Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Perbaikan Desain Alat Pada Proses Pengepresan Di Workstation Pengepakan Ptpn Viii Kebun Ciater Dengan Menggunakan Framework Mechanical Design Phases Kevin Reza Andaru; Muhammad Iqbal; Teddy Sjafrizal
eProceedings of Engineering Vol 2, No 3 (2015): Desember, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII adalah salah satu perusahaan pengolah teh di Indonesia yang berlokasi di 6 Kabupaten di Jawa Barat. Salah satunya adalah PTPN VIII Kebun Ciater yang berlokasi di Kabupaten Bandung Ciater Jawa Barat. PTPN VIII Kebun Ciater mengolah teh hitam orthodok melelaui 8 tahapan pelaksanaan proses produksi. Tepatnya pada proses pengepresan di workstation pengepakan dimana setiap sack teh yang telah selesai dilakukan pengepresan akan melewati roller pembatas ukuran sack, pada sack yang tidak lolos kemudian dilakukan pengepresan kembali sampai ukuran sack dapat melewati roller pembatas ukuran sack, sehingga waktu pengepresan akan memakan waktu karena harus mengulang proses pengepresan sack. penyebab pengepresan ulang pada sack adalah dikarenakan operator tidak dapat memastikan bahwa sack yang di press nya sudah mencapai ukuran ketebalan 16,5 cm atau belum, karena apabila sack ketebalannya >16,5 cm maka sack tidak akan lolos pada roller pembatas ukuran sack. Digunakan Framework Mechanical Design Phases serta tools dari Ulrich-Eppinger untuk membantu dalam perbaikan dan modifikasi desain alat pengepresan, dan pada tahapan Framework Mechanical Design Phases tersebut dihasilkan spesifikasi teknis dari rancangan alat bantu yang akan dibuat yang dapat meningkatkan efisiensi pada proses prengepresan yaitu dengan perbaikan metode pada pengepresan sack dan modifikasi pada komponen alat pengepresan sack. Keywords: Framework Mechanical Design Phases, Ulrich-Eppinger, Spesifikasi Teknis.
Pengembangan Detail Desain Feeder Pada Cnc Haas Turning St-20 Dengan Menggunakan Metode Machine Design Pada Laboratorium Proses Manufaktur Putra Ramadhan Heru; Rino Andias Anugraha; Teddy Sjafrizal
eProceedings of Engineering Vol 2, No 3 (2015): Desember, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Laboratorium Proses Manufaktur merupakan salah satu laboratorium yang berada di Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom. Laboratorium Proses Manufaktur memiliki mesin CNC Turning/Lathe untuk menunjang kegiatan Laboratorium. Jenis Mesin CNC Turning yang dimiliki adalah tipe ST-20 yang diproduksi oleh perusahaan HAAS Automation, Inc. Disamping kegiatan penelitian untuk mahasiswa, mesin ini juga digunakan untuk memproduksi part. Salah satu part yang diproduksi adalah part XYZ yang menggunakan material dural yang tersedia di pasaran dengan ukuran panjang 2-4 meter. Part XYZ merupakan part yang diproduksi dalam jumlah besar (massal), sehingga perlu diproduksi secara kontinu. Untuk melakukan produksi secara kontinu pada mesin CNC Turning diperlukan tambahan feeder. Pada penelitian yang sebelumnya yang berjudul “Perancangan Konsep Feeder Mesin HAAS CNC Turning ST-20 Pada Laboratorium Proses Manufaktur Menggunakan Tahapan Perancangan Produk Generik” menghasilkan target spesifikasi, arsitektur produk, dan spesifikasi produk terpilih yang dapat menyelesaikan permasalahan yang ada. Dengan menggunakan tahapan machine design secara umum, yaitu tahap pengenalan kebutuhan, tahap mekanisme, tahap analisis gaya, tahap pemilihan material, tahap analisis gaya, tahap pemilihan material, tahap desain elemen, tahap modifikasi, tahap detail gambar, dan tahap produksi. Keluaran hasil dari penelitian ini didapatkan detail desain produk feeder yang membahas gaya yang bekerja, material, dimensi ukuran, dan gambar teknik dengan dimensi 2300 x 700 mm yang dapat menyangga dan mendorong stok pada CNC Haas Turning ST20. Kata kunci : perancangan detail , feeder, CNC Turning, metode machine design
