Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Analisis Pengaruh Bahan Dasar terhadap Indeks Viskositas Pelumas Berbagai Kekentalan Rini Siskayanti; Muhammad Engkos Kosim
Jurnal Rekayasa Proses Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.741 KB) | DOI: 10.22146/jrekpros.31147

Abstract

Lubricants are chemicals, which are generally liquid, provided between two moving objects to reduce frictional forces. The lubricant is made from a 70-90% base oil mixture and added with an additive to enhance its properties. Basic lubricants can be grouped into 3 ie mineral lubricants, vegetable lubricants and synthetic lubricants. One of the functions of lubricants is as an engine coolant from heat arising from friction and sealing. Lubricant resistance to temperature changes is strongly influenced by the type of lubricant base material. The purpose of this research is to know the influence of basic material of lubricant to temperature change as measured by Viscosity Index value. Research done by making machine lubricant with various viscosity with addition of same additives, only kind of lubricant that used different but still refers to standard lubricant characteristic tested. Of 5 samples tested were DEO API CI-4 SAE 15W-40, API PCMO SN SAE 10W-40, API MCO SL SAE 10W-30, HO ISO VG 32, TO API TO-4 SAE 10W showed that lubricant using materials Synthetic foundations have higher viscosity index values than minerals (13-30% higher). This indicates that the quality of lubricants is also getting better. ABSTRAKPelumas adalah zat kimia umumnya berupa cairan, yang diberikan di antara dua benda yang bergerak dengan tujuan untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas dibuat dari 70-90% campuran minyak pelumas dasar dan ditambah dengan bahan aditif untuk meningkatkan sifat-sifatnya. Minyak pelumas dasar dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu minyak pelumas mineral, minyak pelumas sintetis dan minyak pelumas nabati. Pelumas mineral adalah pelumas yang dibuat dengan bahan baku minyak pelumas dasar mineral (golongan I dan II) dan pelumas sintetis adalah pelumas yang dibuat dari minyak pelumas dasar sintetis (golongan III, IV, V). Semakin tinggi golongan bahan dasar pelumas maka kualitas pelumas akan semakin baik. Ketahanan pelumas terhadap perubahan temperatur sangat dipegaruhi oleh jenis bahan dasar pelumas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh bahan dasar pelumas terhadap perubahan temperatur yang diukur dengan nilai indeks viskositas. Penelitian dilakukan dengan cara membuat pelumas mesin pada berbagai kekentalan dan penambahan aditif yang sama. Namun jenis minyak pelumas dasar yang digunakan berbeda tetapi tetap mengacu pada standar karakteristik pelumas yang diuji. Dari 5 sampel yang diuji yaitu DEO API CI-4 SAE 15W-40, PCMO API SN SAE 10W-40, MCO API SL SAE 10W-30, HO ISO VG 32, TO API TO-4 SAE 10W menunjukkan bahwa pelumas dengan menggunakan bahan dasar sintetis mempunyai nilai indeks viskositas yang lebih tinggi jika dibandingkan yang mineral (13-30% lebih tinggi). Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pelumas juga semakin baik.
Pengaruh Penambahan Ekstrak Lidah Buaya Terhadap Sifat Fitokimia Minuman Isotonik Air Kelapa Wenny Diah Rusanti; Rini Siskayanti; M. Engkos Kosim
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Minuman isotonic adalah minuman yang ditujukan untuk menggantikan cairan, elektrolit, serta gula secara cepat. Minuman isotonic dapat terbuat dari air kelapa, dimana air kelapa diyakini memiliki banyak khasiat bagi kesehatan. Untuk menambah nilai gizi, dilakukan penambahan ekstrak lidah buaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak lidah buaya terhadap sifat fitokimia minuman isotonic berbahan air kelapa. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok dengan 3 kali pengulangan. Variabel dalam rancangan penelitian ini yaitu variasi ekstrak lidah buaya dan air kelapa (1:9, 2:8 dan 3:7). Data dianalisis terhadap sifat fitokimianya (viskositas dan tingkat keasaman). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan ekstrak lidah buaya berpengaruh terhadap kekentalan dan tingkat keasaman minuman Isotonik Coco Aloevera.
ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN JENIS MINYAK LUMAS DASAR (BASE OIL) TERHADAP MUTU PELUMAS MESI Rini siskayanti; Muhammad Engkos Kosim
