Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DENGAN MENERAPKAN KONSEP KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI N.P., Sophia Dwiratna; Widyasanti, Asri; Rahmah, Devi Maulida
Jurnal Abdimas Vol 21, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Desa Rawa dan Desa Lumbungsari Kecamatan Lumbung Kabupaten Ciamis dalam mengembangkan konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari melalui pemanfaatan lahan pekarangan adalah kurangnya pengetahuan dan pelatihan mengenai penyiapan media tanam dalam pot, penyediaan pupuk organik dan pot atau wadah tanaman dari bahan sekitar. Tujuan dari program pengabdian masyarakat ini adalah (1) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, kesadaran serta memotivasi masyarakat khususnya kelompok ibu-ibu rumah tangga dalam pemanfaatan lahan kosong/ pekarangan sebagai sumber pangan/ketahanan pangan dan pendapatan keluarga; (2) Menerapkan beberapa teknik sederhana penanaman lahan pekarangan dan pemeliharaannya yang dapat diimplementasikan secara mudah oleh masyarakat. Metode kegiatan yang dilakukan adalah penyuluhan, diskusi dan demonstrasi praktek langsung di lapangan yang didasari oleh evaluasi awal sebagai landasan untuk menentukan posisi pengetahuan kelompok sasaran mengenai pemanfaatan lahan pekarangan melalui penerapan konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari. Dari hasil kegiatan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa : (1) Pada dasarnya warga masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga di Desa Rawa dan Desa Lumbungsari telah menerapkan pemanfaatan lahan pekarangan, sehingga kegiatan pengabdian difokuskan pada peningkatan ketrampilan ibuibu dalam menyiapkan media tanam untuk budidaya sayuran dalam pot, serta pemanfaatan bahan-bahan sekitar untuk pembuatan pot/wadah dan pupuk organic cair; (2) Kegiatan pengabdian ini dapat menambah pengetahuan warga tentang pentingnya pemanfaatan lahan pekarangan melalui penerapan konsep rumah pangan lestari untuk mendukung ketahanan pangan keluarga.
IDENTIFIKASI PROSES BISNIS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA DI UKM NUGINI MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT Juansah, Estha Triani; Rahmah, Devi Maulida; Ardiansah, Irfan
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jepa.2020.004.02.3

Abstract

Penelitian ini merupakan observasi lapangan pada Usaha kecil menengah (UKM) yang merupakan salah satu tulang punggung sistem ekonomi rakyat. UKM pada sektor pangan merupakan usaha dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja dan manajemen. Nugini merupakan salah satu UKM yang bergerak pada sektor pengolahan pangan yang terletak di kota Cimahi. UKM Nugini ikut serta memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar khususnya ibu rumah tangga. UKM sering kali menghadapi beberapa kendala baik kondisi internal maupun kondisi eksternal sehingga dibutuhkan strategi bisnis yang dapat mengembangkan usaha dan menentukan strategi agar dapat terus bersaing. Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menganalisa perkembangan bisnis dengan memanfaatkan kondisi lingkungan internal sebagai kekuatan dan meminimalkan kelemahan yang ada, lingkungan eksternal dapat dijadikan peluang yang menguntungkan. Analisis SWOT kualitatif dilakukan dengan mengetahui faktor internal dan faktor eksternal UKM. Analisis SWOT kuantitatif dilakukan dengan melakukan pembobotan dan pemeringkatan terhadap faktor internal dan faktor eksternal oleh 10 responden dari internal dan eksternal UKM. Hasil analisis SWOT kuantitatif menunjukkan UKM Nugini berada pada kuadran III dengan (-0.09,+0.74). Posisi UKM Nugini menandakan internal perusahaan yang lemah namun memiliki peluang yang baik. Perubahan strategi sangat di sarankan karena perusahaan harus memanfaatkan peluang yang ada dan dikhawatirkan strategi yang lama tidak memanfaatkan peluang dengan maksimal.
Identifikasi Proses dan Strategi Bisnis pada Kadatuan Koffie Menggunakan Analisis SWOT Jauhar Fadhlur Rahman; Devi Maulida Rahmah
Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri Vol 7, No 3 (2018)
Publisher : Department of Agro-industrial Technology, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (18.382 KB) | DOI: 10.21776/ub.industria.2018.007.03.4