Identifikasi Tingkat Kelelahan Untuk Mengurangi Risiko Kecelakaan Kerja Di Divisi Warehouse Pt. Papandayan Cocoa Industries Dengan Pendekatan Metode Beban Kerja Mental Emmanuel Raditya Pratama; Mira Rahayu; Teddy Sjafrizal
eProceedings of Engineering Vol 2, No 3 (2015): Desember, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecelakaan kerja menjadi hal yang wajib untuk dicegah, karena kecelakaan kerja merupakan kerugian bagi perusahaan dan juga karyawan. Salah satu penyebabnya adalah human error terjadi akibat kelelahan. Di PT. Papandayan Cocoa Industries terdapat tiga kecelakaan kerja pada tahun 2014 yang memiliki tingkat keparahan menengah dan tinggi. Maka dari itu perlu investigasi secara lebih mendalam untuk mengevaluasi tingkat kelelahan pekerja, dan dicurigai kecelakaan kerja tersebut diakibatkan oleh faktor kelelahan. Untuk mengukur tingkat kelelahan pada karyawan, pengukuran akan dilakukan secara obyektif dan subyektif yang saling melengkapi satu sama lain. Psychomotor Vigilance Task (PVT) merupakan alat ukur kelelahan secara obyektif dengan menguji respon responden. Sedangkan beberapa alat ukur kelelahan secara subyektif adalah kuesioner Swedish Occupancy Fatigue Inventory (SOFI) dan Karolinska Sleepiness Scale (KSS). Dua alat ukur mengukur tingkat kelelahan responden secara subyektif melalui kuesioner dan akan diterjemahkan melalui 5 dimensi SOFI yaitu Lack of Energy, Lack of Motivation, Pyshical Discomfort, Physical Exertion, dan Sleepiness, dan KSS berupa tingkat kantuk. Hasil dari pengukuran tingkat kelelahan di divisi warehouse adalah rendah berdasarkan hasil pengukuran PVT (baseline PVT: 382,55 ms; selisih baseline PVT < 30 ms), SOFI (hasil seluruh 5 dimensi SOFI di bawah 10, yang artinya rendah), dan KSS ( bernilai di bawah 4 dari rentang total 1-9). Dari hasil pengukuran tingkat kelelahan yang rendah, perusahaan direkomendasikan memberikan himbauan kepada karyawan untuk tetap menjaga kebugarannya supaya dapat bekerja secara optimal dan meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja. Kata Kunci – Kelelahan, Kecelakaan Kerja, PVT, SOFI, KSS
Usulan Perbaikan Untuk Minimasi Defect Pada Produk Sambungan Tee Dengan Menggunakan Metode Six Sigma Muhammad Aditya Abu Bakar; Wiyono Sutari; Teddy Sjafrizal
eProceedings of Engineering Vol 5, No 1 (2018): April 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak PT XYZ merupakan perusahaan industri manufaktur yang bergerak dalam bidang produksi pipa dan sambungan pipa sejak 1979. Menurut data perusahaan dari Januari – Desember 2016 jumlah cacat sambungan pipa yaitu 3,14%. Sedangkan toleransi cacat dari perusahaan yaitu 2%. Kemudian dilakukan penelitian lebih lanjut guna mengidentifikasi defect. Penelitian ini menggunakan metode six sigma guna meminimasi defect pada sambungan Tee. Tahap pada six sigma yaitu DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). Define adalah yahap identifikasi masalah yang kemudian ditemukan defect pada sambungan Tee dengan rata – rata defect sebesar 3,14%. Kemudian dilanjutkan dengan tahap Measure yaitu mengukur stabilitas proses dan kapabilitas proses, dan didapatkan proses yang keluar dari batas kontrol. Proses yang tidak terkontrol akan dilanjutkan pada tahap Analyze guna menentukan perbaikan defect pada sambungan Tee dan mencari akar penyebabnya. Selanjutnya dilakukan tahap Improve untuk menyusun usulan guna minimasi defect sambungan Tee. Usulan yang diberikan untuk perbaikan berasal dari factor manusia dan metode sebagai faktor penyebab defect sambungan Tee. Usulan perbaikan yang diberikan adalah menambah operator yang bekerja serta menyediakan alat pengasahan dalam setiap proses pemotongan sambungan Tee. Kata kunci: Six Sigma, Defect Sambungan Tee, DMAIC, Penambahan Operator Abstract PT XYZ is an industrial manufacturing company that consists of pipe’s production and pipe’s connection in Indonesia