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelumas adalah zat kimia yang umumnya berupa cairan, yang diberikan di antara dua benda yang bergerak dengan tujuan untuk mengurangi gaya gesek. Salah satu penggunaan pelumas paling utama adalah pelumas mesin yang dipakai pada mesin pembakaran dalam. Pelumas mesin yang banyak beredar di pasaran saat ini secara komersial adalah jenis pelumas dengan bahan dasar minyak mineral dan minyak sintetik. Semakin banyaknya pilihan pelumas saat ini, tentunya akan membuat pemakai sedikit bingung, karena semua produsen pelumas pasti mengatakan pelumas mereka yang paling bagus. Mutu dari minyak pelumas ini sangat ditentukan oleh sifat fisika dan kimianya. Pada penelitian ini akan dilihat bagaimana pengaruh perbedaaan jenis minyak dasar (base oil) terhadap mutu dari suatu produk pelumas dengan melakukan uji karakteristik  menggunakan metode uji ASTM yaitu Indeks Viskositas (ASTM D2270), Titik Tuang (ASTM D97) dan Titik Nyala (ASTM D92). Penelitian dilakukan dengan cara membuat pelumas mesin dengan berbagai kekentalan dengan penambahan aditif yang sama, hanya saja jenis minyak lumas dasar (Base Oil) yang digunakan berbeda tetapi tetap mengacu pada standar karakteristik pelumas yang diuji. Dari 5 sampel yang diuji yaitu DEO API CI-4 SAE 15W-40, PCMO API SN SAE 10W-40, MCO API SL SAE 10W-30, HO ISO VG 32, TO API TO-4 SAE 10W menunjukkan bahwa semakin bagus atau semakin tinggi golongan bahan baku yang digunakan dalam pembuatan pelumas maka semakin baik kualitasnya serta semakin lama waktu pemakaian dari pelumas tersebut.  Penggunaan minyak lumas dasar sintesis membuat kualitas pelumas menjadi lebih baik khususnya dari segi Viskositas Indeks, Titik Tuang dan Titik Nyala.
Analisis Efisiensi Penukar Ion Sistem Demineralisasi Pada Pengolahan Air di Proses Produksi Electroplating Muhamad Engkos Kosim; Dwi Prambudi; Rini Siskayanti
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Resin penukar ion pada sistem demineralisasi merupakan media yang digunakan dalam proses pengolahan air baku untuk menghasilkan air bebas mineral yang digunakan untuk proses produksi khususnya proses plating. Kemampuan resin penukar ion dalam mengambil ion pengotor dalam air baku memiliki keterbatasan, sehingga setelah beberapa waktu tertentu resin penukar ion tidak mampu lagi mengambil ion pengotor dalam air baku sehingga perlu dilakukan regenerasi. Penelitian ini bertujuan untuk dapat meninjau efisiensi resin anion dan kation dalam pengolahan air di proses produksi electroplating. Dalam penelitian ini akan di analisis efisiensi resin penukar ion dengan menggunakan data pengamatan nilai konduktivitas air bahan baku dengan air hasil proses demineralisasi. Dari penelitian ini didapatkan nilai efisiensi pada proses pengolahan air demineralisasi memiliki nilai 51.41% untuk resin kation dan 83.47% untuk resin anion, lama siklus regenerasi resin yang di dapat adalah 50 jam untuk pemakaian secara terus menerus, resin anion sudah mengalami penurunan kualitas dikarenakan nilai efisiensi resin yang diperoleh di bawah 80% sehingga sudah mengalami kejenuhan. Sedangkan perolehan nilai efisiensi resin anion di atas 80% menunjukkan kualitas resin anion masih sangat baik.
PERBANDINGAN KINERJA PELUMAS MOTOR SKUTIK MINERAL DAN SINTETIK PADA UJI JALAN SAMPAI 6000 KM Rini Siskayanti
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelumas atau yang biasa disebut dengan oli adalah zat kimia, yang umumnya cairan yang diberikan diantara dua benda bergerak untuk mengurangi gesekan. Kebutuhan akan pelumas di Indonesia saat ini terus meningkat seiring dengan berkembangnya teknologi kendaraan bermotor terutama motor skutik.  Pelumas berkualitas rendah apabila digunakan didalam mesin akan mudah rusak atau terdekomposisi, sehingga akan berkurang daya lumasnya. Oleh karena itu perlu dibuktikan kinerja pelumas baik mineral maupun sintetik dengan uji jalan.    Pada penelitian ini dilakukan uji coba (road test) terhadap dua sampel pelumas motor matic SAE 10W-30, API SL JASO MA dengan perbedaan bahan dasar mineral dan sintetik dan additive yang sama. Road test dilakukan sampai 6000 km selama 15 hari perjalanan Jakarta-Bandung. Dari hasil road test menunjukkan  penurunan viscositas dan nilai TBN yang cukup stabil.  Kandungan wear metal sangat baik, tidak ada kerusakan komponen dan konsumsi pelumas sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pelumas mineral sebanding dengan pelumas sintetik apabila ditambahkan dengan additive yang berkualitas dan pemakaian pelumas sesuai rekomendasi pembuat motor.
Analisis Pasar dan Produk Perawatan Tubuh dengan Bioaktif Berbasis Hasil Samping Agroindustri Nelfiyanti Nelfiyanti; Rini Siskayanti; Ratri Ariatmi Nugrahani; Nurul Hidayati Fithriyah
BASKARA : Journal of Business and Entrepreneurship Vol 2, No 2 (2020): Baskara: Journal of Business and Entrepreneurship
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (708.498 KB) | DOI: 10.54268/baskara.2.2.71-82

