Ni Putu Wulan Purnama Sari
Department Of Palliative Nursing, Faculty Of Nursing, Widya Mandala Surabaya Catholic University, Surabaya

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pengaruh Kemampuan Merawat Diri Terhadap Kualitas Hidup Lansia Dengan Penyakit Kronis Ni Putu Wulan Purnama Sari; Dewi Andriani; Donata Astuti Putri
JURNAL NERS LENTERA Vol 9, No 1 (2021): Maret
Publisher : JURNAL NERS LENTERA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Proses degenartif yang terjadi pada usia lanjut menyebabkan munculnya berbagai jenis penyakit kronis pada lansia. Mengingat proses perawatan jangaka panjang yang dibutuhkan maka penderita penyakit kronis dituntut untuk memiliki kemampuan perawatan diri yang baik agar dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri demin mencapai status kesehatan yang optimal. Status kesehatan yang baik akan berkontribusi terhadap kualitas hidup yang baik. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh kemampuan merawat diri terhadap kualitas hidup lansia dengan penyakit kronis. Metode: Penelitian cross-sectional ini melibatkan 40 orang lansia penderita penyakit kronis di wilayah kerja Puskesmas Jagir, Surabaya. Variabel kemampuan merawat diri dan kualitas hidup lansia diukur dengan instrumen DSCAI dan OPQOL yang valid dan reliabel. Uji regresi linear digunakan dalam proses analisis data. Hasil: Mayoritas responden memiliki kemampuan merawat diri yang baik (65%) dan kualitas hidup yang baik (67%). Kemampuan merawat diri mempengaruhi kualitas hidup lansia secara signifikan (p=0,000). Kemampuan merawat diri menentukan 73,5% varians nilai kualitas hidup lansia {R=0,735). Pembahasan: Kemampuan merawat diri akan tercermin dalam aktivitas perawatan diri seharihari yang dapat mempengaruhi status kesehatan lansia sehingga berdampak pada kualitas hidupnya. Kesimpulan: Kemampuan merawat diri mempengaruhi kualitas hidup lansia secara signifikan. Kemampuan merawat diri menentukan 73,5% varians nilai kualitas hidup lansia dengan penyakit kronis.
Perubahan Citra Tubuh dan Daya Tarik Seksual Pasca Kanker Ginekologi: Perspektif Seorang Wanita Ni Putu Wulan Purnama Sari; Maria Manungkalit
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 9 (2022): Volume 4 Nomor 9 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v4i9.7109

Abstract

ABSTRACT Body image is one component of self-concept that forms individual perceptions of sexual attractiveness. Women with gynecologic cancer experience many physical changes from the diagnosis to therapy period. Therefore, they may experience changes in their perception of body image and sexual attractiveness. This study aims to explore changes in body image impacting sexual attractiveness after gynecological cancer diagnosis from women’s perspective. This qualitative study used a phenomenological design. The population was all women with gynecological cancer in the working area of the Pacar Keling Health Center, Surabaya. Informants were selected by purposive sampling (n=12). Instruments were interview guide, observation sheet, and voice recorder. Data analysis used thematic analysis with a nine-step approach of Collaizi method. The results validity was obtained through data triangulation to informants, researcher’s experience, and literature review. The majority was elderly with sufficient education, married, and live with their husbands. Breast cancer was the main cases. Pain was the most complained by informants. Most of them had undergone trimodality of cancer therapy. Physical changes occured include cancer wounds, post-op wounds, various physical symptoms of cancer, fatigue, gastrointestinal symptoms, hair loss, darkening of the skin, and pain. All of these changes may trigger negative and positive emotions. Informants stated that their body image did not change significantly, so there was no change in perception of sexual attractiveness after cancer. In general, there is no change in post-cancer body image triggered by gynecological cancer-related physical changes, so that there is no change in perception of sexual attractiveness in women with gynecologic cancer. Keywords: Body Image, Gynecological Cancer, Physical Changes, Sexual Attractiveness, Women’s Perspective ABSTRAK Citra tubuh merupakan salah satu komponen dari konsep diri yang membentuk persepsi individu terhadap daya tarik seksualnya. Wanita penderita kanker ginekologi mengalami banyak perubahan fisik sejak didiagnosis hingga masa terapi sehingga berpotensi mengalami perubahan persepsi terhadap citra tubuh dan daya tarik seksualnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perubahan citra tubuh yang berdampak pada daya tarik seksual pasca diagnosis kanker ginekologi dari sudut pandang wanita penderita kanker. Penelitian kualitatif ini menggunakan desain fenomenologi. Populasi adalah semua wanita penderita kanker ginekologi di wilayah kerja Puskesmas Pacar Keling, Surabaya. Informan dipilih dengan teknik purposive sampling (n=12). Instrumen meliputi pedoman wawancara, lembar observasi, dan alat perekam suara. Analisis data menggunakan analisis tematik dengan pendekatan sembilan tahap metode Collaizi. Validitas hasil penelitian diperoleh melalui triangulasi data kepada informan, pengalaman peneliti, dan telaah pustaka.  Mayoritas informan berusia lanjut dengan pendidikan yang cukup, berstatus menikah dan tinggal serumah dengan suaminya. Penyakit yang diderita mayoritas kanker payudara dengan keluhan utama nyeri dan sudah menjalani trimodalitas terapi kanker. Perubahan fisik yang terjadi meliputi luka kanker, luka post-op, gejala fisik kanker yang bervariasi, fatigue, gejala gastrointestinal, rambut rontok, kulit menghitam, dan rasa nyeri. Semua hal itu dapat memicu timbulnya emosi negatif maupun positif. Informan menyatakan citra tubuh tidak berubah secara signifikan, sehingga tidak terjadi perubahan persepsi terhadap daya tarik seksual pasca kanker. Secara umum, tidak terjadi perubahan citra tubuh pasca kanker yang dipicu oleh perubahan fisik sehingga tidak terjadi perubahan persepsi terhadap daya tarik seksual wanita penderita kanker ginekologi. Kata Kunci: Citra Tubuh, Daya Tarik Seksual, Kanker Ginekologi, Perspektif Wanita, Perubahan Fisik
Tingkat Kebahagian dengan Kualitas Hidup Pada Lansia yang Tinggal di Panti Werdha Jambangan Surabaya Maria Manungkalit; Ni Putu Wulan Purnama Sari
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 9 (2022): Volume 4 Nomor 9 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v4i9.7145