since 1979 Based on the data of the company from January-December 2016, amount of the defective pipes is 3,14% While the defect tolerance of the company is 0%. This research is using a six sigma method to minimize the defect in Tee Connections. The stage of six sigma method are DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control . Define is an problem identification stage to found the defect at Tee connection with the average of the defect amount 3,14%. Then, measure is a measuring process stability and process capability, and obtaining processes that come out of control limits. The uncontrolled process will proceed at the analyze stage to determine the defect fixes on the Tee connection and look for the cause. The Improve stage to set up a proposal of the efforts that could be done in order to minimize the hole defect. The suggestions given for improvement to human factors and methods as factors causing the defect of Tee connection. The proposed improvements are to addition of operators and providing some grinding tools in each tee cutting process. Key words : Six Sigma, Defect Tee Connection, DMAIC, Addition of Operator
Uji Kelayakan Teknis Desain Customize Short Arm Cast Untuk Manghasilkan Produk Yang Kuat Dan Memiliki Sirkulasi Udara Yang Baik Dengan Menggunakan Fem (finite Element Method) Ikhsan Rahmawan; Rino Andias Anugraha; Teddy Sjafrizal
eProceedings of Engineering Vol 5, No 2 (2018): Agustus 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Diantara aplikasi pada bidang medis, orthoses atau alat yang dirancang untuk menstabilkan dan menahan gerak anggota tubuh manusia adalah salah satu penerapan AM yang sangat berguna karena dapat memberikan kinerja yang lebih baik ketika dibuat sesuai dengan bentuk tubuh pasien. Salah satu studi yang membahas penerapan AM pada bidang medis khususnya orthosis yaitu pada studi produk customized short arm cast. Pada produk tersebut belum dilakukan tahapan pengujian dan perbaikan. Untuk memastikan produk layak maka perlu dilakukan proses pengujian terhadap produk. Pengujian yang akan dilakukan pada desain produk short arm cast yang telah dihasilkan yaitu berupa simulasi untuk memastikan produk layak dari segi kekuatan apabila terkena gaya atau dampak dari luar sehingga produk tidak mengalami kerusakan, dan dilakukan simulasi untuk mengetahui apakah produk mempunyai sirkulasi udara yang baik untuk mencegah terjadinya iritasi pada kulit pengguna cast. Simulasi kekuatan dilakukan dengan menggunakan finite element method (FEM) dengan simulasi structural dan pada simulasi sirkulasi udara menggunakan fluid flow. Setelah dilakukan simulasi didapatkan hasil produk masih perlu dilakukan perbaikan dikarenakan terdapat deformasi sebesar 6,2940 dan 6,0054 serta FOS sebesar 1,1514, 1,2308, dan 1,9577 yang melebihi gap yang diperbolehkan yaitu sebesar 5mm dan FOS minimal 2. Dari hasil perbaikan yang kemudian dilakukan dilakukan pengujian, didapatkan desain dengan ketebalan 2,5mm dan lubang sirkulasi udara 10mm yang sudah teruji dari segi kekuatan dan sirkuasi udaranya. Kata kunci: pengujian, short arm cast, simulasi, kelayakan produk, perbaikan Abstract Among the applications in the medical field, orthoses or devices designed to stabilize and retard the motion of human limbs is one application of AM which is very useful because it can provide better performance when made in accordance with the patient's body shape. A study that discusses the application of AM in the medical field, especially orthosis is the study of customized short arm cast product. The product has not done the testing and repair phase. To ensure the product is feasible, it is necessary to test the product. The test will be performed on the short arm cast product design that has been produced that is simulation to ensure the product feasible in terms of strength when exposed to the force or impact