Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

STUDI KARAKTERISTIK BENTUK PADA PERUMAHAN KOLONIAL SAGAN YOGYAKARTA Wihardyanto, Dimas; Haryadi, Agus; Marasabessy, Firdawaty
Indonesian Journal of Conservation Vol 4, No 1 (2015): IJC
Publisher : Indonesian Journal of Conservation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sagan is a residential estate ambtenaar (government officials) Dutch working in the governors office (resident wooningen) and has a high historical value for the Indonesian people because during the United Republic of Indonesia became the area housing the home office ministers and high state officials. The purpose of this study is to assess aspects of form (form) as part of the overall aspects of the existing architecture in colonial housing in Sagan, so the idea of the architecture of the colonial housing in Sagan can be more complete to support the preservation of residential buildings of the colonial. This research uses the interpretative approach to historical research in which researchers used to reconstruct the shape of the initial interpretation of residential buildings colonial. Results researchers found that the principle of form in residential buildings in the colonial housing Sagan did not differ with the principle of spatial residential buildings in Sagan colonial and colonial residential buildings in general. It was seen from the separation of the owner with a housekeeper who is realized by division of residential buildings into the building core (hoofdgebouw), service building (bijgebouw) and breezeway that connects the two. Besides the principles of different structures on each part of the colonial residential buildings in Sagan believed to be the most essential thing to know the characteristics of the colonial forms of residential buildings in Sagan. Sagan merupakan kawasan rumah tinggal amtenaar (pegawai pemerintahan) Belanda yang bekerja di kantor gubernur (residenwooningen) dan memiliki nilai historis yang tinggi bagi Bangsa Indonesia karena pada masa Republik Indonesia Serikat perumahan ini menjadi kawasan rumah dinas menteri dan pejabat tinggi negara. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji aspek bentuk (form) sebagai bagian dari keseluruhan aspek arsitektur yang ada pada perumahan kolonial di Sagan, sehingga ide arsitektur dari perumahan kolonial di Sagan dapat semakin lengkap guna mendukung pelestarian bangunan rumah tinggal kolonial. Penelitian ini menggunakan pendekatan interpretativehistoricalresearch dimana peneliti menggunakan interpretasinya untuk merekonstruksi bentuk awal bangunan rumah tinggal kolonial. Hasil peneliti menemukan bahwa prinsip bentuk pada bangunan rumah tinggal di perumahan kolonial Sagan tidak berbeda dengan prinsip tata ruang bangunan rumah tinggal kolonial di Sagan maupun bangunan rumah tinggal kolonial pada umumnya. Hal itu terlihat dari pemisahan pemilik dengan pembantu rumah tangga yang diwujudkan dengan pembagian bangunan rumah tinggal menjadi bangunan inti (hoofdgebouw), bangunan servis (bijgebouw) dan selasar yang menghubungkan keduanya. Selain itu prinsip-prinsip struktur yang berbeda pada tiap-tiap bagian bangunan rumah tinggal kolonial di Sagan diduga menjadi hal yang paling pokok untuk mengetahui karakteristik bentuk bangunan rumah tinggal kolonial di Sagan. Sagan merupakan kawasan rumah tinggal amtenaar (pegawai pemerintahan) Belanda yang bekerja di kantor gubernur (residenwooningen) dan memiliki nilai historis yang tinggi bagi Bangsa Indonesia karena pada masa Republik Indonesia Serikat perumahan ini menjadi kawasan rumah dinas menteri dan pejabat tinggi negara. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji aspek bentuk (form) sebagai bagian dari keseluruhan aspek arsitektur yang ada pada perumahan kolonial di Sagan, sehingga ide arsitektur dari perumahan kolonial di Sagan dapat semakin lengkap guna mendukung pelestarian bangunan rumah tinggal kolonial. Penelitian ini menggunakan pendekatan interpretativehistoricalresearch dimana peneliti menggunakan interpretasinya untuk merekonstruksi bentuk awal bangunan rumah tinggal kolonial. Hasil peneliti menemukan bahwa prinsip bentuk pada bangunan rumah tinggal di perumahan kolonial Sagan tidak berbeda dengan prinsip tata ruang bangunan rumah tinggal kolonial di Sagan maupun bangunan rumah tinggal kolonial pada umumnya. Hal itu terlihat dari pemisahan pemilik dengan pembantu rumah tangga yang diwujudkan dengan pembagian bangunan rumah tinggal menjadi bangunan inti (hoofdgebouw), bangunan servis (bijgebouw) dan selasar yang menghubungkan keduanya. Selain itu prinsip-prinsip struktur yang berbeda pada tiap-tiap bagian bangunan rumah tinggal kolonial di Sagan diduga menjadi hal yang paling pokok untuk mengetahui karakteristik bentuk bangunan rumah tinggal kolonial di Sagan. 
PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN KONSEP SMART ENVIRONMENT DI KAWASAN WISATA KELURAHAN TAKOME Marasabessy, Firdawaty; Aryuni, Vrita Tri; Mubarak, Abdul
-
Publisher : LPPM UNIVERSITAS KHAIRUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/pengamas.v7i3.9165

