Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

ANALISIS KEPRIBADIAN TOKOH ENGTAY DALAM NASKAH DRAMA SAMPEK ENGTAY KARYA N. RIANTIARNO (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA) Fauziah, Nurul Fitriani; Dahlan, Dahri; Sari, Norma Atika
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol 5, No 2 (2021): April 2021
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v5i2.3426

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur kepribadian tokoh Engtay dan faktor perubahan tipe kepribadian tokoh Engtay. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan. Data dalam penelitian ini berupa kalimat dan kutipan yang diperoleh dari naskah drama Sampek Engtay. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik baca dan catat. Teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif yang terdiri dari tiga alur, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Berdasarkan penelitian maka diperoleh hasil bahwa tidak ada keseimbangan antara id, ego, superego yang dialami Engtay. Engtay cenderung hanya mementingkan keinginannya dari pada aspek biologis yang berkembang di masyarakat, sehingga terjadi ketegangan di dalam diri Engtay. Selain analisis terhadap struktur kepribadian tersebut, dilakukan juga analisis tipe kepribadian tokoh Engtay. Hasil penelitian menyebutkan bahwa tokoh Engtay mengalami konsistensi dari yang sebelumnya dia bertipe phlegmatis setelah mengalami konflik dia tetap dengan tipe phlegmatis. Terdapat tiga faktor yang menyebabkan perubahan kepribadian tokoh Engtay yang meliputi, pertama faktor fisik yang ditandai ketika Engtay yang harus menyamar menjadi seorang laki-laki agar bisa bersekolah di Yayasan Putra Bangsa. Faktor yang kedua ialah faktor lingkungan sosial yang ditandai ketika ibunya yang masih sangat percaya pada larangan bahwa anak perempuan tidak boleh bersekolah dan hanya boleh berdiam diri di rumah. Ketiga faktor diri sendiri ditandai dari diri Engtay yang sangat menginginkan untuk bisa bersekolah karena ia  mau menjadi wanita yang mengetahui betapa luasanya dunia dan memiliki pendidikan agar kaum wanita tidak dipandang sebelah mata.
TRANSENDENSI TOKOH UTAMA PEREMPUAN DALAM NOVEL FATAMORGANA DI SEGITIGA EMAS KARYA SURYATINI N. GANIE: KAJIAN FEMINISME EKSISTENSIALIS Sartika, Mira; Hanum, Irma Surayya; Sari, Norma Atika
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol 6, No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v6i1.5430

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini mengangkat isu tentang kehidupan perempuan dalam sebuah novel. Novel yang ditulis oleh Suryatini N. Ganie yang berjudul Fatamorgana di Segitiga Emas menceritakan bagaimana perjuangan tokoh utama untuk memenuhi eksisitensi hidupnya. Tujuan penelitian ini yaitu (1) untuk mendeskripsikan fakta cerita dan (2) untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk transendensi pada tokoh Neneng dalam novel Fatamorgana di Segitiga Emas dengan menggunakan kajian feminisme eksistensialis. kemudian pendekatan penelitian yang dipilih adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Data dan sumber data dalam penelitian ini data yang berupa kutipan kata,frasa, dan kalimat. lalu untuk sumber datanya  novel Fatamorgana di Segitiga Emas karya Suryatini N. Ganie dengan tebal 104 halaman diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama di Yogyakarta pada tahun 2011. Untuk teknik pengumpulan datanya yaitu dengan penelitian kepustakaan dengan cara  membaca, mengidentifikasi dan mencatat. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah dengan metode pembacaan dekontruksi.Dalam menganalisis novel tersebut menggunakan pendekatan fakta cerita dan feminisme eksistensialis. Alur dalam penelitian ini merupakan alur campuran di awal sampai akhir cerita. Tokoh dan penokohan yang terdapat dalam penelitian ini ada Neneng sebagai tokoh utama. kemudian latar tempat yang ada menceritakan kehidupan di Desa Ampegan dan kota Jakarta. Adapun transendensi tokoh utama perempuan yang terdiri menjadi empat bagian yaitu, perempuan dapat bekerja, perempuan dapat menjadi seorang intelektual, perempuan dapat mencapai transformasi sosial masyarakat, dan perempuan dapat menolak ke-liyanan.Kata Kunci: Fatamorgana di Segitiga Emas, feminisme eksistensialis, novel, transendensi, tokoh utama.         ABSTRACTThis research raises the issue of women's lives in a novel. The novel written by Suryatini N. Ganie, entitled Fatamorgana in the Golden Triangle, tells how the main character struggles to fulfill his life's existence. The objectives of this study were (1) to describe the facts of the story and (2) to describe the forms of transcendence of the Neneng character in the novel Fatamorgana in the golden Triangle by Suryatini N. Ganie of existentialist feminism. then the research approach chosen is a qualitative descriptive approach. Data and data sources in this research are data in the form of quotations of words, phrases and sentences. Then for the data source, the novel Fatamorgana in the golden Triangle by Suryatini N. Ganie with a thickness of 104 pages was published by PT Gramedia Pustaka Utama in Yogyakarta in 2011. For data collection techniques, namely literature research by reading, identifying and taking notes. The data analysis technique used is the deconstruction reading method. In analyzing the novel, it uses the approach of story facts and existentialist feminism. The plot in this research is a mixed plot at the beginning to the end of the story. The characters and characterizations contained in this research are Neneng as the main character. then the setting tells the story of life in the village of Ampegan and the city of Jakarta. The transcendence of the main female character which consists of four parts, namely, women can work, women can become intellectuals, women can achieve social transformation of society, and women can reject faith.Keywords: Fatamorgana in the Golden Triangle, existentialist feminism, novel, transcendence, main character.
STILE DOMINAN UNTUK CAPAIAN ESTETIS : KAJIAN STILISTIKA LIRIK LAGU GRUP MUSIK FOURTWNTY Sari, Norma Atika; Wahyuni, Ian
CaLLs (Journal of Culture, Arts, Literature, and Linguistics) Vol 7, No 2 (2021): CaLLs, December 2021
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/calls.v7i2.6191