from outside so that the product is not damaged, and simulated to know whether the product has good air circulation to prevent the occurrence irritation on the skin of cast users. Simulation of product strength is done by using finite element method (FEM) with structural simulation and simulation of air circulation using fluid flow. After the simulation, the results of the product still need improvement due to the deformation of 6.2940 and 6,0054 and the FOS of 1.1514, 1,2308, and 1.9577 which exceeds the allowed gap of 5mm and FOS minimum 2. From the results of the improvements are then carried out the test, obtained a design with a thickness of 2.5 mm and 10mm air circulation holes that have been tested in terms of strength and air circulation. Keywords: testing, short arm cast, simulation, product feasibility, improvement
Penerapan Algoritma Generatif Sebagai Sarana Untuk Menjembatani Non-engineer User Dalam Menggunakan Additive Manufacturing Pada Studi Kasus Pembuatan Orthosis Ahmad Rizani; Rino Andias Anugraha; Teddy Sjafrizal
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Saat ini penerapan additive manufacturing (AM) telah luas, tetapi kebanyakan penggunanya adalah engineer. Sehingga pengguna non-engineer masih kesulitan dalam penerapan teknologi ini. Hal ini disebabkan karena untuk membuat sebuah produk harus melalui tahapan perancangan desain menggunakan software computer aided-design (CAD) (Chua, Leong, & Lim, 2003). Software yang tersedia saat ini juga masih sulit untuk dioperasikan sehingga membutuhkan bimbingan dari professional. Bahkan seseorang pemula di sekolah desain atau teknik, masih kesulitan untuk mengoperasikan software CAD (Li & Tanaka, 2018). Oleh sebab itu dibutuhkan sebuah langkah atau usaha yang dapat menjembatani nonengineer user dalam proses perancangan desain. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah menyederhanakan proses perancangan dengan menggunakan software CAD Rhinoceros dan Grasshopper untuk menerapkan algoritma generatif dalam mempermudah non-user engineer dalam proses perancangan desain sehingga mereka dapat menggunakan AM layaknya seorang engineer. Kata kunci: Computer Aided-Design, Additive manufacturing, Orthosis, Algoritma Generatif. Abstract Currently the application of additive manufacturing (AM) has been widespread, but most users are engineers. So that non-engineer users are still difficult in the application of this technology. This is because to create a product must go through the design stage design using computer software aided-design (CAD) (Chua, Leong, & Lim, 2003). Software available today is still difficult to operate and requires professional guidance. Even a novice at a design or engineering school, it is still difficult to operate CAD software (Li & Tanaka, 2018). Therefore it takes a step or effort that can bridge the non-engineer user in the design process design. One effort that can be done is to simplify the design process using CAD Rhinoceros and Grasshopper software to implement generative algorithms in simplifying non-user engineers in the design design process so they can use AM like an engineer. Keywords: Computer Aided-Design, Additive manufacturing, Orthosis, Generative Algorrithm
Optimasi Crashworthiness Pada Parameter Desain Rangka Atap Kendaraan Utility Task Vehicle Muhammad Rizky Paramarta; Rino Andias Anugraha; Teddy Sjafrizal
