Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Saluran Transmisi Frekuensi 850 – 950 MHz Menggunakan Teknologi Microstrip Subagio, Budi Basuki
JTET (Jurnal Teknik Elektro Terapan) Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Teknik Elektro - Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saluran transmisi frekuensi tinggi ini didesain memanfaatkan teknologi microstrip. Perhitungan semua parameter-parameter menggunakan prinsip dasar teknologi mikrostrip saluran parallel. Saluran transmisi ini mempunyai kemampuan untuk mengukur daerah frekuensi antara 850 MHz sampai 950 MHz. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menganalisa rangkaian ekivalen antenna ke bentuk rangkaian listrik. Dari bentuk rangkaian listrik dilakukan perhitungan secara matematis untuk merealisasikan bentuk saluran transmisi microstrip. Pengujian dilakukan di laboratorium Telekomunikasi Program Studi Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang. Dari hasil pengujian diperoleh jarak antar konduktor 1,47 cm. Untuk memperoleh impedansi 50 ohm maka ditentukan lebar strip konduktor masing-masing 5,6 mm. Hasil pengujian pada frekuensi acuan Saluran Transmisi ini menunjukkan kemampuannya dapat dilalui frekuensi sampai 950 MHz dengan VSWR terhadap beban 1,3.
VSWR Meter dengan Teknologi Mikrostrip Subagio, Budi Basuki
JTET (Jurnal Teknik Elektro Terapan) Vol 1, No 3 (2012)
Publisher : Teknik Elektro - Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

VSWR meter dengan teknologi mikrostrip didesain memanfaatkan teknologi microstrip dan merupakan suatu alat ukur rasio gelombang berdiri (standing wave ratio/SWR). Perhitungan ukuran jarak, lebar strip konduktor dan semua parameter-parameter menggunakan prinsip dasar teknologi mikrostrip saluran paralel, dengan kemampuan untuk mengukur daerah frekuensi antara 3,5 MHz sampai 950 MHz. Dari hasil pengujian diperoleh jarak antar konduktor 1,47 cm, Untuk memperoleh impedansi 50 Ω maka ditentukan lebar strip konduktor masing-masing 5,6 mm, sedangkan untuk mendeteksi sinyal yang akan diukur digunakan dioda germanium. Dari hasil pengujian pada frekuensi acuan VSWR meter ini mempunyai kemampuan akurasi pengukuran sampai 950 MHz.
APLIKASI TEKNOLOGI MICROSTRIP PADA ALAT UKUR KOEFISIEN PANTUL Subagio, Budi Basuki
Orbith Vol 11, No 2 (2015): Juli 2015
Publisher : Orbith

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Alat ukur Koefisien Pantul memanfaatkan teknologi microstrip, merupakan suatu alat ukur rasio gelombang berdiri (standing wave ratio/SWR). Perhitungan ukuran jarak, lebar strip konduktor dansemua parameter-parameter menggunakan prinsip dasar teknologi mikrostrip saluran parallel. Alat ukur ini mempunyai kemampuan untuk mengukur Koefisien Pantul pada sinyal RF dalam cakupan frekuensi antara 3,5 MHz sampai 950 MHz. Dari hasil pengujian diperoleh jarak antar konduktor 1,56 cm. Untuk memperoleh impedansi 50  maka ditentukan lebar strip konduktor masing-masing 6,3 mm, sedangkanuntuk mendeteksi sinyal yang akan diukur digunakan dioda germanium. Dari hasil pengujian alat ukur ini mempunyai kemampuan akurasi pengukuran sampai 950 MHz.
Rancang Bangun Antena Folded Dipole Pada Frekuensi Kerja 7,070 MHz Dan 11,2420 MHz Untuk Mendukung Praktikum Komunikasi Radio Di Laboratorium Telekomunikasi Subagio, Budi Basuki; Putri, Ika Aditya Febriani; Santoso, Ridwan Bagus
TELE Vol 13, No 2 (2015)
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Komunikasi Radio adalah suatu bentuk sistem komunikasi dengan sistem propagasinya menggunakan media udara. Salah satu bagian penting dari komunikasi radio adalah antena, antena (antena atau areal) adalah perangkat yang berfungsi untuk memindahkan energi gelombang elektromagnetik dari media kabel ke udara atau sebaliknya dari udara ke media kabel. Pembuatan antena folded dipole sebanyak dua buah, yang bekerja pada frekuensi 7,070 MHz dan 11,2420 MHz. Pembuatan antena ini ditujukan untuk merealisasikan antena folded dipole pada frekuensi kerja 7,070 MHz dan 11,2420 MHz untuk mendukung praktikum komunikasi radio di laboraturium telekomunikasi. Antena folded dipole pada frekuensi 7,070 MHz mempunyai SWR sebesar 1,3 sedangkan antena folded dipole pada frekuensi 11,2420 MHz mempunyai SWR sebesar 1,1
Performance of Groundplane Shaping in Four-Element Dualband MIMO Antenna Subuh Pramono; Tommi Hariyadi; Budi Basuki Subagio
TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control) Vol 15, No 1: March 2017
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/telkomnika.v15i1.5002

