Chairun Annisa Aryanti, Chairun Annisa
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Potensi Rhodophyta dari Perairan Tropis Indonesia sebagai Antioksidan Alami fatmawati, fatmawati; Larasati, Stefanie Jessica Henny; Aryanti, Chairun Annisa; Amir, Fitriah
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 8 No 1 (2025): ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Edisi Mei 2025
Publisher : Cenderawasih University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/acr.v8i1.4686

Abstract

Rumput laut merah (Rhodophyta) termasuk dalam kelompok sumber daya laut yang melimpah di perairan tropis Indonesia dan memiliki potensi yang tinggi sebagai agen antioksidan alami. Beragam kandungan senyawa bioktif seperti fenolik, flavonoid, karotenoid dan alkaloid telah banyak dilaporkan mampu menangkal radikal bebas dan menghambat proses stres oksidatif yang menjadi pemicu berbagai penyakit degeneratif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengulas potensi kandungan senyawa antioksidan yang dimiliki oleh berbagai spesies rumput laut merah yang tumbuh di wilayah pesisir Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode Systematic literature review (SLR) dengan pendekatan kualitatif-deskriptif yang dilakukan secara sistematis untuk mengidentifikasi, menelaah, dan menganalisis hasil-hasil penelitian yang sudah ada yang diperoleh secara daring melalui database ilmiah seperti Scopus, Google Scholar, SpringerLink, dan Science Direct. Hasil studi menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan sangat bervariasi antar spesies dan dipengaruhi oleh metode ekstraksi, jenis pelarut, dan lokasi pengambilan sampel. Gelidium sp. menunjukkan aktivitas antioksidan tertinggi dengan nilai IC50 3,9154 (DPPH) dan 9,1178 ppm (ABTS) yang dikategorikan sangat kuat, diikuti oleh Gracilaria sp. asal Serang Banten dengan nilai IC50 22,15 ppm dan Eucheuma spinosum dengan nilai IC50 42,010 ppm dengan kategori sangat kuat. Halymenia durvillei dan Hypnea sp. menunjukkan potensi antioksidan kategori sedang dengan nilai IC50 secara berturut-turut 101,22 ppm dan 138,42 ppm. Sementara itu,Acanthophora muscoides memiliki aktivitas antioksidan yang sangat lemah dengan nilai IC50 325,47 ppm (ekstrak metanol) dan 351,27 ppm (ekstrak n-heksan). Acanthophora sp., Kappaphycus alvarezii, Eucheuma cottonii dan Gracilaria sp. asal Pantai Santolo Garut juga memiliki aktivitas antioksidan yang tergolong sangat lemah dengan nilai IC50 masing-masing adalah 367,473 ppm, 961,83 ppm, dan 2.521,2 ppm. Temuan ini mengindikasikan bahwa beberapa spesies rumput laut merah berpotensi menjadi sumber antioksidan alami  yang signifikan.
Kelimpahan Mikroplastik Pada Sedimen Pantai Wisata di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara Haeruddin, Haeruddin; Aryanti, Chairun Annisa; Simbolon, Maria Yosephine
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 8 No 2 (2025): ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Edisi November 2025
Publisher : Cenderawasih University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/acr.v8i2.4892

Abstract

Laut Indonesia diperkirakan menerima pengiriman limbah plastik yang telah digunakan oleh manusia dalam jumlah antara 100.000 - 400.000ton setiap tahun. Kejadian ini dapat menjadi masalah global karena seluruh dunia memproduksi dan menggunakan plastik. Masalah yang disebabkan oleh limbah mikroplastik yaitu bahan dari mikroplastik yang mengandung senyawa kimia berbahaya bagi lingkungan dan dapat mengganggu ekosistem laut bahkan pada akhirnya dapat mengganggu kesehatan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan kandungan mikroplastik dalam sedimen pada beberapa pantai wisata di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Studi ini mengidentifikasi tiga kategori mikroplastik, yaitu fiber, fragmen, dan film, dengan rata – rata kelimpahan mikroplastik seluruhnya adalah 2.693 mp/kg. Kelimpahan fiber dan fragmen tertinggi terdapat di Pantai Arunika. Mikroplastik jenis film tertinggi ditemukan di Pantai Toronipa. Kelimpahan tertinggi total mikroplastik terdapat di Pantai Toronipa.
Literature Review: Kelimpahan Mikroplastik dalam Biota Laut Aryanti, Chairun Annisa; Fatmawati, Fatmawati; Jali, Wa; Mangurana, Wa Ode Intiyani; Simbolon, Maria Yosephine
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 8 No 2 (2025): ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Edisi November 2025
Publisher : Cenderawasih University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/acr.v8i2.5060

Abstract

Permasalahan pencemaran mikroplastik hingga saat ini telah menjadi masalah umum yang terjadi di lingkungan, termasuk pada lingkungan pesisir dan laut. Masalah lingkungan yang ditimbulkan oleh sampah plastik berasal dari sifatnya yang resisten terhadap degradasi alami. Mikroplastik mengandung zat tambahan yang dapat berfungsi sebagai pembawa polutan lain, yang berpotensi menyebabkan dampak negatif pada biota yang mengkonsumsinya. Artikel ini bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi terkait kelimpahan mikroplastik yang terdapat dalam organisme laut serta untuk menjawab pertanyaan penelitian tertentu terkait pencemaran mikroplastik dalam organisme laut. Selain itu, artikel ini dapat menjadi baseline data dalam penyediaan data mikroplastik dalam biota laut. Pencarian literatur dalam penelitian ini dilakukan melalui Google Scholar dengan menggunakan kata kunci "mikroplastik dan microplastic in biota”, yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Artikel yang didapat ditapis sesuai topik terkait pencemaran mikroplastik di wilayah pesisir, yang dapat terunduh serta artikel yang terbit sejak 2020-2025. Penelitian ini didukung oleh kajian mendalam terhadap lima artikel ilmiah yang relevan dengan topik penelitian. Hasil tinjauan pustaka menemukan bahwa kelimpahan mikroplastik dalam biota tergantung pada kondisi lingkungan sekitarnya, pengelolaan limbah plastik yang kurang tepat, dan populasi kepadatan di lokasi tersebut. Bentuk mikroplastik tertinggi dari 5 artikel yang di review adalah fiber. Hasil review menunjukkan warna mikroplastik dalam tubuh biota bervariasi, antara lain warna putih, hitam, merah, kuning, biru, coklat, tosca, dan transparan. Limbah mikroplastik tersebut berpotensi masuk ke dalam tubuh biota hingga manusia melalui rantai makanan yang dapat menyebabkan dampak negatif bagi organisme laut dan manusia yang mengkonsumsinya. Berdasarkan hasil literature review, pencemaran mikroplastik di lingkungan perairan dapat menyebabkan kontaminasi pada biota laut.