Abstract

AbstrakPenelitian ini menyajikan analisis SWOT pada sebuah perusahaan agroindustri kopi yaitu Kadatuan Koffie yang melakukan proses bisnis agroindustri kopi dari hulu hingga hilir, untuk mengidentifikasi proses bisnis dan menentukan strategi perusahan agar dapat bersaing di pasar yang semakin ketat. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan observasi pada proses bisnis Kadatuan Koffie dari hulu hingga hilir dan melakukan wawancara untuk mendapatkan faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan. Analisis SWOT kuantitatif dilakukan dengan melakukan pembobotan dan pemeringkatan terhadap faktor-faktor tersebut oleh responden yang berjumlah 6 orang dari internal dan eksternal perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan Kadatuan Koffie berada di kuadran II pada diagram SWOT dimana perusahaan berada pada kondisi yang didominasi oleh faktor kekuatan (strength) internal dan tantangan (threat) eksternal. Strategi yang sesuai untuk kondisi perusahaan di kuadran II adalah Diversifikasi Strategi dengan dua pilihan strategi yang dapat diambil yaitu alternatif strategi ST yaitu “mengutamakan kualitas produk sebagai daya saing” atau “menjaga stabilitas harga jual produk”.Kata kunci: agroindustri kopi, analisis SWOT, manajemen agroindustri AbstractThis research presents the SWOT analysis on an agro-industry coffee company that is Kadatuan Koffie which are doing the business process of coffee from upstream until downstream level, to identification the business process and determine the strategy of the company to compete in the market that is increasingly tight. This research was conducted by doing an observation on the business process of Kadatuan Koffie from upstream until the downstream and conducting interviews to get internal and external factors of the company. The SWOT analysis is done by performing quantitative weighting and ranking against these factors by six respondents from internal and external of the companies. The results of this research indicate that Kadatuan Koffie is in quadrant II SWOT diagram where the company is in a condition that is dominated by factors of a strength of the internal and threat of the external. Strategies for companies in the quadrant II is Diversification Strategy which the strategies are "give priority to product quality as competitiveness" or "Keep the stability of the selling price of the product" from ST alternative strategy.Keywords: coffee, management agroindustry, SWOT analysis 
The Changes on Scale-Up Agriculture Business Transformation Process in Rural Area Devi Maulida Rahmah; Fahmi Rizal; Sarinarulita Rosalinda
Journal of Industrial and Information Technology in Agriculture Vol 1, No 1 (2017): AUGUST 2017
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1026.909 KB) | DOI: 10.24198/jiita.v1i1.13320

Abstract

This study aims to identify the changes in Scale-up Business Transformation Process in PT Malabar Kopi Indonesia. PT Malabar Kopi Indonesia is the largest coffee processing business unit in West Java, established in 2005. Initially, this coffee business was categorized to household-scale coffee processing business (Small enterprise scale) and currently the company has become a coffee processing business unit that exports coffee to various countries. The development of this business is eligible to be identify the business changes occured. This study was conducted through field observation and deep interview. The data were analyzed through historical analysis. Through historical analysis approach, all details in innovation process conducted by PT Malabar Kopi will be explained.The results show that the changes on scale-up transformation process is divided into 4 terms, namely product changes, process changes, technological changes, and organizational changes. Product changes occurred four times along the business established. Initially, the company produced cherry bean as the main product on 2005. Changes occurred due to the company's desire to meet the market demand and increase value-added of products on 2009, when started producing green bean and roasted bean. In 2014 they started producing instant coffee and increased the production quantity of Green bean and roasted bean to meet the international market through exporting activity. The Process changes occurred 4 times, it closely related to the product changes. The changes from wet process to dry process occurred on 20014 due to the company target which focused to export market. The change also occurred on 2017 when the dry process moved to the natural process due to the domestic market become the targeted on this year. Shortly, the process chanced occurred based on the market will be targeted. The Technological changes helped the company to get the good quality and quantity of product. In term of the organizational changes, it become the basic change to get the market expansion. Especially in 2014, in the initially formed of company that categorized into small and medium scale enterprises moved to large scale enterprise. Marked by the transformation into a limited liability company (PT). The changes that occur have an impact on the networking opportunity and develop a broader business. Here is the historical change of business form.
MENTAL WORKLOAD AND ERGONOMIC ANALYSIS ON PRODUCTION DEPARTEMENT AT PT. XYZ Pashya Yafi Dhiya; Devi Maulida Rahmah
Journal of Industrial and Information Technology in Agriculture Vol 2, No 1 (2018): Agroindustry in Small Enterprises
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1078.756 KB) | DOI: 10.24198/jiita.v2i1.17720

