Simon Runturambi, Arthur Josias
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

NAVIGATING IDENTITY POLITICS, DEMOCRACY, AND LEGAL CERTAINTY IN INDONESIA Kartiko, Achmad; Simon Runturambi, Arthur Josias; Hanita, Margaretha; Syauqillah, Muhammad
Kanun Jurnal Ilmu Hukum Vol 26, No 3: December 2024: Law and Justice in Digital Age
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/kanun.v26i3.41768

Abstract

Political identity has become a prominent phenomenon in Indonesia's democracy, especially since the Reformasi era, when political openness and freedom have been increasingly recognized. As a multicultural country, Indonesia faces the unique challenge of managing political identities that have the potential to foster solidarity but also risk triggering segregation and conflict. This study explores how political identity affects democracy in Indonesia and the enforcement of the rule of law, emphasizing legal certainty. In the legal context, certainty plays a critical role in maintaining social stability and ensuring equal rights for all citizens without discrimination, whether they are part of the majority or minority groups. Based on a normative approach and literature analysis, this research finds that identity politics in Indonesia often exploits religious and ethnic identities as political tools, sometimes disrupting the principles of equality, law enforcement, and democratic certainty. Legal reform is needed to strengthen human rights protections and create a fair, nondiscriminatory democratic space for all identity groups in Indonesia. It could create a void once the dominant political identity is weakened, allowing minority identities to rise, ultimately posing a new threat to democracy in Indonesia.
Analisis ketimpangan kepemilikan komoditas dan pemberdayaan ekonomi mama-mama papua di pasar tradisional Manokwari, Papua Barat Waterpauw, Paulus; Hanita, Margaretha; Simon Runturambi, Arthur Josias
JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia) Vol 10, No 2 (2024): JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia)
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Theraphy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/020244442

Abstract

Pasar tradisional di Manokwari, Papua Barat, menjadi pusat aktivitas ekonomi lokal, khususnya bagi mama-mama Papua yang berperan sebagai pencari nafkah utama keluarga. Namun, ketimpangan kepemilikan komoditas dan akses terhadap sumber daya ekonomi menciptakan kesenjangan daya saing antara pedagang lokal dan pedagang lainnya. Penelitian ini bertujuan menganalisis ketimpangan kepemilikan komoditas dan mengevaluasi pemberdayaan ekonomi mama-mama Papua. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi lapangan, melibatkan wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen. Data dikumpulkan dari tiga pasar utama, yaitu Pasar Wosi, Pasar Sanggeng, dan Pasar Borobudur, dengan narasumber seperti pedagang lokal, kepala dinas, dan akademisi. Hasil penelitian menunjukkan ketimpangan kepemilikan komoditas disebabkan oleh keterbatasan modal, teknologi, dan akses jaringan distribusi. Program pemberdayaan pemerintah masih minim dan kurang fokus pada kebutuhan lokal. Penelitian ini menyimpulkan perlunya kebijakan inklusif berbasis kebutuhan lokal untuk mengatasi ketimpangan, melalui dukungan sektor UMKM, pelatihan keterampilan, dan pengembangan infrastruktur pasar. Implikasinya, kebijakan yang terpadu dan berkelanjutan penting untuk memberdayakan ekonomi lokal, menciptakan pasar tradisional yang adil dan inklusif, serta memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat Papua Barat.
Analisis ketimpangan kepemilikan komoditas dan pemberdayaan ekonomi mama-mama papua di pasar tradisional Manokwari, Papua Barat Waterpauw, Paulus; Hanita, Margaretha; Simon Runturambi, Arthur Josias
JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia) Vol. 10 No. 2 (2024): JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia)
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Theraphy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/020244442

Abstract

Pasar tradisional di Manokwari, Papua Barat, menjadi pusat aktivitas ekonomi lokal, khususnya bagi mama-mama Papua yang berperan sebagai pencari nafkah utama keluarga. Namun, ketimpangan kepemilikan komoditas dan akses terhadap sumber daya ekonomi menciptakan kesenjangan daya saing antara pedagang lokal dan pedagang lainnya. Penelitian ini bertujuan menganalisis ketimpangan kepemilikan komoditas dan mengevaluasi pemberdayaan ekonomi mama-mama Papua. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi lapangan, melibatkan wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen. Data dikumpulkan dari tiga pasar utama, yaitu Pasar Wosi, Pasar Sanggeng, dan Pasar Borobudur, dengan narasumber seperti pedagang lokal, kepala dinas, dan akademisi. Hasil penelitian menunjukkan ketimpangan kepemilikan komoditas disebabkan oleh keterbatasan modal, teknologi, dan akses jaringan distribusi. Program pemberdayaan pemerintah masih minim dan kurang fokus pada kebutuhan lokal. Penelitian ini menyimpulkan perlunya kebijakan inklusif berbasis kebutuhan lokal untuk mengatasi ketimpangan, melalui dukungan sektor UMKM, pelatihan keterampilan, dan pengembangan infrastruktur pasar. Implikasinya, kebijakan yang terpadu dan berkelanjutan penting untuk memberdayakan ekonomi lokal, menciptakan pasar tradisional yang adil dan inklusif, serta memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat Papua Barat.
EXPLORING THE USE OF MUSIC IN DERADICALIZATION Agustanto, Pulung; Simon Runturambi, Arthur Josias; ., Puspitasari
Journal of Terrorism Studies Vol. 6, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study seeks to explore music as an alternative method to enrich the variety of deradicalization programs in the framework of counterterrorism. The use of ethnic and local culture-based music is not only intended to prevent radicalism but also as an instrument of recovery therapy for terrorism prisoners in correctional institutions (Lapas). The offer of the programmatic agenda departs from the assumption that deradicalization so far still lacks a cultural approach. Moreover, the archipelago has a variety of music from various ethnicities, for example Javanese music, Sundanese music, Balinese music, Ambon music, and others that are rich in spiritual and even religious values. The lack of understanding of radical groups trapped in the flow of ideology and transnational movements must be returned to their local civilization. The tones, lyrics, metaphors and rhythms of Javanese music, for example, are interesting to study in a socio-psychological framework that can be utilized in deradicalization programs. Appropriate music therapy for the Terrorist Convict should be considered in the deradicalization program. In this context, Javanese traditional music is a hypothesis that should be experimented in correctional facilities for terrorists.