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pengujian crashworthiness pada chasis kendaraan UTV bertujuan untuk menganalisa dan mengetahui seberapa kuat struktur chasis kendaraan dapat bertahan dengan baik apabila terjadi tabrakan. Penelitian ini di uji menggunakan metode Taguchi beserta Finite Element Method (FEM) dengan parameter Energy Absorption (EA) dan berat dari kendaraan menjadi tolak ukur penilaian. Pengolahan data pada penelitian menggunakan simulasi explicit dynamics pada software ansys 18.1, dimana simulasi dilakukan dengan skenario rollover dengan menjalankan prosedur pengujian FMVSS 216. Hasil studi pada parameter desain menunjukkan bahwa faktor thickness memiliki efek yang signifikan terhadap tingkat penyerapan energi dan berat kendaraan. Kata kunci: : crashworthiness, energy absorbtion, rollover, UTV, Taguchi, FEM Abstract Crashworthiness testing on UTV vehicle structure aims to analyze and find out how strong the structure of the vehicle can withstand a collision. This study was tested using the Taguchi method along with the Finite Element Method (FEM) with Energy Absorption (EA) and vehicle weight parameters to be a benchmark of assessment. The data processing in the study used explicit dynamics simulation on Ansys 18.1 software, where the simulation was carried out with a rollover scenario by carrying out FMVSS 216 testing procedures. The results of the research on design parameters showed that thickness factor had a significant effect on energy absorption and weight of the vehicle. Keywords: crashworthiness, energy absorbtion, rollover, UTV, Taguchi, FEM
Optimasi Parameter Longitudinal Vibration Assisted Turning (l-vat) Untuk Meminimalkan Surface Roughness Dan Cutting Temperature Dengan Metode Rsm Anak Agung Sri Nandini; Rino Andias A; Teddy Sjafrizal
eProceedings of Engineering Vol 7, No 2 (2020): Agustus 2020
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penggunaan material substrat baru berbahan campuran aluminium, magnesium, titanium, bahkan keramik yang sulit untuk dipermesinkan karena sifatnya yang keras dan getas, hal ini menjadi tantangan bagi industri manufaktur. Berbagai penelitian dilakukan hingga ditemukan bahwa untuk mendapatkan hasil pemotongan yang baik pada material getas, permesinan dapat dilakukan dengan ductile mode. Permesinan ductile mode menggunakan kedalaman makan yang sangat kecil sehingga memerlukan waktu yang banyak dan tentunya mengakibatkan biaya yang lebih besar. Teknologi Vibration Assisted Turning (VAT) kemudian ditemukan sebagai alternatif karena mampu menghasilkan pemotongan ductile mode pada kedalaman makan lebih besar. Namun untuk kualitas yang lebih baik pertimbangan yang bijak memilih kombinasi parameter yang tepat harus dilakukan. Maka dari itu penting dilakukan proses optimasi. Studi ini menyelesaikan optimasi parameter Longitudinal VAT untuk meminimalkan surface roughness dan cutting temperature menggunakan metode RSM. Eksperimen berdasarkan RSM dilakukan dan parameter optimal telah didapat, disamping itu model prediksi yang akurat berhasil diformulasikan dan dapat digunakan untuk mempermudah pengaplikasian Longitudinal VAT ke depannya. Abstract The use of new substrate materials made from aluminum, magnesium, titanium, and even ceramics alloy that are difficult to process because of their hard and brittle nature, this is a challenge for the manufacturing industry. Various studies were carried out until it was found that to get good cutting results on brittle material, machining can be done with ductile mode. Ductile mode machining uses a very small depth of cut so it requires a lot of time and of course results in higher costs. Vibration Assisted Turning (VAT) technology was later found as an alternative because it was able to produce ductile mode cuts at greater depth of cut. But for better quality a wise consideration should be given to choosing the right combination of parameters. Therefore, it was important to do the optimization process. This study completed the optimization of the VAT Longitudinal parameters to minimize surface roughness and cutting temperature using the RSM method. Experiments based on RSM were carried out and optimal parameters were obtained, besides that an accurate prediction model was successfully formulated and could be used to facilitate the application of Longitudinal VAT in the future.
