Indrawan Dwisetya Suhendi, Indrawan Dwisetya
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

CIRI-CIRI FANTASTIK DUA CERITA RAKYAT KALIMANTAN DALAM BUKU KUMPULAN CERITA RAKYAT NUSANTARA KARYA KIDH HIDAYAT Suhendi, Indrawan Dwisetya
LOKABASA Vol 4, No 2 (2013)
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v4i2.3134

Abstract

Tulisan ini mencoba untuk mengungkap ciri-ciri fantastik dua cerita rakyat Kalimantan dalam buku Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara (KCRN) karya Kidh Hidayat. Seperti judul buku tersebut, cerita ini memang berasal dari cerita lisan yang kemudian dituliskan untuk lebih dikenal luas di kalangan pembaca. Data yang tersedia dalam buku ini berupa cerita rakyat Kalimantan yang berjudul Asal Mula Hantu Jadi-jadian Hantuen (AMHJH) dan Asal Mula Burung Roak (AMBR). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Di mana data yang berupa teks cerita akan dideskripsikan menurut struktur cerita fantastik Raymond Rogé untuk kemudian dilihat ciri-ciri kefantastikkan yang dimilikinya. Dalam tulisan ini, akan dibahas mengenai (1) struktur cerita AMHJ dan AMBR, dan (2) ciri-ciri fantastik dalam kedua cerita tersebut. This paper attempts to uncover the characteristics of two fantastic stories in Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara (KCRN) by Kidh Hidayat. As the title of the book implies, this story is derived from the oral stories that were later written in order to be more widely known among readers. The data are in the form of the tradisional prose entitled Asal Mula Hantu Jadi-jadian Hantuen (AMHJH) and Asal Mula Burung Roak (AMBR). The method used in this research is a descriptive method. The data will be described according to Raymond Rogé’s fantastic story structure and their fantastic features will be examined. In this paper, the following will be laid out: (1) the structure of AMBR and AMHJ stories, and (2) the characteristics of the fantastic features in the two stories.
REPRESENTASI MONSTROSITAS PEREMPUAN DALAM NOVEL MANTRA LILITH KARYA HENDRI YULIUS Suhendi, Indrawan Dwisetya; Priyatna, Aquarini; Muhtadin, Teddi
ATAVISME Vol 20, No 2 (2017): ATAVISME
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.091 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v20i2.391.123-137

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengungkapkan representasi monstrositas perempuan dalam novel Mantra Lilith karya Hendri Yulius (2017). Permasalahan yang akan dibahas adalah bagaimana representasi monstrositas perempuan digambarkan dalam novel Mantra Lilith. Dengan memfokuskan pada konsep monstrous feminine yang dikemukakan oleh Creed (2003) dan teori abjek dari Kristeva (1982), penelitian ini menggunakan metode deksriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan representasi monstrositas perempuan dan seksualitas perempuan yang disimbolkan oleh ular. Monstrositas juga dilekatkan pada perempuan yang menolak hidup dalam kungkungan ideologi partiarki. Secara narasi, dalam novel ini representasi monstrositas perempuan ditampilkan melalui pengalusian terhadap cerita-cerita yang sudah dikenal sebelumnya seperti kisah Gadis Berkerudung Merah, Timun Mas, dan Putri Duyung.
Stereotip dan Resistensi Perempuan dalam Cerpen Payudara Nai-Nai Karya Djenar Maesa Ayu Nugroho, Bayu Aji; Suhendi, Indrawan Dwisetya
Jurnal Sastra Indonesia Vol 11 No 1 (2022): Maret
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jsi.v11i1.50138

