Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Persepsi Sivitas Akademika Kampus STABN Sriwijaya mengenai Etika Pembelajaran Daring Jatayu Jiwanda DL
Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial Vol 9, No 2 (2022): Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/sosial.v9i2.3661

Abstract

AbstrakPenelitian ini berfokus mendeskripsikan persepsi sivitas akademika kampus STABN Sriwijaya mengenai etika pembelajaran daring. Etika pembelajaran daring merupakan hal yang baru mengingat kondisi pandemi covid-19 merubah secara signifikan keseluruhan aktivitas dan pelaksanaan pembelajaran secara daring. Namun, seiring berjalannya waktu banyak masalah yang dihadapi dalam kebijakan pembelajaran daring, seperti ancaman putus sekolah, kesulitan dalam mengontrol pembelajaran, tekanan psikis karena beban belajar terlalu banyak dan sebagainya. Kesulitan dalam mengontrol pembelajaran tentu membutuhkan adanya pemahaman etika pembelajaran untuk seluruh pendidik dan peserta didik. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun hasil dari penelitian ini etika pembelajaran daring merupakan sebuah konsep yang menyangkut moral, nilai kepantasan dan kepatutan yang menentukan pada cara bertingkah laku serta menjadi norma dasar dalam proses pembelajaran daring dari persiapan, pelaksanaan hingga akhir pembelajaran. Dalam etika sangat perlu ditunjang dengan sikap-sikap yang menjunjung adanya sopan santun dalam pembelajaran daring. Kata Kunci: Etika, Pembelajaran Daring, Sikap.  AbstractThis research focuses on describing the perceptions of the STABN Sriwijaya campus academic community regarding the ethics of online learning. The ethic of online learning is a new thing considering the Covid-19 pandemic conditions have significantly changed the overall activity and implementation of online learning. However many problems faced in online learning policies, such as the threat of dropping out of school, difficulties in controlling learning, psychological pressure due to too much learning burden and so on. Difficulties in controlling learning certainly require an understanding of learning ethics for all educators and students. The type of research used in this research is descriptive qualitative using interview, observation and documentation methods. As for the results of this research, the ethics of online learning is a concept related to morals, the values of appropriateness and propriety that determine how to behave and become the basic norm in the online learning process from preparation, implementation to the end of learning. In ethics, it is very necessary to be supported by attitudes that uphold politeness in online learning. Keywords: ethic, online learning, attitude.  
Persepsi Sivitas Akademika Kampus STABN Sriwijaya mengenai Etika Pembelajaran Daring Jatayu Jiwanda DL
Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial Vol. 9 No. 2 (2022): Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/sosial.v9i2.3661

