Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENGARUH MUSIK PANTING TERHADAP STRES PADA MAHASISWA PSKPS FK ULM ANGKATAN 2019 Ridho, Anisa Rifka; Khairiah, Siti; Noor, Meitria Syahadatina; Noorsifa, Noorsifa; Fujiati, Fujiati
Homeostasis Vol 7, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v7i1.12358

Abstract

Abstract: Stress is a physical and psychological reaction that arises when individuals are faced with something threatening or when they are subjected to high pressure or demands. Stress can be prevented and overcome by listening to music. One of the music found in South Kalimantan is panting music which is instrumental music and according to research can reduce stress more quickly. This study aims to analyze the effect of panting music on stress. This research is a quasi-experimental study with the one group pretest-post test design method. Subjects in this study amounted to 30 people, determined by the theory of Gay and Diehl, with a correction factor of 20%. Research subjects were selected using simple random sampling method. Stress measurement was carried out using the PSS-10 questionnaire and the average before treatment was 21.3±7.022 and the average after treatment was 15.75±4.391. The analysis was carried out using the paired t test to obtain a value of p=0.000 so that it can be concluded that panting music has a significant effect on reducing stress in research subjects. Keywords: stress, PSS-10, music, panting Abstrak: Stres adalah merupakan suatu reaksi fisik dan psikis yang ditimbulkan apabila individu dihadapkan pada sesuatu yang mengancam atau ketika mendapatkan tekanan maupun tuntutan yang tinggi. Stres dapat dicegah dan ditanggulangi dengan mendengarkan musik. Salah satu musik yang terdapat di Kalimantan Selatan adalah musik panting yang merupakan musik instrumental dan menurut penelitian dapat menurunkan stres lebih cepat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh musik panting terhadap stres. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental dengan metode one group pretest- post test design. Subjek pada penelitian ini berjumlah 30 orang, yang ditetapkan dengan teori Gay dan Diehl, dengan faktor koreksi 20%. Subjek penelitian dipilih dengan menggunakan metode simple random sampling. Pengukuran stres dilakukan dengan menggunakan kuesioner PSS-10 dan didapatkan rata-rata sebelum perlakuan 21,3±7,022 dan rata-rata setelah perlakuan 15,75±4,391. Analisis yang dilakukan dengan uji t berpasangan mendapatkan nilai p=0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa musik panting memiliki pengaruh yang bermakna terhadap penurunan stres pada subjek penelitian. Kata-kata kunci: stres, PSS-10, musik, panting
HUBUNGAN TINGKAT STRES DALAM PENGERJAAN SKRIPSI DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Fauzan, Muhammad Andy; Khairiah, Siti; Istiana, Istiana
Homeostasis Vol 7, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v7i2.13237

Abstract

Abstract: Stress is a condition of excessive pressure that cannot be overcome as a non-specific body response, so that it can affect physical, psychological and social health. Insomnia is a condition of difficulty in the sleep process which is associated with disturbances in the quantity, quality, and time of sleep in an individual. This study aims to analyze the relationship between stress levels in writing a thesis and the incidence of insomnia in students at the Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University. This research is an analytical observational study with a cross sectional approach. Sampling used simple random sampling in November 2023. Data collection used the PSS questionnaire and ISI questionnaire. Data analysis used the Spearman Rank test. The results showed that 25 respondents or 37.3% experienced mild stress, 37 respondents or 55.2% experienced moderate stress, 5 respondents or 7.4% experienced severe stress. 24 respondents or 35.8% had normal or no insomnia, 34 respondents or 50.7% experienced mild insomnia, 9 respondents or 13.4% experienced moderate insomnia, and no respondents experienced severe insomnia. There is a significant relationship between the level of stress and the incidence of insomnia in final year Undergraduate Medical Study Program students working on their thesis with a positive value indicating a sufficient and unidirectional relationship. Keywords: Stress level, insomnia, thesis Abstrak: Stres merupakan kondisi adanya tekanan berlebih yang tidak mampu diatasi sebagai suatu respon tubuh yang tidak spesifik, sehingga dapat mempengaruhi kesehatan fisik, psikologi, dan sosial. Insomnia merupakan kondisi kesulitan dalam proses tidur yang dihubungkan dengan adanya gangguan kuantitas, kualitas, dan waktu tidur pada seorang individu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat stres dalam pengerjaan skripsi dengan kejadian insomnia pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan simple random sampling pada bulan November 2023. Pengumpulan data menggunakan kuesioner PSS dan kuesioner ISI. Analisis data menggunakan uji Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 25 responden atau 37,3% mengalami stres ringan, 37 responden atau 55,2% mengalami stres sedang, 5 responden atau 7,4% mengalami stres berat. 24 responden atau 35,8% normal atau tidak insomnia, 34 responden atau 50,7% mengalami insomnia ringan, 9 responden atau 13,4% mengalami insomnia sedang, dan tidak ada responden yang mengalami insomnia berat. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan kejadian insomnia pada mahasiswa Program Studi Kedokteran Program Sarjana tingkat akhir dalam pengerjaan skripsi demgan nilai positif menunjukkan hubungan yang cukup dan searah. Kata-Kata Kunci: Tingkat stres, insomnia, skripsi
PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP TINGKAT STRES MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT TAHUN 2023 Gitarasy, Anindya Syifa; Khairiah, Siti; Istiana, Istiana
Homeostasis Vol 7, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v7i2.13210

