Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DASAN AGUNG MATARAM Sentana, Aan Dwi; Mardiatun, Mardiatun
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 1, No 2 (2014): Jurnal Analis Medika Bio Sains
Publisher : Jurusan Analis Kesehatan, Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19.889 KB)

Abstract

AbstrakPemberian teknik relaksasi nafas dalam untuk menurunkan tekanan darah, berarti telah memberikan penanganan alternatif  pada pasien secara non farmakologi selain pengkonsumsian obat-obatan medika-mentosa dan dapat memberikan pengajaran pada pasien dalam mengatasi tekanan darah tinggi pada pasien hipertensi. Tujuan umum penelitian ini adalah Menganalisis pengaruh teknik relaksasi napas dalam terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Tujuan Khusus adalah mengidentifikasi tekanan darah pasien sebelum dilakukan teknik relaksasi napas dalam pada pasien hipertensi, mengidentifikasi tekanan darah pasien sesudah dilakukan teknik relaksasi napas dalam  pada pasien hipertensi, membuktikan pengaruh teknik relaksasi napas dalam terhadap penurunan  tekanan darah pada pasien hipertensi. Desain penelitian Quasi eksperiment : pretest-posttest control group design. Satu  kelompok perlakuan terdiri dari 16 orang diberikan relaksasi napas dalam dalam selama 8 hari, satu kelompok yang terdiri dari 16 orang sebagai kontrol. Sampel dipilih dengan cara consecutive  sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur tekanan darah sebelum dan setelah diberikan intervensi. Uji statistik yang digunakan adalah Paired T-Test. Hasil penelitian menunjukkan ada perubahan yang signifikan pada tekanan darah sistole sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi pada kelompok perlakuan dengan nilai p < 0,05 yaitu p = 0,001 dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan nilai p > 0,05 yaitu p = 0,358 dan ada perubahan yang signifikan pada tekanan darah diastole sebelum dan sesudah perlakuan dengan nilai p < 0,05 yaitu p=0.0065 dibandingkan dengan p > 0,05 yaitu p = 0,44375 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa relaksasi napas dalam dapat menurukan tekanan darah baik sistole dan diastole karena  pada keadaan relaksasi mengakibatkan penurunan rangsangan emosional dan penurunan pada rangsangan pada area pengatur fungsi  kardiovaskular seperti pada hipothalamus posterior dan nukleus perifornikel sehingga terjadi penurunan  tekanan darah. Mengingat besarnya pengaruh teknik relaksasi maka dianjurkan pasien hipertensi agar petugas kesehatan mengajarkan teknik relaksasi. Hal tersebut untuk membantu untuk mengontrol tekanan darah sehingga membantu  mempercepat kesembuhan dan menurukan biaya perawatan.Kata Kunci: Hipertensi, Tekanan darah, Teknik relaksasi
Pemberdayaan kader posyandu dalam Stimulasi Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) pada anak usia 0 – 6 tahun di wilayah kerja Puskesmas Karang Pule Mataram NTB (Empowerment of posyandu cadres in Stimulating Early Detection and Intervention of Growth and Development (SDIDTK) in children aged 0 – 6 years in the working area of the Karang Pule Health Center, Mataram, NTB) Mardiatun, Mardiatun; Mawaddah, Ely; Arip, Moh; Sumartini, Ni Putu; Sentana, Aan Dwi
Indonesia Berdaya Vol 6, No 1 (2025)
Publisher : UKInstitute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47679/ib.2025992

