Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Kompetensi Akademik dan Tingkat Kecemasan Mahasiswa selama Praktikum Klinis Keperawatan Jiwa Ellen Padaunan; Grace Fresania Kaparang; Mutiara Wahyuni Manoppo
LITERATUS Vol 4 No 3 (2022): Pergeseran Sosial, Budaya, dan Hukum dalam Menghadapi Era Society 5.0
Publisher : Neolectura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37010/lit.v4i3.999

Abstract

Praktik klinik dimaksudkan untuk mengekspos mahasiswa kepada kasus nyata di lapangan, sehingga mencapai keterampilan klinis yang siap kerja saat tamat. Namun, dalam menghadapi kasus nyata yang menuntut tingkat kesalahan yang rendah karena dilakukan langsung pada manusia dapat mengakibatkan kecemasan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara kompetensi mahasiswa sarjana keperawatan dengan tingkat kecemasan mereka saat menghadapi praktek klinik keperawatan jiwa di rumah sakit jiwa. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi yang diikuti 91 orang mahasiswa dari teknik convenience sampling. Pengambilan data untuk kompetensi akademik diambil dari nilai akhir keperawatan jiwa, sedangkan penilaian tingkat kecemasan adalah dengan menggunakan kuesioner DASS 42 yang hanya di bagian kecemasan saja. Data analisis univariat menunjukkan semua partisipan (100%) adalah kompeten secara akademik diukur dari hasil kelulusan sesuai standar Universitas. Sedangkan untuk kecemasan, mayoritas responden (n=29, 31,9%) mengalami cemas berat, diikuti oleh 24 responden (26,4%) yang mengalami kepanikan dan 24 responden lainnya (26,4%) mengalami cemas berat. Berikutnya, analisis data menggunakan uji Spearman Rank menunjukkan nilai p=0.318 (>.05) yang mengimplikasikan bahwa tidak hubungan antara kompetensi akademik dengan tingkat kecemasan mahasiswa dalam praktikum klinik keperawatan jiwa. Rekomendasi bagi institusi untuk dapat memperhatikan kondisi mahasiswa karena terlihat ada yang merasa panik dan cemas berat, sedangkan bagi para responden yang mengalami kecemasan dapat mencari solusi dan mengomunikasikannya pada dosen pembimbing.
Kurang Tidur Perawat dan Keselamatan Pasien: Apakah kita mempraktikkan apa yang kita khotbahkan? Grace Fresania Kaparang; Mutiara Wahyuni Manoppo
LITERATUS Vol 4 No 3 (2022): Pergeseran Sosial, Budaya, dan Hukum dalam Menghadapi Era Society 5.0
Publisher : Neolectura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37010/lit.v4i3.1001

Abstract

Perawat akan selalu dibutuhkan 24/7/365 dan studi yang terdokumentasi dengan baik di seluruh dunia telah menemukan hal serupa: perawat kurang tidur. Terlepas dari fakta yang diketahui bahwa tidur memiliki efek merugikan pada kesehatan dan kinerja perawat, bahwa gangguan tidur dapat mengurangi efisiensi dan produktivitas perawat, sehingga pada akhirnya membahayakan keselamatan pasien, urgensi dalam menjadikan tidur sebagai prioritas bagi perawat. secara individual, dan untuk mendesak para pembuat kebijakan untuk memasukkan ini dalam kebijakan tertulis belum dipertimbangkan. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau literatur terbaru (2011-2020) dengan metode tinjauan literatur naratif melalui analisis tematik dari konten tentang masalah tidur dalam keperawatan dan rekomendasi untuk mengatasi masalah tersebut. Dua belas literatur terkait ditemukan, dan tiga tema rekomendasi praktis disajikan. Rekomendasi ditujukan terlebih dahulu kepada perawat secara individu untuk “mempraktikkan apa yang diajarkan” ditambah dengan beberapa intervensi yang mungkin dilakukan sebagai upaya individu, kemudian dilanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi, khususnya di rumah sakit atau institusi kesehatan lainnya yang kebijakan tentang jadwal kerja serta tidur siang. harus ditulis dengan baik demi keselamatan perawat dan pasien. Dalam upaya institusional, pendidik keperawatan di tingkat akademik keperawatan juga dapat berkontribusi dengan mendidik mahasiswa untuk mempersiapkan mereka dalam kondisi kerja nyata, dan ini juga dicapai dengan menjadi teladan bagi mereka, karena tindakan selalu berbicara lebih keras daripada kata-kata. Terakhir, pemerintah di Indonesia juga telah berusaha semaksimal mungkin untuk menjadikan perawat sebagai bagian dari penyuluh pola hidup sehat dengan membagikan pamflet GERMAS, sehingga para perawat terpacu dengan pengajarannya sendiri..
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian MP-ASI Pada Anak Usia 6-24 Bulan Mutiara Wahyuni Manoppo
NUTRIX Vol 7 No 2 (2023): Volume 7, Issue 2, 2023
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.v7i2.945

