Hamdani Thaha, Hamdani
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PERILAKU BERAGAMA DAN ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI KELURAHAN PENGGOLI KECAMATAN WARA UTARA KOTA PALOPO Thaha, Hamdani; Ilyas, Muhammad
PALITA: Journal of Social - Religion Research Vol 1, No 1 (2016): PALITA
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP2M) IAIN Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study discussed the religious attitude and work ethos of coastal communities in the Penggoli (studies on the clumps of Lawatu). The purpose of this study is to determine the pattern of religious behavior and its relationship with work ethic of Lawatu societies. The data were collected through observation, documentation, and structured-interviews. The interviews were conducted in semi-structures by selecting the informant utilizing a purposive sampling technique. The findings showed that: 1) Lawatu societies who live in Penggoli are devout religious believers, but they also still maintain ancestors’ cultures transformed into religious rituals. Many rituals that have become religious traditions are still often conducted by Lawatu societies, for examples: Mabbaca-baca, Massio-sio, and Mammaulu. 2) They have lives principles in running their activities, especially in civic lives and subsistences. The principles are in the forms of Mabbulo Sibatang, Pakkareso, Mapanre Lima, Sipakatongeng.
PERILAKU BERAGAMA DAN ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI KELURAHAN PENGGOLI KECAMATAN WARA UTARA KOTA PALOPO Thaha, Hamdani; Ilyas, Muhammad
PALITA Vol 1, No 1 (2016): PALITA
Publisher : IAIN Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24256/pal.v1i1.81

Abstract

AbstractThis study discussed the religious attitude and worked ethos of coastal communities in thePenggoli (studies on the clumps of Lawatu). The purpose of this study is to determine thepattern of religious behavior and its relationship with a work ethic of Lawatu societies. The datawere collected through observation, documentation, and structured-interviews. The interviewswere conducted in semi-structures by selecting the informant utilizing a purposive samplingtechnique. The findings showed that: 1) Lawatu societies who live in Penggoli are devoutreligious believers, but they also still maintain ancestors’ cultures transformed into religiousrituals. Many rituals that have become religious traditions are still often conducted by Lawatusocieties, for examples: Mabbaca-baca, Massio-sio, and Mammaulu. 2) They have livesprinciples in running their activities, especially in civic lives and subsistences. The principles arein the forms of Mabbulo Sibatang, Pakkareso, Mapanre Lima, Sipakatongeng.
LIVING QUR’AN DALAM TRADISI KUPAT QUNUTAN DI DESA BUANGIN KECAMATAN TOWUTI KABUPATEN LUWU TIMUR Arafah Julianto, Teguh; Thaha, Hamdani; Rowiyah, Indah
AR ROSYAD: Jurnal Keislaman dan Sosial Humaniora Vol. 2 No. 2 (2024): Juni 2024
Publisher : LPPM IAI Hasanuddin Pare-Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55148/arrosyad.v2i2.1104

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bacaan-bacaan dalam proses pelaksanaan tradisi, manfaat pelaksanaan tradisi serta untuk mengetahui pemahaman pelaku tradisi kupat qunutan terhadap bacaan yang terdapat didalamnya. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan metode deskriptif-kualitatif. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan ilmu tafsir, fenomenologi dan sosiologis. Sumber data primer dari masyarakat yang terlibat langsung dalam tradisi, sedangkan sumber data sekunder yaitu berupa buku, jurnal dan artikel. Metode pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada hakikatnya bacaan dalam pelaksanaan tradisi kupat qunutan merupakan bacaan yang barsumber dari al-Qur’an yaitu QS al-Fatihah/1: 1-7, QS al-Baqarah/2: 1-5, QS al-Baqarah/2: 255, QS al-Ikhlas}/112: 1-4, QS al-Falaq/113: 1-5, QS al-Nas/114: 1-6 dan kalimat-kalimat zikir yaitu tahlil (la ilaha illa Allah), tahmid (al-H{amdulillah), takbir (Allahu akbar) dan istighfar (astaghfirullah al-Adzim). Tradisi kupat qunutan dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur atas terlaksanakannya ibadah puasa selama 15 hari pada bulan Ramadan dan menjadi tempat sedekah serta saling memaafkan untuk memperkuat tali persaudaraan sehingga mendapat keberkahan dalam menjalankan ibadah puasa pada 15 hari berikutnya. Pelaku tradisi kupat qunutan memahami bacaan surah al fatihah sebagai surah yang dapat mempercepat terkabulnya do’a, serta surah al-Baqarah ayat 1-5 dipahami sebagai surah yang akan mendatangkan keberkahan, surah al-Baqarah ayat 255 dipahami sebagai ayat yang agung, surah al-Ikhlas dipahami sebagai simbol ketauhidan, surah al-Falaq dan al-Na>s dipahami sebagai tabir perlindungan, kalimat istighfar sebagai permohonan ampun, kalimat tahlil dipahami untuk memperbarui keimanan serta kalimat tasbih, tahmid dan takbir dipahami sebagai kalimat yang mampu menghadirkan ketenangan hati sehingga bacaan tersebut menjadi pilihan dalam proses tradisi tersebut.
PERILAKU BERAGAMA DAN ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI KELURAHAN PENGGOLI KECAMATAN WARA UTARA KOTA PALOPO Thaha, Hamdani; Ilyas, Muh
Palita: Journal of Social Religion Research Vol. 1 No. 1 (2016): Palita: Journal of Social Religion Research
Publisher : LP2M IAIN Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24256/pal.v1i1.57

