Arafah Julianto, Teguh
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

LIVING QUR’AN DALAM TRADISI KUPAT QUNUTAN DI DESA BUANGIN KECAMATAN TOWUTI KABUPATEN LUWU TIMUR Arafah Julianto, Teguh; Thaha, Hamdani; Rowiyah, Indah
AR ROSYAD: Jurnal Keislaman dan Sosial Humaniora Vol. 2 No. 2 (2024): Juni 2024
Publisher : LPPM IAI Hasanuddin Pare-Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55148/arrosyad.v2i2.1104

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bacaan-bacaan dalam proses pelaksanaan tradisi, manfaat pelaksanaan tradisi serta untuk mengetahui pemahaman pelaku tradisi kupat qunutan terhadap bacaan yang terdapat didalamnya. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan metode deskriptif-kualitatif. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan ilmu tafsir, fenomenologi dan sosiologis. Sumber data primer dari masyarakat yang terlibat langsung dalam tradisi, sedangkan sumber data sekunder yaitu berupa buku, jurnal dan artikel. Metode pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada hakikatnya bacaan dalam pelaksanaan tradisi kupat qunutan merupakan bacaan yang barsumber dari al-Qur’an yaitu QS al-Fatihah/1: 1-7, QS al-Baqarah/2: 1-5, QS al-Baqarah/2: 255, QS al-Ikhlas}/112: 1-4, QS al-Falaq/113: 1-5, QS al-Nas/114: 1-6 dan kalimat-kalimat zikir yaitu tahlil (la ilaha illa Allah), tahmid (al-H{amdulillah), takbir (Allahu akbar) dan istighfar (astaghfirullah al-Adzim). Tradisi kupat qunutan dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur atas terlaksanakannya ibadah puasa selama 15 hari pada bulan Ramadan dan menjadi tempat sedekah serta saling memaafkan untuk memperkuat tali persaudaraan sehingga mendapat keberkahan dalam menjalankan ibadah puasa pada 15 hari berikutnya. Pelaku tradisi kupat qunutan memahami bacaan surah al fatihah sebagai surah yang dapat mempercepat terkabulnya do’a, serta surah al-Baqarah ayat 1-5 dipahami sebagai surah yang akan mendatangkan keberkahan, surah al-Baqarah ayat 255 dipahami sebagai ayat yang agung, surah al-Ikhlas dipahami sebagai simbol ketauhidan, surah al-Falaq dan al-Na>s dipahami sebagai tabir perlindungan, kalimat istighfar sebagai permohonan ampun, kalimat tahlil dipahami untuk memperbarui keimanan serta kalimat tasbih, tahmid dan takbir dipahami sebagai kalimat yang mampu menghadirkan ketenangan hati sehingga bacaan tersebut menjadi pilihan dalam proses tradisi tersebut.
Kajian Tafsir Al-Qur’an dengan Pendekatan Sufistik: Analisis Karakteristik Penafsiran Haqa’iq al-Tafsir Karya al-Sulami Salamah, Daris; Anwar, Zaeni; Istiqomah, Sekar; Arafah Julianto, Teguh
AR ROSYAD: Jurnal Keislaman dan Sosial Humaniora Vol. 3 No. 2 (2025): Al-Qur'an And Culture Studies
Publisher : LPPM IAI Hasanuddin Pare-Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55148/arrosyad.v3i2.1852

Abstract

Kitab Tafsir Haqā’iq al-Tafsīr karya Abu Abdurrahman al-Sulami merupakan kitab tafsir yang berpengaruh dalam khazanah tafsir tasawuf Islam. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis penafsiran Abu Abdurrahman al-Sulami dengan pendekatan sufistik, metode penafsiran dan sumber data dalam kitab ini, serta peran al-Sulami atas perkembangan tafsir dalam tradisi tasawuf. Adapun sumber rujukan dalam penelitian ini yakni kitab Tafsir Haqā’iq al-Tafsīr karya Abu Abdurrahman al-Sulami sebagai sumber data primer dan kitab tafsir, kitab hadis, buku, jurnal, dan penelitian lainnya yang menjadi sumber data sekunder. Hasil penelitian pada kitab tafsir ini menunjukkan bahwa jenis tafsir ini merupakan tafsir sufi atau tafsir isyari dengan pendekatan spiritual dan simbolik. Al-Sulami lebih condong mengutip para tokoh tasawuf sebagai penafsiran ayat dengan menunjukkan makna-makna batin al-Qur’an yang hanya diyakini hanya bisa dicapai oleh hati yang bersih melalui penyingkapan spiritual. Kitab tafsir ini tentunya juga menuai kritik dari kalangan ulama termasuk ulama fiqih atau ahli tafsir tekstual. Kritik tafsirnya menyangkut penggunaan makna-makna yang tidak nampak secara lahiriah atau dianggap secara lahiriah. Meski demikian, al-Qur’an bisa dimaknai secara mendalam oleh mereka yang memaknainya dengan jalan spiritual dan tafsir ini tentunya sangat berharga bagi mereka.
LIVING QUR’AN DALAM TRADISI KUPAT QUNUTAN DI DESA BUANGIN KECAMATAN TOWUTI KABUPATEN LUWU TIMUR Arafah Julianto, Teguh; Thaha, Hamdani; Rowiyah, Indah
AR ROSYAD: Jurnal Keislaman dan Sosial Humaniora Vol. 2 No. 2 (2024): Juni 2024
Publisher : LPPM IAI Hasanuddin Pare-Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55148/arrosyad.v2i2.1104