Optimasi Struktur Tubercle Pada Desain Airfoil Baling Kipas Untuk Meningkatkan Lift-To-Drag Ratio Menggunakan Metode Taguchi Dan Computational Fluid Dynamics (Cfd) Pangestu Rizky Purnama; Rino Andias Anugraha; Teddy Sjafrizal
eProceedings of Engineering Vol 9, No 3 (2022): Juni 2022
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPerancangan desain baling kipas dimodelkan melalui geometri airfoil. Geometri ini memberikan keuntungan hasil aliran yang dinilai melalui parameter performa berupa lift-to-drag ratio (LtD). LtD memiliki efek simetris terhadap peningkatan torsi, dimana torsi akan direpresentasikan melalui baling-baling kemudian menghasilkan aliran udara. Dengan peningkatan parameter performa airfoil (LtD) diharap dapat memberikan peningkatan pada hasil aliran kipas. Dalam pengembangan parameter desain, didapatkan sebuah struktur dari inspirasi sirip paus bungkuk berupa struktur tubercle yang dibentuk melalui model gelombang sinus. Struktur memiliki faktor utama berupa panjang gelombang dan amplitudo. Struktur ini secara luas diterapkan untuk memberikan peningkatan terkait kinerja airfoil. Hal ini didasarkan pada kemampuan struktur melalui sifat lift yang tinggi dan drag yang rendah. Sehingga dalam studi ini struktur digunakan untuk mengoptimalkan model desain airfoil pada bilah kipas sehingga dapat memberikan peningkatan performa yang lebih baik. Model kipas dibentuk melali computer aided design (CAD) dengan penerapan basis data airfoil dari national advisory committee for aeronautics (NACA) untuk mempermudah proses desain. Struktur tubercle ditelusuri lebih lanjut melalui Metode Taguchi dengan dilakukan simulasi melalui computational fluid dynamics (CFD), dengan desain terpilih dilakukan proses validasi. Didapatkan peningkatan 9% pada lift dan penurunan drag sebesar 36% atau 69% peningkatan pada lift-to-drag ratio, dan peningkatan aliran sebesar 8.5%.Kata kunci: Struktur Tubercle, airfoil, lift-to-drag ratio, kipas, Metode Taguchi, computational fluid dynamics.
Integrasi Geographic Information System dalam Pengelolaan Unit Struktur Kelurahan Permatasari, Intan; Hakim, Bela Pitria; Anugraha, Rino Andias; Sjafrizal, Teddy
International Journal of Community Service Learning Vol. 8 No. 4 (2024): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/ijcsl.v8i4.82876

Abstract

Kemampuan untuk memanfaatkan sistem informasi berbasis data geografis memainkan peran penting dalam mengoptimalkan pengelolaan wilayah yang kompleks. Geographic Information System (GIS) menyediakan alat untuk pengumpulan, penyimpanan, analisis, dan visualisasi data spasial dan non-spasial, yang telah terbukti efektif dalam berbagai konteks, seperti perencanaan kota dan manajemen pertanian. GIS tidak hanya relevan dalam skala besar, tetapi juga memberikan manfaat signifikan dalam pengelolaan tingkat mikro, seperti di desa atau kelurahan. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengaplikasikan teknologi GIS dalam pengelolaan kegiatan di RW 11 guna meningkatkan kualitas pengelolaan dan memberikan manfaat nyata bagi komunitas. Pengumpulan kebutuhan dan pengharapan mitra sasar terhadap sistem informasi GIS dikumpulkan bersamaan dengan pengumpulan data spasial sebagai kebutuhan utama pengembangan GIS. Hasil penelitian menunjukkan kegiatan pengabdian masayarakat dengan tujuan untuk mengembangkan sistem GIS untuk pengelolaan informasi dan kegiatan RW 11 telah berhasil dilakukan. Sistem yang dihasilkan berpotensi memberikan manfaat yang signifikan. Implikasi penelitian ini dapat memberikan pengalaman RW 11 dalam menerapkan GIS dapat menjadi contoh bagi pengelolaan wilayah lain di Indonesia, dengan fokus pada keberlanjutan dan kemudahan penggunaan sistem bagi pihak yang terlibat.