Abstract

Semakin meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap industry yang menerapkan zero waste, mendorong semakin banyaknya kajian dan riset mengenai pemanfaatan bahan alam yang berasal dari hasil samping suatu industry, baik skala kecil maupun besar. Padi merupakan komoditi bahan pangan pokok bagi masyarakat Indonesia dan produksinya melimpah, sehingga hasil sampingnyapun cukup banyak, seperti sekam, jerami, dedak, bekatul. Dedak padi adalah salah satu hasil samping agroindustri pengolahan padi dan di dalamnya terkandung berbagai macam bahan yang bermanfaat seperti protein, mineral, serat, dan minyak, serta berbagai bioaktif seperti feluric acid, g-oryzanol. Adapun Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis pasar dan produk terhadap produk perawatan tubuh dengan menggunakan bioaditif bersumber dari hasil samping industry agro, selanjutnya menginterpretasikan dan pengolahan data serta menentukan spesifikasi produk yang diinginkan oleh masyarakat. Metodologi penelitian ini adalah 1). Melakukan pengumpulan data mengenai kebutuhan masyarakat terhadap produk hasil diversivikasi dedak padi untuk keperluan non pangan 2).  Melakukan interpretasi dan pengolahan data; 3). Menentukan Spesifikasi Produk yang diinginkan konsumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil penyebaran dan olahan kusioner untuk produk Tamanu Cleansing Oil dapat disimpulkan bahwa layak untuk diproduksi dan dipasarkan ke konsumen sebagai pembersih kulit muka, dengan perbaikan yang harus dilakukan yaitu tekstur dibuat menjadi lebih lembut sehingga nyaman digunakan. Sedangkan produk Body Lotion Pitoe layak untuk diproduksi dan dipasarkan ke konsumen dengan beberapa perbaikan seperti : Tekstur dari body lotion pitoe lebih dilembutkan dan tidak encer.
PENGARUH WAKTU PEMANASAN TRANSESTERIFIKASI MINYAK EKSTRAK LUMUT SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIODIESEL Rini Siskayanti; Muhamad Engkos Kosim; Anita Rozalina
JURNAL KONVERSI Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.276 KB) | DOI: 10.24853/konversi.8.1.8