Abstract

Abstract: Stress is a situation where the existing demands are beyond the individual's response capacity to said demands, causing negative physical and psychological consequences. Medical students in particular often reported chronic stress events experience. Self-esteem is belief in one's ability to think and to overcome all life's challenges. Students with high self-esteem appear to have lower levels of stress than those who have low self-esteem and thus possessed higher levels of stress. This research is aimed to analyse the impact of self-esteem on stress levels of students at the Medicine Faculty of Universitas Lambung Mangkurat in 2023. The analytical observational method with a cross-sectional approach research design is the method used for this research. The number of subjects taken in this research was 67 out of 154 students. The data analyzed was primary data that had been collected from the respondents of the Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) and Perceived Stress Scale (PSS-10) questionnaires who met the inclusion and exclusion criterias. From the data collected through the RSES questionnaire, the results showed that low self-esteem was 13.4%, moderate self-esteem was 65.7%, and high self-esteem was 20.9%. Meanwhile, from the PSS-10 questionnaire data, the light stress level was 37.3%, the moderate stress level was 55.2%, and the severe stress level was 7.5%. The results of statistical tests using the ordinal regression test obtained a value of p = 0.681, which means that there was no significant impact between self-esteem and stress levels in students at the Faculty Medicine of Universitas Lambung Mangkurat in 2023. Keywords: self-esteem, stress level, medical students. Abstrak: Stres adalah situasi dimana tuntutan yang ada melebihi kapasitas respon individu terhadap tuntutan tersebut dan menyebabkan konsekuensi fisik dan psikologis yang negatif. Mahasiswa program sarjana kedokteran secara khusus, dilaporkan sering mengalami kejadian stres yang kronis. Self-esteem adalah keyakinan akan kemampuan diri untuk menalarkan dan mengatasi segala rintangan hidup. Siswa dengan self-esteem yang tinggi tampak menunjukkan tingkat stres yang lebih rendah dari mereka yang memiliki self-esteem rendah dan kemudian memiliki stres yang tinggi. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis adanya pengaruh self-esteem terhadap tingkat stres mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat tahun 2023. Metode observasional analitik dengan desain pendekatan cross-sectional merupakan pilihan metode yang digunakan untuk penelitian ini. Jumlah subjek yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 67 orang dari total 154 orang mahasiswa. Data yang dianalisis merupakan data primer yang telah dikolektifkan dari para responden kuesioner Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) dan Perceived Stress Scale (PSS-10) yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dari data yang dikumpulkan melalui kuesioner RSES didapatkan hasil self-esteem rendah 13,4%, self-esteem sedang 65,7%, dan self-esteem tinggi 20,9%. Sedangkan dari data kuesioner PSS-10 didapatkan hasil tingkat stres ringan 37,3%, tingkat stres sedang 55,2%, dan tingkat stres berat 7,5%. Hasil uji statistik menggunakan uji regresi ordinal didapatkan nilai p = 0.681 yang mana berarti bahwa tidak ditemukan pengaruh yang signifikan antara self-esteem terhadap tingkat stres mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat tahun 2023. Kata-kata kunci: self-esteem, tingkat stres, mahasiswa Fakultas Kedokteran.
HUBUNGAN DEPRESI DENGAN KEJADIAN SELF-HARM PADA MAHASISWA PSKPS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN Rahma, Rizkia Alifa; Khairiah, Siti; Noor, Meitria Syahadatina; Noorsifa, Noorsifa; Fujiati, Fujiati
Homeostasis Vol 7, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v7i1.12405