Abstract

Babies aged >6 months need more vitamins, minerals, protein and carbohydrates which can’t be fulfilled only with breast milk. Complementary food is an addition that can be given to meet the > 6 months needs. There are some factors that influence complementary foods practices. This review is aimed to find what are the factors that influence the provision of complementary feeding. This study used a PRISMA guidelines. This review conducted by using searching databases Google Scholar, scienceDirect, Springer Link, Proquest and Sage Journal from 2019-2023. The exclusion criteria were article review and studies protocol. 11 articles included in this review. The result shows the influencing factors of complementary food practices are educational background, knowledge, sociocultural and economic factors. The most influencing factors is knowledge of mothers. Needs more attention from the stakeholder to help increase mother knowledge about complementary feeding. Keywords: Baby, Complementary feeding, Influencing Factors Abstrak Bayi berusia > 6 bulan membutuhkan lebih banyak vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat yang tidak dapat dipenuhi lagi hanya dengan Air Susu Ibu (ASI). Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah tambahan yang bisa diberikan untuk memenuhi kebutuhan bayi > 6 bulan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemberian makanan pendamping ASI. Tujuan review ini untuk mengetahui apa yang menjadi faktor yang mempengaruhi pemberian MP-ASI. Penelitian ini menggunakan kerangka kerja PRISMA. Pencarian literatur dilakukan pada database google scholar, scienceDirect, Springer Link, Proquest dan Sage Journal dari tahun 2019-2023. Kriteria inklusi pada review ini adalah artikel review dan studi protokol. 11 artikel termasuk dalam review ini. Hasil menunjukkan Faktor yang dapat mempengaruhi ibu dalam pemberian MP-ASI yaitu pendidikan, pengetahuan, sosial budaya dan ekonomi. Faktor paling dominan ialah pengetahuan. Dibutuhkan perhatian yang lebih dari pihak terkait untuk meningkatkan pengetahuan ibu mengenai MP-ASI. Kata Kunci: Balita, Faktor pendukung, Makanan Pendamping ASI.
PENGETAHUAN DAN PERILAKU MEROKOK PADA MASYARAKAT Mutiara Wahyuni Manoppo
Klabat Journal of Nursing Vol 5 No 2 (2023): Ever-evolving Nursing
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v5i2.974