Abstract

ABSTRACT Happiness in old age is slightly lower than happiness in youth regardless of the setting in which the elderly live, in the community or in a nursing home. Happiness contains the aspects of positive emotions and life satisfaction that contribute to the quality of an individual's life. This study aimed to analyze the correlation between the level of happiness and the quality of life in Panti Werdha. This study used a cross-sectional design. The population was all elderly who live in a nursing home of Jambangan Surabaya. Total sampling was applied in this study. The sample size was 150 elderly. The independent variable was the level of happiness as measured by the OHQ instrument, while the dependent variable was the quality of life as measured by the OPQOL instrument. The statistical test used was the Spearman Rank correlation test (α<0.05). Resulit 49.4% of respondents are elderly (75-90 years old), 52% of respondents are male, education level is 69.46%, 51.4% of respondents are widows/widowers and most of them have closeness to their children as much as 54, 35%. 38% of respondents have a history of working as private employees. Most of them have a moderate level of happiness (47.3%) but their quality of life was high (68.7%). There was a sufficient and significant correlation between the level of happiness and the quality of life in panti werdha (Rho = 0.456; p = 0.000). There is a strong and significant relationship between the level of happiness and the quality of life in the elderly living in panti werdha.  Keywords: Elderly, Happiness, Nursing Home, Quality Of Life ABSTRAK Kebahagiaan di masa tua memang sedikit lebih rendah dari kebahagiaan di masa muda terlepas dari di setting mana lansia itu tinggal, di komunitas atau di panti werdha. Di dalam kebahagiaan ada aspek emosi positif dan kepuasan hidup yang berkontribusi terhadap kualitas hidup individu. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan tingkat kebahagiaan dengan kualitas hidup pada lansia yang tinggal di panti werdha. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Populasi adalah seluruh lansia yang tinggal di panti werdha Jambangan di Surabaya. Total sampling diterapkan dalam penelitian ini. Besar sampel 150 orang. Variabel independen adalah tingkat kebahagiaan yang diukur dengan instrumen OHQ, sedangkan variabel dependen adalah kualitas hidup yang diukur dengan instrumen OPQOL. Uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi Rank Spearman (α<0,05). Hasil 49,4% responden adalah lansia usia tua (75-90 tahun), 52% responden adalah laki-laki, tingkat pendidikan sebanyak 69,46%, 51,4% responden adalah janda/duda dan kebanyakan memiliki kedekatan dengan anaknya sebanyak 54,35%. 38% responden memiliki riwayat pekerjaan sebagai pegawai swasta. Sebagian besar memiliki tingkat kebahagiaan yang sedang (47,3%) namun kualitas hidupnya tinggi (68,7%). Ada hubungan yang cukup kuat dan signifikan antara tingkat kebahagiaan dengan kualitas hidup lansia yang tinggal di panti werdha (Rho=0,456; p=0,000). Terdapat hubungan yang kuat dan signifikan antara tingkat kebahagiaan dengan kualitas hidup pada lansia yang tinggal dipanti. Kata Kunci: Bahagia, Kualitas Hidup, Lansia, Panti Werdha 
Predictors of Quality of Life of Family Caregiver in A Community Setting: Breast and Cervical Cancer Impacts Ni Putu Wulan Purnama Sari; Agustina Chriswinda Bura Mare
Indonesian Journal of Cancer Vol 16, No 4 (2022): December
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33371/ijoc.v16i4.820

