Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Perbandingan Efek Stimulansia Caffein dan Aminofilin terhadap Kadar Glukosa Darah dan Laktat Darah pada Mencit setelah Aktivitas Fisik Swimming Test Dwi Yani Istiqomah; Ikhwan Yudha Kusuma; Galih Samodra
Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2021: Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM 2021)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.733 KB)

Abstract

Stimulansia adalah senyawa yang dapat mempengaruhi Sistem Saraf Pusat (SSP). Methlyxanthine caffein dan aminofilin merupakan alkaloid xantin alami yang dapat bekerja sebagai stimulator sistem saraf pusat (SSP). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek stimulansia Caffein dan Aminofilin pada mencit dengan uji aktivitas fisik Swimming test terhadap kadar glukosa darah dan laktat darah. Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan metode analisis data uji Paired T-Test. Penelitian ini menggunakan 27 ekor mencit (Balb/c) berusia ±2-3 bulan, dengan berat 20gram yang dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok kontrol normal, kelompok pemberian caffein dan kelompok pemberian aminofilin dengan dosis yang sama antara kelompok caffein dan aminofilin yaitu 78 mg/kg BB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji normalitas kadar glukosa darah dan laktat darah sebelum perlakuan menunjukan nilai sig.> 0,05 dapat disimpulkan data terdistribusi normal. Hasil uji “Paired Samples Test” di ketahui nilai sig. (2-tailed) < 0,05 maka dapat diartikan adanya perbedaan rata-rata antara kadar glukosa darah dan laktat darah Pre-Test dan Post Test. Dapat disimpulkan bahwa pemberian stimulansia caffein dan aminofilin mampu memberikan efek yang signifikan terhadap kadar glukosa darah dan laktat darah setelah aktivitas fisik swimming test.
Pengaruh Metode Pengeringan terhadap Kadar Flavonoid Total dan Aktivitas Antioksidan pada Ekstrak Daun Seledri (Apium Graveolens L) Ervina Setyaningrum; Adita Slivia Fitriana; Galih Samodra
Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2021: Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM 2021)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1254.97 KB)

Abstract

Seledri (Apium graveolens L) termasuk dalam Famili Apiaceae merupakan tanaman yang dikenal sebagai penambah aroma pada masakan dan dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan. Diantara kandungan kimia yang terdapat pada daun seledri, senyawa flavonoid merupakan senyawa yang berperan sebagai antioksidan. Metode pengeringan simplisia dapat berpengaruh terhadap kadar flavonoid dan aktivitas antioksidan yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pengeringan terhadap kadar flavonoid total dan aktivitas antioksidan pada daun seledri. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan mengukur kadar flavonoid total dan aktivitas antioksidan dari simplisia daun seledri yang dikeringkan menggunakan tiga metode yaitu dikeringkan menggunakan oven pada suhu 40 oC, matahari dan kering angin. Kadar flavonoid total dan aktivitas antioksidan diukur dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar flavonoid total rata-rata pada metode pengeringan oven lebih besar dibandingkan dengan metode pengeringan menggunakan angin dan matahari yaitu sebesar 1,466±0,041%. Sama halnya dengan aktivitas antioksidan nilai IC50 metode pengeringan oven pada suhu 40 oC lebih tinggi dibandingkan dengan pengeringan menggunakan angin dan matahari yaitu sebesar 33,43 µg/ml.
Skrining Fitokimia Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Etanol Daun Teh Hijau (Camellia sinensis (L.) Kuntze) Dewi Rahmawati; Galih Samodra; Adita Silvia Fitriana
Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2022: Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM 2022)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (99.765 KB) | DOI: 10.35960/snppkm.v2i1.1093

Abstract

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak macam tanaman obat herbal, salah satunya yaitu daun teh hijau (Camellia sinensis (L.) Kuntze). Daun teh hijau memiliki banyak manfaat salah satunya sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder dan kadar air ekstrak daun teh hijau. Penelitian ini menggunakan daun teh hijau yang diekstraksi menggunakan pelarut etanol 70%. Skrining fitokimia yang dilakukan yaitu uji flavonoid, uji alkaloid, saponin, tanin dan steroid. Hasil dari uji tersebut menunjukan hasil positif bahwa ekstrak daun teh hijau mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, saponin dan tanin, tetapi hasil negatif untuk senyawa steroid. Hasil kadar air ekstrak dengan menggunakan metode gravimetri yaitu sebesar 0,33%.
Pemeriksaan Kadar Air dan Skrining Fitokimia Simplisia dan Ekstrak Etil Asetat Batang Kecombrang (Etlingera elatior (Jack).R.M.Sm.) Linda Nur Azizah; Galih Samodra; Adita Silvia Fitriani
Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2022: Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM 2022)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.474 KB) | DOI: 10.35960/snppkm.v2i1.1094

