Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Digital Health Intervention Towards Suicidal Ideation Among Adolescents Cherol Nelson Ering; Shanti Wardaningsih
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 8, No 2: June 2023
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30604/jika.v8i3.2003

Abstract

Adolescents are a vulnerable group when it comes to mental health issues like suicidal ideation. Digital health, with its increasingly advanced and developing technology in industry 4.0 area, can be an alternative intervention to prevent or even reduce suicidal ideation among adolescents. This article is a literature review that aims to discuss the use of digital health interventions to reduce suicidal ideation among adolescents. The article search method uses a database from Pubmed, Google Scholar, Science Direct, and CrossRef. There were 12 articles that were reviewed. The findings indicated that a digital health intervention can reduce or eliminate suicidal ideation in adolescents. The internet, websites, mobile applications, and messenger are all examples of digital health. The influence of digital health interventions for suicidal ideation comes from benefits of digital health such as screening for suicidal ideation (both by health workers and independently), counseling, psychoeducation, and peer support. Digital health can be used effectively by millennials or teenagers who live in modern times.Abstrak: Remaja merupakan populasi yang rentan mengalami kesehatan mental seperti ide bunuh diri. Digital Health menjadi intervensi pilihan alternatif untuk mencegah bahkan mengurangi ide bunuh diri pada remaja terutama di area industri 4.0 dengan pemanfaatan teknologi yang sudah semakin maju dan berkembang. Penelitian ini merupakan literature review yang bertujuan untuk membahas intervensi digital health terhadap ide bunuh diri pada remaja. Metode pencarian artikel menggunakan database Pubmed, Google Scholar, Science Direct, dan CrossRef. Artikel yang direview berjumlah 12 artikel. Hasil literature review menunjukkan intervensi digital health dapat mengurangi atau mengatasi ide bunuh diri pada remaja. Jenis digital health yang digunakan internet/webisite, mobile application, dan messenger. Adapun manfaat yang dapat diberikan digital health yaitu skrining ide bunuh (baik oleh tenaga kesehatan, dan skrining secara mandiri), konseling, psikoedukasi, dan dukungan teman sebaya. Intervensi Digital Health efektif dapat digunakan kepada kaum generasi milenial atau remaja yang hidup di zaman modern.
Anxiety Experiences Among Pregnant Women During COVID-19 Pandemic Metty Wuisang; Angelia Friska Tendean; Cherol Nelson Ering
NUTRIX Vol 7 No 2 (2023): Volume 7, Issue 2, 2023
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.v7i2.942

Abstract

Pregnant women are a group at risk of contracting COVID-19. This condition makes pregnant women often feel anxious about the possibility of exposure to COVID-19 infection. Anxiety that cannot be overcome will have a negative impact on the pregnant woman herself, such as preeclampsia and even miscarriage and the fetus, such as premature birth and low birth weight. This study aims to explore the anxiety experiences of pregnant women during the COVID-19 pandemic. This research was conducted in the North Minahasa area using a qualitative method with a phenomenological approach. Informants in this study amounted to 11 people. Methods of data collection using semi-structured video and face-to-face interviews. Anxiety experienced 4 themes that emerged, namely: 1) Anxiety about contracting, 2) Anxiety about other people's health, 3) Anxiety about doing antenatal care, and 4) Anxiety about childbirth. Health workers need to overcome anxiety in pregnant women so that negative impacts on pregnant women and the fetus can be avoided. Telehealth can be an alternative option to help pregnant women deal with anxiety during the COVID-19 pandemic. Keywords: Anxiety, COVID-19, Pregnant Women Abstrak Ibu hamil merupakan kelompok yang berisiko tertular COVID-19. Kondisi ini membuat ibu hamil kerap merasa cemas akan kemungkinan terpapar infeksi COVID-19. Kecemasan yang tidak bisa diatasi akan berdampak buruk pada ibu hamil itu sendiri seperti preeklampsia bahkan keguguran dan janin seperti lahir prematur dan berat badan bayi baru lahir rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman kecemasan ibu hamil selama pandemi COVID-19. Penelitian ini dilakukan di daerah Minahasa Utara dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Informan dalam penelitian ini berjumlah 11 orang. Metode pengumpulan data menggunakan video semi terstruktur dan wawancara tatap muka. Kecemasan mengalami 4 tema yang muncul yaitu: 1) Kecemasan tertular, 2) Kecemasan terhadap kesehatan orang lain, 3) Kecemasan melakukan antenatal care, dan 4) Kecemasan terhadap persalinan. Tenaga kesehatan perlu mengatasi kecemasan pada ibu hamil sehingga dampak negatif pada ibu hamil maupun janin bisa terhindari. Telehealth dapat menjadi pilihan alternatif untuk membantu ibu hamil mengatasi kecemasan selama masa pandemi COVID-19. Kata Kunci: COVID-19, Ibu hamil, Kecemasan
PREGNANT WOMEN'S READINESS DURING THE COVID-19 PANDEMIC Angelia Friska Tendean; Arlina Dewi; Cherol Nelson Ering
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 8, No 3: September 2023
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30604/jika.v8i3.2011