Abstract

Abstract: Self-harm is the behavior of injuring or poisoning oneself, regardless of the underlying motivation, but not aiming to end one’s life. Depression is a risk factor for self- harm. When a person cannot bring up adaptive coping mechanisms to deal with depression, then someone will bring up maladaptive coping mecanisms, one of which is self-harm. This study aimed to explain and analyze the relationship between depression and self-harm in PSKPS students, Faculty of Medicine, University of Lambung Mangkurat, Banjarmasin. The research method is analytic observation with cross sectional approach and sampling technique using proportional random sampling technique using beck depression inventory (BDI) and self-harm inventory (SHI) questionnaires. The data analysis using the chi- square test showed a p value of 0,000 (p<0,05), which means that there is a significant relationship between depression and the incidence of self-harm in college student. The depression can increase the risk of self-harm in PSKPS student, Faculty of Medicine, University of Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Keywords: depression, self-harm, beck depression inventory (BDI), self-harm inventory (SHI) Abstrak: Self-harm merupakan perilaku melukai atau meracuni diri sendiri terlepas dari apapun motivasi yang mendasarinya tetapi tidak bertujuan untuk mengakhiri hidup. Depresi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya self-harm. Ketika seseorang tidak dapat memunculkan mekanisme koping adaptif untuk mengatasi depresi yang dialami, maka seseorang akan memunculkan mekanisme koping maladaptif diantaranya adalah self- harm. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan menganalisis hubungan depresi dengan kejadian self-harm pada mahasiswa PSKPS Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Metode penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dan pengambilan sampel dengan teknik proportional random sampling dengan menggunakan kuisioner beck depression inventory (BDI) dan self-harm inventory (SHI). Jumlah sampel sebanyak 260 mahasiswa. Hasil analisis data menggunakan uji chi-square menunjukkan nilai p value 0,000 (p<0,05) yang artinya terdapat hubungan yang bermakna antara depresi dengan kejadian self-harm pada mahasiswa. Depresi tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya self-harm pada mahasiswa PSKPS Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Kata-kata kunci: depresi, self-harm, beck depression inventory (BDI), self-harm inventory (SHI)
HUBUNGAN DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PSKPS FK ULM ANGKATAN 2019 Najiha, Aisya; Khairiah, Siti; Noor, Meitria Syahadatina; Noorsifa, Noorsifa; Fujiati, Fujiati
Homeostasis Vol 7, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v7i1.12357

Abstract

Abstract: Stress is the ability to adapt, which, if not handled, will lead to destructive behavior or psychiatric disorders. Risk factors that can affect stress include peer support. Peer support is a helping assistance based on certain principles that involve aspects including information, attention, and assistance with tools that a person gets through interaction with the environment so that they can help someone solve their problems. This study aimed to explain the relationship between peer support and stress levels in the PSKPS FK ULM students of 2019. This research was conducted using a cross-sectional design on 60 students with a simple random sampling technique. The study showed that as many as 44 people (73%) who received moderate peer support experienced moderate stress. The relationship between peer support and stress levels has a p- value of 0.726 (p>0.05). These results can be concluded that there is no relationship between peer support and stress levels in the PSKPS FK ULM students of 2019. Keywords: stress level, peer support, Abstrak: Stres adalah kemampuan dalam menyesuaikan diri yang jika tidak dapat menangani akan menyebabkan perilaku yang tidak baik atau gangguan kejiwaan. Faktor risiko yang dapat mempengaruhi stres diantaranya adalah dukungan teman sebaya. Dukungan teman sebaya adalah pertolongan yang melibatkan aspek termasuk informasi, perhatian, dan dukungan bantuan dengan alat yang didapat seseorang melalui interaksi dengan sekitar sehingga dapat memberikan pertolongan dalam menangani masalahnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan dukungan teman sebaya dengan tingkat stres pada mahasiswa PSKPS FK ULM angkatan 2019. Metode penelitian ini dilakukan dengan rancangan cross sectional pada 60 mahasiswa dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 44 orang (73%) yang mendapat dukungan teman sebaya sedang yang mengalami stres sedang. Hubungan dukungan teman sebaya dengan tingkat stres memiliki p value sebesar 0,726 (p>0,05). Hasil yang didapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan dukungan teman sebaya dengan tingkat stres pada mahasiswa PSKPS FK ULM angkatan 2019. Kata kunci : tingkat Stres, dukungan teman sebaya
Sunlight, Vitamin D, and Depressive Disorders: A Literature Review Salsabila, Naila Cantika; Saputra, Rudi; Khairiah, Siti; Nuryanto, Muhammad Khairul; Aminyoto, Meiliati; Fadilah, Syaiful
Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan Vol 7, No 2 (2024): JKPBK Desember 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/j.kes.pasmi.kal.v7i2.9150