Abstract

Batang kecombrang (etlingera elatior (Jack).R.M.Sm.) memiliki aktivitas farmakologi sebagai antibakteri. Aktivitas tersebut disebabkan oleh kandungan kimia yang terdapat di dalam tanaman tersebut. Faktor-faktor lingkungan memiliki pengaruh terhadap metabolit sekunder yang terdapat dalam suatu tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air dan kandungan fitokimia yang terdapat di dalam batang kecombrang (etlingera elatior (Jack).R.M.Sm.) baik simplisia maupun ekstrak yang diperoleh dari desa Kemutug Lor kabupaten Banyumas. Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu ekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etil asetat, pemeriksaan kadar air dan skrining fitokimia. Skrining fitokimia dilakukan meliputi identifikasi flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, steroid dan triterpenoid. Hasil rendemen yang diperoleh yaitu sebesar 7,58 %. Hasil penetapan kadar air menunjukkan bahwa simplisia batang kecombrang memiliki nilai kadar air sebesar 6,73 % dan untuk ekstrak sebesar 2,54 %. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa simplisia dan ekstrak batang kecombrang mengandung golongan senyawa flavonoid, alkaloid, tanin dan saponin.
Antibacterial Activity And Stability Test Of Bidara Leaf Extract Toothpaste (Ziziphus mauritiana Lam) Against The Growth Of Streptococcus Mutans desy nawangsari; Asa Dwi Oktavia; Galih Samodra
Metamorfosa: Journal of Biological Sciences Vol 10 No 2 (2023)
Publisher : Prodi Magister Ilmu Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/metamorfosa.2023.v10.i02.p15

Abstract

Ekstrak daun bidara dengan konsentrasi 20% terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dengan nilai hambat 12,00 mm. Kandungan senyawa dalam daun bidara meliputi alkaloid, flavonoid, tannin dan saponin. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui sifat fisik, stabilitas dan aktivitas antibakteri sediaan pasta gigi dengan perbedaan konsentrasi ekstrak daun bidara yaitu FI(15%), FII(20%) dan FIII(25%). Metode ekstraksi yang digunakan yaitu remaserasi dengan pelarut etanol 70%, sedangkan metode penghambatan aktivitas antibakteri menggunakan difusi sumuran. Hasil evaluasi sifat fisik parameter pH FI(7,4±0,1); FII(7,1±0,1) dan FIII(7,0±0,1), parameter viskositas FI(5.581,5±61,25); FII(5.801,9±9,60) dan FIII(6.000,7±8,01). Dari hasil uji Oneway anova perbedaan konsentrasi ekstrak berpengaruh signifikan terhadap parameter pH dan viskositas (p-value<0,05). Sedangkan nilai pembentukan busa adalah FI(7,4±0,1); FII(7,3±0,3) dan FIII(7±0,1), dari hasil uji Oneway anova perbedaan konsentrasi ekstrak tidak berpengaruh signifikan pada parameter pembentukan busa (p-value>0,05). Hasil stabilitas uji T-test perbedaan konsentrasi ekstrak pasta gigi stabil pada parameter pH, dan FI pada parameter pembentukan busa karena nilai sig.(2-tailed<0,05). Sedangkan perbedaan konsentrasi ekstrak pasta gigi tidak stabil pada parameter viskositas serta FII, FIII pada parameter pembentukan busa karena nilai sig.(2-tailed<0,05). Pengujian antibakteri sediaan pasta gigi ekstrak daun bidara semua formula dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dengan zona hambat FI 4,39±0,45cm, FII 5,44±0,49cm dan FIII 8,38±0,28cm. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa FIII merupakan formula yang paling baik dengan nilai zona hambat paling besar.
PENGARUH HPMC TERHADAP SIFAT FISIK SEDIAAN MASKER GEL PEEL OFF EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L.) Rendi Aditya; Galih Samodra
Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 2 (2023): Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/pjif.v12i2.5083