Abstract

This research aims to identify mental workload on  NASA-TLX for mental workload and packaging division and work posture on processing division at PT. XYZ. This research uses RULA and REBA methods for work posture. NASA-TLX (Task Load Index) is  used to determine mental work in packaging division. RULA (Rapid Upper Limb Assessment) is used to determine the upper body musculoskeletal disorders (MSDs) injury in the process of production (which consists of weighing and processing station) at PT. XYZ and REBA (Rapid Entire Body Assessment) is used to determine entire body MSDs injury in the production process. Those methods are applied to indicate that the workers are in fact working above the safety limit. Based on NASA-TLX method, it is clear that 21 of 30 workers feel that the work is very heavy. Another case, two unusual postures are found, one is determined by the action level of worker who lifting 20 kgs sack of powder is 10, so the action level of REBA in this case is hardly dangerous. The other one is determined by a worker who entering an ingridient to the machine, weight of the ingridient is 17,05 kgs. It means more than 10 kgs, and thus it can affect body posture. Keywords: Ergonomics, NASA-TLX, REBA, RULA
Current Condition and Rules of Lean Implementation Practice in Agro-SMEs Devi Maulida Rahmah; Totok Pujianto; Irfan Ardiansah
Journal of Industrial and Information Technology in Agriculture Vol 1, No 2 (2017): DECEMBER 2017
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1226.319 KB) | DOI: 10.24198/jiita.v1i2.15093

Abstract

This research aims to identify current condition and rules of lean manufacturing (LM) implementation in Agro- Small and Medium Enterprises (SMEs). The current condition aspects are identification of waste, LM techniques and methods, the reason and barriers on LM implementation in SMEs. Exploring the behavior of SMEs on implementing LM which supporting to generate productivity and efficiency on production system are important to be identified. Initially, LM concept are implemented in manufacturing industry especially in automotive industry. Nowadays this concept has been implemented by other sector included Small and Medium-size Enterprise. However, it has still a few number of Agro-SMEs implementing LM concept. The data from Indonesia Statistic revealed that the proportion of SME- agro based are in the total of SME in Indonesia. It insinuated that Agro-SMEs has a significant potency for national economic if their productivity increase. LM providing chance to improve productivity and efficiency in. Many research had conducted to explore LM implementation in various sector. Unfortunately, Research on LM implementation in Agro-SMEs has still a few number.  Research was conducted in 12 Agro-SMEs around Sumedang and Bandung. Selected SMEs referring to the use of horticulture and plantation commodity as a raw material. The data collected by field observation and deep interview to the owner, management-level, and employer. The data presented through description of qualitative and quantitative analysis. The result shows that the motion becomes a dominant waste in SMEs at 30%, while over production activity contributes waste at 22%, waiting aspect at 17%, inventory at 13 %, defect and transportation at 9%. Motion generates negative impact to work productivity and effectivity, for instance increase of time consume unimportant activity at work, WIP of product, cost for labor, and cost production.  In terms of Method and techniques implemented in Agro-SME, Continuous improvement (Kaizen) and 5 S outnumbered to other methods and techniques at 50%. Other method and techniques such as Teamwork and 5Why had contributed at 41.6%, TQM and Work standardization at 33.33%, and Jidoka at 16.67% as well as Kanban system, Value Stream Mapping (VSM), and SMED 0%. In terms of the reason on implementing LM, Improving the quality of product becoming a larger proportion which affecting the LM implementation at 36%. In other hand, knowledge outnumbered to others aspect. It contributes 35% as the most barrier factor on LM implementation.
Model DInamis Produksi Jagung di Indonesia Devi Maulida Rahmah; Fahmi Rizal; Anas Bunyamin
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 11, No 1 (2017): TEKNOTAN, April 2017
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1464.644 KB) | DOI: 10.24198/jt.vol11n1.4

