Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Pengaruh Tinggi Tumpukan dan Proses Tempering Terhadap Mutu Gabah yang Dikeringkan dengan Fluidized Bed Dryer Devi Tanggasari; Leopold Oscar Nelwan; Muhamad Yulianto; I Wayan Astika
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 39, No 2 (2022)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32765/wartaihp.v39i2.5434

Abstract

Salah satu pengeringan mekanis yang dapat diterapkan untuk mengeringkan gabah yaitu fluidized bed dryer (FBD), namun penggunaan suhu tinggi yang terlalu lama dapat mempengaruhi kualitas gabah yang dihasilkan sehingga diperlukan proses tempering. Tempering dilakukan diantara pengeringan pertama dan pengeringan selanjutnya untuk mencegah terjadinya keretakan. Tujuan penelitian ini adalah menguji kinerja pengeringan FBD dua tahap dengan dan tanpa tempering, serta menguji mutu beras berdasarkan persentase beras kepala dan beras patah hasil pengeringan menggunakan FBD dengan dan tanpa tempering yang dilanjutkan dengan pengeringan pada suhu udara lingkungan. Secara garis besar gabah dikeringkan menggunakan alat pengering FBD hingga kadar air ±20% basis basah dengan tinggi tumpukan 10 dan 15 cm, kemudian dilanjutkan dengan proses tempering dan dikeringkan menggunakan udara lingkungan. Fluidisasi dapat berlangsung dengan baik pada kisaran kecepatan superfisial 3,963-3,946 m/s di tinggi tumpukan 10 cm dan 3,640-3,623 m/s pada tinggi tumpukan 15 cm. Persentase beras kepala yang paling tinggi terdapat pada perlakuan yang menggunakan tempering selama 2 jam dan dilanjutkan dengan kering angin lingkungan sebesar 96,38+0,180% pada tinggi tumpukan 10 cm dan 92,38+0,333% pada tinggi tumpukan 15 cm, sedangkan perlakuan tempering yang dikeringkan kembali menggunakan FBD menghasilkan persentase beras kepala yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan tanpa tempering yaitu sebesar 86,23+0,201% pada tinggi tumpukan 10 cm dan 84,41+0,279% pada tinggi tumpukan 15 cm.
Karakteristik pengeringan pisang kepok berdasarkan ketebalan irisan dan proses bolak balik pada pembuatan pisang sale Devi Tanggasari; Ariskanopitasari Ariskanopitasari; Chairul Anam Afgani
Jurnal Agrotek Ummat Vol 10, No 1 (2023): Jurnal Agrotek Ummat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jau.v10i1.12860

Abstract

One of processed bananas that has a long shelf life is banana fritter. Banana fritter is made by slicing bananas in various thicknesses and then drying them. Drying intends to reduce or eliminate the water content in bananas. This study aims to determine the drying characteristics of kepok bananas based on the thickness of the slices and the back and forth process in making banana fritter. The design used in this study was a completely randomized design (CRD) with two types of thickness, namely 1 cm (K1) and 1.5 cm (K2) cm and there were once (B1) and twice (B2) alternating process treatments respectively in a day. Research data were analyzed using SPSS. The results showed that the degree of thickness (K) significantly affected the mass change of bananas during drying (P value = 0.0001), and the alternating process of bananas (B) did not affect the mass change of bananas during drying (P value = 0.532), while the combination between treatment B and K did not have a significant effect (P value = 0.385). From the results of this study it can be concluded that the thickness of the dried kepok banana slices greatly affects the characteristics of the resulting banana fritter. The drying rate and MR value are directly proportional to the amount of moisture in the banana during drying which is shown at a thickness level of 1.5 cm, so it is advisable to carry out further research mechanically with a thickness level of 1.5 cm kepok banana slices.
Uji karakteristik briket serbuk gergaji kayu jati dengan pencampuran ampas tebu berdasarkan jumlah variasi perekat (tepung beras ketan) Wahyudi Wahyudi; Devi Tanggasari
Sultra Journal of Mechanical Engineering Vol 2 No 1 (2023): Sultra Journal of Mechanical Engineering
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.533 KB) | DOI: 10.54297/sjme.v2i1.426