Abstract

This work presents performance of groundplane shaping and its effect in four element dualband multiple input multiple output (MIMO) antenna. This proposed four element dualband MIMO antenna consists of four bowtie dipole antenna which operates at 1800 MHz (low frequency) and 2300 MHz (high frequency). This proposed four element dualband MIMO antenna occupies a 270 x 210 x  100 mm3  of FR 4 substrate. We use four types  of groundplane pattern i.e. full groundplane, cornered spatial groundplane,crossed middle groundplane, and spiral groundplane. These various grounplane patterns influence the performance of main parameters of dualband MIMO antenna. Cornered spatial groundplane pattern yields a largest bandwidth (VSWR ≤ 2) 282 MHz or 15.24% of center frequency at low frequency. Full groundplane pattern creates 135.2 MHz at high frequency. In addition, cornered spatial groundplane pattern also generates a lowest VSWR  that  is valued 1.21 at both low frequency and high frequency. The S parameters, basically both cornered spatial and full groundplane pattern produce a better return loss than two others. All four groundplane patterns deliver  equally a mutual coupling parameter.The last, this proposed four element dualband MIMO with various groundplane patterns gives a good farfield properties i.e. gain, radiation pattern, H-E field.
Penerapan Teknologi Komposit Limbah Rami-Semen-Latek Akrilik Untuk Menambal Beton di Workshop Industri Triyasa Manunggal Kabupaten Salatiga Mara, Muhlasah Novitasari; Subagio, Budi Basuki; Mujahidin, Irfan
Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 5 No 4 (2025): JPMI - Agustus 2025
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpmi.3307

Abstract

Menurut data pemerintah, kerusakan pembangunan infrastruktur di daerah seringkali disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan gempa bumi. Selain itu, faktor-faktor seperti penggunaan bahan di bawah standar, kurangnya perawatan dan perawatan, dan konstruksi yang lemah juga berkontribusi terhadap kerusakan infrastruktur. Dampak dari kerusakan infrastruktur ini bisa sangat merugikan, mulai dari gangguan transportasi dan komunikasi, hingga risiko terhadap keselamatan dan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, perbaikan dan pemeliharaan infrastruktur yang tepat waktu dan berkualitas sangat penting untuk memastikan keberlanjutan dan keamanan infrastruktur di wilayah tersebut. Bengkel Industri Triyasa Manunggal di Kabupaten Salatiga bergerak di bidang perbaikan infrastruktur, baik konstruksi logam maupun bangunan. Mitra memiliki Masalah pertama, terbatasnya ketersediaan bahan berkualitas tinggi: Seringkali sulit untuk mendapatkan bahan dengan kualitas yang memadai untuk memperbaiki beton yang rusak. Bahan yang buruk dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut atau ketahanan yang buruk terhadap kondisi lingkungan. Masalah kedua adalah dalam beberapa kasus yang dihadapi oleh mitra, kebutuhan akan bahan yang inovatif, murah dan ramah lingkungan untuk memperbaiki infrastruktur semakin meningkat. Namun, pengembangan dan produksi massal bahan-bahan ini seringkali membutuhkan waktu dan investasi yang cukup besar. Tujuan meliputi restorasi infrastruktur: Menggunakan teknologi komposit limbah lateks rami-semen-akrilik, program ini dapat membantu dalam pemulihan infrastruktur yang rusak, seperti jalan, trotoar, atau struktur bangunan. Komposit ini dapat digunakan sebagai bahan tambalan yang kuat dan tahan lama, sehingga mengurangi biaya perbaikan infrastruktur secara keseluruhan. Target spesifik meliputi peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan: Program pelatihan ini juga dapat membantu dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja terkait teknologi komposit dalam proses perbaikan beton. Hal ini akan menciptakan peluang kerja baru dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di daerah tersebut