Abstract

Merokok adalah kegiatan yang dapat mengakibatkan dampak serius bagi perokok serta orang yang berada disekitarnya. Sebagian besar dari masyarakat sudah cukup terpapar dengan informasi tentang bahaya merokok melalui berbagai media sarana yang dilakukan oleh pemerintah dan instansi kesehatan. Akan tetapi, dengan semua usaha yang telah dilakukan, masih banyak juga masyarakat yang dijumpai aktif dalam merokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku merokok pada masyarakat di Kelurahan Bitung Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah descriptive correlational dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah partisipan sebanyak 50 orang. Hasil penelitian dengan menggunakan analisis pearson correlation menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku merokok pada masyarakat kelurahan Bitung Timur dengan nilai p= 0,024; dan r=0.319. Lebih lanjut, hasil menunjukan bahwa sebagian besar partisipan berada pada tingkat pengetahuan merokok yang sedang, dengan perilaku merokok yang rendah. Direkomendasikan bagi masyarakat untuk tetap mempertahankan perilaku merokok yang rendah bahkan untuk berhenti jika memungkinkan. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk mengkaji faktor penyebab yang lain seperti ekonomi dan status pendidikan dalam kebiasaan merokok pada masyarakat. KATA KUNCI: Pengetahuan, Perilaku, Merokok, Masyarakat ABSTRACT Smoking is an activity with a serious impact on smokers and those around them. Most people are exposed enough to information about the dangers of smoking through various media facilities by the government and health agencies. However, there are still many people who are found to be active in smoking. This study aims to determine the relationship between the level of knowledge and smoking behavior in the community in East Bitung sub-district. The method used in this study was descriptive correlational with a cross sectional approach. Data collection used a purposive sampling technique with a total of 50 participants. The results of the study using pearson correlation analysis showed that there was a significant relationship between the level of knowledge and smoking behavior in the people of the East Bitung sub-district with a value of p = 0.024; and r=0.319. Furthermore, the results showed that most of the participants were at a moderate level of smoking knowledge, with low smoking behavior. It is recommended for people to maintain a low smoking behavior even to quit if possible. For further research, it is suggested to examine other factors such as economics and educational status in smoking habits. KEYWORDS: Knowledge, Behavior, Smoking, Community.
Optimizing the Role of Posyandu Cadres in Kema I Village in Efforts to Prevent and Combat Stunting Tendean, Angelia Friska; Manoppo, Mutiara Wahyuni; Wuisang, Metty
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KOMUNITAS KESEHATAN Vol 2 No 2 (2024): DESEMBER
Publisher : Poltekkes Kemenkes Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jb.v2i2.2505

Abstract

Pendahuluan: Kinerja kader posyandu ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan keterampilan dari kader posyandu. Tujuan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) ini untuk mengoptimalkan peran kader posyandu di Desa Kema dalam upaya mencegah dan menanggulangi stunting dengan penggunaan bantuan e-skrining stunting berbasis mobile. Metode pelaksanaan kegiatan yang dilakukan berupa kegiatan sosialisasi dan pelatihan dengan metode ceramah, simulasi, role play, dan pendampingan. Kegiatan PkM dilaksanakan pada 14 kader posyandu. Hasil evaluasi tingkat pengetahuan stunting sebelum 14 orang (100%) berada pada kategori kurang meningkat menjadi kategori cukup 11 orang (68.8%) dan baik 5 orang (31.2%) sementara untuk pengetahuan posyandu sebelum kurang 4 orang (25%), cukup 7 orang (43.8%), dan baik orang (31.2%) menjadi cukup 7 orang (43.7%) dan baik 9 orang (56,3%). Hasil evaluasi keterampilan kader posyandu sebelum kegiatan tugas posyandu penggerak 70% menjadi 90%, tugas penyuluh sebelum 71% menjadi 86%, tugas pencatat dan pelapor sebelum 75% menjadi 92%, dan tugas pendamping sebelum 0% menjadi 100%. Pada pelaksanan posyandu pendaftaran sebelum 100%, setelah 100%, pengukuran sebelum 70% menjadi 100%, pencatatan sebelum 70% menjadi 100%, penyuluhan sebelum 80% menjadi 100%, dan pelayanan kesehatan sebelum dan setelah 100%. Kesimpulan kegiatan PkM yang dilakukan terbukti efektif mengoptimalkan peran kader posyandu di Desa Kema I.
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ESSANG Manoppo, Mutiara Wahyuni; Ering, Cherol Nelson; Majore, Elyana
Klabat Journal of Nursing Vol. 7 No. 1 (2025): Building Resilient Communities
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v7i1.1282

