Urban farming tidak hanya menjadi strategi ketahanan pangan perkotaan, tetapi juga pendekatan spasial dalam menata ruang mikro di kawasan padat penduduk. Penelitian ini bertujuan menganalisis kontribusi urban farming dalam optimalisasi ruang sempit melalui pendekatan arsitektur mikro dan pemberdayaan komunitas. Lokasi penelitian adalah Kelurahan Bukit Duri, Jakarta Selatan, yang memiliki karakter spasial padat dan terbatas namun aktif mengembangkan kebun komunitas berbasis rumah tangga. Pendekatan metode kualitatif deskriptif dengan studi kasus digunakan untuk mengidentifikasi pola adaptasi ruang dan transformasi fungsi ruang residual menjadi produktif secara ekologis dan sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa urban farming berperan sebagai penghubung antar-ruang, media ekologis pasif, serta wadah rekreasi mikro komunitas. Penataan ruang mikro dilakukan melalui partisipasi warga dikoordinir oleh tim penggerak PKK, pemrograman urban farming berbasis komunitas, dengan pengelolaan air limbah rumah tangga sederhana. Penelitian ini memperkuat urgensi integrasi arsitektur lanskap mikro dan strategi ketahanan komunitas dalam penataan ruang kota yang berkelanjutan dengan pendekatan urban farming.