Simon Sili Sabon, Simon Sili
Puslitjak, Balitbang Kemdikbud, Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta Pusat

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

KAJIAN PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MELALUI MGMP DI DAERAH TERPENCIL YANG WILAYAHNYA TERDIRI DARI PULAU-PULAU KECIL (STUDI KASUS DI KABUPATEN FLORES TIMUR (FLOTIM) PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (NTT)) Sabon, Simon Sili
Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan Vol 12, No 1 (2019)
Publisher : Balitbang Kemendikbud

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpkp.v12i1.254

Abstract

Abstrak [P1] Tujuan kajian ini adalah mencari solusi yang dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan pemberdayaan MGMP sehingga mampu meningkatkan kualitas guru khususnya di daerah terpencil kepulauan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka kajian akan melakukan: (i) mengetahui profil dan keaktifan MGMP khususnya penyusun soal USBN, (ii) mengetahui perencanaan kegiatan oleh MGMP; (iii) mengetahui realisasi perencanaan kegiatan oleh MGMP, (iv) mengetahui hasil pelaksanaan kegiatan MGMP, (v) mengetahui diseminasi hasil kegiatan, (vi) mengetahui transfer/pembelajaran hasil kegiatan kepada peserta didik, dan (vii) mengidentifikasi praktik baik penyelenggaraan MGMP yang dapat dicontoh di daerah lain. Pendekatan kajian ini adalah evaluasi. Kajian ini mengevaluasi pelaksanaan salah satu kegiatan MGMP yaitu penyusunan soal USBN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan di Kabupaten Flotim melalui Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) dan pengisian kuesioner oleh 10 orang ketua MGMP Mapel K-13. Data dianalisis dengan teknik statistik deskriptif. Kajian menyimpulkan bahwa (i) umumnya MGMP penyusun soal USBN memenuhi persyaratan yang ditetapkan sebagai penerima bantuan block grant karena semua MGMP memiliki susunan organisasasi sesuai ketentuan yaitu minimal terdiri atas ketua, sekretaris dan bendahara; namun sebagian besar tidak memenuhi persyaratan lainnya yaitu mengadakan 12 kali kegiatan dalam tahun sebelumnya, (ii) sejumlah besar MGMP tidak membuat perencanaan kegiatan, (iii) tidak semua MGMP yang membuat perencanaan kegiatan merealisasikan perencanaannya, (iv) hasil kegiatan adalah sekumpulan soal-soal aras tinggi, hanya saja guru-guru tidak yakin bahwa soal-soal yang disusunnya tersebut merupakan soal aras tinggi karena tidak ada langkah validasi dan verifikasi oleh tim ahli, (v) diseminasi hasil kegiatan merupakan langkah yang sangat penting namun tidak maksimal dilakukan karena tidak dijadwal, (vi) pembelajaran/transfer hasil kegiatan kepada peserta didik juga tidak maksimal dilakukan karena tidak dijadwalkan dalam perencanaan kegiatan, dan (vii) ada praktek baik penyelenggaraan MGMP di Flotim yang dapat dicontoh yaitu cara membiayai kegiatan MGMP dan strategi pembentukan MGMP untuk menekan biaya transportasi dan untuk penghematan waktu. [P1]Mhn hinder singkatan dalam abstrak
EFEKTIVITAS PELATIHAN GURU MELALUI PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU Sabon, Simon Sili
Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan Vol 11, No 3 (2018)
Publisher : Balitbang Kemendikbud