Abstract

This study discussed the religious attitude and work ethos of coastal communities in the Penggoli (studies on the clumps of Lawatu). The purpose of this study is to determine the pattern of religious behavior and its relationship with work ethic of Lawatu societies. The data were collected through observation, documentation, and structured-interviews. The interviews were conducted in semi-structures by selecting the informant utilizing a purposive sampling technique. The findings showed that: 1) Lawatu societies who live in Penggoli are devout religious believers, but they also still maintain ancestors’ cultures transformed into religious rituals. Many rituals that have become religious traditions are still often conducted by Lawatu societies, for examples: Mabbaca-baca, Massio-sio, and Mammaulu. 2) They have lives principles in running their activities, especially in civic lives and subsistences. The principles are in the forms of Mabbulo Sibatang, Pakkareso, Mapanre Lima, Sipakatongeng.
PERILAKU BERAGAMA DAN ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI KELURAHAN PENGGOLI KECAMATAN WARA UTARA KOTA PALOPO Thaha, Hamdani; Ilyas, Muh
Palita: Journal of Social Religion Research Vol. 1 No. 1 (2016): Palita: Journal of Social Religion Research
Publisher : LP2M IAIN Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24256/pal.v1i1.57

Abstract

This study discussed the religious attitude and work ethos of coastal communities in the Penggoli (studies on the clumps of Lawatu). The purpose of this study is to determine the pattern of religious behavior and its relationship with work ethic of Lawatu societies. The data were collected through observation, documentation, and structured-interviews. The interviews were conducted in semi-structures by selecting the informant utilizing a purposive sampling technique. The findings showed that: 1) Lawatu societies who live in Penggoli are devout religious believers, but they also still maintain ancestors’ cultures transformed into religious rituals. Many rituals that have become religious traditions are still often conducted by Lawatu societies, for examples: Mabbaca-baca, Massio-sio, and Mammaulu. 2) They have lives principles in running their activities, especially in civic lives and subsistences. The principles are in the forms of Mabbulo Sibatang, Pakkareso, Mapanre Lima, Sipakatongeng.
LIVING QUR’AN DALAM TRADISI KUPAT QUNUTAN DI DESA BUANGIN KECAMATAN TOWUTI KABUPATEN LUWU TIMUR Arafah Julianto, Teguh; Thaha, Hamdani; Rowiyah, Indah
AR ROSYAD: Jurnal Keislaman dan Sosial Humaniora Vol. 2 No. 2 (2024): Juni 2024
Publisher : LPPM IAI Hasanuddin Pare-Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55148/arrosyad.v2i2.1104

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bacaan-bacaan dalam proses pelaksanaan tradisi, manfaat pelaksanaan tradisi serta untuk mengetahui pemahaman pelaku tradisi kupat qunutan terhadap bacaan yang terdapat didalamnya. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan metode deskriptif-kualitatif. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan ilmu tafsir, fenomenologi dan sosiologis. Sumber data primer dari masyarakat yang terlibat langsung dalam tradisi, sedangkan sumber data sekunder yaitu berupa buku, jurnal dan artikel. Metode pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada hakikatnya bacaan dalam pelaksanaan tradisi kupat qunutan merupakan bacaan yang barsumber dari al-Qur’an yaitu QS al-Fatihah/1: 1-7, QS al-Baqarah/2: 1-5, QS al-Baqarah/2: 255, QS al-Ikhlas}/112: 1-4, QS al-Falaq/113: 1-5, QS al-Nas/114: 1-6 dan kalimat-kalimat zikir yaitu tahlil (la ilaha illa Allah), tahmid (al-H{amdulillah), takbir (Allahu akbar) dan istighfar (astaghfirullah al-Adzim). Tradisi kupat qunutan dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur atas terlaksanakannya ibadah puasa selama 15 hari pada bulan Ramadan dan menjadi tempat sedekah serta saling memaafkan untuk memperkuat tali persaudaraan sehingga mendapat keberkahan dalam menjalankan ibadah puasa pada 15 hari berikutnya. Pelaku tradisi kupat qunutan memahami bacaan surah al fatihah sebagai surah yang dapat mempercepat terkabulnya do’a, serta surah al-Baqarah ayat 1-5 dipahami sebagai surah yang akan mendatangkan keberkahan, surah al-Baqarah ayat 255 dipahami sebagai ayat yang agung, surah al-Ikhlas dipahami sebagai simbol ketauhidan, surah al-Falaq dan al-Na>s dipahami sebagai tabir perlindungan, kalimat istighfar sebagai permohonan ampun, kalimat tahlil dipahami untuk memperbarui keimanan serta kalimat tasbih, tahmid dan takbir dipahami sebagai kalimat yang mampu menghadirkan ketenangan hati sehingga bacaan tersebut menjadi pilihan dalam proses tradisi tersebut.