Abstract

Pertumbuhan dan perkembangan anak dimulai sejak dalam kandungan. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang berjalan sejajar dan berdampingan, artinya tidak dapat dipisahkan, stimulasi tumbuh kembang menjadi satu hal yang penting. Pelaksanaan deteksi dini tumbuh kembang dapat dibantu oleh kader kesehatan. Namun tampak kader kesehatan masih banyak yang belum memahami cara melakukan deteksi dini tumbuh dan kembang balita menggunakan KPSP, sehingga dalam proses posyandu tidak ada satupun balita yang dilakukan deteksi dini khususnya terkait pertumbuhan dan perkembangan. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah Meningkatkan pengetahuan Keterampilan SDM Kesehatan (kader) tentang Stimulasi Deteksi dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Pada Anak Usia 0–6 Tahun. Metode yang digunakan yaitu   pendidikan kesehatan dengan ceramah dan demonstrasi. Kegiatan ini menghasilkan kader yang mampu melakukan pemeriksaan dan pengukuran Stimulasi Deteksi dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Pada Anak Usia 0–6 Tahun sebagai langkah awal dalam menemukan kasus dini Stunting di tingkat dasar yang nantinya bisa di gunakan oleh pemegang program puskesmas khusus Stunting. Dengan demikian diharapkan peran serta dari Kader tersebut untuk mencegah dan menemukan kasus lebih dini bisa di lakukan.Abstract. A child's growth and development begins in the womb. Growth and development are processes that run parallel and side by side, meaning they cannot be separated, stimulation of growth and development is an important thing. The implementation of early detection of growth and development can be assisted by health cadres. However, it appears that many health cadres still do not understand how to carry out early detection of growth and development of toddlers using KPSP, so that in the posyandu process not a single toddler is carried out early detection, especially regarding growth and development. The aim of this community service is to increase the knowledge skills of Health Human Resources (cadres) regarding Early Detection Stimulation of Growth and Development (SDIDTK) in Children Aged 0–6 Years. The method used is health education with lectures and demonstrations. This activity produces cadres who are able to carry out examinations and measurements of Early Detection Stimulation of Growth and Development (SDIDTK) in children aged 0-6 years as the first step in finding early cases of stunting at the basic level which can later be used by holders of the special Stunting community health center program. Thus, it is hoped that the participation of these cadres in preventing and finding cases early can be carried out.
Peningkatan Pengetahuan Remaja Putri Melalui Pendidikan Kesehatan Media Video tentang Bahaya Pernikahan Dini untuk Mencegah Stunting Jafar, Sitti Rusdianah; Mawaddah, Ely; Mardiatun, Mardiatun; Sri Puja Warnis W, Gusti Ayu; Rahmatillah, Febry Dwi
Bima Nursing Journal Vol. 6 No. 2 (2025): Mei
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/bnj.v6i2.1785

Abstract

Indonesia is currently experiencing a major nutritional problem, namely stunting. Children who are born with short stature or not in accordance with the standards for their age are called stunting. This is caused by growth and development disorders in children due to chronic nutritional problems caused by malnutrition for a long time. This study aims to determine the effect of health education about the dangers of early marriage through videos to prevent stunting on the level of knowledge of adolescent girls. The design of this study used a pre-experimental method with the One Group Pretest and Posttest Design approach. The sampling technique used Purposive Sampling with 100 respondents. Statistical analysis used a non-parametric test, namely the Wilcoxon Signed Rank Test. The results of the study showed a change in the level of knowledge before and after being given a video of the dangers of early marriage to prevent stunting. Thus, it can be concluded that there is an effect of health education through videos of the dangers of early marriage to prevent stunting on the level of knowledge of adolescent girls at SMKN 1 Narmada. It is recommended that readers use this study as a source of information and an appeal in prevention so as not to get married early as an effort to prevent stunting.
Penggunaan Game Online dalam Menurunkan Kuantitas Tidur Remaja di SMPN 2 Lingsar Kecamatan Lingsar Lombok Barat Jafar, Sitti Rusdianah; Widiyatma, Heru; Fathoni, Akmad; Mardiatun, Mardiatun; Setana, Aan Dwi; Arismansyah, Arismansyah
Bima Nursing Journal Vol. 5 No. 1 (2023): November
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/bnj.v5i1.1263

Abstract

Pemanfaatan teknologi informasi sangat bermanfaat dalam proses belajar mengajar. Ponsel sebagai salah satu bentuk teknologi informasi telah tersebar luas. Umumnya remaja menggunakan telepon seluler bukan untuk keperluan belajar melainkan lebih banyak digunakan untuk bermain game. Permainan Pengguna Online Akan Menyita Waktunya Sehingga Kebutuhan Istirahatnya Berkurang, Hal Ini Akan Memperburuk Kuantitas Menulisnya. Remaja memerlukan kuantitas tidur siang dan malam yang berkisar antara 7-8 jam. Jika kuantitas tidur tidak mencukupi, maka tubuh akan mengalami berbagai kondisi fisiologis dan fisiologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebiasaan game online terhadap penurunan kualitas tidur remaja di SMPN 1 Lingsar Kabupaten Lombok Barat. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 8 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara gaming.
Pengaruh Frekuensi Senam Aerobik Low Impact Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Mardiatun, Mardiatun; Arip, Moh.; Andrayani, Lale Wisnu; Wijayanti, G.A Sri Puja Warnis; Sakyanandi, Sakyanandi
Bima Nursing Journal Vol. 5 No. 2 (2024): Mei
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/bnj.v5i2.1560

