Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengaruh Pengawetan terhadap Kuat Geser Bambu Petung (Dendrocolamus asper) Masdar, Astuti
Bulletin of Civil Engineering Vol 3, No 2 (2023): Agustus
Publisher : Civil Engineering Department, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/bce.v3i2.18556

Abstract

Bambu Petung merupakan salah jenis bambu unggulan dan banyak digunakan sebagai bahan kerajinan, alat rumah tangga, alat musik maupun sebagai konstruksi termasuk di daerah Sumatera Barat. Pengggunaan bambu sebagai bahan konstruksi dikarenakan bambu memiliki banyak keunggulan terutama pada sifat fisik dan mekaniknya. Meskipun memiliki keunggulan dari sifat mekaniknya, sebagai bahan organik Bambu Petung memiliki kelemahan yaitu tingkat keawetannya yang relatif rendah. Untuk mengatasi masalah keawetan ini diperlukan perlakuan khusus yaitu pengawetan bambu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah proses pengawetan pada Bambu Petung berpengaruh terhadap kuat geser bambu mengingat kuat geser bambu adalah salah satu nilai yang sangat berpengaruh terhadap kekuatan struktur bambu, terutama pada sambungan. Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan standar ISO N225157-1 untuk pembuatan benda uji dan Standar N22157-2 untuk pengujian material. Pengawetan pada bambu dilakukan mengacu pada SNI 8909-2020. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa proses pengawetan dapat meningkatkan nilai kuat geser bambu pada daerah ruas sebesar 26,15% dan pada daerah antar ruas sebesar 29,89%. Kondisi ini dapat dijadikan acuan dalam merancang sambungan bambu mengingat kekuatan geser merupakan faktor penentu kekuatan sambungan.Kata-kata kunci: bambu, pengawetan, kuat geser, nodia, internodia
PENENTUAN JARAK KRITIS BAUT PADA SAMBUNGAN BAMBU PETUNG (DENDRACOLAMUS ASPER) Masdar, Anita Dewi; Masdar, Astuti; Junnaidy, Ronny
SIGMA TEKNIKA Vol 8, No 1 (2025): SIGMATEKNIKA, VOL. 8, N0. 1, JUNI 2025
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/sigmateknika.v8i1.7223

Abstract

Kekuatan geser bambu yang rendah merupakan kendala dalam sistem sambungan. Kuat geser menjadi kriteria kritis yang menentukan kekuatan pada sambungan bambu. Penggunaan baut sebagai alat sambung bambu, harus mempertimbangkan jarak kritis untuk mencegah kegagalan awal pada sambungan. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental berdasarkan standar ISO N 22157-1 dan 2 dengan tiga tahap pengujian. Pada tahap awal penelitian adalah pengujian sifat fisik (physical properties) batang bambu petung, yaitu kadar air dan kerapatan. Selanjutnya pada tahap kedua adalah pengujian sifat mekanik (mechanical properties) yaitu kekuatan geser dan kekuatan tumpu sejajar serat yang dilakukan pada Bambu Petung, dan tahap terakhir dilakukan analisis untuk menentukan jarak kritis baut pada sambungan Bambu Petung berdasarkan nilai kekuatan geser dan kekuatan tumpu sejajar serat. Berdasarkan hasil penelitian didapat rata-rata kadar air Bambu Petung memenuhi persyaratan untuk melakukan pengujian kuat geser dan kuat tumpu yaitu kadar air < 15%. Untuk nilai kuat geser Bambu Petung pada bagian nodia 8,84 MPa dan internodia 7,85 MPa. Dan untuk rata-rata kuat tumpu Bambu Petung bagian nodia 52,37 MPa dan internodia 53,05 MPa. Berdasarkan nilai kuat geser dan kuat tumpu dapat menentukan jarak kritis baut pada sambungan Bambu Petung dari ujung batang bambu tanpa simpul ke baut dengan rata-rata yaitu 6,09 kali diameter baut.
Analisis Kelayakan Struktur Bangunan SDN 22 Talamau Pasca Gempa Pasaman Barat Wati, Zuly Nelriska; Masdar, Astuti; Rahmad, Anda
Jurnal Bangunan, Konstruksi & Desain Vol 3 No 3 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jbkd.3.3.87-95.2025