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpkp.v11i3.210

Abstract

AbstrakTujuan kajian ini adalah menganalisis efektivitas pelaksanaan program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru apakah berhasil meningkatkan kompetensi guru, sehingga menjadi masukan bagi pembuat kebijakan dalam merancang pelatihan bagi guru di masa yang akan datang. Untuk mencapainya kajian ini akan: (i) mengidentifikasi kompetensi (pedagogik dan profesional) awal guru sebelum mengikuti program (ii) mengidentifikasi kompetensi akhir guru setelah mengikuti program, dan (iii) membandingkan kompetensi awal dan kompetensi akhir guru untuk menilai efektivitas program. Pendekatan kajian adalah kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder tentang nilai Uji Kompetensi Guru 2012 (kompetensi awal) dan Ujian Tulis Nasional 2013 (kompetensi akhir) yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Data dianalisis dengan teknik statistik inferensial menggunakan uji perbedaan mean (paired sample t-test). Kajian menemukan bahwa sebelum mengikuti program, rerata nilai kompetnesi guru SD adalah 39,82 dan guru SMP adalah 52,44, sedangkan setelah mengikuti program rerata nilai kompetensi guru SD adalah 47,62 sedangkan guru SMP adalah 52,44. Kajian menyimpulkan bahwa (i) kompetensi pedagogik dan profesional guru-guru SD dan SMP masih sangat rendah karena rerata nilai UKG 2012 dan rerata nilai UTN 2013 masih jauh di bawah standar kelulusan yang ditetapkan untuk UKG 2012 yaitu minimal 70,0 dalam skala 1-100; (ii) hasil uji statistik perbedaan rerata UTN dan UKG menunjukkan bahwa PLPG ternyata efektif dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional guru. AbstractThe purpose of this study is to analyze the effectiveness of the implementation of Teacher Professional Education And Training program whether the program is successful in increasing the competency of teachers, which can be an input for policy makers in designing training for teachers in the future. To achieve this purpose this study will: (i) identify the initial teacherâ??s competncies (pedagogic al and professional) before attending the program (ii) identify the final competencies of teachers after attending the program, and (iii) comparing the initial and final teacherâ??s competencies to assess the effectiveness of program. The approach of the study is quantitative. The data used in this study is the secondary data of UKG 2012 (as initial competencies) and UTN 2013 (as final competencies) obtained from the Directorate General of Teachers and Education Personnel The Ministry of Education and Culture. Data were analyzed by using inferential statistics, using test of mean difference (paired sample t-test). The study found that before participating in the program, the average score of the competencies of elementary school teachers was 39.82 and junior high school teachers were 52.44, while after joining the program the average competency value of elementary school teachers was 47.62 while junior high school teachers were 52.44. The study concludes that:(i) the pedagogic and professional competency of teachers of elementary and junior high school is still very low because the mean value of UKG 2012, and UTN 2013 is still far below the passing grade standards set for UKG 2012 that is at least 70.0 in the scale of 1-100; (ii) Statistical test of mean difference between UTN and UKG shows that PLPG is effective in improving pedagogic and professional competency of teachers.
EFEKTIVITAS PELATIHAN GURU MELALUI PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU Sabon, Simon Sili
Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan Vol 11 No 3 (2018)
Publisher : Balitbang Kemendikbud