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh HPMC pada sifat fisik dan stabilitas sediaan masker gel peel off ekstrak daun kemangi dan berapa konsentrasi HPMC terbaik yang bisa dijadikan formula sediaan masker gel peel off. Jenis penelitian ini merupakan eksperimental laboratorium dengan metode. Masker gel peel off dibuat 4 formula menggunakan memvariasikan konsentrasi gelling agent dengan kandungan ekstrak daun kemangi pada F(1) HPMC 0%, F(2) HPMC 5%, F(3) HPMC 10% dan pada F(4) HPMC 15%. Masker gel peel off yang dihasilkan secara organoleptik F(1) warna kuning kecoklatan, bau khas, tekstur gel cair, F(2) warna kuning kecoklatan, bau khas, tekstur gel kental, F(3) kuning keccoklatan, bau khas, tekstur gel kental, F(4) Warna kuning coklat tua, tekstur gel kental, bau khas. Uji pH F(1) 5,9, F(2) 7,0, F(3) 6,3, F(4) 6,8, uji homogenitas semua formula homogen, viskositas pada 50 rpm F(1) 346,5 cps, F(2) 1612,8 cps, F(3) 2270,6 cps, F(4) 3856,9 cps, uji waktu kering F(1) 08,27 menit, F(2) 09,07 menit, F(3) 09,04 menit, F(4) 10.24 menit, uji daya lekat F(1) 01.21 detik, F(2) 03.42 detik, F(3) 04.27 detik, F(4) 06. 30 detik, dan uji daya sebar F(1) 5,26 cm, F(2) 4,01 cm, F(3) 3,81 cm, dan F(4) 3,01 cm. 
FORMULASI GEL EKSTRAK DAUN KAMBOJA PUTIH (Plumeria acuminata W.T.Ait) TERHADAP PENGHAMBATAN Staphylococcus aureus DENGAN PERBANDINGAN KARBOPOL 940 DAN HPMC Anisa Rakhma Diantri; Desy Nawangsari; Galih Samodra
Scientica: Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi Vol. 2 No. 4 (2024): Scientica: Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi
Publisher : Komunitas Menulis dan Meneliti (Kolibi)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun kamboja putih (Plumeria acuminata W.T.Ait) merupakan salah satu tanaman yang memiliki kandungan flavonoid, tanin, dan saponin yang berpotensi sebagai antibakteri. Metode penelitian ini bersifat eksperimental yang terdiri dari pembuatan simplisia dan pembuatan ekstrak dengan menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas antibakteri dengan perbandingan yang tepat antara basis gel karbopol 940 dan HPMC terhadap stabilitas sifat fisik gel ekstrak daun kamboja putih (Plumeria acuminata W.T.Ait). Gel dibuat tiga formulasi dengan perbandingan karbopol dan HPMC yaitu FI (1:2), FII (1:1) dan FIII (2:1). Hasil uji sediaan gel memberikan pengaruh signifikan terhadap karakteristik fisik dilihat dari parameter pH (4,8- 5,0), viskositas (16.103-16.135 cPs), daya lekat (4,3-6,4 detik) dan daya sebar (5,2-6,0 cm) yang ditandai dengan nilai p value<0,05 namun tidak memberikan pengaruh pada homogenitas. Pengujian stabilitas pada semua parameter uji sifat fisik dengan paired sample t test yang dilakukan selama 6 siklus didapatkan hasil yaitu FIII merupakan sediaan gel yang paling stabil dengan nilai Sig.(2-tailed)>0,05 kecuali pada uji daya sebar. Berdasarkan uji aktivitas antibakteri FIII memiliki aktivitas antibakteri terbaik yaitu 5,82mm. Maka dapat disimpulkan bahwa gel ekstrak daun kamboja putih stabil dalam penyimpanan.
Analysis of Antidiabetic Drug Utilization at Cilacap Regional General Hospital in 2022 Using ATC/DDD and DU90% Methods Irma Nur Oktavina; Sunarti; Galih Samodra
Viva Medika Vol 17 No 1 (2024)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35960/vm.v17i1.1349