Abstract

Fokus penelitian ini adalah analisis terhadap unsur stile yang meliputi unsur bunyi, leksikal, dan majas dalam tiga lirik lagu grup musik Fourtwnty. Metode yang dipilih adalah deskriptif kualitatif dengan langkah kerja menganalisis unsur-unsur stile untuk menemukan stile dominan. Dari stile dominan tersebut akan disimpulkan stile khas gaya penciptaan lirik lagu grup musuk Fourtwnty. Tujuan akhir penlitian ini adalah menyimpulkan bagaimana stile khas tersebut berfungsi sebagai sarana capaian estetis. Hasil penelitian menemukan stile dominan grup musik Fourtwnty adalah dominasi manipulasi bunyi dalam bentuk asonansi dan mesodiplosis; kosa kata yang dipilih sederhana namun mampu merepresentasikan keresahan kehidupan kaum urban di era postmodernisme, penyampaian pesan didominasi oleh majas sehingga membuat lagu menjadi multitafsir dan tidak membosankan karena tidak sebatas menyampaikan doktrin atau dogma. Kemungkinan penafsiran melalui penggunaan simile, metafora dan personifikasi juga menjadikan karya ini selalu segar dan kontemplatif karena tidak menggurui atau terkesan menceramahi. Kemunculan “aku” dan “ku” di semua sampel lagu juga menciptakan efek estetis yang melahirkan suasana eksistensialis dimana pembaca atau pendengar merasa turut mengalami dan merasakan kegelisahan yang disampaikan.
New Order Era Children’s Literary Mode of Production in Indonesia: Interaction and Articulation Sari, Norma Atika; Salam, Aprinus
Journal of Education for Sustainability and Diversity Vol. 3 No. 3 (2025)
Publisher : Angstrom Centre of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57142/jesd.v3i3.859