Abstract

Inovasi perkotaan untuk mendukung smart city dapat dimulai dengan merubah pola hidup yang berkelanjutan dari dimensi lingkungan. Salah satu diantaranya adalah perilaku mengelola sampah. Permasalahan sampah tidak hanya terbatas pada kebersihan maupun estetis kota, melainkan lebih dari itu terdapat permasalahan besar jika pengelolaan sampah tidak dilakukan secara optimal, misalnya anggaran besar dalam pengelolaannya, kerusakan lingkungan dan penyebab bencana di perkotaan. Terutama jika pengelolaan kurang optimal di sekitar kawasan wisata, masyarakat cenderung enggan untuk berwisata dengan kualitas lingkungan yang buruk akibat sampah. Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Kubermas ini bertujuan untuk membentuk pola pikir sadar sampah serta memotivasi masyarakat untuk secara bersama-sama dengan mahasiswa peserta Kubermas untuk mengelola sampah dengan memanfaatkan bank sampah berbasis komunitas dan mengoptimalkannya untuk mengelola kawasan wisata. Metode pelaksanaan PkM Kubermas adalah melakukan observasi untuk memahami kondisi, permasalahan dan kebutuhan mitra, melakukan koordinasi dengan mitra, perancangan kegiatan berdasarkan hasil observasi dan koordinasi, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan. Hasil kegiatan PkM adalah telah dilaksanakan program Bank Sampah dengan membentuk pengurus bank sampah dan kegiatan bazar tukar sampah dalam rangka pemberdayaan masyarakat untuk pengelolaan sampah, penataan kawasan wisata dan konservasi Pulo Tareba, serta edukasi dan sosilisasi pengelolaan sampah 3R di SDN 64 Kota Ternate yang berada di kelurahan Takome.
Application of Fala Kancing House Construction as a Simple Earthquake Resistant House Concept Today Marasabessy, Firdawaty; Muhammad, Asri A.; Andriani, Tiara Puput
TECHNO: JURNAL PENELITIAN Vol 14, No 1 (2025): TECHNO JURNAL PENELITIAN
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/tjp.v14i1.5802

Abstract

One of the traditional houses that can withstand earthquake shocks is the Fala Kancing. Fala Kancing is a local name that means a house that has interlocking construction. This research aims to analyze and develop the Fala Kancing house as a simple earthquake-resistant and environmentally friendly house model based on contemporary local wisdom. This research uses a descriptive-qualitative approach with analysis techniques using thematic approaches for qualitative aspects, and comparative analysis of house morphology for spatial and structural aspects. The research results provide recommendations for a prototype of an earthquake-resistant fala kancing house (new type) by maintaining the concept of button construction with the main material being wood. The interlocking space frame construction between column and beam foundations can be used as the main structure of a simple earthquake-resistant house. The size of the plan with the front side of the house is smaller than the side of the house, the space configuration facilitates the evacuation process, and still maintains the wall material from ancak bamboo and kalero but with a model that is adjusted for ease in the process of installing wall materials.
A literature review: Tsunami disaster mitigation in urban areas Marasabessy, Firdawaty; Nareswari, Ardhya
International Journal of Disaster Management Vol 8, No 1 (2025)
Publisher : TDMRC, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/ijdm.v8i1.43988