Abstract

Gangguan depresi diartikan sebagai gangguan emosi dan psikologis yang mengakibatkan kesedihan dan kehilangan minat terus-menerus. Sebesar 6,1% orang di Indonesia mengalami depresi, tetapi hanya 9% di antaranya yang mendapat pengobatan menurut hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018. Terjadi penurunan neurotransmiter di otak pada orang yang mengalami gangguan depresi, yaitu pada serotonin, norepinefrin, dan dopamin. Mengekspos kulit ke sinar matahari adalah cara terbaik dalam pembentukan vitamin D. Sekitar 90% dari kebutuhan vitamin D manusia dipenuhi oleh paparan sinar matahari. Pembentukan vitamin D3 di kulit distimulasi oleh ultraviolet B. Vitamin D dalam bentuk 25(OH)D memiliki sifat fungsional dalam pembentukan hormon seks, baik pada perempuan (estrogen dan progesteron) maupun laki-laki (testosteron). Vitamin D juga termasuk dalam kelompok hormon steroid dan mampu melewati sawar darah otak yang berperan dalam regulasi dan modulasi sistem neurotransmitter. Reseptor vitamin D juga terdapat secara luas diseluruh otak dan merangsang pembentukan serotonin dan dopamin. Paparan sinar matahari yang adekuat dapat meningkatkan kadar vitamin D pada manusia. Peningkatan ini merangsang produksi neurotransmitter pada otak yang terlibat dalam gangguan depresi.
Islamic Religious Education in the Sultanate of Siak Sri Indrapura (1917-1945): A Social History Khairiah, Siti; Alyusufi, Abdulhaleem Obaid A.; Alkahtani, Hezam Sultan
JURNAL INDO-ISLAMIKA Vol 14, No 1 (2024)
Publisher : Graduate School of Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jii.v14i1.39876

Abstract

Condition of society in the Sultanate of Siak Sri Indrapura moment entering the 20th century experienced instability due to the Dutch government continued to disturb the Siak Sultanate. Meanwhile, Sultan Sjarif Kasim II only served as a traditional and religious leader because he no longer had autonomous rights. Through religion, Sulthan Sjarif Kasim II made education the main focus of educating society. With the Sultan's persistent efforts, Islamic religious education was implemented, which started traditionally, then continued through institutions, namely Madrasah Taufiq Alhasjimiah Madrasah (1917) for men only and Madrassatoen Nisa' (1933) for women only. This article has revealed the influence of Islamic religious education in the Sultanate of Siak Sri Indrapura on the people of Riau Province today. 
Islamic Religious Education in the Sultanate of Siak Sri Indrapura (1917-1945): A Social History Khairiah, Siti; Alyusufi, Abdulhaleem Obaid A.; Alkahtani, Hezam Sultan
JURNAL INDO-ISLAMIKA Vol. 14 No. 1 (2024)
Publisher : Graduate School of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jii.v14i1.39876

Abstract

Condition of society in the Sultanate of Siak Sri Indrapura moment entering the 20th century experienced instability due to the Dutch government continued to disturb the Siak Sultanate. Meanwhile, Sultan Sjarif Kasim II only served as a traditional and religious leader because he no longer had autonomous rights. Through religion, Sulthan Sjarif Kasim II made education the main focus of educating society. With the Sultan's persistent efforts, Islamic religious education was implemented, which started traditionally, then continued through institutions, namely Madrasah Taufiq Alhasjimiah Madrasah (1917) for men only and Madrassatoen Nisa' (1933) for women only. This article has revealed the influence of Islamic religious education in the Sultanate of Siak Sri Indrapura on the people of Riau Province today.