Abstract

Background: There is a growing trend for those with a terminal illnesses to be cared for by their families at home. Globally, there is a growing governmental policy to engage caregivers, families, and communities in the healthcare delivery system. Family caregivers (FCG) have taken responsibility for the day-to-day care of their ill loved ones at home. A cancer diagnosis is a major event for the person diagnosed and also for his or her family and caregivers. The caregiving activity has a significant impact on FCG’s quality of life (QOL). This study aimed to analyze the best predictor of FCG’s QOL of female cancer patients in a community setting.Methods: This cross-sectional study involved five Public Health Centers (PHCs) among 63 PHCs in Surabaya (7.94%), Indonesia, which were selected by one-stage cluster random sampling. There were 60 FCGs of female cancer patients who participated in this study (n = 60). The Caregiver Quality of Life – Cancer (CQOLC) was a valid and reliable instrument that was used to collect the data. Linear regression and one-way ANOVA tests were used in data analysis (α < .05). Ethical clearance was issued.Results: Most respondents were middle-aged married men with sufficient educational background and still actively working with sufficient income. Their QOL was mostly at a moderate level (Mean ± SD = 62.57 ± 16.23). Burden (p < 0.000), disruptiveness (p = 0.001), and financial concern (p < 0.000) were significantly different between the low, moderate, and high FCG’s QOL. The best predictor of FCG’s QOL of female cancer patients in a community setting was disruptiveness (R2 = 0.622; p < 0.000) compared to burden (R2 = 0.531; p < 0.000) and financial concern (R2 = 0.184; p = 0.001), especially when other family members have not shown interest in caregiving (R2 = 0.539; p < 0.000). Conclusions: FCG’s QOL of female cancer patients in a community setting is at a moderate level. Disruptiveness, burden, and financial concern could predict FCG’s QOL significantly. The other family members’ disinterest in caregiving which belongs to the disruptiveness domain is the best predictor of FCG’s QOL of female cancer patients in a community setting, which accounted for 53.9% variance of QOL in this population
The effect of family appraisal on caregiver burden in family caregiver of female cancer patients Ni Putu Wulan Purnama Sari; Maria Manungkalit
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 12, No 2: June 2023
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijphs.v12i2.22788

Abstract

The growing prevalent of female cancer malignancies and the cancer care transition from clinical-based into home-based care have resulted in the growing involvement of family caregiver (FCG) in cancer management. The caregiving activity may be appraised as positive or negative life aspect. Negative family appraisal may result in FCG burden. This study expected to examine the effect of FCG appraisal of cancer caregiving on their burden in community context. This cross-sectional study involved 60 FCG of female cancer patients in five communities of Surabaya. Population was all primary FCG of female cancer patients in Surabaya’s communities. Family appraisal and caregiver burden were measured by questionnaires of family appraisal of caregiving questionnaire for palliative care (FACQ-PC) and caregiver burden inventory (CBI) respectively. Data analysis utilized descriptive statistic and simple linear regression tests. Most respondents were spouses with very mature age (41-50 years old), high school graduated, and working with sufficient income. The majority appraised cancer caregiving activities positively (80.67±16.31) and reported low burden (32.02±12.23). FCG appraisal has a huge impact on their burden (p=0.000). It influences 20.7% variance of burden in this population (R2=0.207).
Tingkat Kesepian dan Kepuasan Hidup Terhadap Tingkat Kebahagiaan Lansia yang Tinggal di Panti Werdha Maria Manungkalit; Ni Putu Wulan Purnama Sari
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 12 (2023): Volume 5 Nomor 12 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i12.12764