Abstract

Kebutuhan bahan bakar minyak dalam negeri meningkat seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi. Hal ini mendorong para peneliti senantiasa mencari solusi memecahkan masalah krisis bahan bakar di Indonesia. Salah satu caranya adalah dengan mengganti bahan bakar fosil dengan yang dapat diperbaharui. Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif berbahan baku minyak nabati dan hewani yang memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan bahan bakar minyak bumi. Lumut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Kadar asam lemak bebas (FFA) yang tinggi didalam minyak lumut dapat dikonversikan menjadi Fatty Acid Methyl Ester (biodiesel). Tujuan dari penelitian ini adalah memanfaatkan lumut sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Metoda yang dilakukan untuk pembuatan metil ester (biodiesel) dalam penelitian ini adalah esterifikasi dan dilanjutkan dengan proses transterifikasi. Untuk mendapatkan minyak lumut dilakukan dengan cara ekstraksi menggunakan soklet dengan perbandingan beberapa pelarut (heksana, benzena, dietil eter) dan waktu yang divariasikan (1, 1½, 2) jam. Selanjutnya pada proses esterifikasi bodiesel ditambahkan katalis asam (H2SO4), dan dilanjutkan dengan proses transesterifikasi dengan penambahan katalis NaOH dengan variabel waktu pemanasan (15, 30, 45, 60, 75, 90) menit. Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk ekstraksi minyak lumut pelarut yang cocok adalah dietil eter dengan yield 31,0% dengan waktu eksraksi 1½. Dengan kadar FFA yaitu 13,91mg/g dan bilangan iod 11,26%. Sedangkan pada produk (biodiesel) didapatkan hasil maksimal pada pemanasan selama 60 menit dengan suhu 60oC yaitu dengan yield 78,79%. Dengan berat jenis 0,882 gr/ml, kadar FFA 1,13 mg/g dan kadar air 0,597%
ANALISIS KOMPATIBILITAS CAMPURAN PELUMAS INDUSTRI (MESIN DAN HIDROLIK) DARI BAHAN DASAR MINERAL DAN SINTETIK Rini Siskayanti; Muhammad Engkos Kosim
JURNAL KONVERSI Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.5.2.67-80

Abstract

Salah satu komponen yang terpenting dari kinerja sebuah mesin adalah minyak pelumas atau yang biasa disebut oli. Minyak pelumas berfungsi mengurangi terjadinya gesekan-gesekan antar komponen yang dapat mengakibatkan kerusakan pada mesin. Dengan berkembangnya teknologi saat ini berbagai merk pelumas dari jenis yang sama maupun yang berbeda semakin banyak beredar dipasaran. Sangat dianjurkan untuk melakukan analisis kompatibilitas dilaboratorium sebelum melakukan pencampuran untuk memastikan bahwa pelumas dapat larut dengan baik (kompatibel). Pencampuran dua jenis pelumas yang tidak kompatibel dapat menjadi salah satu penyebab utama terjadinya kegagalan mesin dan pelumas. Pada penelitian ini pelumas yang digunakan adalah  pelumas industri yaitu dari jenis pelumas mesin dan hidrolik. Uji kompatibilitas dilakukan di laboratorium dengan metode pengujian ASTM  D-7155. Pada penelitian ini sampel dibuat dengan komposisi campuran 0:100, 20:80, 50:50, 80:20, dan 100:0. Pengamatan dilakukan selama 7 hari pada dua kondisi suhu yaitu suhu 65°C dan suhu kamar. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pelumas mesin industri monograde (SAE 40) dan multigrade (SAE 80W-90) dari bahan dasar mineral kompatibel jika dicampur dengan bahan dasar mineral yang sama. Sedangkan pada sampel pelumas mesin monograde mineral dicampur dengan sintetik setelah diamati mulai hari ke-6 pada suhu 65°C terdapat endapan pada komposisi 50:50 dan 80:20. Hal ini menunjukkan bahwa sampel pelumas tersebut tidak kompatibel dan tidak dapat dilakukan pencampuran pada saat digunakan pada mesin. Pada penelitian campuran pelumas hidrolik ISO VG 46 dan ISO VG 32 dengan bahan mineral, semua komposisi tidak terdapat endapan dan tidak terjadi pemisahan selama pengamatan. Pelumas terlihat bersih dan dapat larut dengan baik (kompatibel) Kata kunci: pelumas industri, pelumas hidrolik, pelumas mesin, kompatibilitas pelumas
Analisis Pengaruh Bahan Dasar terhadap Indeks Viskositas Pelumas Berbagai Kekentalan Rini Siskayanti; Muhammad Engkos Kosim
Jurnal Rekayasa Proses Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.31147