Abstract

Diabetes mellitus is a chronic disease caused by metabolic disorders characterized by elevated blood glucose levels or hyperglycemia. The aim of diabetes mellitus treatment is to control blood glucose levels within the normal range, eliminate accompanying clinical symptoms, and reduce the risk of acute complications. To achieve therapeutic goals, pharmacological therapy can be administered using antidiabetic drugs. This research is an observational study involving retrospective data collection of outpatients with type 2 diabetes mellitus who used antidiabetic drugs. The prescribed antidiabetic drugs were then analyzed using the Anatomical Therapeutic Chemical (ATC) and Defined Daily Dose (DDD) methods. Data on antidiabetic drugs were collected and entered into the Microsoft Excel program to calculate the DDD/1000 KPRJ value and the 90% Du segment. The results showed that there were 7 antidiabetic drugs used, namely glimepiride, gliquidone, gliclazide, metformin, acarbose, vildagliptin, and pioglitazone, with glimepiride having the highest DDD value of 445.92 DDD/1000 KPRJ and gliquidone having the lowest DDD value of 128.70 DDD/1000 KPRJ. Meanwhile, glimepiride and metformin were the antidiabetic drugs included in the 90% Du segment.
Determinants of Medication Adherence in Hypertension Patients in Level I Health Facilities in Kembaran District Kaaffah, Silma; Galih Samodra; Yulinda Eka Pratiwi
Viva Medika Vol 17 No 2 (2024)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35960/vm.v17i2.1399

Abstract

Medication adherence is the key to controlling blood pressure in hypertensive patients to minimize the risk of complications. The research aims to assess level of medication adherence and identify influencing factors. The quasi-experimental research method used purposive sampling to create a control group and 2 intervention groups (pill box and medication chart) with each group 30 patients. Prospective data collection with pre-post design (week-1 and week-4) as well as observing clinical data on blood pressure, medication adherence. Questionnaire of medication non-adherence determinants was taken at week 4. The questionnaire instrument was validated with Cronbach Alpha reliability >0.06. The results of the statistical analysis were significant (p-value <0.05) with increasing the mean score of medication adherence in the pill box was 1.2 and the medication chart was 0.7. The reduction in systolic blood pressure in the intervention group was significant (p-value <0.05) by more than 2 mmHg. A total of 35.6% of patients were reluctant to ask health workers for medication information and 45.6% needed someone to remind them to take medication. In conclusion, increasing medication adherence and reducing blood pressure can be achieved with intervention and requires social support from family and health-care professional.
Uji Efektivitas Antiinflamasi Sediaan Krim Kombinasi Ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Dan Daun Srikaya (Annona squamosa L.) Pada Tikus Yang Diinduksi Karagenin Akmal Aziz; Galih Samodra; Sunarti Sunarti
OBAT: Jurnal Riset Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol. 2 No. 3 (2024): May : OBAT: Jurnal Riset Ilmu Farmasi dan Kesehatan
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Kesehatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/obat.v2i3.361

Abstract

Inflammation is the body's response when it experiences injury, infection, antigen or cell damage, so it is a sign of something that is harmful to the body or disease. Galangal rhizomes (Kaempferia galanga L.) and Srikaya leaves (Annona squamosa L.) are plants that contain flavonoid compounds which have anti-inflammatory potential by inhibiting the enzymes cyclooxygenase and lipooxygenase. The aim of this research was to determine the effectiveness of a combination cream preparation of galangal rhizome extract and srikaya leaf extract as an anti-inflammatory. The various combinations used are a combination of 15 grams of kecur rhizome extract and 10 grams of srikaya leaf extract, 12.5 grams of srikaya rhizome extract and 12.5 grams of srikaya leaf extract, 10 grams of srikaya rhizome extract and 15 grams of srikaya leaf extract. The anti-inflammatory test uses 1% carrageenin induction of 0.1 ml, then the swelling that occurs is measured using a plastinometer. Based on the results obtained, a good anti-inflammatory power value was a combination of 15 grams of kencur rhizome extract with 10 grams of srikaya leaf extract with a value of 21.6216%. The results of the One Way Annova analysis obtained a p-value >0.05, which means there is no significant difference. So it can be concluded that various combinations of galangal rhizome extract and srikaya leaves are effective in mice induced by carrageenin. A post hoc Tuckey test was carried out on the AUC value, obtaining a p-value >0.05, so it can be concluded that there was no significant difference in the positive controls for formulas 1, 2 and 3.