Abstract

The 2004 tsunami, which affected 12 countries, including Indonesia, became a key lesson for urban disaster risk management. Mitigation is now a top priority to protect residents and assets, as well as boost capacity. This study identifies tsunami mitigation strategies in urban areas by categorizing them into small, medium, and large/metropolitan cities. A systematic literature review was conducted using Scopus, Web of Science, SpringerLink, and Google Scholar from 2014 to 2024, applying the PRISMA protocol. Fifty-six articles informed mitigation models for different city sizes. Results show strategies differ by city scale: small cities use community and ecosystem approaches, medium-sized cities adopt intermediate technologies and spatial policies, while large cities focus on advanced technologies and systemic planning. Four main themes emerged: spatial planning, community capacity, early warning and evacuation systems, and integration of technology and science. This study provides both conceptual and practical guidance for mitigating urban disaster risk.
PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN KONSEP SMART ENVIRONMENT DI KAWASAN WISATA KELURAHAN TAKOME Marasabessy, Firdawaty; Aryuni, Vrita Tri; Mubarak, Abdul
-
Publisher : LPPM UNIVERSITAS KHAIRUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/pengamas.v7i3.9165

Abstract

Inovasi perkotaan untuk mendukung smart city dapat dimulai dengan merubah pola hidup yang berkelanjutan dari dimensi lingkungan. Salah satu diantaranya adalah perilaku mengelola sampah. Permasalahan sampah tidak hanya terbatas pada kebersihan maupun estetis kota, melainkan lebih dari itu terdapat permasalahan besar jika pengelolaan sampah tidak dilakukan secara optimal, misalnya anggaran besar dalam pengelolaannya, kerusakan lingkungan dan penyebab bencana di perkotaan. Terutama jika pengelolaan kurang optimal di sekitar kawasan wisata, masyarakat cenderung enggan untuk berwisata dengan kualitas lingkungan yang buruk akibat sampah. Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Kubermas ini bertujuan untuk membentuk pola pikir sadar sampah serta memotivasi masyarakat untuk secara bersama-sama dengan mahasiswa peserta Kubermas untuk mengelola sampah dengan memanfaatkan bank sampah berbasis komunitas dan mengoptimalkannya untuk mengelola kawasan wisata. Metode pelaksanaan PkM Kubermas adalah melakukan observasi untuk memahami kondisi, permasalahan dan kebutuhan mitra, melakukan koordinasi dengan mitra, perancangan kegiatan berdasarkan hasil observasi dan koordinasi, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan. Hasil kegiatan PkM adalah telah dilaksanakan program Bank Sampah dengan membentuk pengurus bank sampah dan kegiatan bazar tukar sampah dalam rangka pemberdayaan masyarakat untuk pengelolaan sampah, penataan kawasan wisata dan konservasi Pulo Tareba, serta edukasi dan sosilisasi pengelolaan sampah 3R di SDN 64 Kota Ternate yang berada di kelurahan Takome.
Application of Gaba-Gaba Egg Rack Bio-Composite as Material Wall Meeting Room Acoustics Sabaruddin, Sabaruddin; Samad, Sudarman; Marasabessy, Firdawaty; Muhammad, Asri A
East Asian Journal of Multidisciplinary Research Vol. 3 No. 2 (2024): February 2024
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/eajmr.v3i2.8298

Abstract

Bio composite materials are a combination of two or more natural polymer materials or biofiber (natural fibers) which can be degraded as reinforcement and polymer or matrix. Natural fibers generally have the ability to absorb sound well and have basic properties as composite reinforcements. If a wave hits a material, the wave can be straightened, reflected and absorbed. The ability of composite structures to absorb sound can be used to reduce noise levels. This research models a combination of egg rack waste mixed with sago leaf stem (gaba-gaba) waste as a bio-composite material for room acoustic panels. This research uses a material modeling engineering method which is a pure experiment, with the stages of making test samples based on fixed variables and measurable variables and then testing to obtain the material absorption coefficient, then the test results are based on the specified variables, then applying the material to the meeting room. After that tested the acoustic level of the room, especially the meeting room.