Abstract

AbstrakPenelitian ini berfokus mendeskripsikan persepsi sivitas akademika kampus STABN Sriwijaya mengenai etika pembelajaran daring. Etika pembelajaran daring merupakan hal yang baru mengingat kondisi pandemi covid-19 merubah secara signifikan keseluruhan aktivitas dan pelaksanaan pembelajaran secara daring. Namun, seiring berjalannya waktu banyak masalah yang dihadapi dalam kebijakan pembelajaran daring, seperti ancaman putus sekolah, kesulitan dalam mengontrol pembelajaran, tekanan psikis karena beban belajar terlalu banyak dan sebagainya. Kesulitan dalam mengontrol pembelajaran tentu membutuhkan adanya pemahaman etika pembelajaran untuk seluruh pendidik dan peserta didik. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun hasil dari penelitian ini etika pembelajaran daring merupakan sebuah konsep yang menyangkut moral, nilai kepantasan dan kepatutan yang menentukan pada cara bertingkah laku serta menjadi norma dasar dalam proses pembelajaran daring dari persiapan, pelaksanaan hingga akhir pembelajaran. Dalam etika sangat perlu ditunjang dengan sikap-sikap yang menjunjung adanya sopan santun dalam pembelajaran daring. Kata Kunci: Etika, Pembelajaran Daring, Sikap.  AbstractThis research focuses on describing the perceptions of the STABN Sriwijaya campus academic community regarding the ethics of online learning. The ethic of online learning is a new thing considering the Covid-19 pandemic conditions have significantly changed the overall activity and implementation of online learning. However many problems faced in online learning policies, such as the threat of dropping out of school, difficulties in controlling learning, psychological pressure due to too much learning burden and so on. Difficulties in controlling learning certainly require an understanding of learning ethics for all educators and students. The type of research used in this research is descriptive qualitative using interview, observation and documentation methods. As for the results of this research, the ethics of online learning is a concept related to morals, the values of appropriateness and propriety that determine how to behave and become the basic norm in the online learning process from preparation, implementation to the end of learning. In ethics, it is very necessary to be supported by attitudes that uphold politeness in online learning. Keywords: ethic, online learning, attitude.  
Konsep Wajah, Tanggung Jawab Etis, dan Implikasinya terhadap Problem Kemanusiaan: suatu Telaah Pemikiran Etika Emmanuel Levinas Jatayu Jiwanda DL
Jurnal Pelita Dharma Vol. 6 No. 1 Edisi Desember 2019
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article was a philosophical review of Emmanuel Levinas thought which is synthesized with the idea of humanity. Levinas began the ethical thought by discussing the concept of face that has implications for ethical responsibility towards others. This concept gives an understanding to the critique of all forms of totalization to the other or egology in the entire tradition of Western philosophy. Totalization was rooted in egocentrism which ultimately harms humanity. Upholding humanity associated with Levinas’s view was not a problem creating live in order and harmony, but rather it has been an ethical consequence of encountering the others. Ethical responsibility contains sensibility which is root of all solidarity, an attitude of respect for dignity of the others. As an endeavour to understand current humanity situation with linking the context of the present situation with the post-truth climate in social and political space, ethical responsibility and sensibility are important concrete offers that become an awareness in building humanity. Ethical responsibility and sensibility in Levinas’s philosophical thought were concrete insight to become an awareness in building attitude and mentality of humanity. This article used a qualitative method of literature study which theoretically also used interpretation and phenomenology as its content. Artikel ini merupakan suatu tinjauan filosofis mengenai pemikiran etika Emmanuel Levinas yang disintesiskan dengan gagasan kemanusiaan. Levinas memulai pergumulan etis dengan membahas konsep wajah yang berimplikasi pada suatu tanggung jawab etis terhadap orang lain. Tanggung jawab etis menjadi kritik terhadap segala bentuk totalisasi dalam memandang ‘Yang Liyan’ ataupun egologi dalam seluruh tradisi filsafat Barat. Totalisasi yang berakar pada egosentrisme pada akhirnya menciderai kemanusiaan yang merupakan ruang bersama manusia. Menegakkan kemanusiaan dikaitkan dengan pemikiran Levinas bukanlah sebuah problem keinginan untuk hidup teratur dan harmoni, melainkan sudah menjadi konsekuensi etis pertemuan dan berhadapan langsung dengan orang lain. Tanggung jawab etis mengandung sensibilitas yang menjadi dasar dari seluruh solidaritas, sikap penghargaan atas harkat dan martabat orang lain serta sikap respek terhadap cara berada atau mengada dalam kehidupannya. Dengan menghubungkan konteks situasi zaman kini dengan iklim pascakebenaran dalam ruang sosial dan politik, tanggung jawab etis dan sensibilitas adalah tawaran konkrit dalam membangun kesadaran kemanusiaan. Artikel ini menggunakan metode kualitatif studi pustaka yang secara teoretis juga menggunakan interpretasi dan fenomenologi sebagai muatannya.
Faktor Menurunnya Minat Pemuda Buddhis dalam Berorganisasi di Kota Bengkulu (Studi Kasus Organisasi Sekber PMVBI Bengkulu) Metta Karuna Firdaus; Edi Ramawijaya Putra; Jatayu Jiwanda DL
Jurnal Pelita Dharma Vol. 10 No. 1 Edisi Desember 2023
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya penurunan minat serta keaktifan pemuda Buddhis dalam mengikuti kegiatan wihara serta organisasi dalam kurun waktu tiga periode kepengurusan organisasi Sekber PMVBI Bengkulu. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui faktor apa saja yang memengaruhi penurunan minat pemuda Buddhis dalam berorganisasi di kota Bengkulu, kesulitan apa saja yang dihadapi pemuda Buddhis di kota Bengkulu dalam mengikuti kegiatan Vihara Buddhayana terutama organisasi Sekber PMVBI Bengkulu, serta upaya pa yang dapat dilakukan untuk mengatasi penurunan minat pemuda Buddhis dalam berorganisasi di kota Bengkulu.Dalam penelitian ini metode yang digunakan kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pendekatan studi kasus menekankan pada aspek seperti latar dan karakteristik individu secara menyeluruh, hasil dari penelitian difokuskan dan ditekankan guna memberi gambaran yang detail tentang keadaan sebenarnya dari objek studi yang akan diteliti. Penelitian dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan, studi dokumen berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan, dan melakukan interview (wawancara) dengan melakukan pendekatan terhadap informan. Hasil penelitian menunjukan adanya faktor yang berasal dari internal perorangan maupun organisasi dan faktor eksternal perorangan maupun organisasi. Faktor internal perorangan berkaitan dengan keinginan atau minat pemuda, pemuda terjebak pada zona nyaman, rasa kurang percaya diri. Faktor yang timbul dari dalam organisasi meliputi: kurangnya rasa solidaritas, pengaruh pemimpin dalam suatu organisasi. Faktor eksternal dalam diri seseorang meliputi: usia, pekerjaan, serta Pendidikan dan faktor dari luar organisasi wihara meliputi lingkungan sosial, pandemi covid-19, serta jumlah SDM yang minim merupakan faktor dari luar organisasi yang berpengaruh terhadap penurunan atau keaktifan pemuda Vihara Buddhayana.
PENYULUHAN KESEHATAN DAN PELATIHAN PEMBUATAN SISTEM TANAM ORGANIK BAHAN DASAR JAMU TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN MENJAGA KESEHATAN DI MASA PANDEMI COVID 19 BAGI UMAT BUDDHA VIHARA WINDU PARAMITA KECAMATAN PARUNG PANJANG KABUPATEN BOGOR Parjono, Parjono; Aman, Anwar; Karbono, Kemanya; Jiwanda, Jatayu; Hartono, Saputro Edi; Damana, I Ketut; Rudy, Rudy
Dharmakarya Vol 12, No 2 (2023): Juni, 2023
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v12i2.38999