Abstract

A category of people who are susceptible to COVID-19 infection is pregnant women. The safety of the mother and fetus can be determined in large part by how prepared pregnant women are to give birth. Pregnant women who are mentally and physically prepared for childbirth can have a healthy delivery that includes the removal of the baby, placenta, and membranes. The purpose of this study is to investigate how prepared expectant mothers felt for childbirth during the COVID-19 epidemic. This study employs a qualitative methodology and phenomenology. In this study, 11 informants participated. Face-to-face interviews and semi-structured video were employed in the data collection process. According to the study's findings, there were five key elements in pregnant women's preparedness for childbirth during the COVID-19 pandemic: 1) worry about COVID-19 exposure, 2) keeping healthy throughout the COVID-19 pandemic, 3) adhering to our ancestors' culture, 4) preparing for a safe and comfortable delivery, and 5) receiving the best medical facility services. Pregnant women must maintain their health and carefully arrange their deliveries. Health facilities are crucial in assisting expectant mothers with labor preparation, particularly during the pandemic. During the COVID-19 pandemic, telehealth may be employed as a substitute method of reaching pregnant women.
Gadget Dengan Perkembangan Emosional Anak Usia Prasekolah 3-6 Tahun Angelia Friska Tendean; Cherol Nelson Ering
NUTRIX Vol 8 No 2 (2024): Volume 8, Issue 2, 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.v8i2.1166

Abstract

Perkembangan emosional adalah perkembangan yang terjadi ketika anak belajar untuk menguasai dan mengekspresikan emosi yang lebih kompleks dan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan emosional anak yaitu penggunaan gadget. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan gadget dengan perkembangan emosional skala kesulitan dan skala kekuatan pada anak usia prasekolah di TK UNKLAB Airmadidi. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional, dengan uji statistik spearman rank. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah sampel 61 responden. Hasil penelitian menunjukkan 36.1% penggunaan gadget baik, 49.2% penggunaan gadget sedang, 14.8% penggunaan gadget buruk. Adapun hasil perkembangan emosional skala kesulitan terdapat 80.3% perkembangan emosional normal, 14.8% perkembangan emosional borderline, dan 4.9% perkembangan emosional abnormal. Hasil perkembangan emosional skala kekuatan terdapat 95.1% perkembangan emosional normal, 3.3% perkembangan emosional borderline, dan 1.6% perkembangan emosional abnormal. Hasil penelitian diperoleh nilai p = 0.000<0.05 yang berarti ada hubungan yang signifikan, sedang, dan searah antara penggunaan gadget dengan perkembangan emosional skala kesulitan pada anak usia prasekolah di TK UNKLAB Airmadidi. Hasil penelitian juga diperoleh nilai p = 0.016<0.05 yang berarti ada hubungan yang signifikan, rendah, dan berlawanan arah antara penggunaan gadget dengan perkembangan emosional skala kekuatan pada anak usia prasekolah di TK UNKLAB Airmadidi. Direkomendasikan bagi peneliti selanjutnya untuk menggunakan variabel lain yang berbeda seperti pengetahuan orang tua.
KEMATANGAN EMOSI DAN PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA RANTAU Angelia Friska Tendean; Elsha Deeng; Cherol Nelson Ering
Klabat Journal of Nursing Vol 6 No 2 (2024): Nursing - World's Buoyant
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v6i2.1167

