellectualism and Its Influence on The Development of Da'wah of 21st Century in Indonesia Moh Ashif Fuadi; Moh Mahbub; Nor Huda Ali; Muhammad Wahyudi; Diana Trisnawati
Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya Vol 7, No 2 (2022)
Publisher : the Faculty of Ushuluddin, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jw.v7i2.17481

Abstract

Hadhramaut Yaman has a tradition of intellectualism that attract students in Indonesia. More and more students plan to deepen their religious knowledge at three pesantren (Islamic boarding schools) in Tarim, Hadhramaut, namely Darul Musthofa, Rubath Tarim, and al-Ahgaff University. This research discusses the historical study of Hadhramaut and traces of intellectualism between Hadhramaut Ulama (scholars) with Indonesian Ulama from the Kitab Kuning (yellow book) commonly studied in pesantren. In addition, it will analyse the role of Tarim Hadhramaut alumni in developing the da'wah movement in Indonesia. This research uses literature studies through a historical approach by collecting previous research through books, articles, online news, and library studies, field observations will also be conducted. This study shows that the genealogy trace between Walisongo and the Alawiyyin in Hadhramaut. In addition, the network of Hadhramaut Ulama with Nusantara has an intellectual impact, such as the book Safinatun najah by Sheikh Salim bin Sumair received appreciation by giving explanations and commentary by Nusantara Ulama. The Habib in Tarim still has a strong da'wah influence in Indonesia, especially after the first 30 students of Darul Musthofa became alumni and established ta'lim assembly or pesantren. Hadhramaut pesantren network is connected through santri (student) who studied at Darul Musthofa, Rubath Tarim, and al-Ahgaff University. The three institutions show an inclusive character suitable for application in Indonesian pesantren.
Worldview Islam dan Humanisme: Sebuah Telaah. Martin Putra Perdana Martin; Muhammad Wahyudi
Indonesian Journal of Islamization Studies Vol. 2 No. 1 (2024): Indonesian Journal of Islamization Studies (INJAS)
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/injas.v2i1.11816

Abstract

Humanism is a contemporary thought that is being imported by liberal thinkers into the Islamic world. This Western-originated notion is not without its problems; in fact, it comes with many problems. The main problem lies in how they conceptualise the relationship between God, humans and nature. They tend to see humans as the centre and measure of everything. The consequence of this is the alienation of God from the universe, the need for religion and the mainstreaming of humans over everything. If examined more deeply, the problem of humanism enters the area of worldview, namely how we see reality and truth. Therefore, with a critical analysis and supported by literature study, the researcher seeks to dissect the problem of humanism and compare it with how Islam conceptualises the problem.