Simon Sili Sabon, Simon Sili
Puslitjak, Balitbang Kemdikbud, Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta Pusat

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Analysis of implementing Realistic Mathematics Education principles to enhance mathematics competence of slow learner students Listiawati, Nur; Sabon, Simon Sili; Siswantari; Subijanto; Wibowo, Slamet; Zulkardi; Riyanto, Bambang
Journal on Mathematics Education Vol. 14 No. 4 (2023): Journal on Mathematics Education
Publisher : Universitas Sriwijaya in collaboration with Indonesian Mathematical Society (IndoMS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22342/jme.v14i4.pp683-700

Abstract

One of the Education for Sustainable Development Goals is to provide equitable and inclusive access to quality education for all. However, some children with special needs, particularly slow learners, have yet to be able to enjoy inclusive and high-quality learning services. This research aims to enhance slow learners' competence by implementing the Realistic Mathematics Education Approach. It is descriptive qualitative research, with data collection techniques including focus group discussion, interview, and learning observation. The analysis involved comparing the principles of Realistic Mathematics Education in theory with those applied by teachers, as well as the learning approach used by teachers with those required by slow learners. The findings indicate that while some teachers have implemented learning based on the principles of Realistic Mathematics Education for all students, there needs to be more focus on interventions specifically tailored to the needs of slow learners. Furthermore, teachers still need to fully understand the services required by slow learners based on their unique characteristics. The implementation of Realistic Mathematics Education to meet the learning needs of slow learners in mathematics has primarily focused on activity and interactivity principles without emphasis on the understanding of concepts to enhance their competence.
EFEKTIVITAS PELATIHAN GURU MELALUI PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU Sabon, Simon Sili
Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan Vol 11 No 3 (2018)
Publisher : Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan, BSKAP, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpkp.v11i3.210

Abstract

Tujuan kajian ini adalah menganalisis efektivitas pelaksanaan program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru apakah berhasil meningkatkan kompetensi guru, sehingga menjadi masukan bagi pembuat kebijakan dalam merancang pelatihan bagi guru di masa yang akan datang. Untuk mencapainya kajian ini akan: (i) mengidentifikasi kompetensi (pedagogik dan profesional) awal guru sebelum mengikuti program (ii) mengidentifikasi kompetensi akhir guru setelah mengikuti program, dan (iii) membandingkan kompetensi awal dan kompetensi akhir guru untuk menilai efektivitas program. Pendekatan kajian adalah kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder tentang nilai Uji Kompetensi Guru 2012 (kompetensi awal) dan Ujian Tulis Nasional 2013 (kompetensi akhir) yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Data dianalisis dengan teknik statistik inferensial menggunakan uji perbedaan mean (paired sample t-test). Kajian menemukan bahwa sebelum mengikuti program, rerata nilai kompetnesi guru SD adalah 39,82 dan guru SMP adalah 52,44, sedangkan setelah mengikuti program rerata nilai kompetensi guru SD adalah 47,62 sedangkan guru SMP adalah 52,44. Kajian menyimpulkan bahwa (i) kompetensi pedagogik dan profesional guru-guru SD dan SMP masih sangat rendah karena rerata nilai UKG 2012 dan rerata nilai UTN 2013 masih jauh di bawah standar kelulusan yang ditetapkan untuk UKG 2012 yaitu minimal 70,0 dalam skala 1-100; (ii) hasil uji statistik perbedaan rerata UTN dan UKG menunjukkan bahwa PLPG ternyata efektif dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional guru.
KAJIAN PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MELALUI MGMP DI DAERAH TERPENCIL YANG WILAYAHNYA TERDIRI DARI PULAU-PULAU KECIL (studi KASUS DI KABUPATEN FLORES TIMUR (FLOTIM) PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (NTT)) Sabon, Simon Sili
Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan Vol 12 No 1 (2019)
Publisher : Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan, BSKAP, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpkp.v12i1.254