Abstract

Penyesuaian diri adalah proses yang melibatkan respon mental dan tingkah laku dari setiap individu yang berusaha mengatasi kebutuhan dan hambatan dalam diri agar tercipta keharmonisan antara kondisi dalam diri sendiri dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan individu tersebut sehingga menjadi salah satu faktor dimana mempengaruhi kematangan emosi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kematangan emosi dan penyesuaian diri mahasiswa rantau untuk pengembangan asuhan keperawatan. Metode penelitian menggunakan deskriptif korelasi melalui pendekatan cross-sectional dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 97 responden. Hasil penelitian didapati bahwa mayoritas kematangan emosi mahasiswa rantau dengan 72 responden berada pada kategori sedang (74,2%), sedangkan penyesuaian diri 59 responden dominan kategori sedang (60,8%). Hasil Uji statistik menggunakan Spearman Rank/Rho didapati tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kematangan emosi dan penyesuaian diri mahasiswa rantau Universitas Klabat (p-value 0,197>0,05. Rekomendasi bagi institusi pendidikan dapat meningkatkan program atau kegiatan kampus yang mendukung mahasiswa rantau terutama dalam beradaptasi di lingkungan kampus. Self-adjustment is a process that involves the mental and behavioral responses of everyone who tries to overcome the needs and obstacles within themselves to create harmony between their internal conditions and what is expected by the individual's environment, so it becomes one of the factors that influence emotional maturity. This research aims to determine the relationship between emotional maturity and self-adjustment of overseas students for the development of nursing care. The research method uses descriptive correlation through a cross-sectional approach with a sampling technique using purposive sampling with a sample size of 97 respondents. The research results found that most of the overseas students' emotional maturity with 72 respondents was in the medium category (74.2%), while the self-adjustment of 59 respondents was in the medium category (60.8%). The results of statistical tests using Spearman Rank/Rho found that there was no significant relationship between emotional maturity and self-adjustment of overseas students at Klabat University (p-value 0.197>0.05. Recommendations for educational institutions, researchers hope that the research results can be used as reference material in their efforts to increase the emotional maturity and self-adjustment of overseas students.
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ESSANG Manoppo, Mutiara Wahyuni; Ering, Cherol Nelson; Majore, Elyana
Klabat Journal of Nursing Vol 7 No 1 (2025): Building Resilient Communities
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v7i1.1282

Abstract

Pemberian imunisasi sangat penting bagi balita untuk melindungi balita dari berbagai penyakit terutama penyakit menular. Pemerintah telah berupaya untuk mewajibkan setiap balita mendapatkan imunisasi yang lengkap. Namun kurangnya pengetahuan ibu akan pentingnya imunisasi berhubungan dengan perilaku ibu untuk melengkapi imunisasi anaknya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan cakupan pemberian imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Essang yang dilakukan pada bulan November-Desember 2024. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain korelasional cross-sectional dan pengambilan data (n=60) dengan teknik Total Sampling. Hasil uji korelasi spearman rank menunjukkan p value 0,00 < 0,05 dengan nilai r 0,487 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan cakupan pemberian imunisasi dasar lengkap dengan arah hubungan, semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu makan cakupan pemberian imunisasi juga akan semakin tinggi. Rekomendasi puskesmas dapat terus memberikan edukasi kepada ibu balita mengenai pentingnya imunisasi dan memastikan setiap balita untuk mendapatkan imunisasi dasar yang lengkap. Immunization is very important for toddlers to protect them from various diseases, especially infectious diseases. The government has made efforts to require every toddler to get complete immunization. However, some mother has lack knowledge of the importance of immunization is associated with maternal behavior to complete immunization of their children. This study aims to determine the relationship between maternal knowledge and immunization coverage in the Essang Health Center working area conducted in November-December 2024. This study used quantitative methods with a cross-sectional correlational design and data collection (n = 60) with Total Sampling technique. The results of the spearman rank correlation test showed a p value of 0.00 <0.05 with an r value of 0.487, so it can be concluded that there is a significant relationship between maternal knowledge and coverage of complete basic immunization with the direction of the relationship, the higher the level of maternal knowledge, the higher the coverage of immunization will be. The recommendation for the Health Center is that can continue to provide education to mothers of toddlers about the importance of immunization and ensure that every toddler gets complete basic immunization.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN (HPK) DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN STUNTING Tendean, Angelia Friska; Ering, Cherol Nelson; Sumolang, Sifra; Ponamon, Jolie Febri
Klabat Journal of Nursing Vol 7 No 1 (2025): Building Resilient Communities
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v7i1.1256