Abstract

Pemberian imunisasi sangat penting bagi balita untuk melindungi balita dari berbagai penyakit terutama penyakit menular. Pemerintah telah berupaya untuk mewajibkan setiap balita mendapatkan imunisasi yang lengkap. Namun kurangnya pengetahuan ibu akan pentingnya imunisasi berhubungan dengan perilaku ibu untuk melengkapi imunisasi anaknya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan cakupan pemberian imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Essang yang dilakukan pada bulan November-Desember 2024. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain korelasional cross-sectional dan pengambilan data (n=60) dengan teknik Total Sampling. Hasil uji korelasi spearman rank menunjukkan p value 0,00 < 0,05 dengan nilai r 0,487 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan cakupan pemberian imunisasi dasar lengkap dengan arah hubungan, semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu makan cakupan pemberian imunisasi juga akan semakin tinggi. Rekomendasi puskesmas dapat terus memberikan edukasi kepada ibu balita mengenai pentingnya imunisasi dan memastikan setiap balita untuk mendapatkan imunisasi dasar yang lengkap. Immunization is very important for toddlers to protect them from various diseases, especially infectious diseases. The government has made efforts to require every toddler to get complete immunization. However, some mother has lack knowledge of the importance of immunization is associated with maternal behavior to complete immunization of their children. This study aims to determine the relationship between maternal knowledge and immunization coverage in the Essang Health Center working area conducted in November-December 2024. This study used quantitative methods with a cross-sectional correlational design and data collection (n = 60) with Total Sampling technique. The results of the spearman rank correlation test showed a p value of 0.00 <0.05 with an r value of 0.487, so it can be concluded that there is a significant relationship between maternal knowledge and coverage of complete basic immunization with the direction of the relationship, the higher the level of maternal knowledge, the higher the coverage of immunization will be. The recommendation for the Health Center is that can continue to provide education to mothers of toddlers about the importance of immunization and ensure that every toddler gets complete basic immunization.
Nutrition intervention to prevent stunting in children aged 6-59 months Mutiara Wahyuni Manoppo; Titih Huriah
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 7, No S2 (2022): Suplement 2
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (664.993 KB) | DOI: 10.30604/jika.v7iS2.1422

Abstract

Stunting prevention in the early years of life has become a worldwide concern in recent times. One of the prevention is to provide optimal interventions such as nutrition interventions. This study is aimed to discuss the nutritional intervention that can be given to prevent stunting. This review is according to PRISMA guidelines. This study design was a literature review conducted by searching databases PubMed, Proquest, EBSCO and Scopus from 2016-2021. The library search was developed using the PICO Logic Grid approach and the subject heading search using MeSH. The exclusion criteria in this review were studied protocol or articles review. Eight articles were included in this review. The results show nutritional interventions that can be used for stunting prevention are complementary food in the form of supplements or foods containing micronutrients and macronutrients about  4 articles and the other 4 articles that discuss the provision of supplementary feeding assistance programs and nutrition education. the nutritional interventions for stunting prevention such as providing optimal complementary food, that contain micronutrients or macronutrients or both of them and providing nutrition program such as nutrition education or assistance in planting food. Abstrak: Pencegahan stunting pada awal tahun kehidupan telah menjadi perhatian dunia belakangan ini. Salah satu cara pencegahannya adalah dengan memberikan intervensi yang optimal seperti intevensi gizi. Tujuan penelitian ini untuk membahas intervensi gizi yang dapat diberikan sebagai pencegahan stunting. Review ini sesuai dengan pedoman PRISMA. Desain penelitian ini adalah literature review yang dilakukan dengan mencari database PubMed, Proquest, EBSCO dan scopus dari tahun 2016-2021. Pencarian perpustakaan dikembangkan menggunakan pendekatan PICO Logic Grid dan pencarian judul subjek menggunakan MeSH. Kriteria eksklusi dalam review ini adalah artikel untuk studi protokol dan artikel review. Artikel yang direview berjumlah 8 artikel. Hasil menunjukkan intervensi gizi yang dapat digunakan untuk pencegahan stunting adalah makanan tambahan dalam bentuk supplement maupun makanan yang berisi micronutrient dan macronutrient sebanyak 4 artikel dan 4 artikel lainnya yang membahas tentang pemberian program pendampingan pemberian makanan tambahan dan edukasi gizi. Pemberian intervensi gizi untuk pencegahan stunting bisa berupa pemberian makanan tambahan maupun penggabungan antara program pendampingan pemberian makanan dan edukasi gizi.
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN STUNTING MELALUI PEMBERIAN EDUKASI DAN GIZI Manoppo, Mutiara Wahyuni
Klabat Journal of Nursing Vol. 6 No. 1 (2024): Nursing Overarches All Clinical Setting
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v6i1.1078

