Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Manuju : Malahayati Nursing Journal

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pendapatan Orangtua dengan Praktik Pemberian Makan pada Balita dalam Upaya Pencegahan Stunting Nuraulia Aghnia Armansyah; Laili Rahayuwati; Witdiawati Witdiawati
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 5 (2023): Volume 5 Nomor 5 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i5.8541

Abstract

ABSTRACT Stunting is a chronic malnutrition problem that occurs because of inadequate intake of micro and/or macro nutrients due to inappropriate child feeding practices. Inappropriate child feeding practice can be influenced by individual and household level factors including parent’s education and parental income. This study aims to determine the relationship between the parent’s education level and parental income with the practice of feeding toddler to prevent stunting. This research is a correlative descriptive study with a cross-sectional approach. The population in this study are families with toddlers who live in Sukamulya Village, Bandung Regency. The sample of the study was 76 people chosen by total sampling. The results showed that most of the respondents (81.6%) had secondary education and had low income (56.6%), but the level of child feeding practices was in the poor category (56.6%). It can be concluded that there is no correlation between education level and parental income with child feeding practices (p>0.05). However, the implementation of appropriate child feeding practices should be improved and applied through health education and empowering community groups to prevent stunting.  Keywords: Child Feeding Practices, Stunting Prevention, Education Level, Parental Income  ABSTRAK Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang salah satunya disebabkan karena rendahnya pemenuhan zat gizi mikro dan/atau makro akibat praktik pemberian makan anak yang tidak tepat. Ketidakoptimalan praktik pemberian makan anak dapat dipengaruhi oleh faktor kepentingan tingkat individu dan rumah tangga meliputi pendidikan dan pendapatan orangtua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan pendapatan orangtua dengan praktik pemberian makan pada balita dalam upaya pencegahan stunting. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga dengan balita yang tinggal di Desa Sukamulya, Kabupaten Bandung. Sampel penelitian diambil dengan metode total sampling sebanyak 76 orang. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden (81,6%) berpendidikan menengah dan berpendapatan rendah (56,6%), namun tingkat praktik pemberian makan anak berada pada kategori kurang baik (56,6%). Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dan pendapatan orangtua terhadap praktik pemberian makan anak (p>0,05). Meskipun begitu, pelaksanaan praktik pemberian makan anak yang tepat harus tetap ditingkatkan baik melalui pendidikan kesehatan maupun pemberdayaan kelompok masyarakat sebagai upaya dalam mencegah kejadian stunting. Kata Kunci: Praktik Pemberian Makan Anak, Pencegahan Stunting, Tingkat Pendapatan, Tingkat Pendidikan.
Perilaku Pencegahan HIV/AIDS pada Remaja: Self-Efficacy, Perceived Benefits dan Behavioral Intentions Witdiawati Witdiawati; Nisa Humaerotul Jannah; Umar Sumarna; Dadang Purnama
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 9 (2023): Volume 5 Nomor 9 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i9.11132

Abstract

ABSTRACT HIV/AIDS cases in Indonesia continue to increase every year. Adolescent groups have a high risk of spreading and transmitting HIV/AIDS. The purpose of this study was to identify the behavioral features of adolescents in the prevention of HIV/AIDS. This research used quantitative descriptive method with cross sectional approach on 94 respondents of adolescents in Pangandaran Village. The behavioral instrument for HIV/AIDS prevention uses the Sexual Behavioral Abstine HIV/AIDS Questionnaire (SBAHAQ). The average age of respondents was 16.37 (SD=0.77). The highest response was women (62.8%). Most respondents already have positive behavior in HIV/AIDS prevention (76.6%), based on self-efficacy sub-variables mostly positive behavior (97.9%), perceived benefit mostly positive (97.9%) and behavior intention mostly positive (93.6%). HIV/AIDS prevention behavior is mostly good. But there are still some adolescent  who behave negatively. It is important to integrate and socialize HIV/AIDS prevention in adolescent activity programs. Further research on factors influencing adolescent behavior in HIV/AIDS prevention is needed with a larger sample size.  Keywords : Adolescent, Self Efficacy, Behavior, HIV/AIDS  ABSTRAK Kasus HIV/AIDS di Indonesia terus menerus meningkat pada setiap tahunnya. Kelompok remaja memiliki resiko yang cukup tinggi dalam penyebaran serta penularannya HIV/AIDS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran perilaku remaja dalam pencegahan HIV/AIDS. Penelitan ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional pada 94 responden remaja di Desa Pangandaran. Instrumen perilaku pencegahan HIV/AIDS mengunakan Sexual Behavioral Abstine HIV/AIDS Questionnaire (SBAHAQ). Rata-rata usia responden adalah 16.37 (SD=0,77). Respon terbanyak adalah perempuan (62.8%). Sebagian besar responden sudah memilki perilaku positif dalam pencegahan HIV/AIDS sebesar (76.6%), berdasarkan sub variabel self efficacy sebagian besar berperilaku positif (97.9%), perceived benefit sebagian besar positif (97.9%) dan behavior intention sebagian besar positif (93.6%). Perilaku pencegahan HIV/AIDS sebagian besar sudah baik. Namun masih ada beberapa remaja yang berperilaku negatif. Penting adanya integrasi dan sosialisasi pencegahan HIV/AIDS pada program kegiatan remaja. Penelitian lanjutan terkait faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku remaja dalam pencegahan HIV/AIDS diperlukan dengan jumlah sampel yang lebih besar.  Kata Kunci : Remaja, Self Efficacy, Perilaku, HIV/AIDS