Abstract

The New Order era was the golden age of children's literary production in Indonesia, both in the form of books or magazines. The 1973 Presidential Instruction Book Project (Inpres) was one of the government programs that made the terms of quantity it has skyrocketed. In addition, the trend of magazine publishing as a result of press industrialization also confirmed this claim. The question that then arises is: what are the characteristics of the children's literary mode of production and how is the structure of interaction and articulation with other constituents? The basic premise of the hypothesis in this research is that children's literature is not a genre that is innocent and emerges organically. By using qualitative descriptive method and applying Eagletonian materialistic critical theory, researchers found that there are two children's literary modes of production; (1) the mode under the state patronage which is the dominant ones, and (2) the subordinate mode of production in the private sector. The interaction between both that historically coexisted was synchronic and negotiative. Both articulate the ideology of New Order developmentalism which is identical to poverty alleviation through “hard work” using the aesthetics of realist texts. In the subordinate mode of production, hidden social criticism is found where the state is not present in the efforts to eradicate poverty represented by the characters in the text. The New Order's control mechanism in determining children's literary mode of production was through Issuance Permit (SIT).
PENGEMBANGAN POTENSI DAN KREATIVITAS PEMUDA MELALUI WORKSHOP PENULISAN KREATIF: The Development of Youth Potential and Creativity through Creative Writing Workshop Sari, Norma Atika; Natsir, M.; Suhendi, Indrawan Dwisetya; Muhajir, Fatimah
Jurnal Ruhui Rahayu: Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Humaniora Vol 1 No 1 (2022)
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/ruhuirahayu.v1i1.39

Abstract

Abstract: The main focus of this creative writing workshop activity is to recognize the potential of literary writing talents that exist in young people (students). In addition, this workshop also aims to ignite the creativity and innovation of the participants. The location of the workshop was held in Kutai Lama, Anggana Sub-district, Kutai Kartanegara on 19 - 22 June 2022. The activity plan consisted of: (1) distribution of questionnaires, (2) presentation of workshop material by trainers, (3) question and answer session (discussion with participants), and (4) creative writing practice by creating collaborative story fragments. At the end of the activity, many participants did not realize that there was potential for writing talent within them. Participants were also given a new perspective on the benefits of reading and writing literary works in exercising the power of imagination and creativity that are useful in almost all aspects of life. Keywords: creative writing; student; potential; creativity.   Abstrak: Fokus utama kegiatan workshop penulisan kreatif ini adalah mengenali potensi bakat menulis sastra yang ada di dalam diri pemuda (pelajar dan mahasiswa). Selain itu, workshop ini juga bertujuan memantik kreativitas dan inovasi para peserta. Lokasi workshop dilaksanakan di Kutai Lama, Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara pada tanggal 19 - 22 Juni 2022. Rancangan kegiatan berupa : (1) pembagian kuesioner, (2) pemaparan materi latihan oleh narasumber, (3) sesi tanya jawab dan diskusi dengan peserta, serta (4) praktik menulis kreatif dengan menciptakan fragmen cerita kolaboratif. Di akhir kegiatan banyak peserta yang sebelumnya tidak menyadari bahwa ada potensi bakat menulis dalam diri mereka. Peserta juga diberi pandangan baru tentang manfaat membaca dan menulis karya sastra dalam melatih daya imanijasi dan kreativitas yang berguna dalam hampir segala aspek kehidupan. Kata kunci: penulisan kreatif; pelajar; mahasiswa; potensi; kreativitas.
MITOS KECANTIKAN DALAM NOVEL GENDUT? SIAPA TAKUT! KARYA ALNIRA: KAJIAN FEMINISME NAOMI WOLF Hakiki, Dwi Rijaya; Sari, Norma Atika; Kiftiawati, Kiftiawati
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol 7, No 3 (2023): Juli 2023
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v7i3.7271

