Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

MANFAAT HERBAL TEH DAUN MURBEI UNTUK PENGOBATAN HIPERTENSI Lek Haw Al Susi Miyati; Onny Priskila
Jurnal Cakrawala Ilmiah Vol. 3 No. 11: Juli 2024
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang serius, sering kali tidak terdeteksi selama periode yang cukup lama, dengan prevalensi yang terus meningkat. Gejala hipertensi bervariasi, termasuk sakit kepala, kelelahan, dan penglihatan kabur. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengidentifikasi hipertensi sebagai penyebab utama kematian secara global. Penggunaan tanaman sebagai pengobatan telah menjadi praktik yang berlangsung lama, dengan tanaman Murbei, khususnya daunnya, menunjukkan potensi dalam mengurangi tekanan darah melalui sifat antioksidan dan diuretiknya. Penelitian pra-klinis menunjukkan bahwa ekstrak daun Murbei dapat mengurangi risiko kardiometabolik dengan mengatasi hiperkolesterolemia, obesitas, dan hipertensi. Kandungan fitosterol dalam daun Murbei berfungsi sebagai flavonoid dan diuretik, membantu mengurangi tekanan darah melalui vasodilatasi dan pengeluaran cairan, elektrolit, dan toksin. Oleh karena itu, penelitian mengenai efek herbal daun Murbei pada tekanan darah pada pasien hipertensi menjadi penting untuk dieksplorasi lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas teh daun murbei dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Manfaatnya adalah memberikan informasi yang lebih jelas mengenai potensi daun murbei sebagai alternatif pengobatan untuk menangani hipertensi. Metode penelitian yang digunakan adalah pre eksperimen dengan rancangan one group pre test post test design. Populasi target terdiri dari individu yang menderita hipertensi, dengan sampel penelitian sebanyak 5 orang penderita hipertensi. Data tekanan darah dikumpulkan sebelum dan setelah intervensi pemberian daun murbei, dan dianalisis menggunakan uji T-test dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok perlakuan mengalami penurunan rata-rata tekanan darah sistolik yang signifikan sebesar 22 mmHg, dari 160,8 mmHg menjadi 138,8 mmHg, sedangkan kelompok kontrol hanya mengalami penurunan sebesar 10 mmHg, dari 147,4 mmHg menjadi 137,4 mmHg. Perbaikan pada tekanan darah sistolik ini menunjukkan bahwa teh daun murbei efektif dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Selain itu, pasien dalam kelompok perlakuan juga menunjukkan perbaikan yang nyata pada berbagai keluhan seperti stroke, kelemahan tangan, sakit kepala, dan keluhan lainnya, yang mulai terlihat sejak minggu kedua intervensi dan terus meningkat hingga minggu kelima. Di sisi lain, kelompok kontrol tidak menunjukkan perbaikan yang signifikan pada keluhan yang sama. Temuan ini menegaskan bahwa teh daun murbei tidak hanya efektif dalam mengurangi tekanan darah, tetapi juga memberikan manfaat dalam memperbaiki kondisi kesehatan secara keseluruhan pada pasien hipertensi.
MANFAAT DAUN KUMIS KUCING UNTUK PENYAKIT NYERI KEMIH Agustina; Ferdinand; Onny Priskila
Jurnal Cakrawala Ilmiah Vol. 3 No. 11: Juli 2024
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian pengobatan daun kumis kucing terhadap panas lembab kandung kemih bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas terapi pengobatan menggunakan daun kumis kucing (Orthosiphon Stamineus) dalam mengatasi kondisi panas lembab kandung kemih. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai potensi daun kumis kucing sebagai alternatif pengobatan penyakit nyeri berkemih dengan sindrom panas lembab kandung kemih secara alternatif, serta menjadi acuan bagi praktisi kesehatan dalam pengembangan obat herbal. Metode penelitian menggunakan desain eksperimental dengan satu kelompok perlakuan sebanyak 5 pasien yang menderita penyakit nyeri berkemih sindrom panas lembab kandung kemih di Griya Sehat Harmonis, Batam. Subjek penelitian akan diberikan daun Kumis Kucing dengan dosis 7 gram dan durasi pengobatan enam hari. Data akan dikumpulkan melalui observasi langsung dan setelah itu diberikan terapi. Hasil analisis Penyakit kandung berkemih panas lembab menunjukkan bahwa sebelum dilakukan pengobatan daun kumis kucing, penyakit nyeri berkemih panas lembab kandung kemih yang dirasakan responden berada pada skala 5 (nyeri sedang). Sedangkan setelah dilakukan pengobatan maka tingkat sakit nyeri berkemih panas lembab kandung kemih berada pada skala 0 (tidak nyeri). Dengan demikian dapat disimpulkan konsumsi daun kumis kucing dapat mengurangi gejala nyeri berkemih pada sindrom panas lembab kandung kemih.
PENGOBATAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DENGAN TEH DAUN INSULIN (SMALLANTHUS SONCHIFOLIUS) Yanto, Yanto; Onny Priskila
Jurnal Cakrawala Ilmiah Vol. 3 No. 12: Agustus 2024
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia akibat kelainan dalam sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Kelompok etiologis DM terbagi menjadi empat tipe, yakni DM Tipe 1, DM Tipe 2, DM Tipe lain, dan DM gestasional. Prevalensi DM, terutama Tipe 2, terus meningkat dari tahun ke tahun, menjadi tantangan bagi tenaga kesehatan dalam menemukan solusi untuk menurunkan angka penderita dan biaya pengobatan. Banyak penelitian menyoroti potensi daun insulin (Smallanthus sonchifolius) dalam menurunkan kadar gula darah. Namun, kebanyakan penelitian menggunakan ekstrak, yang mungkin tidak dikuasai oleh masyarakat umum. Oleh karena itu, penelitian ini ingin menguji keefektifan daun insulin yang dikeringkan sebagai teh, diharapan dapat memberikan alternatif pengobatan yang lebih mudah diakses bagi penderita DM Tipe 2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektitas Daun insulin dalam penurunan Gula darah puasa pada penderita diabetes mellitus tipe menemukan pengobatan komplementer untuk penderita diabetes melitus dan menemukan altenatif pengolahan herbal untuk penderita diabetes mellitus Penelitian ini akan menggunakan pendekatan observasional untuk mengetahui efektivitas teh daun insulin pada penderita DM tipe 2. Sampel akan terdiri dari penderita DM Tipe 2 yang akan diberikan teh daun insulin secara teratur selama periode tertentu. Pengumpulan data akan mencakup pengukuran awal dan lanjutan kadar gula darah, serta pemantauan efek samping dan perubahan dalam gejala DM. Analisis statistik akan digunakan untuk mengevaluasi perubahan kadar gula darah sebelum dan sesudah intervensi teh daun insulin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok perlakuan mengalami penurunan rerata kadar gula darah dari 157,80 mg/dL menjadi 140,60 mg/dL setelah 14 hari, meskipun hasil uji T-test tidak menunjukkan signifikansi statistik. Sebaliknya, kelompok kontrol mengalami kenaikan rerata kadar gula darah dari 200,20 mg/dL menjadi 214,60 mg/dL. Meskipun hasil statistik tidak signifikan, secara klinis, pasien yang mengonsumsi teh daun insulin melaporkan perbaikan gejala klasik diabetes seperti frekuensi buang air kecil dan rasa haus yang berkurang serta peningkatan energi dan penurunan keluhan neuropati. Penurunan kadar gula darah pada kelompok perlakuan diduga disebabkan oleh efek hipoglikemik daun insulin.
PENANGANAN STUDI KASUS BELL’S PALSY DENGAN MENGGUNAKAN AKUPUNKTUR Vicky Lilianti; Onny Priskila
Jurnal Cakrawala Ilmiah Vol. 3 No. 12: Agustus 2024
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bell’s Palsy adalah suatu keadaan di mana terjadi kondisi pada salah satu sisi bagian wajah mengalami kelumpuhan. Kondisi ini terjadi karena adanya gangguan pada N. VII sebagai saraf motorik yang berfungsi untuk mengatur ekspresi wajah. Gangguan ini mengakibatkan kondisi satu sisi wajah terlihat miring ke satu sisi, kelopak mata yang tidak menutup rapat, alis dan sudut mulut yang terlihat menurun. Pada sebagian penderita Bell’s Palsy, kelumpuhan wajah yang dialami dapat sembuh total dengan sendirinya, tetapi masih ada kemungkinan gejala sisa yang masih akan terasa, di antaranya kontraktur (otot atau sendi yang tidak dapat meregang atau berkurangnya kelenturan jaringan lunak di bawah kulit), atau spasme spontan. Dari berbagai penelitian yang dilakukan, masih belum dapat menarik kesimpulan yang jelas mengenai apa penyebab dari Bell’s Palsy. Belum adanya penyebab yang jelas mengakibatkan belum adanya kesamaan dalam penanganan Bell’s Palsy. Akupunktur merupakan pengobatan alternatif yang banyak dipilih oleh penderita Bell’s Palsy. Akupunktur adalah sebuah teknik pengobatan dengan menggunakan jarum halus yang dimasukkan ke jalur titik-titik tertentu. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dan bertujuan untuk menganalisa dan mendalami efek penggunaan terapi akupunktur dalam menangani kasus Bell’s Palsy kepada klien yang datang berobat dan menjalani terapi akupunktur. Tujuan khusus dari penelitian adalah untuk mengetahui lebih lanjut mengenai titik-titik akupunktur yang digunakan dalam menangani Bell’s Palsy. Metode penelitian yang digunakan merupakan metode kuantitatif dengan pendekatan studi kasus. Proses penelitian telah dilakukan sekitar bulan April – Mei 2024 dengan 8 kali sesi terapi. Data yang dikumpulkan berupa hasil wawancara kepada klien dan perkembangan terapi yang sudah dilakukan. Terapi yang dilakukan berupa akupunktur yang dilakukan pada titik Hegu (LI 4), Dicang (ST 4), Jiache (ST 6), Yangbai (GB 14), Xiaguan (ST 7), Cuanzhu (BL 2), Sizhukong (SJ 23), Tongziliao (GB 1), Yuyao (EX-HN 4), Yingxiang (LI 20), Yifeng (SJ 17), Qianzheng (EX-HN 16), Fengchi (GB 20), dan Lieque (LU 7). Disertai dengan penggunaan moksa pada titik Hegu (LI 4), Dicang (ST 4), Jiache (ST 6), dan Sizhukong (SJ 23). Setelah 8 kali menjalani terapi akupunktur, klien merasakan wajahnya lebih rileks, kelopak mata kanan dapat menutup dan tidak mengeluarkan air mata, sudut mulut sebelah kanan naik saat tersenyum. Penambahan moksa pada titik akupunktur bermanfaat untuk membantu menghangatkan dan mengusir patogen angin dingin. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemilihan titik akupunktur yang tepat dengan kombinasi moksa dapat mengusir patogen dingin dan melancarkan Qi meridian, sehingga memberikan hasil yang baik dalam penanganan kasus Bell’s Palsy..