Abstract

Stereotip dan perempuan merupakan dua hal yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Ketidakadilan gender tersebut berakar dari adanya sebuah konstruksi yang telah mengakar dalam kehidupan bermasyarakat. Pembagian peran antara laki-laki dan perempuan menjadi salah satu alasan stereotip akan selalu menjadi mimpi buruk kaum perempuan. Adanya stereotip tersebut tentunya membuat perempuan merasakan adanya kecemasan yang memaksa perempuan mempertahankan ego dengan melakukan berbagai bentuk mekanisme pertahanan diri manusia. Cerpen ‘Payudara Nai-Nai’ merupakan salah satu cerpen dalam kumpulan cerpen Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu) karya Djenar Maesa Ayu. Cerpen Payudara Nai-Nai sangat menggambarkan konstruksi pikiran budaya patriarki di mana perempuan selalu berusaha untuk tampil sempurna secara fisik dikarenakan pengaruh dari selera laki-laki. Berdasarkan hal tersebut perumusan masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bentuk stereotip/pelabelan negatif pada perempuan yang terdapat di dalam cerpen dan mengkaji bentuk resistensi yang muncul akibat adanya stereotip tersebut. Metode dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif Kualitatif, di mana peneliti berupaya mendeskripsikan hasil dari bacaan terhadap sumber data primer dan sekunder kemudian mengolah dalam bentuk data kualitatif. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa dalam cerpen tersebut ditemukan adanya bentuk stereotip terhadap Nai-Nai sebagai tokoh utama dan teman-teman perempuannya yang disebabkan oleh tokoh laki-laki. Stereotip tersebut berupa pelabelan negatif terhadap fisik atau biologis perempuan dengan standart tertentu, dan stereotip yang menganggap perempuan adalah sosok lemah dan dapat dilecehkan secara seksual. Sedangkan bentuk resistensi yang dilakukan oleh Nai-Nai adalah mekanisme pertahanan diri fantasi.
ASPEK FANTASTIK DALAM FILM GRAVE TORTURE KARYA SUTRADARA JOKO ANWAR Indrawan Dwisetya Suhendi
E- ISSN : 2684-8
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.181 KB) | DOI: 10.33751/jurnal salaka.v1i2.1284

Abstract

ABSTRAKArtikel ini bertujuan untuk mengungkapkan aspek fantastik yang terdapat dalam film Grave Torture (2012) karya Sutradara Joko Anwar. Teori yang digunakan dalam tulisan ini adalah teori fantastik Howard Phillips Lovecraft. Rasa takut yang dieksplorasi melalui struktur naratif film dan sinematografi menjadi titik berangkat kajian. Dengan menggunakan metode deskriptif, film Grave Torture akan dideksripsikan berdasarkan aspek struktur naratif dan sinematografisnya sehingga tersaji data yang menunjukkan adanya eksplorasi rasa takut. Dari hasil analisis tersebut, satuan cerita, tokoh, ruang, waktu, kostum dan tata rias, teknik pencahayaan, serta efek suara menunjukkan adanya perlintasan dunia manusia sampai dengan alam supranatural sehingga terjadi ketaksaan ruang yang menimbulkan efek yang menyeramkan. Di samping itu, formula horor kultural-religius ditampilkan untuk lebih mengeksplorasi rasa takut dari penonton dengan budaya sama
PENGEMBANGAN POTENSI DAN KREATIVITAS PEMUDA MELALUI WORKSHOP PENULISAN KREATIF: The Development of Youth Potential and Creativity through Creative Writing Workshop Sari, Norma Atika; Natsir, M.; Suhendi, Indrawan Dwisetya; Muhajir, Fatimah
Jurnal Ruhui Rahayu: Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Humaniora Vol 1 No 1 (2022)
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/ruhuirahayu.v1i1.39