Abstract

Briket arang adalah bahan bakar padat yang terbuat dari arang kayu dengan bahan perekat alami, seperti tepung ketan. Kualitas briket sangat ditentukan dengan jumlah persentase perekat yang ditambahkan, sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variasi jumlah perekat terhadap kadar air, indeks kehancuran, kadar abu, dan nilai kalor terhadap briket serbuk gergaji kayu jati dengan pencampuran ampas tebu. Penggunaan konsentrasi perekat tepung beras ketan sebesar 2%, 3%, dan 4%. Penelitian ini menggunakan RAL satu faktor dengan analisis anova untuk mengetahui pengaruh penggunaan variasi perekat terhadap briket serbuk gergaji kayu jati dengan pencampuran ampas tebu. Perlakuan terbaik yang diperoleh pada penelitian ini yaitu penggunaan konsentrasi perekat 2% dengan nilai kadar air sebesar 0.015%, kadar abu sebesar 0.12%, indeks kehancuran sebesar 0.94% dan nilai kalor sebesar 5.856 Kal/g.
Pengaruh Pengeringan Lapis Tipis Jagung (Zea mays L) sebagai Bahan Pakan dengan Suhu yang Berbeda Devi Tanggasari; Ahmad Reza Jatnika
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 11, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkptb.2023.011.01.07

Abstract

Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air sehingga dapat meningkatkan daya tahan dan kualitas bahan pakan terutama jagung. salah satu metode pengeringan yang dapat digunakan yaitu pengeringan lapis tipis. Metode ini dapat menghilangkan air atau pelarut dari lapisan tipis bahan yang diterapkan pada suatu permukaan, sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengeringan lapis tipis pada jagung (kadar air, moisture ratio, dan laju pengeringan) sebagai bahan pakan dengan tingkat suhu pengeringan yang berbeda-beda yaitu pada suhu 50, 60 dan 70 °C. Kadar air konstan yang diperoleh pada pengeringan suhu 50 °C mencapai 22.92%, pada suhu 60 °C mencapai 21.58%, sedangkan pada suhu 70 °C mencapai 17.58%, namun kadar air yang dihasilkan pada penelitian ini belum memenuhi standar kadar air yang dibutuhkan dalam penyimpanan bahan pakan (14%). Semakin tinggi suhu pengeringan yang digunakan maka akan semakin singkat proses pengeringannya dan pengurangan air bahan akan semakin cepat, mengakibatkan nilai Ln MR semakin menurun. Pada suhu pengeringan 50 °C diperoleh nilai rata-rata Ln MR= -2.4796 (R2=0.969), suhu 60 °C diperoleh nilai Ln MR= -2.7369 (R2=0.951), sedangkan pada suhu 70 °C dengan rata-rata Ln MR= -4.2102 (R2=0.977). Pada laju pengeringan pada suhu 60 °C lebih rendah dibandingkan dengan suhu 70 °C yaitu berkisar 0.44 gram/jam, sedangkan laju pengeringan pada suhu 70 °C yaitu mencapai 0.73 gram/jam. Dari hasil uji statistik dari ketiga level suhu pengeringan menunjukkan bahwa estimasi intercept tidak signifikan secara statistik pada level signifikansi 0.05.
Pengaruh Penambahan Daun Gamal, Kelor, Dan Karbit Dalam Proses Pemeraman Pisang Kepok Devi Tanggasari; Lusi Lukita Wardani
Jurnal Teknologi dan Mutu Pangan Vol 1 No 2 (2023): JTMP: Jurnal Teknologi dan Mutu Pangan
Publisher : Universitas Bumigora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2851.456 KB) | DOI: 10.30812/jtmp.v1i2.2578

Abstract

The fruit ripening process is followed by a high respiration rate and an increase in ethylene production. Carbide is used to help the ripening process but it is a chemical compound and not good for health. This study aims to study the ripening characteristics of bananas using natural ingredients that trigger ethylene in various variations in ripening time. The method used is an experimental method with a Randomized Block Design (RAK) model in the treatment using gamal leaves, moringa leaves and carbide as well as variations in curing time of 1,2 and 3 days. The results showed that there was a significant change in bananas during ripening for 1, 2 and 3 days as indicated by the parameters measured in each treatment. The ANOVA results showed a significant effect on the type of trigger and the duration of curing for each treatment. The curing temperature for 1, 2 and 3 days averaged 28.33–29.66°C in each treatment. There was an increase in each curing agent. Measurement of the treatment of gamal leaves with L values 28.96, 45.16 and 69.53, respectively. showed curing 1, 2 and 3 days on average 94-97%. The final color is indicated by the calculation of °Hue of 80.46 yellow gradient and the level of sweetness of all types of kepok banana ripening ingredients which is the best and safe for consumption using ripening Gamal leaves which from the first day to the last day has increased.
Pengaruh Penggunaan Tray Dryer Pada Proses Pengeringan Daun Kelor Terhadap Karakteristik Kimianya: Kajian Suhu Reti Meilita; Devi Tanggasari
Jurnal Teknologi dan Mutu Pangan Vol 2 No 1 (2023): JTMP: Jurnal Teknologi dan Mutu Pangan
Publisher : Universitas Bumigora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30812/jtmp.v2i1.3144

