Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Konsep dan Kedudukan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Madrasah dalam UU Sisdiknas 2003 Winda, Wiwinda; Ramedlon
Jurnal Pendidikan Islam Al-Affan Vol. 8 No. 2 (2022): Jurnal Pendidikan Islam Al-Affan
Publisher : STIT Al-Quraniyah Manna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.924 KB) | DOI: 10.69775/jpia.v3i1.80

Abstract

Abstrak. Kurikulum menjadi suatu hal yang sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan, baik di lembaga pendidikan formal maupun non formal. Kurikulum yang berkaitan langsung dengan rencana dan pelaksanaan pendidikan baik dalam lingkup kelas, sekolah, daerah, wilayah maupun nasional tentunya mengemban kedudukan yang sangat sentral dalam menentukan proses pendidikan. Pendidikan agama Islam merupakan upaya yang terencana untuk menyiapkan peserta didik ke arah yang lebih baik untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam. Oleh karena itu, adanya kurikulum PAI menjadi inti jalannya proses pembelajaran yang direncanakan sebelumnya, sehingga perlu adanya perbaikan terus- menerus untuk menempatkan posisi kurikulum tersebut sesuai jenjangnya.
Pola Pendidikan Khulafa’ur-Rasyidin Emilya, Inten; Handika, Siti; Budiyono, Tri; Ramedlon
Rayah Al-Islam Vol 8 No 4 (2024): Rayah Al Islam November 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v8i4.1158

Abstract

Pola pendidikan pada masa Khulafaur Rasyidin merupakan periode yang sangat penting dalam sejarah pendidikan Islam. Setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw., para khalifah seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib berperan signifikan dalam memajukan pendidikan berbasis ajaran Islam. Pada masa ini, fokus utama pendidikan adalah pengajaran Al-Qur'an, Hadits, serta penanaman nilai-nilai moral dan etika yang menjadi landasan hidup umat Islam. Di bawah kepemimpinan Umar, pendidikan diatur dengan lebih sistematis melalui pembentukan lembaga pendidikan di masjid-masjid dan penunjukan guru-guru yang berkualitas. Selain itu, kurikulum pendidikan pada era tersebut tidak hanya mencakup aspek keagamaan, tetapi juga ilmu pengetahuan umum yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa meskipun menghadapi sejumlah tantangan dalam pelaksanaannya, pola pendidikan Khulafaur Rasyidin tetap menjadi acuan penting dalam pengembangan sistem pendidikan Islam di zaman modern. Dengan memahami pola ini, diharapkan generasi sekarang dapat menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan masyarakat yang beretika dan beradab. The pattern of education during the Khulafaur Rasyidin period was a very important period in the history of Islamic education. After the death of the Prophet Muhammad (peace be upon him), caliphs such as Abu Bakr, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, and Ali bin Abi Talib played a significant role in advancing education based on Islamic teachings. At this time, the main focus of education is the teaching of the Qur'an, Hadith, as well as the cultivation of moral and ethical values that are the foundation of the life of Muslims. Under Umar's leadership, education was regulated more systematically through the establishment of educational institutions in mosques and the appointment of qualified teachers. In addition, the educational curriculum in that era not only includes religious aspects, but also general science that is relevant to the needs of society. Various studies show that despite facing a number of challenges in its implementation, the Khulafaur Rasyidin education pattern remains an important reference in the development of the Islamic education system in modern times. By understanding this pattern, it is hoped that the current generation can apply these values in their daily lives to create an ethical and civilized society.
Distribusi Dalam Ekonomi Islam Amiroh Rona Zakiyah; Fika Lestari; Rohimin; Ramedlon
Jurnal Masharif al-Syariah: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol 10 No 5 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jms.v10i5.29403

Abstract

Distribution in Islam is a fundamental concept that emphasizes economic justice, equitable welfare, and the prevention of wealth concentration among specific groups. This study aims to analyze the Islamic perspective on distribution by employing a literature review supported by Qur’anic and Prophetic foundations. The findings indicate that Islamic distribution encompasses two key dimensions: the distribution of goods and services through lawful market mechanisms, and the distribution of income through Sharī‘ah-based instruments such as zakat, infaq, sadaqah, gifts, and inheritance. Foundational principles including the prohibition of riba and gharar, the concept of ownership as a trust, and the obligation to uphold social justice play a crucial role in regulating the flow of wealth. Comparisons with capitalist and socialist systems reveal that the Islamic model provides a balanced structure that integrates individual freedom with social responsibility. Ethical guidelines demanding transparency, honesty, and spiritual orientation further strengthen the system’s effectiveness. Thus, the Islamic distribution framework offers significant contributions to developing just and applicable economic theories for contemporary economic challenges.