Abstract

ABSTRACT Every individual will experience the aging process naturally which cannot be avoided. Elderly is someone who has entered the aging phase. Oftenly these people subjectively feel that they are no longer useful for their family and society. Sometimes they feel isolated from their social environment. Living in the nursing home may result in negative feelings to some extent. Thus, elderly feel lonely and unhappy, which may impact their life satisfaction. This study aimed to analyze the correlation between levels of loneliness and life satisfaction on the level of happiness in nursing home residents.  This correlational study implemented cross-sectional design. The population was 150 elderly living in a private nursing home in Surabaya, Indonesia. The independent variables were the level of loneliness and life satisfaction which measured by instruments of UCLA loliness scale and Satisfaction with Life Scale (SWLS), respectively. The dependent variable was the level of happiness which measured by the Oxford Happiness Questionnaire (OHQ). Ordinal regression tests were employed in data analysis. The majority was old-aged individuals (75-90 y.o.), female, high school graduated, widowed, and closest to their children. The most frequent visit was done by their children. They live in the nursing home mainly due to the absence of caregiver at home. Currently, most respondents have been lived there for four years. High happiness was followed by mild loliness and very satisfied toward life in most respondents. There was a strong significant correlation between the level of satisfaction and happiness and between the level of loneliness and happiness with p value of 0.000 for each.  Life satisfaction and loliness are strongly correlated with happiness in nursing home residents.  Keywords: Elderly, Happiness, Loliness, Life Satisfaction, Nursing Home.   ABSTRAK Setiap individu akan mengalami proses penuaan secara alami yang tidak dapat dihindari. Lansia merupakan seseorang yang telah memasuki fase menua. Seringkali orang-orang ini secara subjektif merasa dirinya tidak berguna lagi bagi keluarganya dan masyarakat. Terkadang mereka merasa terisolasi dari lingkungan sosialnya. Tinggal di panti jompo dapat menimbulkan perasaan negatif sampai batas tertentu. Dengan demikian, lansia merasa kesepian dan tidak bahagia, yang dapat berdampak pada kepuasan hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat kesepian dan kepuasan hidup terhadap tingkat kebahagiaan penghuni panti jompo. Penelitian korelasional ini menggunakan desain cross-sectional. Populasinya adalah 150 lansia yang tinggal di salah satu panti jompo swasta di Surabaya, Indonesia. Variabel independennya adalah tingkat kesepian dan kepuasan hidup yang masing-masing diukur dengan instrumen skala kesepian UCLA dan Satisfaction with Life Scale (SWLS). Variabel terikatnya adalah tingkat kebahagiaan yang diukur dengan Oxford Happiness Questionnaire (OHQ). Uji regresi ordinal digunakan dalam analisis data. Mayoritas responden adalah lanjut usia tua (75-90 tahun), perempuan, lulusan SMA, janda, dan paling dekat dengan anak. Kunjungan paling sering dilakukan oleh anak-anak mereka. Alasan tinggal di panti jompo terutama karena tidak adanya pengasuh di rumah. Saat ini, sebagian besar responden telah tinggal di sana selama empat tahun. Kebahagiaan yang tinggi diikuti oleh rasa kesepian yang ringan dan sangat puas terhadap kehidupan pada mayoritas responden. Terdapat hubungan yang kuat dan signifikan antara tingkat kepuasan dan kebahagiaan serta antara tingkat kesepian dan kebahagiaan dengan nilai p masing-masing 0,000. Kepuasan hidup dan kesepian berhubungan kuat dengan kebahagiaan pada penghuni panti jompo. Kata Kunci: Lanjut Usia, Kebahagiaan, Kesepian, Kepuasan Hidup, Panti Jompo.
Pengaruh Aktivitas Fisik Latihan Jalan Kaki Terhadap Tekanan Darah Bagi Lansia Hipertensi Abigael Grace Prasetiani; Ni Putu Wulan Purnamasari; Yohana Maria Septiasih Sat
JURNAL NERS LENTERA Vol 12, No 1 (2024)