Abstract

Hipertensi merupakan faktor terjadinya stroke, gagal jantung, yang menyebabkan kematian. Puskesmas Gangga memiliki kasus hipertensi terbanyak pada tahun 2022 dari 5 Puskesmas yang ada di Kabupaten Lombok Utara. Penyakit hipertensi menjadi urutan ke 3 dari 10 penyakit terbanyak yang ada di Puskesmas Gangga tahun 2022. Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh frekuensi senam aerobik low Impact terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gangga Kabupaten Lombok Utara. Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan pra eksperimental two group pre test- post test terhadap 15 responden kelompok intervensi dan 15 responden kelompok kontrol dengan purposive sampling, analisis data yang digunakan yaitu uji Paired Sampel –T Test. Hasil Penelitian: Hasil analisis statistik ke dua kelompok menunjukan sama sama terjadi penurunan yang signifikan (p=0,000). Perbandingan selisih kelompok intervensi rata-rata tekanan darah sistolik 5.14 mmHg dan diastolik 4.4 mmHg, kemudian kelompok kontrol selisih rata-rata tekanan darah sistolik 7.2 mmHg dan diastolik 7.53 mmHg. Kesimpulan: Frekuensi senam aerobik low impact berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gangga Kabupaten Lombok Utara. Saran: Responden disarankan rutin melaksanakan senam aerobik low impact dengan frekuensi 3 kali dalam 1 minggu dengan durasi ± 30 menit untuk menurunkan tekanan darah
Pemberdayaan Kader Dalam Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular di Desa Dopang Kecamatan Gunung Sari Lombok Barat [Empowering Cadres in Early Detection of Non-Communicable Diseases in Dopang Village, Gunung Sari Subdistrict, West Lombok] Mardiatun, Mardiatun; Wijayanti, Sri Puja Warnis; Mawaddah, Ely; Sentana, Aan Dwi; Hadi, Irwan
Indonesia Berdaya Vol 7, No 1 (2026)
Publisher : UKInstitute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47679/ib.20261318

Abstract

Abstract. Non-communicable diseases (NCDs) are a global health problem with high morbidity and mortality rates, especially in developing countries. One of the government’s efforts to reduce NCD rates is through the establishment of Integrated Counseling Posts (Posbindu) for NCDs, which involve health cadres in the early detection of risk factors. However, cadres' skills in anthropometric and blood pressure examinations remain limited due to a lack of training. This community service activity aims to improve the knowledge and skills of cadres in early detection of NCDs in Dopang Village, Gunung Sari Subdistrict, West Lombok. The implementation methods included lectures, discussions, and demonstrations of anthropometric examinations (body weight, height, body mass index, waist circumference) and blood pressure measurements using a booklet as a media tool. The activity involved 30 health cadres from 11 villages, with 2-3 cadres representing each village. The results showed that before the training, most cadres had never received assistance related to early detection of NCDs. After counseling and demonstrations, all cadres were able to perform blood pressure and anthropometric examinations according to SOPs, calculate BMI, and record examination results on forms. Cadres’ skills improved along with high enthusiasm and direct assistance from the service team. In conclusion, education and demonstration-based training effectively increased cadres’ capacity in early detection of NCDs, thereby strengthening prevention and control efforts at the community level. Abstrak. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan masalah kesehatan global dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi, khususnya di negara berkembang. Salah satu upaya pemerintah untuk menekan angka PTM adalah melalui pembentukan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM yang melibatkan kader kesehatan dalam deteksi dini faktor risiko. Namun, keterampilan kader dalam pemeriksaan antropometri dan tekanan darah masih terbatas akibat minimnya pelatihan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam deteksi dini PTM di Desa Dopang, Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat. Metode pelaksanaan meliputi ceramah, diskusi, dan demonstrasi pemeriksaan antropometri (berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh, lingkar perut) serta pengukuran tekanan darah dengan menggunakan media booklet. Peserta kegiatan berjumlah 30 kader kesehatan dari 11 desa dengan perwakilan 2-3 kader. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa sebelum pelatihan sebagian besar kader belum pernah mendapatkan pendampingan terkait deteksi dini PTM. Setelah dilakukan penyuluhan dan demonstrasi, seluruh kader mampu melakukan pemeriksaan tekanan darah dan antropometri sesuai SOP, menghitung IMT, serta mencatat hasil pemeriksaan pada formulir. Keterampilan kader meningkat seiring dengan tingginya antusiasme dan pendampingan langsung oleh tim pengabdian. Kesimpulannya, pelatihan berbasis edukasi dan demonstrasi efektif meningkatkan kapasitas kader dalam deteksi dini PTM, sehingga dapat memperkuat upaya pencegahan dan pengendalian PTM di tingkat komunitas.