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpkp.v11i3.210

Abstract

AbstrakTujuan kajian ini adalah menganalisis efektivitas pelaksanaan program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru apakah berhasil meningkatkan kompetensi guru, sehingga menjadi masukan bagi pembuat kebijakan dalam merancang pelatihan bagi guru di masa yang akan datang. Untuk mencapainya kajian ini akan: (i) mengidentifikasi kompetensi (pedagogik dan profesional) awal guru sebelum mengikuti program (ii) mengidentifikasi kompetensi akhir guru setelah mengikuti program, dan (iii) membandingkan kompetensi awal dan kompetensi akhir guru untuk menilai efektivitas program. Pendekatan kajian adalah kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder tentang nilai Uji Kompetensi Guru 2012 (kompetensi awal) dan Ujian Tulis Nasional 2013 (kompetensi akhir) yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Data dianalisis dengan teknik statistik inferensial menggunakan uji perbedaan mean (paired sample t-test). Kajian menemukan bahwa sebelum mengikuti program, rerata nilai kompetnesi guru SD adalah 39,82 dan guru SMP adalah 52,44, sedangkan setelah mengikuti program rerata nilai kompetensi guru SD adalah 47,62 sedangkan guru SMP adalah 52,44. Kajian menyimpulkan bahwa (i) kompetensi pedagogik dan profesional guru-guru SD dan SMP masih sangat rendah karena rerata nilai UKG 2012 dan rerata nilai UTN 2013 masih jauh di bawah standar kelulusan yang ditetapkan untuk UKG 2012 yaitu minimal 70,0 dalam skala 1-100; (ii) hasil uji statistik perbedaan rerata UTN dan UKG menunjukkan bahwa PLPG ternyata efektif dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional guru. AbstractThe purpose of this study is to analyze the effectiveness of the implementation of Teacher Professional Education And Training program whether the program is successful in increasing the competency of teachers, which can be an input for policy makers in designing training for teachers in the future. To achieve this purpose this study will: (i) identify the initial teacherâ??s competncies (pedagogic al and professional) before attending the program (ii) identify the final competencies of teachers after attending the program, and (iii) comparing the initial and final teacherâ??s competencies to assess the effectiveness of program. The approach of the study is quantitative. The data used in this study is the secondary data of UKG 2012 (as initial competencies) and UTN 2013 (as final competencies) obtained from the Directorate General of Teachers and Education Personnel The Ministry of Education and Culture. Data were analyzed by using inferential statistics, using test of mean difference (paired sample t-test). The study found that before participating in the program, the average score of the competencies of elementary school teachers was 39.82 and junior high school teachers were 52.44, while after joining the program the average competency value of elementary school teachers was 47.62 while junior high school teachers were 52.44. The study concludes that:(i) the pedagogic and professional competency of teachers of elementary and junior high school is still very low because the mean value of UKG 2012, and UTN 2013 is still far below the passing grade standards set for UKG 2012 that is at least 70.0 in the scale of 1-100; (ii) Statistical test of mean difference between UTN and UKG shows that PLPG is effective in improving pedagogic and professional competency of teachers.
KAJIAN PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MELALUI MGMP DI DAERAH TERPENCIL YANG WILAYAHNYA TERDIRI DARI PULAU-PULAU KECIL (STUDI KASUS DI KABUPATEN FLORES TIMUR (FLOTIM) PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (NTT)) Sabon, Simon Sili
Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan Vol 12 No 1 (2019)
Publisher : Balitbang Kemendikbud

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpkp.v12i1.254

Abstract

Abstrak [P1] Tujuan kajian ini adalah mencari solusi yang dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan pemberdayaan MGMP sehingga mampu meningkatkan kualitas guru khususnya di daerah terpencil kepulauan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka kajian akan melakukan: (i) mengetahui profil dan keaktifan MGMP khususnya penyusun soal USBN, (ii) mengetahui perencanaan kegiatan oleh MGMP; (iii) mengetahui realisasi perencanaan kegiatan oleh MGMP, (iv) mengetahui hasil pelaksanaan kegiatan MGMP, (v) mengetahui diseminasi hasil kegiatan, (vi) mengetahui transfer/pembelajaran hasil kegiatan kepada peserta didik, dan (vii) mengidentifikasi praktik baik penyelenggaraan MGMP yang dapat dicontoh di daerah lain. Pendekatan kajian ini adalah evaluasi. Kajian ini mengevaluasi pelaksanaan salah satu kegiatan MGMP yaitu penyusunan soal USBN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan di Kabupaten Flotim melalui Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) dan pengisian kuesioner oleh 10 orang ketua MGMP Mapel K-13. Data dianalisis dengan teknik statistik deskriptif. Kajian menyimpulkan bahwa (i) umumnya MGMP penyusun soal USBN memenuhi persyaratan yang ditetapkan sebagai penerima bantuan block grant karena semua MGMP memiliki susunan organisasasi sesuai ketentuan yaitu minimal terdiri atas ketua, sekretaris dan bendahara; namun sebagian besar tidak memenuhi persyaratan lainnya yaitu mengadakan 12 kali kegiatan dalam tahun sebelumnya, (ii) sejumlah besar MGMP tidak membuat perencanaan kegiatan, (iii) tidak semua MGMP yang membuat perencanaan kegiatan merealisasikan perencanaannya, (iv) hasil kegiatan adalah sekumpulan soal-soal aras tinggi, hanya saja guru-guru tidak yakin bahwa soal-soal yang disusunnya tersebut merupakan soal aras tinggi karena tidak ada langkah validasi dan verifikasi oleh tim ahli, (v) diseminasi hasil kegiatan merupakan langkah yang sangat penting namun tidak maksimal dilakukan karena tidak dijadwal, (vi) pembelajaran/transfer hasil kegiatan kepada peserta didik juga tidak maksimal dilakukan karena tidak dijadwalkan dalam perencanaan kegiatan, dan (vii) ada praktek baik penyelenggaraan MGMP di Flotim yang dapat dicontoh yaitu cara membiayai kegiatan MGMP dan strategi pembentukan MGMP untuk menekan biaya transportasi dan untuk penghematan waktu. [P1]Mhn hinder singkatan dalam abstrak
EFEKTIVITAS PELATIHAN GURU MELALUI PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU Sabon, Simon Sili
Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan Vol 11 No 3 (2018)
Publisher : Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan, BSKAP, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpkp.v11i3.210