Publisher : JURNAL NERS LENTERA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Hipertensi merupakan masalah kesehatan umum yang dialami oleh lansia akibat dari proses penuaan. Hipertensi pada lansia dapat mengakibatkan penyakit tidak menular lainnya seperti infark miokard, gagal jantung, stroke, dan kematian. Perlu adanya upaya untuk menurunkan tekanan darah bagi lansia dengan hipertensi, salah satunya dengan aktivitas fisik latihan jalan kaki. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh aktivitas fisik latihan jalan kaki terhadap tekanan darah bagi lansia hipertensi.  Metode: penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimental dengan besar sampel sebanyak 26 lansia. Intervensi dilakukan selama satu minggu dengan dua kali latihan, waktu latihan 15 menit, dan jeda istirahat 10 menit. Sebelum dan sesudah diberikan intervensi lansia akan diukur tekanan darah. Hasil: Hasil dalam penelitian ini terjadi penurunan tekanan darah sistolik pre dan post intervensi sebesar 2,205, sedangkan rata-rata penurunan tekanan darah diastolik pre dan post intervensi sebesar 2,182. Pembahasan: Latihan jalan kaki dapat menurunkan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi dan efektif pada individu dengan gaya hidup sedentari atau inaktivitas fisik. Latihan jalan kaki juga meningkatkan fungsi jantung dan peredaran darah dapat berjalan dengan baik. Kesimpulan: Latihan jalan kaki dapat membantu menurunkan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi dan mengurangi dampak atau komplikasi hipertensi.
Tingkat Stres Family Caregiver Pasien Kanker Made Indra Ayu Astarini; Ni Putu Wulan Purnama Sari; Lidya Costansa Wihelmina Oraplawal
JURNAL NERS LENTERA Vol 11, No 2 (2023)
Publisher : JURNAL NERS LENTERA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPendahuluan Perawatan pasien kanker dirumah dibantu oleh anggota keluarga. Kondisi pasien kanker yang cenderung menurun dan kebutuhan biaya perawatan dapat menimbulkan stress bagi family caregiver. Metode Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik. Variabel penelitian yaitu tingkat stress family caregiver. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh family caregiver pasien kanker di wilayah kerja Puskesmas Pacarkeling, Pucang Sewu, dan Kedungdoro. Besar sampel yaitu 32 orang responden yang didapatkan dengan menggunakan Teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perceived Stress Scale yang sudah valid dan reliable.  Analisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil Mayoritas responden mengalami stress sedang yaitu sebanyak 17 orang (53%). Pembahasan Stres yang dialami oleh family caregiver dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu lama merawat pasien, kondisi pasien, dan kebutuhan biaya perawatan.  Kata kunci: family caregiver, kanker, stres ABSTRACTIntroduction Treatment of cancer patients at home is assisted by family members. The condition of cancer patients tends to decline and the need for treatment costs can cause stress for family caregivers. Method The design of this research was descriptive analytic. The research variable was the stress level of the family caregiver. The population in this study were all family caregivers of cancer patients in the working areas of the Pakerkeling, Pucang Sewu, and Kedungdoro Health Centers. The sample size is 32 respondents obtained by using purposive sampling technique. The instrument used in this research was the Perceived Stress Scale which was valid and reliable. Analysis using descriptive analysis. Results The majority of respondents experienced moderate stress, namely as many as 17 people (53%). Discussion The stress experienced by family caregivers can be caused by several factors, namely the length of time caring for a patient, the patient's condition, and the need for care costs. 
Efektifitas Model Pembelajaran Mandiri Terhadap Peningkatan Pengetahuan Tentang Pertolongan Pertama Pada Anggota Palang Merah Remaja Wira Pae, Kristina; Wulan Purnama Sari, Ni Putu
NURSING UPDATE : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan P-ISSN : 2085-5931 e-ISSN : 2623-2871 Vol 15 No 2 (2024): JUNI
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/nu.v15i2.2140

Abstract

Palang Merah Remaja (PMR) Wira adalah generasi muda yang menjadi salah satu kader kesehatan yang dikembangkan melalui Palang Merah Indonesia (PMI). Mereka harus dilatih dan dibekali ilmu pengetahuan tentang pertolongan pertama sebelum melaksanakan peran dan fungsinya dalam kegiatan Tri Bhakti, karena mereka merupakan bagian dari masyarakat yang bisa saja menjadi penolong pertama pada kejadian kewatdaruratan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis efektifitas metode pembelajaran mandiri terhadap peningkatan pengetahuan tentang pertolongan pertama pada PMR Wira. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pra-eksperimental dengan desain penelitian the one group pretest-posttest. Sample penelitiannya sebanyak 21 orang yang didapatkan melalui convenience sampling. Hasil dari penelitian ini adalah nilai p = 0,000 dapat disimpulkan bahwa metode belajar mandiri efektif digunakan untuk meningkatkan pengetahuan tentang pertolongan pertama pada anggota PMR Wira.