Abstract

Pencegahan stunting diawal kehidupan telah menjadi perhatian dunia. Salah satu pencegahan yang dapat dilakukan adalah melalui intervensi gizi. Literature review ini bertujuan untuk membahas pemberian edukasi dan gizi untuk pencegahan dan penanggulanan stunting. Pencarian artikel menggunakan database PubMed, ProQuest, EBSCO and Scopus, dengan kriteria inklusi yaitu artikel yang membahas mengenai pemberian edukasi dan gizi untuk pencegahan ataupun penanggulangan stunting yang diterbitkan tahun 2016-2021 dengan responden ibu dan balita usia 6-59. Kriteria eksklusi adalah artikel yang bukan berbahasa inggris dan hanya abstrak. 8 artikel yang direview dengan hasil tindakan yang dapat diberikan untuk pencegahan dan penanggulanan stunting adalah pemberian makanan pendamping asi berupa makronutrien seperti protein, karbohidrat dan lemak serta mikronutrien seperti zat besi, zinc, vitamin A, asam folat, iron, kalsium, fosfor dan vitamin B1, B2, B12, D3 , serta pemberian edukasi gizi yang bertujuan untuk peningkatan pengetahun ibu balita. Pemberian edukasi gizi dapat dilakukan sebagai awal program pencegahan stunting kemudian diikuti dengan pendampingan dalam persiapan pembuatan makanan hingga pada pemberian makanan yang mengandung makronutrien maupun mikronutrien. Prevention of stunting early in life has become a global concern. One prevention that can be done is through nutritional intervention. This literature review aims to discuss the provision of education and nutrition for the prevention and management of stunting. The article search used the PubMed, ProQuest, EBSCO and Scopus databases, with inclusion criteria namely articles discussing the provision of education and nutrition for the prevention or management of stunting published in 2016-2021 with respondents from mothers and toddlers aged 6-59. Exclusion criteria were articles that were not in English and only abstracts. 8 articles were reviewed with the results, actions that can be given to prevent and overcome stunting are providing complementary foods for breast milk in the form of macronutrients such as protein, carbohydrates and fats as well as micronutrients such as iron, zinc, vitamin A, folic acid, iron, calcium, phosphorus and vitamins. B1, B2, B12, D3, as well as providing nutrition education aimed at increasing the knowledge of mothers of toddlers. Providing nutrition education can be carried out as the start of a stunting prevention program, then followed by assistance in preparing food and providing food containing macronutrients and micronutrients. KEYWORDS: Children, Education, Nutrition, Stunting
EKSPLORASI FAKTOR SOSIAL BUDAYA TERHADAP PREVALENSI KUSTA DI PAPUA : STUDI KUALITATIF Manoppo, Mutiara Wahyuni; Bahari, Bahari
Klabat Journal of Nursing Vol. 6 No. 2 (2024): Nursing - World's Buoyant
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v6i2.1176