Abstract

The West Pasaman earthquake on February 25, 2022, with a magnitude of 6.2, caused damage to various buildings, including the educational facility of SDN 22 Talamau. As a public facility used by children, the school building requires immediate evaluation to ensure its safety and suitability. This study aims to analyze the structural suitability of SDN 22 Talamau after the earthquake using visual assessment methods, hammer tests, and structural modeling with SAP2000 version 14 software. The results showed that the building suffered damage to both structural and non-structural elements. The damage was relatively minor, such as hairline cracks in the walls, peeling plaster, and minor damage to columns and beams, making it repairable. With repairs to the column-beam connections and wall repairs using injection or wire mesh methods, the building was declared still suitable for use. Recommendations for repairs were provided to ensure the safety and functionality of the building in the future.
PERBANDINGAN KEKUATAN TEKAN SEJAJAR SERAT TERHADAP KEKUATAN TEKAN TEGAK LURUS SERAT PADA KAYU MAHONI (SWIETENIA MAHAGONI) Masdar, Astuti
Jurnal Ilmiah Telsinas Vol 1 No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The information about the behavior of the material is indispensable as the decision onconstruction material to produce a design that is strength, economical and have a serviceability limitstate requirements. In the construction that using natural materials such as timber, loading positionto the fiber of wood greatly influence the behavior of the material. In granting the compressive force,the material receives a compressive force parallel to the fiber will have different behavior withmaterial that receives the compressive force perpendicular fiber of wood. In this research, testing ofcompressive strength have been done on Swietenia Mahagoni. The standard test used is the standardASTM D143-2002: Standard Test Methods for Small Clear Specimens of Timber: Annual Book ofASTM standard 4:10 Vol. The test results showed that the average compressive strength parallel andperpendicular fibers each fiber is 26.76 MPa and 12.37 MPa, so as it can be concluded that thecomparison of the compressive strength of parallel fibers and perpendicular fiber is 1: 0.46 orcompressive forces of perpendicular fibers on the mahogany approximately half of the compressivestrength parallel to the fiber. This can be taken into consideration in the design process on timberconstruction.
Penilaian Kelayakan Struktur Gedung Kuliah Sekolah Tinggi Teknologi Payakumbuh Masdar, Astuti; Pratiwi, Yani; Masdar, Anita Dewi; Noviarti
Jurnal Teknik Sipil Institut Teknologi Padang Vol 11 No 2 (2024): Jurnal Teknik Sipil institut Teknologi Padang
Publisher : ITP Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21063/jts.2024.V1102.0138-143

Abstract

Asesmen dilakukan sebelum renovasi dilaksanakan terhadap salah satu bangunan di Sekolah Tinggi Teknologi Payakumbuh yang berfungsi sebagai gedung perkuliahan. Asesmen sangat penting dilakukan mengingat bangunan merupakan gedung Sekolah Dasar (SD) hibah dari Pemerintahan Kota Payakumbuh, yang telah dibangun sejak tahun 1984. Metode yang dilakukan dalam penelitian adalah metode kuantitatif melalui asesmen secara visual dan teknikal serta analisis kapasitas penampang pada kondisi eksisting. Berdasarkan hasil asesmen secara visual diketahui kerusakan pada kolom berupa void, spalling dan korosi pada tulangan kolom dan pelat di bagian belakang bangunan serta retak halus pada dinding.  Sementara itu dari hasil asesmen secara teknikal dengan Hammer Test diketahui kuat tekan rata-rata untuk komponen struktur kolom adalah fc’ = 18,7 MPa, balok dan pelat adalah fc’ = 16,7 MPa. Hasil analisis kapasitas bangunan menunjukkan bahwa kondisi eksisting mempunyai kapasitas yang melebihi beban ulitimit sehingga renovasi dengan penggantian granit pada lantai dan bahan yang cukup berat untuk keperluan arsitektur masih dapat dilaksanakan.