Abstract

Penelitian ini berfokus pada aspek bentuk dan pengaruh mitos kecantikan dalam novel Gendut? Siapa Takut! karya Alnira (2019). Analisis dilakukan dengan memanfaatkan teori feminisme Naomi Wolf. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) aspek unsur intrinsik dalam novel; (2) bentuk dan pengaruh mitos kecantikan dalam novel; dan (3) upaya tokoh utama perempuan melawan mitos kecantikan dalam novel. Penelitian ini merupakan penelitian studi pustaka dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Data didapat melalui teknik baca dan catat. Teknik analisis meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Alur pada novel Gendut? Siapa Takut!karya Alnira adalah alur campuran. Tokoh utama perempuan dalam novel bernama Moza Aphrodite seorang perempuan bertubuh gendut yang berusia 28 tahun. Penggambaran latar dalam novel mencakup banyak tempat dengan waktu dan kondisi tertentu. Ditemukan 4 bentuk mitos kecantikan dalam novel, yaitu: (1) mitos berat badan ideal adalah yang bertubuh langsing, (2) mitos cantik berdasarkan usia, (3) mitos cantik berdasarkan penampilan fisik yang menarik, dan (4) sindrom Barbie. Pengaruh mitos kecantikan yang ditampilkan pada novel adalah; (1) budaya patriarki yang memperlemah kemajuan perempuan, (2) body shaming, (3) kriteria cantik yang mengkondisikan, dan (4) kelebihan budaya massa dan media.Upaya yang dilakukan oleh Moza sebagai tokoh utama perempuan untuk melawan mitos kecantikan yaitu dengan memupuk kekaguman pribadi, kepercayaan diri yang tinggi sehingga kemandirian, dan akhirnya mencapai fase penerimaan diri. Ditemukan 4 bentuk mitos kecantikan dalam novel, yaitu: (1) mitos berat badan ideal adalah yang bertubuh langsing, (2) mitos cantik berdasarkan usia, (3) mitos cantik berdasarkan penampilan fisik yang menarik, dan (4) sindrom Barbie. Pengaruh mitos kecantikan yang ditampilkan pada novel adalah; (1) budaya patriarki yang memperlemah kemajuan perempuan, (2) body shaming, (3) kriteria cantik yang mengkondisikan, dan (4) kelebihan budaya massa dan media.Upaya yang dilakukan oleh Moza sebagai tokoh utama perempuan untuk melawan mitos kecantikan yaitu dengan memupuk kekaguman pribadi, kepercayaan diri yang tinggi sehingga kemandirian, dan akhirnya mencapai fase penerimaan diri. Ditemukan 4 bentuk mitos kecantikan dalam novel, yaitu: (1) mitos berat badan ideal adalah yang bertubuh langsing, (2) mitos cantik berdasarkan usia, (3) mitos cantik berdasarkan penampilan fisik yang menarik, dan (4) sindrom Barbie. Pengaruh mitos kecantikan yang ditampilkan pada novel adalah; (1) budaya patriarki yang memperlemah kemajuan perempuan, (2) body shaming, (3) kriteria cantik yang mengkondisikan, dan (4) kelebihan budaya massa dan media.Upaya yang dilakukan oleh Moza sebagai tokoh utama perempuan untuk melawan mitos kecantikan yaitu dengan memupuk kekaguman pribadi, kepercayaan diri yang tinggi sehingga mencapai kemandirian, dan akhirnya mencapai fase penerimaan diri. (2) berdasarkan mitos cantik berdasarkan usia, (3) mitos cantik yang menarik, dan (4) sindrom fisik. Pengaruh mitos kecantikan yang ditampilkan pada novel adalah; (1) budaya patriarki yang memperlemah kemajuan perempuan, (2) body shaming, (3) kriteria cantik yang mengkondisikan, dan (4) kelebihan budaya massa dan media. Upaya yang dilakukan oleh Moza sebagai tokoh utama perempuan untuk melawan mitos kecantikan yaitu dengan memupuk kekaguman pribadi, kepercayaan diri yang tinggi sehingga mencapai kemandirian, dan akhirnya mencapai fase penerimaan diri. (2) berdasarkan mitos cantik berdasarkan usia, (3) mitos cantik yang menarik, dan (4) sindrom fisik. Pengaruh mitos kecantikan yang ditampilkan pada novel adalah; (1) budaya patriarki yang memperlemah kemajuan perempuan, (2) body shaming, (3) kriteria cantik yang mengkondisikan, dan (4) kelebihan budaya massa dan media. Upaya yang dilakukan oleh Moza sebagai tokoh utama perempuan untuk melawan mitos kecantikan yaitu dengan memupuk kekaguman pribadi, kepercayaan diri yang tinggi sehingga mencapai kemandirian, dan akhirnya mencapai fase penerimaan diri. (3) Kriteria cantik yang meng menarik, dan (4) kelebihan oleh budaya massa dan media. Upaya yang dilakukan oleh Moza sebagai tokoh utama perempuan untuk melawan mitos kecantikan yaitu dengan memupuk kekaguman pribadi, kepercayaan diri yang tinggi sehingga mencapai kemandirian, dan akhirnya mencapai fase penerimaan diri. (3) Kriteria cantik yang meng menarik, dan (4) kelebihan oleh budaya massa dan media. Upaya yang dilakukan oleh Moza sebagai tokoh utama perempuan untuk melawan mitos kecantikan yaitu dengan memupuk kekaguman pribadi, kepercayaan diri yang tinggi sehingga mencapai kemandirian, dan akhirnya mencapai fase penerimaan diri.
KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL POSESIF KARYA LUCIA PRIANDARINI: KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA Mutmainna, Mutmainna; Mursalim, Mursalim; Sari, Norma Atika
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol 5, No 2 (2021): April 2021
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v5i2.3850