Abstract

Stunting adalah kegagalan pertumbuhan yang dialami anak di bawah lima tahun yang disebabkan oleh kekurangan gizi yang berkelanjutan dan seringkali disebabkan oleh infeksi. 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) disebut golden age, dimaksudkan untuk memastikan bahwa anak-anak memiliki tumbuh kembang yang optimal. Jika ibu balita mengetahui tentang HPK dan memiliki sikap positif, mereka dapat melakukan perilaku pencegahan stunting yang efektif. Tujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang 1000 hari pertama kehidupan dengan perilaku pencegahan Stunting dikelurahan Tataaran II. Metode penelitian ini meruapkan kuantitatif, dengan desain analitik korelasional melalui pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel yang diterapkan dalam penelitian ini adalah total sampling yang melibatkan 100 responden. Hasil analisis spearman rank menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan Stunting (p=value 0,090) > 0,05, namun terdapat hubungan antara sikap dengan perilaku pencegahan Stunting (p=value 0,007) < 0,05. Penelitian ini menyimpulkan bahwa untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk menganalisis faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi perilaku pencegahan stunting seperti pendapatan orangtua, budaya ibu balita, dan dukungan suami terhadap ibu balita. Children under five years old who suffer from stunting, a growth failure disease brought on by persistent malnutrition and frequently linked to infections, experience stunting. The first 1000 days of life (HPK) is the golden period, often referred to as the golden age, for a child to have proper growth and development. Good knowledge about the first 1000 days of life and positive attitudes of mothers in caring for their toddlers will lead to effective stunting prevention behavior. The purpose of this study is to explore the correlation between mothers' knowledge and attitudes about the first 1,000 days of life and behaviors related to stunting prevention. Method in this study employed a quantitative research approach with a correlational analytic design through a cross-sectional approach using sampling technique total sampling, involving 100 respondents. The results of the Spearman rank analysis indicated that, statistically, there was no correlation between knowledge and stunting prevention behaviors (p-value = 0.090) > 0.05. However, a relationship was found between attitudes and stunting prevention behaviors (p-value = 0.007) < 0.05. The conclusion suggests that future researchers should examine other factors that could impact behavior, such as income, culture, and support.
Hubungan Usia Ibu Hamil, Usia Kehamilan, dan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet FE dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Angelia Friska Tendean; Cherol Nelson Ering; Sancai Makasudede
NUTRIX Vol 9 No 1 (2025): Volume 9, Issue 1, 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.v9i1.1257

Abstract

Anemia pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan masyarakat yang signifikan dengan dampak serius bagi ibu dan janin, termasuk risiko komplikasi kehamilan, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara umur ibu hamil, usia kehamilan, dan tingkat kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kakaskasen, Kecamatan Tomohon Utara. Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan studi kasus kontrol, melibatkan 81 ibu hamil yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Data diperoleh dari kuesioner dan rekam medis, kemudian dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara umur ibu hamil dengan kejadian anemia (p = 0,004), usia kehamilan dengan kejadian anemia (p = 0,001), dan tingkat kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia (p = 0,019). Penelitian ini menyoroti pentingnya upaya peningkatan kepatuhan konsumsi tablet Fe dan edukasi gizi untuk mencegah anemia pada ibu hamil, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan janin. Anemia in pregnant women is a significant public health issue with serious impacts on both the mother and the fetus, including risks of pregnancy complications, preterm birth, and low birth weight. This study aims to analyze the relationship between maternal age, gestational age, and adherence to iron tablet consumption with the incidence of anemia in pregnant women in the Kakaskasen Public Health Center area, North Tomohon District. The research employed an analytical observational design with a case-control approach, involving 81 pregnant women selected through purposive sampling. Data were collected using questionnaires and medical records, then analyzed using the Chi-Square test. The results showed significant relationships between maternal age and anemia incidence (p = 0.004), gestational age and anemia incidence (p = 0.001), and adherence to iron tablet consumption and anemia incidence (p = 0.019). This study highlights the importance of improving adherence to iron tablet consumption and nutritional education to prevent anemia in pregnant women, ultimately enhancing maternal and fetal health outcomes.