Abstract

Kusta adalah penyakit yang sampai saat ini belum dapat dieliminasi dari beberapa Provinsi di Indonesia, dan peningkatan pertambahan kasus tertinggi pada tahun 2022 sebanyak 600 kasus. Tingginya prevalensi kusta di Papua dipengaruhi oleh berbagai faktor, oleh karena itu perlu dilakukan eksplorasi khususnya faktor sosial budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi faktor sosial budaya terhadap tingginya prevalensi kusta di Kabupaten Mappi Papua Indonesia. Metode penelitian kualitatif dengan desain penelitian etnografi dengan teknik pengumpulan sampel purposive sampling. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kabupaten Mappi, Papua, Indonesia pada Februari hingga April 2022. Empat belas yang berpartisipan terdiri dari empat pasien kusta, empat keluarga pasien kusta, tiga tenaga medis dan tiga stakeholders. Pengumpulan data menggunakan indepth interview (wawancara mendalam), direct observation (pengamatan langsung) dan focus group discussion (FGD). Terdapat tujuh tema yang muncul, meliputi: 1) kurang pengetahuan tentang penyakit kusta, 2) pandangan masyarakat akan kusta sebagai kutukan dan guna-guna, 3) tidak ada stigma dan diskriminasi dari keluarga dan masyarakat, serta 4) pola hidup dan budaya tinggal bersama dalam satu rumah. Sosial dan budaya berkontribusi terhadap prevalensi kusta di kabupaten Mappi, Papua, Indonesia. Penguatan peran keluarga, masyarakat, tenaga kesehatan, dan kebijakan pemerintah diperlukan untuk mendukung kesembuhan pasien kusta dan menekan prevalensi kusta. Leprosy is a disease that has not yet been eliminated from several provinces in Indonesia, and the highest increase in cases in 2022 was 600 cases. The high prevalence of leprosy in Papua is influenced by various factors, therefore it is necessary to explore especially socio-cultural factors. This study aims to explore the socio-cultural factors of the high prevalence of leprosy in Mappi Regency, Papua Indonesia. Qualitative research method with ethnographic research design with purposive sampling technique. The study was conducted in Mappi district, Papua, Indonesia from February to April 2022. Fourteen participants consisted of four leprosy patients, four families of leprosy patients, three medical personnel and three stakeholders. Data were collected using indepth interviews, direct observation and focus group discussions (FGDs). Seven themes emerged, including: 1) lack of knowledge about leprosy, 2) the community's view of leprosy as a curse and witchcraft, 3) no stigma and discrimination from family and community, and 4) lifestyle and culture of living together in one house. Social and cultural factors contribute to the prevalence of leprosy in Mappi district, Papua, Indonesia. Strengthening the role of families, communities, health workers, and government policies is needed to support the recovery of leprosy patients and reduce the prevalence of leprosy.
MEDIA CONVERGENCE USING LOCAL FOOD (TINUTUAN) TO IMPROVE MOTHERS’ KNOWLEDGE, ATTITUDES, AND BEHAVIORS FOR STUNTING PREVENTION IN KEMA, NORTH MINAHASA Manoppo, Mutiara Wahyuni; Padaunan, Ellen
Klabat Journal of Nursing Vol. 7 No. 2 (2025): Nursing Insights: Bridging Science and Care
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v7i2.1408

Abstract

Stunting is a health issue in children that can be avoided by providing appropriate nutrition intervention and improving nutritious locally sourced meals. Manado porridge, known as tinutuan, is a nourishing traditional cuisine from North Sulawesi, Indonesia. It can be used as a supplementary diet to reduce stunting in children under the age of five. However, due to a lack of information among mothers, tinutuan is primarily taken by adults. Media Convergence is an effective way to increase knowledge, attitude, and behavior related to stunting prevention. The purpose of this study was to analyze the effect of media convergence based on local foods on mothers' knowledge, attitudes, and behaviors of stunting prevention in children under the age of five. A quasi-experimental design with a control group, pre, and posttest was used. The purposive sampling technique was used to recruit 30 respondents. The intervention was carried out by education using media convergence of booklet dan videos that contain about stunting and how to prevent it using locally sourced food, also how to cook the tinutuan. Mann-Whitney tests were used to analyze the effect on the treatment group before the intervention. The result shows that there is significant effect of media convergence based on local foods on mothers' knowledge, attitudes, and behaviors of stunting prevention (p < 0.005). Stunting adalah masalah kesehatan pada anak-anak yang dapat dicegah dengan memberikan intervensi gizi yang tepat dan meningkatkan kualitas makanan bergizi yang berasal dari pangan lokal. Bubur Manado, yang dikenal sebagai tinutuan, adalah masakan tradisional bergizi dari Sulawesi Utara, Indonesia. Bubur ini dapat digunakan sebagai makanan tambahan untuk mengurangi stunting pada anak di bawah usia lima tahun. Namun, karena kurangnya informasi di kalangan ibu, tinutuan umumnya dikonsumsi oleh orang dewasa. Konvergensi media merupakan cara efektif untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku terkait pencegahan stunting. Tujuan studi ini adalah menganalisis pengaruh konvergensi media berbasis pangan lokal terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu dalam pencegahan stunting pada anak di bawah usia lima tahun. Desain quasi-eksperimental dengan kelompok control menggunakan pretest dan posttest. Teknik purposive sampling digunakan untuk merekrut 30 responden. Intervensi dilakukan melalui edukasi menggunakan konvergensi media berupa booklet dan video yang berisi informasi tentang stunting dan cara mencegahnya menggunakan makanan lokal, serta cara memasak tinutuan. Uji Mann-Whitney digunakan untuk menganalisis pengaruh pada kelompok perlakuan sebelum intervensi. Hasil menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari konvergensi media berbasis makanan lokal terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu dalam pencegahan stunting (p < 0.005).