Abstract

AbstrakTujuan kajian ini adalah menganalisis efektivitas pelaksanaan program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru apakah berhasil meningkatkan kompetensi guru, sehingga menjadi masukan bagi pembuat kebijakan dalam merancang pelatihan bagi guru di masa yang akan datang. Untuk mencapainya kajian ini akan: (i) mengidentifikasi kompetensi (pedagogik dan profesional) awal guru sebelum mengikuti program (ii) mengidentifikasi kompetensi akhir guru setelah mengikuti program, dan (iii) membandingkan kompetensi awal dan kompetensi akhir guru untuk menilai efektivitas program. Pendekatan kajian adalah kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder tentang nilai Uji Kompetensi Guru 2012 (kompetensi awal) dan Ujian Tulis Nasional 2013 (kompetensi akhir) yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Data dianalisis dengan teknik statistik inferensial menggunakan uji perbedaan mean (paired sample t-test). Kajian menemukan bahwa sebelum mengikuti program, rerata nilai kompetnesi guru SD adalah 39,82 dan guru SMP adalah 52,44, sedangkan setelah mengikuti program rerata nilai kompetensi guru SD adalah 47,62 sedangkan guru SMP adalah 52,44. Kajian menyimpulkan bahwa (i) kompetensi pedagogik dan profesional guru-guru SD dan SMP masih sangat rendah karena rerata nilai UKG 2012 dan rerata nilai UTN 2013 masih jauh di bawah standar kelulusan yang ditetapkan untuk UKG 2012 yaitu minimal 70,0 dalam skala 1-100; (ii) hasil uji statistik perbedaan rerata UTN dan UKG menunjukkan bahwa PLPG ternyata efektif dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional guru. AbstractThe purpose of this study is to analyze the effectiveness of the implementation of Teacher Professional Education And Training program whether the program is successful in increasing the competency of teachers, which can be an input for policy makers in designing training for teachers in the future. To achieve this purpose this study will: (i) identify the initial teacher’s competncies (pedagogic al and professional) before attending the program (ii) identify the final competencies of teachers after attending the program, and (iii) comparing the initial and final teacher’s competencies to assess the effectiveness of program. The approach of the study is quantitative. The data used in this study is the secondary data of UKG 2012 (as initial competencies) and UTN 2013 (as final competencies) obtained from the Directorate General of Teachers and Education Personnel The Ministry of Education and Culture. Data were analyzed by using inferential statistics, using test of mean difference (paired sample t-test). The study found that before participating in the program, the average score of the competencies of elementary school teachers was 39.82 and junior high school teachers were 52.44, while after joining the program the average competency value of elementary school teachers was 47.62 while junior high school teachers were 52.44. The study concludes that:(i) the pedagogic and professional competency of teachers of elementary and junior high school is still very low because the mean value of UKG 2012, and UTN 2013 is still far below the passing grade standards set for UKG 2012 that is at least 70.0 in the scale of 1-100; (ii) Statistical test of mean difference between UTN and UKG shows that PLPG is effective in improving pedagogic and professional competency of teachers.
KAJIAN PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MELALUI MGMP DI DAERAH TERPENCIL YANG WILAYAHNYA TERDIRI DARI PULAU-PULAU KECIL (studi KASUS DI KABUPATEN FLORES TIMUR (FLOTIM) PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (NTT)) Sabon, Simon Sili
Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan Vol 12 No 1 (2019)
Publisher : Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan, BSKAP, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpkp.v12i1.254