Abstract

Moringa oleifera is a plant commonly found in tropical and subtropical regions such as Indonesia. Minimum utilization of Moringa leaves is one of the problems amid the abundant availability of Moringa leaves. Drying process using a tray-dryer (rack-type drier) is one suitable method for handling moringa leaves. This study aimed to determine the effect of using a tray dryer on the reseach parameters; moisture contect, relative humidity, drying rate and moisture ratio. The method in this study, a one-factor completely randomized design (RAL) was used with 3 treatments (45℃, 50℃ and 55℃)with a drying time of 1 hour. Research data were analyzed using SPSS. The results showed that the drying temperature had a significant effect on moisture content, relative humidity, drying rate, moisture ratio. The best treatment was at a drying temperature of 55℃ which resulted in a moisture content value of 27,56%, a relative humidity of the drying chamber of 32,20%, a drying rate of 0,148 kg/s, and a moisture ratio of up to 0.
ANALISIS PENGARUH LINGKUNGAN KERJA (KEBISINGAN DAN SUHU) TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. SANTOSA UTAMA LESTARI CABANG BIMA Armansyah; Devi Tanggasari
The Journal of Teknologi Pangan Vol 2 No 2 (2021): Bioactive compounds and the acceptability
Publisher : Faculty of Agricultural Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lingkungan kerja merupakan hal paling penting yang harus diperhatikan oleh suatu perusahaan untuk memberikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), sehingga dapat memberikan kenyamanan dan meningkatkan kinerja karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat dan pengaruh lingkungan kerja (kebisingan dan suhu) terhadap kinerja karyawan di PT. Santosa Utama Lestari Cabang Bima. Metode pengumpulan data melalui kuesioner, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan masih terdapat tingkat kebisingan dan suhu di area kerja yang melebihi standar Nilai Ambang Batas. Pengujian dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda, dengan variabel independen yaitu kebisingan dan suhu dan variabel dependen yaitu kinerja karyawan menunjukkan secara bersamaan variabel kebisingan dan suhu berpengaruh negatif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Santosa Utama Lestari Cabang Bima dengan nilai f hitung lebih kecil dari f tabel (3.174<3.63) dan tingkat signifikan 0.071>0.05. Berdasarkan uji T menunjukkan variabel kebisingan berpengaruh negatif terhadap kenyamanan bekerja karyawan dengan nilai t hitung lebih kecil dari t tabel (-2.310<2.313) dengan tingkat signifikan 0.036<0.05. Variabel suhu berpengaruh negatif terhadap karyawan dengan nilai t hitung lebih kecel dari t tabel (3.174<3.63) dengan tingkat signifikan 0.892>0.05. Hasil pengujian koefisien determinasi adalah 20.4% faktor-faktor kinerja karyawan di PT. Santosa Utama Lestari Cabang Bima dapat dijelaskan oleh variabel kebisingan suhu, sedangkan 79.6% dijelaskan oleh faktor-faktor lain.
Karakteristik Mutu Kimia Masker Wajah Beras Putih (Oryza sativa)-Lo’i Monca Tradisional Dompu Tri Wahyudi N Kamagi; Devi Tanggasari
Biocity Journal of Pharmacy Bioscience and Clinical Community Vol 1 No 1 (2022): Biocity: Journal of Pharmacy Bioscience and Clinical Community
Publisher : Department of Pharmacy, Bumigora University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30812/biocity.v1i1.2458