Abstract

Peningkatan jumlah permintaan Jagung didominasi oleh permintaan dari sektor industri pakan ternak. Hal ini disebabkan semakin berkembangnya sektor industri ini.Luas panen Jagung pada periode 2005 – 2015 mengalami perlambatan yaitu dengan rata – rata pertumbuhan sekitar 1,76%. Hal ini menunjukkan semakin terbatasnya lahan untuk perluasan jagung. Berdasarkan data yang diperoleh dari Pusat Data dan informasi Pertanian kementerian Pertanian RI menyebutkan bahwa penurunan luas panen terendah terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 7,72% dan tahun 2011 sebesar 6,46% dan peningkatan luas panen tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 10,24%. Luas panen jagung pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 2,40% dibandingkan tahun 2011, sedangkan pada tahun 2013 luas panen jagung menurun sebesar 3,44% dan pada tahun 2014 meningkat sebesar 0,41%. Oleh karena itu perlu dipikirkan upaya yang dapat dilakukan untukmeningkatkan produksi jagung. Berdasarkan uraian terebut maka fokus penelitian ini adalah merancang sebuah model produksi jagung dengan pendekatan sistem dinamis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sistem produksi Jagung di Indonesia, serta memodelkannya dalam sebuah model dinamis. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan diolah dengan menggunakan software vensim. Berdasarkan Hasil penelitian, sub sistem dibagi kedalam 7 subsistem, yaitu sub sistem produksi, permintaan, industri hilir, kebijakan pemerintah,  modal, tenaga kerja, dan kelembagaan petani. Hasil perumusan masalah dalam tahapan proses pengembangan sistem, diperoleh rumusan masalah utama yaitu beupa ”bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan produksi jagung Nasional?”. Hasil perumusan masalah ini kemudian dianalisis sistem produksinya dan dimodelkan kedalam diagram kausalitas, stock flow diagram, dan model matematika. Model yang dihasilkan, menunjukkan bahwa tingkat produksi dipengaruhi oleh produktifitas dan luas lahan panen; Gap kekurangan produksi merupakan permintaan dikurangi dengan tingkat produksi; Penambahan kapasitas produksi diperoleh melalui permintaan dikurangi dengan tingkat produksi; Penambahan Kapasistas produksi lahan Potensial diperoleh melalui produktifitas dikali dengan luas lahan potensial; Luas Penambahan Lahan dapat diprediksi melalui Gap kekurangan dibagi produktifitas.Kata kunci: Model dinamis, sistem produksi jagung 
Partisipasi Petani Terhadap Pengelolaan Air Irigasi Di Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat Irfan Ardiansah; Raden Bramadi Nugraha Wargadibrata; Chay Asdak; Devi Maulida Rahmah; Selly Harnesa Putri
SITEKIN: Jurnal Sains, Teknologi dan Industri Vol 16, No 1 (2018): DESEMBER 2018
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/sitekin.v16i1.6274