Abstract

Abstrak [P1] Tujuan kajian ini adalah mencari solusi yang dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan pemberdayaan MGMP sehingga mampu meningkatkan kualitas guru khususnya di daerah terpencil kepulauan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka kajian akan melakukan: (i) mengetahui profil dan keaktifan MGMP khususnya penyusun soal USBN, (ii) mengetahui perencanaan kegiatan oleh MGMP; (iii) mengetahui realisasi perencanaan kegiatan oleh MGMP, (iv) mengetahui hasil pelaksanaan kegiatan MGMP, (v) mengetahui diseminasi hasil kegiatan, (vi) mengetahui transfer/pembelajaran hasil kegiatan kepada peserta didik, dan (vii) mengidentifikasi praktik baik penyelenggaraan MGMP yang dapat dicontoh di daerah lain. Pendekatan kajian ini adalah evaluasi. Kajian ini mengevaluasi pelaksanaan salah satu kegiatan MGMP yaitu penyusunan soal USBN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan di Kabupaten Flotim melalui Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) dan pengisian kuesioner oleh 10 orang ketua MGMP Mapel K-13. Data dianalisis dengan teknik statistik deskriptif. Kajian menyimpulkan bahwa (i) umumnya MGMP penyusun soal USBN memenuhi persyaratan yang ditetapkan sebagai penerima bantuan block grant karena semua MGMP memiliki susunan organisasasi sesuai ketentuan yaitu minimal terdiri atas ketua, sekretaris dan bendahara; namun sebagian besar tidak memenuhi persyaratan lainnya yaitu mengadakan 12 kali kegiatan dalam tahun sebelumnya, (ii) sejumlah besar MGMP tidak membuat perencanaan kegiatan, (iii) tidak semua MGMP yang membuat perencanaan kegiatan merealisasikan perencanaannya, (iv) hasil kegiatan adalah sekumpulan soal-soal aras tinggi, hanya saja guru-guru tidak yakin bahwa soal-soal yang disusunnya tersebut merupakan soal aras tinggi karena tidak ada langkah validasi dan verifikasi oleh tim ahli, (v) diseminasi hasil kegiatan merupakan langkah yang sangat penting namun tidak maksimal dilakukan karena tidak dijadwal, (vi) pembelajaran/transfer hasil kegiatan kepada peserta didik juga tidak maksimal dilakukan karena tidak dijadwalkan dalam perencanaan kegiatan, dan (vii) ada praktek baik penyelenggaraan MGMP di Flotim yang dapat dicontoh yaitu cara membiayai kegiatan MGMP dan strategi pembentukan MGMP untuk menekan biaya transportasi dan untuk penghematan waktu. [P1]Mhn hinder singkatan dalam abstrak
PROBLEMATIK PEMENUHAN BEBAN KERJA GURU DAN ALTERNATIF PEMENUHANNYA (Studi Kasus di Kota Depok Provinsi Jawa Barat) Sabon, Simon Sili
Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan Vol 13 No 1 (2020)
Publisher : Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan, BSKAP, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpkp.v13i1.345