Abstract

Kegiatan PkM ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kesadaran menjaga protokol kesehatan di masa pandemi covid-19 dan bagaimanakah meningkatkan kesadaran menjaga kesehatan di masa pandemi covid 19 bagi umat Buddha vihara Windu Paramita kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor. Tujuan kegiatan PkM untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran menjaga kesehatan di masa pandemi covid-19 serta meningkatkan keterampilan bercocok tanam bahan dasar jamu tradisional secara organik. Kerangka pemecahan masalah dengan melakukan analisis situasi dan kebutuhan, sosialisasi kegiatan pelatihan, menetapkan jumlah peserta pelatihan, mengumpulkan peserta, dan memberikan materi penyuluhan dan pelatihan. Metode kegiatan tahap persiapan, yaitu melakukan analisis situasi, menetapkan dan melakukan komunikasi yang intensif dengan pengurus vihara, dan penyusunan materi. Tahap pelaksanaan PkM dilakukan selabanyak 4 kali pertemuan meliputi penjelasan teori, praktikum, dan FGD. Tahap monitoring pasca kegiatan adalah melalui WhatsApp Group berdasarkan dokumentasi kegiatan yang dikirimkan oleh peserta atau pengurus vihara. Metode pelatihan dengan ceramah, tanya jawab, pembelajaran kooperatif, simulasi, dan praktik. Khalayak dan sasaran kegiatan adalah umat Buddha di Vihara Windu Paramita dan sekitarnya. Hasil kegiatan ini adalah lebih dari 60% peserta mampu memahami dan menerapkan protokol kesehatan sebagai wujud kesadaran menjaga kesehatan diri masa pandemi covid-19 dan lebih dari 70% peserta mampu membuat sistem tanam organik dengan jenis tanaman obat keluarga sebagai bahan dasar pembuatan jamu tradisional. Hasil evaluasi pelaksanaan PkM dari aspek materi, penyelenggaraan, sarana prasarana, dan narasumber masuk dalam kategori puas dan sangat puas. Harapan peserta adalah dilaksanakan PkM secara berkelanjutan mengolah hasil bertanam  organik bahan dasar jamu tradisional. This PKM activity was motivated by the low awareness of maintaining health protocols during the COVID-19 pandemic and how to increase awareness of maintaining health during the COVID-19 pandemic for Buddhists at Wihara Windu Paramita, Parung Panjang District, Bogor Regency. . The purpose of this PkM activity is to increase understanding and awareness of maintaining health during the COVID-19 pandemic and to improve skills in growing traditional herbal ingredients organically. Problem solving framework by analyzing situations and needs, socializing training activities, determining the number of trainees, gathering participants, and providing counseling and training materials. The method of activity in the preparation stage is analyzing the situation, establishing and conducting intensive communication with the temple manager, and compiling materials. The PkM implementation phase was carried out for 4 meetings covering theory explanations, practicums, and FGDs. Post-activity monitoring stage through WhatsApp Groups based on activity documentation sent by participants or temple administrators. The training methods are lecture, question and answer, cooperative learning, simulation, and practice. The target audience and activities are Buddhists at Vihara Windu Paramita and its surroundings. As a result of this activity, more than 60% of participants were able to understand and apply health protocols as a form of awareness to maintain personal health during the COVID-19 pandemic and more than 70% of participants were able to do organic cultivation. system with family medicinal plants as the basic ingredients for making traditional herbal medicine. The results of the evaluation of the PkM implementation from the aspects of material, implementation, infrastructure, and resource persons are in the satisfied and very satisfied categories. Participants hope that PkM is carried out in a sustainable manner to process organic agricultural products with traditional herbal ingredients. 
Buddhist Engagement with the Muaro Jambi Temple Complex and Its Impact on Religious Identity and Socio-Economic Development Sulani, Puji; Sulaiman, Sulaiman; Jiwanda, Jatayu; Setyawati, Rini
Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI) Vol. 6 No. 1 (2025)
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jsai.v6i1.6862