Abstract

Pengelolaan air irigasi membutuhkan partisipasi petani. Air merupakan salah satu sumberdaya esensial dalam kehidupan. Namun, keberadaannya sudah semakin langka karena debit air yang semakin berkurang akibat degradasi lingkungan pada daerah aliran sungai dan saluran irigasi yang mendangkal, sehingga pengairan untuk lahan sawah menjadi berkurang. Serupa dengan keadaan daerah irigasi di Desa Cangkuang dan Desa Haurpugur, yaitu proses pengelolaan air irigasi memerlukan partisipasi petani untuk mendapatkan air irigasi pada musim kemarau karena keterbatasan jumlah air irigasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat partisipasi petani dalam pengelolaan air irigasi yang terletak di Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat dan mengetahui faktor-faktor yang menentukan partisipasi petani dalam pengelolaan air irigasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis deskriptif kuantitatif dengan cara survey lapangan, wawancara dan pemberian kuesioner kepada responden sebagai pengumpulan data dan informasi sesuai dengan keadaan di lapangan. Hasil dari penelitian ini ditunjukkan pada nilai alternatif operasi irigasi yang menjadi alternatif utama dengan nilai 0,44. Alternatif ini memiliki nilai tertinggi karena operasi irigasi merupakan hal utama pada pengelolaan irigasi. Jadi, nilai persentase tingkat partisipasi dalam pengelolaan air irigasi pada alternatif operasi irigasi adalah 44 % dan faktor yang menentukan partisipasi petani adalah adanya komunikasi yang baik antar petani. Kata Kunci: AHP, partisipasi petani, pengelolaan irigasi
PENERAPAN TEKNOLOGI PENGEMASAN DAN INOVASI PRODUK UNTUK MENINGKATKAN MUTU PRODUK PADA INDUSTRI KECIL MENENGAH BERBASIS OLAHAN PANGAN DI DESA CIKUDA KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMEDANG Selly Harnesa Putri; Irfan Ardiansah; Devi Maulida Rahmah
Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad Vol 2, No 2 (2017): Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agricore.v2i2.15874

Abstract

ABSTRAK Desa Cikuda merupakan desa yang bersebelahan dengan kampus Unpad Jatinangor berjarak sekitar 2,7 KM. Kurang sejahteranya masyarakat secara mandiri ditambah dengan jumlah angka pengangguran memunculkan peluang baru untuk beralih kepada pembentukan industry rumah tangga. Keberadaannya mampu memberikan ruang bagi banyak orang untuk tidak tergantung pada kerasnya persaingan dunia kerja. Permasalahan yang terdapat pada industry rumah tangga di desa tersebut adalah kualitas produk yang masih rendah, serta penampilan produk yang kurang menarik sehingga tidak berdampak pada kesejahteraan pelaku usaha. Perbaikan mutu produk dapat melalui penerapan teknologi pengemasan dan inovasi produk. Dengan adanya transfer pengetahuan pada masyarakat yang menjadi mitra dalam program ini yaitu pelaku IKM olahan pangan Desa Cikuda dapat menerapkan teknologi pengemasan dan inovasi produk, serta mendukung program pemerintah dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Kata kunci: teknologi pengemasan, inovasi produk, IKM ABSTRACT Cikuda is a village near to Unpad campus in Jatinangor is about 2.7 KM. The lack of prosperity of the community independently coupled with the number of unemployed numbers raises new opportunities to shift to the establishment of the household industry. Its existence is able to provide space for many people not to depend on the rigors of the work world competition. Problems in the household industry is the product quality was still low, and the appearance of the product that is less attractive so as not to affect the welfare of business actors. Improvement of product quality can be through application of packaging technology and product innovation. Transfer knowledge to the community that is a partner in this program is the perpetrator of IKM at Cikuda can apply packaging technology and product innovation, and support the government program in improving the economy of the community. Keywords: packaging technology, product innovation, Small Medium Enterprise
PENENTUAN PANJANG REKAMAN DATA CURAH HUJAN UNTUK MENGGAMBARKAN KONDISI IKLIM DI KECAMATAN JATINANGOR Irfan Ardiansah; Selly Harnesa Putri; Devi Maulida Rahmah
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 20, No 1 (2018): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v20i1.3418

Abstract

System availability to access climatology data especially precipitation data is needed to facilitate a variety of interested parties to use it for analysis purpose. Theoritically, it is better to analyze about 30 years of data to describe the climatic condition in a region, but to determine the exact minimum length of optimum rainfall data, a linear regression formula Y = (4.30t x log(R))2 + 6 can be used. Jatinangor as developing region do not have any complete climate conditions data yet, so to get an idea of its climate condition a minimum precipitation data analysis is needed. Precipitation data of Jatinangor is available from years 1994 to 2010 with the presence of missing data from August 2005 to December 2007 due to equipment damage, so its necessary to assest the missing data using reciprocal method. After analysis is done, it showed that there certain month that are still not meet the minimum data length requirements, especially in dry months because a longer period of data would normalize the data and will become easier to perform calculations and data analysis to describe the climatic conditions in Jatinangor.