Abstract

Masyarakat di Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat sejak dulu menggunakan produk masker wajah tradisional yaitu masker lo’i monca yang melindungi kulit wajah dari sinar matahari pada saat beraktivitas seharian diluar ruangan. Masker tradisional Dompu (lo’i monca) terbuat dari bahan beras, daun pucuk asam, bangle, temulawak, temugiring, dan kencur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mutu kimia masker wajah lo’i monca ditinjau dari pH, kadar air dan antioksidan. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen laboratorium. Berdasarkan hasil pengujian laboratorium didapatkan hasil nilai rata-rata pH yang diperoleh sediaan bubuk masker wajah lo’i monca yaitu 7,08. Pada pengujian kadar air didapatkan hasil nilai rata-rata sediaan masker bubuk lo’i monca sebesar 13,3%. Hasil uji aktivitas antioksidan IC50 sediaan masker bubuk lo’i monca adalah sebesar 14,47 ppm. Hasil pengujian laboratorium yang memenuhi syarat adalah kadar pH dikarenakan nilai pH berada pada kisaran 4,5-8,0, sedangkan hasil pada kadar air tidak memenuhi syarat SNI dikarenakan nilai kadar air melebih dari 10%, dan hasil uji aktivitas antioksidan nilai IC50 sediaan masker bubuk lo’i monca tergolong antioksidan sangat kuat karena berada pada nilai IC50 kurang dari 50 ppm.
Analisis Mutu Fisik dan Kimia Masker Wajah Tradisional Sumbawa (Seme Babak) dari Kulit Batang Pohon Mangga Golek (Mangifera indica Linn) Devi Tanggasari; Rika Dwi Septianingsih
Biocity Journal of Pharmacy Bioscience and Clinical Community Vol 1 No 2 (2023): Biocity: Journal of Pharmacy Bioscience and Clinical Community
Publisher : Department of Pharmacy, Bumigora University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30812/biocity.v1i2.2720

Abstract

The people in Sumbawa Regency, especially in Pungkit village, have been using traditional face mask products, namely the Seme Babak mask, which protects facial skin from the sun when doing activities all day outside the room. The traditional Seme Babak mask is made from the main ingredients, namely mango tree trunks and rice supporting ingredients, white glutinous rice and jackfruit seeds. The purpose of this study was to deterne the physical quality (spreadability, absorption, adhesion, particle size, homogeneity, moisture content) and to determine the chemical quality of the Seme Babak Typical Sumbawa masks with antioxidants and pH. This type of research is observational research and laboratory experiments. Based on the results of laboratory tests, the physical test results obtained an average particle size of 60 mesh or 0.25 mm, absorption power of 8 ml, adhesion of 6.43 seconds, spreadability of 5.1 cm, homogeneity, moisture content of 11% and chemical test results, the average value of the antioxidant test the IC50 value of the Seme Babak powder mask preparation is classified as a strong antioxidant at an IC50 value of more than 50 and less than 100, namely 68.2212 ppm and the pH level meets the requirements, namely the pH level because the pH value is in the range of 4.5-8.0.
Analysis of Physicochemical Properties of Bidara Leaves (Ziziphus spina-christi L.) Dried using Tray Dryer at Different Temperatures Al Fira Safitri; Devi Tanggasari
Biocity Journal of Pharmacy Bioscience and Clinical Community Vol 2 No 1 (2023): Biocity: Journal of Pharmacy Bioscience and Clinical Community
Publisher : Department of Pharmacy, Bumigora University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30812/biocity.v2i1.3160

Abstract

The Bidara plant (Ziziphus spina-christi L) is a kind of small evergreen tree. Bidara plants are easy to find in Indonesia, especially in Sumbawa Regency, West Nusa Tenggara. Bidara leaves have many pharmacological potentials, including antioxidants, antibacterial, antiparasitic and anti-cancer. Bidara leaves can be developed into efficacious herbal products. The drying process greatly affects the quality of bidara leaves. Temperature in the drying process is an important factor because it can affect the content of bioactive compounds in bidara leaves. The purpose of this study was to determine the effect of drying temperature on physical and chemical properties. The dryer used in this drying is a tray dryer. The experimental design used in this study was a completely randomized design (CRD) with one factor. The temperatures used were 45, 50 and 55°C with a drying time of 3 hours. The results showed that the drying temperature affected the physical and chemical properties of bidara leaves. The best treatment for drying bidara leaves is drying at 55°C for a weight loss of 90.8%; water content 33.8% and temperature 45℃ for protein content 14.23%; Flavonoid content 11.71%.