Abstract

Penelitian ini fokus pada analisis kepribadian tokoh utama dalam novel Posesif karya Lucia Priandarini (2017) dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra. Penelitian ini adalah penelitian studi pustaka dengan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu mendeskripsikan suatu bentuk data yang berupa kata-kata yang terdapat dalam novel. Teknik pengumpulan data ialah teknik baca dan catat serta teknik analisis yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menggunakan  teori fakta cerita Robert Santon (alur, tokoh dan penokohan, latar), psikologi sastra (psikoanalisis Sigmund Freud) dan tipe kepribadian Hippocrates-Galenus. Hasil dari penelitian menunjukkan alur pada novel adalah alur maju. Tokoh utama bernama Lala Anindita, selain itu penggambaran latar dalam novel secara garis besar berada di kota Jakarta. Berdasarkan hasil analisis, tokoh Lala di kategorikan ke dalam tipe kepribadian koleris karena sikap maupun sifat yang dimiliki Lala termasuk ke dalam ciri-ciri dari kepribadian koleris. Selain itu, terdapat empat dorongan id, ego dan superego yang ada dalam diri Lala. Dorongan id Lala mampu terpenuhi oleh respon ego atas dasar pertimbangan respon superego. Id di tunjukkan ketika Lala memiliki obsesi untuk menang kompetisi, ingin bebas atau lepas dari represi sang Ayah, obsesi untuk mewujudkan cita-citanya dan obsesi untuk mendapatkan cinta. Respon ego di tandai ketika Lala dapat memenangkan kompetisi, kenyataan bahwa ia harus menuruti keinginan ayahnya, dapat mewujudkan cita-citanya serta mendapatkan cinta dari pria bernama Yudhis. Respon superego ditandai ketika Lala berjuang untuk memenangkan kompetisi, mempertimbangkan keinginan untuk lepas dari represi sang Ayah, mempertimbangkan jalan yang dilakukan untuk mewujudkan cita-citanya serta menjadikan Yudhis kekasihnya untuk mendapatkan cinta.
REPRESENTASI MONSTROSITAS PEREMPUAN DALAM KUMPULAN CERPEN SIHIR PEREMPUAN KARYA INTAN PARAMADITHA Hartini, Leo Chandra; Sari, Norma Atika; Suhendi, Indrawan Dwisetya
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol 6, No 4 (2022): Oktober 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v6i4.7759

Abstract

Penelitian ini berfokus pada aspek representasi monstrositas perempuan dalam kumpulan cerpen Sihir Perempuan karya Intan Paramaditha. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) bagaimana fakta cerita dalam kumpulan cerpen Sihir Perempuan karya Intan Paramaditha? 2) bagaimana monstrositas perempuan dalam kumpulan cerpen Sihir Perempuan karya Intan Paramaditha? Tujuan dalam penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan fakta cerita dalam kumpulan cerpen Sihir Perempuan karya Intan Paramaditha. 2) mendeskripsikan bentuk dan makna monstrositas perempuan dalam kumpulan cerpen Sihir Perempuan karya Intan Paramaditha. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik baca dan teknik catat. Analisis data menggunakan teori fakta cerita dan monstrous feminine untuk memperoleh gambaran mengenai representasi monstrositas perempuan. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan empat bentuk representasi monstrositas perempuan dalam kumpulan cerpen Sihir Perempuan karya Intan Paramaditha. Bentuk monstros tersebut berupa vampir, penyihir perempuan, perempuan kerasukan, dan perempuan pengastrasi. Keempat bentuk monstros tersebut digambarkan secara simbolik. Bentuk-bentuk tersebut memiliki makna perlawanan perempuan terhadap ideologi patriarki.
KARAKTERISTIK SASTRA ANAK DALAM ANTOLOGI CERPEN AKU RADIO BAGI MAMAKU KARYA ABINAYA GHINA JAMELA Fitra, Husnu; Hanum, Irma Surayya; Sari, Norma Atika
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol 6, No 3 (2022): Juli 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v6i3.5918