Abstract

Abstract: The main focus of this creative writing workshop activity is to recognize the potential of literary writing talents that exist in young people (students). In addition, this workshop also aims to ignite the creativity and innovation of the participants. The location of the workshop was held in Kutai Lama, Anggana Sub-district, Kutai Kartanegara on 19 - 22 June 2022. The activity plan consisted of: (1) distribution of questionnaires, (2) presentation of workshop material by trainers, (3) question and answer session (discussion with participants), and (4) creative writing practice by creating collaborative story fragments. At the end of the activity, many participants did not realize that there was potential for writing talent within them. Participants were also given a new perspective on the benefits of reading and writing literary works in exercising the power of imagination and creativity that are useful in almost all aspects of life. Keywords: creative writing; student; potential; creativity.   Abstrak: Fokus utama kegiatan workshop penulisan kreatif ini adalah mengenali potensi bakat menulis sastra yang ada di dalam diri pemuda (pelajar dan mahasiswa). Selain itu, workshop ini juga bertujuan memantik kreativitas dan inovasi para peserta. Lokasi workshop dilaksanakan di Kutai Lama, Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara pada tanggal 19 - 22 Juni 2022. Rancangan kegiatan berupa : (1) pembagian kuesioner, (2) pemaparan materi latihan oleh narasumber, (3) sesi tanya jawab dan diskusi dengan peserta, serta (4) praktik menulis kreatif dengan menciptakan fragmen cerita kolaboratif. Di akhir kegiatan banyak peserta yang sebelumnya tidak menyadari bahwa ada potensi bakat menulis dalam diri mereka. Peserta juga diberi pandangan baru tentang manfaat membaca dan menulis karya sastra dalam melatih daya imanijasi dan kreativitas yang berguna dalam hampir segala aspek kehidupan. Kata kunci: penulisan kreatif; pelajar; mahasiswa; potensi; kreativitas.
REPRESENTASI MONSTROSITAS PEREMPUAN DALAM KUMPULAN CERPEN SIHIR PEREMPUAN KARYA INTAN PARAMADITHA Hartini, Leo Chandra; Sari, Norma Atika; Suhendi, Indrawan Dwisetya
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol 6, No 4 (2022): Oktober 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v6i4.7759

Abstract

Penelitian ini berfokus pada aspek representasi monstrositas perempuan dalam kumpulan cerpen Sihir Perempuan karya Intan Paramaditha. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) bagaimana fakta cerita dalam kumpulan cerpen Sihir Perempuan karya Intan Paramaditha? 2) bagaimana monstrositas perempuan dalam kumpulan cerpen Sihir Perempuan karya Intan Paramaditha? Tujuan dalam penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan fakta cerita dalam kumpulan cerpen Sihir Perempuan karya Intan Paramaditha. 2) mendeskripsikan bentuk dan makna monstrositas perempuan dalam kumpulan cerpen Sihir Perempuan karya Intan Paramaditha. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik baca dan teknik catat. Analisis data menggunakan teori fakta cerita dan monstrous feminine untuk memperoleh gambaran mengenai representasi monstrositas perempuan. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan empat bentuk representasi monstrositas perempuan dalam kumpulan cerpen Sihir Perempuan karya Intan Paramaditha. Bentuk monstros tersebut berupa vampir, penyihir perempuan, perempuan kerasukan, dan perempuan pengastrasi. Keempat bentuk monstros tersebut digambarkan secara simbolik. Bentuk-bentuk tersebut memiliki makna perlawanan perempuan terhadap ideologi patriarki.
BINTANG YANG TERTUKAR: REPRESENTASI RAS DAN MASKULINITAS DALAM DUA IKLAN NIVEA MEN Suhendi, Indrawan Dwisetya
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol 6, No 4 (2022): Oktober 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v6i4.11540

Abstract

Artikel ini membahas representasi ras dan maskulinitas dalam dua video komersial Nivea Men yang menampilkan Bambang Pamungkas dan Richard Kyle sebagai bintang iklannya. Produk seri Nivea Men yang dipromosikan dalam video tersebut adalah Nivea Men Acne Control Brightening Facial Foam dan Nivea Men Deodorant. Pembahasan didekati melalui perspektif ras, gender, dan semiotika. Menggunakan metode deskriptif-kualitatif, penelitian ini juga mempertimbangkan teori fetisisme McClintock (sebagaimana dibahas dalam Priyatna, 2013), teori maskulinitas ideal Vacker dan Key (1993), dan teori mitos Barthes (2004). Studi ini menemukan bahwa video tersebut menunjukkan ideologi rasis, yang diwakili oleh kemeja putih yang dikenakan oleh Richard Kyle dan cermin sebagai cerminan dari keinginan untuk menjadi putih. Selain itu, gagasan rasisme dalam video tersebut juga terkait dengan gagasan maskulinitas yang dikemukakan oleh pemilihan aktor yang membintangi video tersebut, yaitu Richard Kyle—sebagai representasi dari keputihan—dan Bambang Pamungkas—sebagai representasi dari non- putihnya.