Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMBUATAN KOMPOS BAGI GURU DAN ORANG TUA MURID TK. QURRATA A’YUN DI CIMAHI Nurhuda, Tiara; Abdul Muluk, R. Kiki; Bhagya, Tombak Gapura; Murdikaningrum, Galu
DHARMA BAKTI Dharma Bakti- Vol 4 No 1 - April 2021
Publisher : LPPM IST AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

There are so many resources but cannot be utilized optimally. One example that is familiarwith our lives is household waste. This waste can be used as fertilizer but can also berecycled as an improvement in the community's economy, its management is very easy andsimple. Organic waste in the form of leaves, stems of plants that can be processed aerobicand anaerobic in composter produce organic fertilizer called compost. This research usesthe method of mixing ingredients in a composter by using the EM4 microbe as an activator.The results of this study indicate that goat manure has an effect on speeding up the processof compost. It is shown by the change in color and maturity of the compost at 25oC –30oCon the 21st day.
PEMBUATAN ECO-ENZYME BAGI GURU DAN ORANG TUA MURID TKIT QURRATA A’YUN, KAMPUNG SUKAMAJU, KELURAHAN PADASUKA, KECAMATAN CIMAHI TENGAH, KOTA CIMAHI Rini Siskayanti; Galu Murdikaningrum; Lia Muliati
Jurnal Gembira: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 03 (2023): JUNI 2023
Publisher : Media Inovasi Pendidikan dan Publikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sampah rumah tangga masih dianggap sebagai limbah tidak bermanfaat,. Jika tidak ditangani dengan baik, maka akan menjadi penyumbang terbesar sampah yang dibuang ke TPA yang berdampat buruk pada lingkungan. Pembuatan eco – enzyme dari sampah rumah tangga merupakan salah satu alternative pengelolaan sampah yang bisa dilakukan karena mudah dan murah. Manfaat eco – enzyme sebagai cairan multiguna yang bernilai ekonomis sehingga dapat dipasarkan. Pelatihan pembuatan eco enzyme ini bertujuan agar masyarakat dapat mengolah sampah organik yang dihasilkan dari rumah tangga secara mandiri dengan mudah dan murah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis dan dapat dimanfaatkan kembali, sehingga pengelolaan sampah secara mandiri dapat dilakukan secara berkelanjutan dan merubah perilaku masyarakat terhadap penggunaan bahan – bahan kimia sintetis sebagai bahan pembersih di rumah tangga untuk beralih ke bahan alami yang lebih ramah lingkungan.
Perbandingan biomassa feses kelinci dan ampas kopi sebagai bahan baku pupuk organik padat dengan metode bokashi Galu Murdikaningrum; Rini Siskayanti S.T.,M.T.; Riza Rizkiah; Muhammad Fikri Ibnu Hidayat; Novy Komalasari
Composite : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 5 No 1 (2023): Februari
Publisher : University of Insan Cendekia Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37577/composite.v5i1.505

Abstract

Desa Mangunjaya merupakan desa dengan kontur tanah berupa dataran tinggi. Hal ini mendukung mata pencaharian masyarakat desa sekitar untuk bertani dan beternak. Limbah ternak dan tani yang dihasilkan belum diolah secara maksimal, contohnya adalah feses kelinci dan ampas kopi. Ampas kopi dan feses kelinci dapat diolah sebagai campuran pupuk organik padat dengan bantuan dekomposer berupa larutan EM-4. Selain meningkatkan kesuburan tanah, pupuk ini dapat menurunkan penggunaan pupuk kimia. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan feses kelinci dan ampas kopi menjadi pupuk organik menggunakan metode bokashi yang sesuai dengan standar SNI 7763:2018. Bokashi adalah salah satu metode pengomposan yang menggunakan campuran air, molase dan bakteri baik aerob maupun anaerob. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan variasi komposisi feses kelinci dan ampas kopi dengan perbandingan 700:300 dan 800:200. Berdasarkan hasil penelitian didapat variasi dengan hasil terbaik sesuai dengan syarat mutu uji SNI 7763:2018 yaitu campuran feses kelinci dan ampas kopi dengan perbandingan 700:300 dan larutan EM-4 sebanyak 350ml dengan waktu fermentasi selama 7 hari.
Potensi limbah kulit dan biji rambutan (Nephelium lappaceum L) sebagai bioetanol Johannes Martua Hutagalung; Galu Murdikaningrum; Melinda Yulianti; Shinta Nurcahyani
Composite : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 5 No 2 (2023): Agustus
Publisher : University of Insan Cendekia Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37577/composite.v5i2.578

Abstract

In view of information on rambutan creation which is expanding, the misuse of rambutan strips and seeds is likewise expanding. Remembering that rambutan strips and seeds contain a few mixtures that can be utilized as elective unrefined components in the production of bioethanol. This study aims to determine the effect of variations in the addition of yeast on the yield and content of bioethanol, and also to determine the maximum mass of the addition of yeast to acquire the biggest yield and ethanol content. This research went through 5 stages, first stage is the readiness of the skin and seeds of rambutan, second stage is α-cellulose detachment, third step is hydrolysis with 1% HCl to create glucose which will be analyzed using Benedict's reagent and the Luff-Schoorl method. Qualitative analysis showed positive results and glucose levels obtained were 22.39% with a glucose yield of 1.50%. The fourth stage is glucose fermentation by using five days with variations in yeast weight of 5, 6 and 7 grams. The fifth step is to separate the resulting bioethanol by distillation and determine alcohol content using an alcohol refractometer. Yield bioethanol obtained by varying the weight of yeast 5, 6, and 7 grams respectively was 1.05%, 1.18%, and 1.67% with the levels of bioethanol obtained 1.95%, 2.15%, and 3.00%. The highest yield and content of bioethanol were obtained by adding 7 grams of yeast. The yield obtained on this bioethanol is 1.67% and the bioethanol content is 3.00%. Keywords: bioethanol, cellulose, fermentation, hydrolysis, rambutan peels.