Abstract

Sastra anak mengacu kepada kehidupan cerita yang berhubungan dengan dunia yang dipahami anak-anak. Karakteristik sastra anak yang terdapat dalam antologi cerpen Aku Radio bagi Mamamku Karya Abinaya Ghina Jamela sangat menarik dan penting untuk diteliti karena telah memberikan gambaran tahapan perkembangan anak untuk menemukan karakter anak dalam sebuah karya sastra. Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan struktur intrinsik dan gambaran tahapan perkembangan anak untuk menemukan karakteristik sastra anak dalam antologi cerpen Aku Radio Bagi Mamaku. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dan termasuk dalam jenis penelitian kepustakaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik baca dan catat. Teknik analisis data melalui tiga alur kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan. Berdasarkan hasil analisis struktur intrinsik terhadap antologi cerpen Aku Radio Bagi Mamaku dapat disimpulkan bahwa tokoh Alinka sebagai narator merupakan tokoh yang mendominasi cerita dan menggerakkan cerita dari awal hingga akhir. Alur antologi cerpen Aku Radio Bagi Mamaku sebagian besar menggunakan alur maju. Latar dalam antologi cerpen menggunakan latar-latar yang dapat dijangkau oleh nalar anak. Tema dalam antologi cerpen Aku Radio Bagi Mamaku adalah tema-tema ringan yang dapat dijangkau oleh nalar. Analisis terhadap antologi cerpen Aku Radio Bagi Mamaku menggunakan tahapan perkembangan anak ditemukan penerapan cerita dalam antologi cerpen Aku Radio Bagi Mamaku tersebut sejalan dengan jangkauan pemahaman dunia anak, baik dari tahapan perkembangan intelektual, perkembangan moral, perkembangan emosional dan personal serta perkembangan bahasa. Antologi cerpen Aku Radio Bagi Mamaku merupakan bacaan yang direkomendasikan untuk anak pada usia 7-10 tahun atau anak pada tahap operasional konkret.
GAMBARAN KEHIDUPAN BISSU DALAM NOVEL TIBA SEBELUM BERANGKAT KARYA FAISAL ODDANG: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA Jemeq, Yuvita; Hudiyono, Yusak; Sari, Norma Atika
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol 6, No 3 (2022): Juli 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v6i3.6212

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan fakta cerita yang meliputi alur, tokoh dan latar. Kedua, mendeskripsikan gambaran kehidupan Bissu yang terdapat dalam novel Tiba Sebelum Berangkat karya Faisal Oddang. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosiologi sastra Ian Watt. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif.Data dalam penelitian berupaini kata, frasa dan kalimat yang terdapat dalam novel Tiba Sebelum Berangkat.Teknik pengumpulan data yaitu teknik membaca dan mencatat. Untuk menganalisis digunakan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis fakta cerita menemukan alur dalam novel tersebut yakni alur campuran karena pada cerita prolog pertama dihadapkan kembali pada kisah masa lalu Mapata kemudian cerita berakhir dengan penyelesaian peristiwa masa kini.Tokoh dalam novel tersebut terdiri atas tokoh utama Mapata dan empat tokoh tambahan yaitu, Ali Baba, Sumiharjo, Batari, dan Puang Matua Rusmi. Latar tempat dalam novel tersebut (a) rumah arajang, (b) ruang bawah tanah, (c) rumah sakit. Latar waktu yakni (a) tiga hari dalam ruang penyekapan (b) hari kedelapan Mapata diselamatkan polisidan latar sosial-budaya yakni kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan Batari dan Mapata di lingkungan sosial masyarakat. Gambaran kehidupan Bissu yang terdapat dalam novel Tiba Sebelum Berangkat menceritakan tentang seorang mantan Bissu yang diposisikan pengarang sebagai penghubung dalam sebuah ingatan peristiwa demi peristiwa sejarah. Mapata berusaha mengungkapkan fakta historis kondisi keberadaan Bissu yang mengalami berbagai penolakan di tengah masyarakat Bugis, Sulawesi Selatan. Bermula pada tahun 1950-an terjadi pemberontakan dan penolakan yang dilakukan DI/TII terhadap komunitas Bissu. Kelompok DI/TII menolak kehadiran Bissu di tengah masyarakat karena menganggap kepercayaan yang dianut kaum Bissu dianggap tidak sejalan dengan ajaran Islam.