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kekurangan beban kerja mengajar guru dan strategi sekolah dalam memenuhi kekurangannya. Penelitian ini merupakan studi kasus. Data primer dikumpulkan melalui pengisian kuesioner oleh guru, diperkaya dengan wawancara dan diskusi. Jumlah kuesioner yang diolah sebanyak 34 responden. Data dianalisis dengan teknik statistik deskriptif. Hasil penelitian mendapatkan masih banyak guru terkendala dalam pemenuhan beban kerja minimal sehingga mereka kehilangan peluang mendapat tunjangan profesi. Salah satu sebabnya adalah terbatasnya jumlah tugas tambahan. Strategi sekolah dalam memenuhi beban kerja adalah mengutamakan guru yang sudah bersertifikat pendidik memenuhi beban kerjanya dengan cara diberi tugas tambahan dan/atau ditugaskan mengajar di sekolah lain. Direkomendasikan dalam upaya pemenuhan beban kerja, hendaknya guru dicarikan alternatif kegiatan, baik melalui penambahan jam mengajar di sekolah asal dengan melibatkannya dalam kegiatan ekstra dan kokurikuler, atau sekolah lain. Selain itu program lima hari sekolah dengan menambah jam kerja di sekolah dan tugas tambahan dapat menjadi alternatif pemenuhan beban kerja minimal.
EFEKTIVITAS PELATIHAN GURU MELALUI PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU Sabon, Simon Sili
Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan Vol 11 No 3 (2018)
Publisher : Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan, BSKAP, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpkp.v11i3.210

Abstract

AbstrakTujuan kajian ini adalah menganalisis efektivitas pelaksanaan program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru apakah berhasil meningkatkan kompetensi guru, sehingga menjadi masukan bagi pembuat kebijakan dalam merancang pelatihan bagi guru di masa yang akan datang. Untuk mencapainya kajian ini akan: (i) mengidentifikasi kompetensi (pedagogik dan profesional) awal guru sebelum mengikuti program (ii) mengidentifikasi kompetensi akhir guru setelah mengikuti program, dan (iii) membandingkan kompetensi awal dan kompetensi akhir guru untuk menilai efektivitas program. Pendekatan kajian adalah kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder tentang nilai Uji Kompetensi Guru 2012 (kompetensi awal) dan Ujian Tulis Nasional 2013 (kompetensi akhir) yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Data dianalisis dengan teknik statistik inferensial menggunakan uji perbedaan mean (paired sample t-test). Kajian menemukan bahwa sebelum mengikuti program, rerata nilai kompetnesi guru SD adalah 39,82 dan guru SMP adalah 52,44, sedangkan setelah mengikuti program rerata nilai kompetensi guru SD adalah 47,62 sedangkan guru SMP adalah 52,44. Kajian menyimpulkan bahwa (i) kompetensi pedagogik dan profesional guru-guru SD dan SMP masih sangat rendah karena rerata nilai UKG 2012 dan rerata nilai UTN 2013 masih jauh di bawah standar kelulusan yang ditetapkan untuk UKG 2012 yaitu minimal 70,0 dalam skala 1-100; (ii) hasil uji statistik perbedaan rerata UTN dan UKG menunjukkan bahwa PLPG ternyata efektif dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional guru. AbstractThe purpose of this study is to analyze the effectiveness of the implementation of Teacher Professional Education And Training program whether the program is successful in increasing the competency of teachers, which can be an input for policy makers in designing training for teachers in the future. To achieve this purpose this study will: (i) identify the initial teacher’s competncies (pedagogic al and professional) before attending the program (ii) identify the final competencies of teachers after attending the program, and (iii) comparing the initial and final teacher’s competencies to assess the effectiveness of program. The approach of the study is quantitative. The data used in this study is the secondary data of UKG 2012 (as initial competencies) and UTN 2013 (as final competencies) obtained from the Directorate General of Teachers and Education Personnel The Ministry of Education and Culture. Data were analyzed by using inferential statistics, using test of mean difference (paired sample t-test). The study found that before participating in the program, the average score of the competencies of elementary school teachers was 39.82 and junior high school teachers were 52.44, while after joining the program the average competency value of elementary school teachers was 47.62 while junior high school teachers were 52.44. The study concludes that:(i) the pedagogic and professional competency of teachers of elementary and junior high school is still very low because the mean value of UKG 2012, and UTN 2013 is still far below the passing grade standards set for UKG 2012 that is at least 70.0 in the scale of 1-100; (ii) Statistical test of mean difference between UTN and UKG shows that PLPG is effective in improving pedagogic and professional competency of teachers.
KAJIAN PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MELALUI MGMP DI DAERAH TERPENCIL YANG WILAYAHNYA TERDIRI DARI PULAU-PULAU KECIL (studi KASUS DI KABUPATEN FLORES TIMUR (FLOTIM) PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (NTT)) Sabon, Simon Sili
Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan Vol 12 No 1 (2019)
Publisher : Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan, BSKAP, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpkp.v12i1.254