Abstract

The Muaro Jambi temple complex, once a major Buddhist center during the Srivijaya Kingdom, continues to shape the socio-religious identity of the Buddhist community while contributing to local socio-economic development. This study examines contemporary Buddhist engagement with the site, focusing on its role in religious identity formation, educational utilization, and economic impact. Using an explanatory qualitative approach with an intrinsic case study strategy, data were collected through in-depth interviews, documentation, and observations, ensuring validity through triangulation techniques. Findings reveal that religious activities such as Vesak celebrations, meditation retreats, and dharmayatra pilgrimage have reinforced Buddhist communal identity, while the temple complex also serves as an educational hub integrated into Buddhist curricula and historical studies. Additionally, its function as a religious tourism site has boosted local economic activities, though challenges remain in ensuring sustainable local community involvement. Using Parsons’ social action theory, this study illustrates how religious, cultural, and economic dimensions interact within structured social systems. These findings contribute to discussions on heritage preservation, religious identity, and sustainable cultural tourism, highlighting the importance of integrating religious heritage management with community-based development strategies.
SOLIDARITAS DI MASA PANDEMI MENURUT PANDANGAN MAHASISWA STABN SRIWIJAYA DL, Jatayu Jiwanda
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol. 8 No. 1 (2022): Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53565/abip.v8i1.473

Abstract

This research is a qualitative descriptive study that focuses on exploring the views of Sriwijaya STABN students regarding solidarity during the pandemic. This is based on the difficult situation of the pandemic requires us to survive. So that one of the efforts that we can do together is to do solidarity. Solidarity must be carried out by all levels of society, including universities and students. The aim of this research is to describe solidarity during the pandemic in the view of Sriwijaya STABN students. The method used for data collection is observation, interviews and documentation. Through the three focuses of the study: meaning, form and benefits of solidarity during a pandemic, an illustration is obtained that the meaning of solidarity during a pandemic according to Sriwijaya STABN students are embracing and caring for the other condition. This is based on the understanding that we need each other and are in the same vulnerable, difficult and boring situation Keywords: pandemic, solidarity, caring, humanity
Membangun Kepekaan Gender di Lingkup Perguruan Tinggi Jiwanda DL, Jatayu
International Journal of Demos (IJD) Volume 5 Issue 1 (2023)
Publisher : HK-Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37950/ijd.v5i1.404

Abstract

Abstract                                       This research contains reflections and analysis of research on building gender sensitivity within Sriwijaya Buddhist College. Gender issues are important considering the urgency of gender equality must continue to be pursued, especially in the scope of higher education. Gender sensitivity is important to become the mentality of each academic community so that gender injustice and discrimination can be avoided in the implementation of campus life activities. With gender sensitivity we become aware not to make or even criticize stereotypes that imply injustice or inequality as an assumption that should be done or a truth. With campus academic community informants, exposure is obtained regarding the forms and attitudes that can be a reference for building gender sensitivity in the campus environment. This type of research is descriptive qualitative through observation, interviews and documentation which will obtain an overview of the meaning, forms and attitudes needed to build gender sensitivity in the campus environment.Keywords:  gender, sensitivity, equality AbstrakPenelitian ini berisi tentang refleksi dan analisis penelitian membangun kepekaan gender di lingkup kampus STABN Sriwijaya. Isu gender adalah hal yang penting mengingat urgensi kesetaraan gender haruslah terus diupayakan khususnya dalam lingkup perguruan tinggi. Kepekaan gender penting menjadi mentalitas masing-masing sivitas akademik sehingga ketidakadilan maupun diskriminasi gender dapat dihindarkan dalam pelaksanaan kegiatan kehidupan kampus. Dengan kepekaan gender kita menjadi sadar untuk tidak menjadikan atau bahkan mengkritisi stereotipe yang menyiratkan ketidakadilan atau ketimpangan sebagai anggapan yang seharusnya dilakukan atau sebuah kebenaran. Dengan informan sivitas akademik kampus, maka diperoleh paparan mengenai bentuk dan sikap yang dapat menjadi acuan untuk membangun kepekaan gender di lingkup kampus. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang nantinya memperoleh gambaran mengenai makna, bentuk-bentuk dan sikap yang diperlukan untuk membangun kepekaan gender di lingkup kampus.Kata kunci: gender, kepekaan, kesetaraan.