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bacaan-bacaan dalam proses pelaksanaan tradisi, manfaat pelaksanaan tradisi serta untuk mengetahui pemahaman pelaku tradisi kupat qunutan terhadap bacaan yang terdapat didalamnya. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan metode deskriptif-kualitatif. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan ilmu tafsir, fenomenologi dan sosiologis. Sumber data primer dari masyarakat yang terlibat langsung dalam tradisi, sedangkan sumber data sekunder yaitu berupa buku, jurnal dan artikel. Metode pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada hakikatnya bacaan dalam pelaksanaan tradisi kupat qunutan merupakan bacaan yang barsumber dari al-Qur’an yaitu QS al-Fatihah/1: 1-7, QS al-Baqarah/2: 1-5, QS al-Baqarah/2: 255, QS al-Ikhlas}/112: 1-4, QS al-Falaq/113: 1-5, QS al-Nas/114: 1-6 dan kalimat-kalimat zikir yaitu tahlil (la ilaha illa Allah), tahmid (al-H{amdulillah), takbir (Allahu akbar) dan istighfar (astaghfirullah al-Adzim). Tradisi kupat qunutan dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur atas terlaksanakannya ibadah puasa selama 15 hari pada bulan Ramadan dan menjadi tempat sedekah serta saling memaafkan untuk memperkuat tali persaudaraan sehingga mendapat keberkahan dalam menjalankan ibadah puasa pada 15 hari berikutnya. Pelaku tradisi kupat qunutan memahami bacaan surah al fatihah sebagai surah yang dapat mempercepat terkabulnya do’a, serta surah al-Baqarah ayat 1-5 dipahami sebagai surah yang akan mendatangkan keberkahan, surah al-Baqarah ayat 255 dipahami sebagai ayat yang agung, surah al-Ikhlas dipahami sebagai simbol ketauhidan, surah al-Falaq dan al-Na>s dipahami sebagai tabir perlindungan, kalimat istighfar sebagai permohonan ampun, kalimat tahlil dipahami untuk memperbarui keimanan serta kalimat tasbih, tahmid dan takbir dipahami sebagai kalimat yang mampu menghadirkan ketenangan hati sehingga bacaan tersebut menjadi pilihan dalam proses tradisi tersebut.
Kajian Tafsir Al-Qur’an dengan Pendekatan Sufistik: Analisis Karakteristik Penafsiran Haqa’iq al-Tafsir Karya al-Sulami Salamah, Daris; Anwar, Zaeni; Istiqomah, Sekar; Arafah Julianto, Teguh
AR ROSYAD: Jurnal Keislaman dan Sosial Humaniora Vol. 3 No. 2 (2025): Al-Qur'an And Culture Studies
Publisher : LPPM IAI Hasanuddin Pare-Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55148/arrosyad.v3i2.1852

Abstract

Kitab Tafsir Haqā’iq al-Tafsīr karya Abu Abdurrahman al-Sulami merupakan kitab tafsir yang berpengaruh dalam khazanah tafsir tasawuf Islam. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis penafsiran Abu Abdurrahman al-Sulami dengan pendekatan sufistik, metode penafsiran dan sumber data dalam kitab ini, serta peran al-Sulami atas perkembangan tafsir dalam tradisi tasawuf. Adapun sumber rujukan dalam penelitian ini yakni kitab Tafsir Haqā’iq al-Tafsīr karya Abu Abdurrahman al-Sulami sebagai sumber data primer dan kitab tafsir, kitab hadis, buku, jurnal, dan penelitian lainnya yang menjadi sumber data sekunder. Hasil penelitian pada kitab tafsir ini menunjukkan bahwa jenis tafsir ini merupakan tafsir sufi atau tafsir isyari dengan pendekatan spiritual dan simbolik. Al-Sulami lebih condong mengutip para tokoh tasawuf sebagai penafsiran ayat dengan menunjukkan makna-makna batin al-Qur’an yang hanya diyakini hanya bisa dicapai oleh hati yang bersih melalui penyingkapan spiritual. Kitab tafsir ini tentunya juga menuai kritik dari kalangan ulama termasuk ulama fiqih atau ahli tafsir tekstual. Kritik tafsirnya menyangkut penggunaan makna-makna yang tidak nampak secara lahiriah atau dianggap secara lahiriah. Meski demikian, al-Qur’an bisa dimaknai secara mendalam oleh mereka yang memaknainya dengan jalan spiritual dan tafsir ini tentunya sangat berharga bagi mereka.