Abstract

Abstrak [P1] Tujuan kajian ini adalah mencari solusi yang dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan pemberdayaan MGMP sehingga mampu meningkatkan kualitas guru khususnya di daerah terpencil kepulauan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka kajian akan melakukan: (i) mengetahui profil dan keaktifan MGMP khususnya penyusun soal USBN, (ii) mengetahui perencanaan kegiatan oleh MGMP; (iii) mengetahui realisasi perencanaan kegiatan oleh MGMP, (iv) mengetahui hasil pelaksanaan kegiatan MGMP, (v) mengetahui diseminasi hasil kegiatan, (vi) mengetahui transfer/pembelajaran hasil kegiatan kepada peserta didik, dan (vii) mengidentifikasi praktik baik penyelenggaraan MGMP yang dapat dicontoh di daerah lain. Pendekatan kajian ini adalah evaluasi. Kajian ini mengevaluasi pelaksanaan salah satu kegiatan MGMP yaitu penyusunan soal USBN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan di Kabupaten Flotim melalui Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) dan pengisian kuesioner oleh 10 orang ketua MGMP Mapel K-13. Data dianalisis dengan teknik statistik deskriptif. Kajian menyimpulkan bahwa (i) umumnya MGMP penyusun soal USBN memenuhi persyaratan yang ditetapkan sebagai penerima bantuan block grant karena semua MGMP memiliki susunan organisasasi sesuai ketentuan yaitu minimal terdiri atas ketua, sekretaris dan bendahara; namun sebagian besar tidak memenuhi persyaratan lainnya yaitu mengadakan 12 kali kegiatan dalam tahun sebelumnya, (ii) sejumlah besar MGMP tidak membuat perencanaan kegiatan, (iii) tidak semua MGMP yang membuat perencanaan kegiatan merealisasikan perencanaannya, (iv) hasil kegiatan adalah sekumpulan soal-soal aras tinggi, hanya saja guru-guru tidak yakin bahwa soal-soal yang disusunnya tersebut merupakan soal aras tinggi karena tidak ada langkah validasi dan verifikasi oleh tim ahli, (v) diseminasi hasil kegiatan merupakan langkah yang sangat penting namun tidak maksimal dilakukan karena tidak dijadwal, (vi) pembelajaran/transfer hasil kegiatan kepada peserta didik juga tidak maksimal dilakukan karena tidak dijadwalkan dalam perencanaan kegiatan, dan (vii) ada praktek baik penyelenggaraan MGMP di Flotim yang dapat dicontoh yaitu cara membiayai kegiatan MGMP dan strategi pembentukan MGMP untuk menekan biaya transportasi dan untuk penghematan waktu. [P1]Mhn hinder singkatan dalam abstrak
PROBLEMATIK PEMENUHAN BEBAN KERJA GURU DAN ALTERNATIF PEMENUHANNYA (Studi Kasus di Kota Depok Provinsi Jawa Barat) Sabon, Simon Sili
Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan Vol 13 No 1 (2020)
Publisher : Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan, BSKAP, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpkp.v13i1.345

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kekurangan beban kerja mengajar guru dan strategi sekolah dalam memenuhi kekurangannya. Penelitian ini merupakan studi kasus. Data primer dikumpulkan melalui pengisian kuesioner oleh guru, diperkaya dengan wawancara dan diskusi. Jumlah kuesioner yang diolah sebanyak 34 responden. Data dianalisis dengan teknik statistik deskriptif. Hasil penelitian mendapatkan masih banyak guru terkendala dalam pemenuhan beban kerja minimal sehingga mereka kehilangan peluang mendapat tunjangan profesi. Salah satu sebabnya adalah terbatasnya jumlah tugas tambahan. Strategi sekolah dalam memenuhi beban kerja adalah mengutamakan guru yang sudah bersertifikat pendidik memenuhi beban kerjanya dengan cara diberi tugas tambahan dan/atau ditugaskan mengajar di sekolah lain. Direkomendasikan dalam upaya pemenuhan beban kerja, hendaknya guru dicarikan alternatif kegiatan, baik melalui penambahan jam mengajar di sekolah asal dengan melibatkannya dalam kegiatan ekstra dan kokurikuler, atau sekolah lain. Selain itu program lima hari sekolah dengan menambah jam kerja di sekolah dan tugas tambahan dapat menjadi alternatif pemenuhan beban kerja minimal.
Bridging mathematics and communication: Implementing realistic mathematics education principles for skill development Siswantari; Sabon, Simon Sili; Listiawati, Nur; Wirda, Yendri; Zulkardi; Riyanto, Bambang
Journal on Mathematics Education Vol. 16 No. 2 (2025): Journal on Mathematics Education
Publisher : Universitas Sriwijaya in collaboration with Indonesian Mathematical Society (IndoMS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22342/jme.v16i2.pp729-752

Abstract

Effective mathematical communication is essential for developing conceptual understanding and applying mathematics in real-life contexts. However, empirical studies consistently report that students' mathematical communication skills remain insufficiently developed, highlighting a critical gap in instructional practices that effectively foster these competencies. The Realistic Mathematics Education (RME) approach, grounded in six core principles—reality, levels, intertwinement, activity, interactivity, and guidance—has demonstrated promise in promoting meaningful and contextualized learning. Yet, there is limited empirical research that systematically investigates how these principles specifically support the enhancement of students’ mathematical communication. This study addresses that gap by examining how the application of RME principles contributes to the development of communication skills in junior high school mathematics classrooms. Utilizing a qualitative research design, data were gathered from nine schools across three districts through focus group discussions, lesson plan analysis, and classroom observations. Participants included RME experts, education policymakers, school principals, and mathematics teachers. Thematic analysis was conducted to identify how the six RME principles are operationalized in practice and how they align with indicators of students’ mathematical communication. The findings reveal that each principle plays a distinct yet interconnected role in supporting communication—particularly through meaningful contexts, dialogic interactions, and structured teacher guidance. The study offers empirical support for the broader adoption of RME and highlights its potential to increase teacher motivation and instructional quality. It further underscores the importance of sustained professional development—such as mentoring and lesson study—in enhancing teachers' capacity to implement RME effectively. Future research should focus on developing RME-based instructional materials and digital tools, including GeoGebra-integrated worksheets and context-rich problem sets, to amplify its impact within mathematics education in Indonesia.