Abstract

Lubricants are chemicals, which are generally liquid, provided between two moving objects to reduce frictional forces. The lubricant is made from a 70-90% base oil mixture and added with an additive to enhance its properties. Basic lubricants can be grouped into 3 ie mineral lubricants, vegetable lubricants and synthetic lubricants. One of the functions of lubricants is as an engine coolant from heat arising from friction and sealing. Lubricant resistance to temperature changes is strongly influenced by the type of lubricant base material. The purpose of this research is to know the influence of basic material of lubricant to temperature change as measured by Viscosity Index value. Research done by making machine lubricant with various viscosity with addition of same additives, only kind of lubricant that used different but still refers to standard lubricant characteristic tested. Of 5 samples tested were DEO API CI-4 SAE 15W-40, API PCMO SN SAE 10W-40, API MCO SL SAE 10W-30, HO ISO VG 32, TO API TO-4 SAE 10W showed that lubricant using materials Synthetic foundations have higher viscosity index values than minerals (13-30% higher). This indicates that the quality of lubricants is also getting better. ABSTRAKPelumas adalah zat kimia umumnya berupa cairan, yang diberikan di antara dua benda yang bergerak dengan tujuan untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas dibuat dari 70-90% campuran minyak pelumas dasar dan ditambah dengan bahan aditif untuk meningkatkan sifat-sifatnya. Minyak pelumas dasar dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu minyak pelumas mineral, minyak pelumas sintetis dan minyak pelumas nabati. Pelumas mineral adalah pelumas yang dibuat dengan bahan baku minyak pelumas dasar mineral (golongan I dan II) dan pelumas sintetis adalah pelumas yang dibuat dari minyak pelumas dasar sintetis (golongan III, IV, V). Semakin tinggi golongan bahan dasar pelumas maka kualitas pelumas akan semakin baik. Ketahanan pelumas terhadap perubahan temperatur sangat dipegaruhi oleh jenis bahan dasar pelumas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh bahan dasar pelumas terhadap perubahan temperatur yang diukur dengan nilai indeks viskositas. Penelitian dilakukan dengan cara membuat pelumas mesin pada berbagai kekentalan dan penambahan aditif yang sama. Namun jenis minyak pelumas dasar yang digunakan berbeda tetapi tetap mengacu pada standar karakteristik pelumas yang diuji. Dari 5 sampel yang diuji yaitu DEO API CI-4 SAE 15W-40, PCMO API SN SAE 10W-40, MCO API SL SAE 10W-30, HO ISO VG 32, TO API TO-4 SAE 10W menunjukkan bahwa pelumas dengan menggunakan bahan dasar sintetis mempunyai nilai indeks viskositas yang lebih tinggi jika dibandingkan yang mineral (13-30% lebih tinggi). Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pelumas juga semakin baik.
EFEKTIFITAS ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA DALAM MENGADSORPSI LOGAM Fe PADA PELUMAS MOTOR BEKAS PAKAI Rini Siskayanti
Jurnal Redoks Vol 5, No 2 (2020): REDOKS JULI-DESEMBER
Publisher : Universitass PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/redoks.v5i2.4990

Abstract

Abstrak Pelumas bekas merupakan golongan limbah B3 mengandung logam berat yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran ini adalah dengan cara memurnikan kembali pelumas bekas menjadi base oil-nya. Salah satunya dengan menggunakan arang aktif dari tempurung kelapa. Tujuan dari penelitian ini agar dapat mengetahui efektifitas penyerapan logam Fe oleh adsorben dengan ukuran partikel yang berbeda pada pelumas motor bekas pakai. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu tahap pembuatan arang aktif dan tahap proses adsorpsi logam oleh arang aktif. Proses adsorbsi dilakukan dengan beberapa variabel tetap yaitu dilakukan dalam temperatur ruangan 25oC dengan kecepatan putaran pengadukan oleh magnetic stirrer sebesar 400 rpm. Proses adsorpsi pun dilakukan dengan waktu kontak antara arang aktif dan sampel pelumas motor bekas pakai selama 60 menit dengan bobot arang aktif yang ditambahkan sebanyak 5 gr. Untuk dapat menentukan efesiensi ukuran partikel yang digunakan pada penyerapan logam Fe pelumas motor bekas pakai dibuat dengan variasi ukuran yaitu mesh 60, 80, 100, 120, 140. Dari hasil penelitian diperoleh angka penyerapan logam oleh adsorben pada ukuran partikel mesh 60, 80, 100, 120, dan 140 sebesar 2,4 ppm, 8,3 ppm, 12,5 ppm, 15,4 ppm, dan 17,2 ppm dan nilai penyerapan optimal terdapat pada ukuran partikel adsorben dengan mesh 140 yaitu sebesar 17,2 ppm logam Fe dengan nilai efisiensi sebesar 8,44%. Kata Kunci: Arang aktif, logam Fe, Pelumas beka