Abstract

Abstrak [P1] Tujuan kajian ini adalah mencari solusi yang dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan pemberdayaan MGMP sehingga mampu meningkatkan kualitas guru khususnya di daerah terpencil kepulauan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka kajian akan melakukan: (i) mengetahui profil dan keaktifan MGMP khususnya penyusun soal USBN, (ii) mengetahui perencanaan kegiatan oleh MGMP; (iii) mengetahui realisasi perencanaan kegiatan oleh MGMP, (iv) mengetahui hasil pelaksanaan kegiatan MGMP, (v) mengetahui diseminasi hasil kegiatan, (vi) mengetahui transfer/pembelajaran hasil kegiatan kepada peserta didik, dan (vii) mengidentifikasi praktik baik penyelenggaraan MGMP yang dapat dicontoh di daerah lain. Pendekatan kajian ini adalah evaluasi. Kajian ini mengevaluasi pelaksanaan salah satu kegiatan MGMP yaitu penyusunan soal USBN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan di Kabupaten Flotim melalui Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) dan pengisian kuesioner oleh 10 orang ketua MGMP Mapel K-13. Data dianalisis dengan teknik statistik deskriptif. Kajian menyimpulkan bahwa (i) umumnya MGMP penyusun soal USBN memenuhi persyaratan yang ditetapkan sebagai penerima bantuan block grant karena semua MGMP memiliki susunan organisasasi sesuai ketentuan yaitu minimal terdiri atas ketua, sekretaris dan bendahara; namun sebagian besar tidak memenuhi persyaratan lainnya yaitu mengadakan 12 kali kegiatan dalam tahun sebelumnya, (ii) sejumlah besar MGMP tidak membuat perencanaan kegiatan, (iii) tidak semua MGMP yang membuat perencanaan kegiatan merealisasikan perencanaannya, (iv) hasil kegiatan adalah sekumpulan soal-soal aras tinggi, hanya saja guru-guru tidak yakin bahwa soal-soal yang disusunnya tersebut merupakan soal aras tinggi karena tidak ada langkah validasi dan verifikasi oleh tim ahli, (v) diseminasi hasil kegiatan merupakan langkah yang sangat penting namun tidak maksimal dilakukan karena tidak dijadwal, (vi) pembelajaran/transfer hasil kegiatan kepada peserta didik juga tidak maksimal dilakukan karena tidak dijadwalkan dalam perencanaan kegiatan, dan (vii) ada praktek baik penyelenggaraan MGMP di Flotim yang dapat dicontoh yaitu cara membiayai kegiatan MGMP dan strategi pembentukan MGMP untuk menekan biaya transportasi dan untuk penghematan waktu. [P1]Mhn hinder singkatan dalam abstrak
PROBLEMATIK PEMENUHAN BEBAN KERJA GURU DAN ALTERNATIF PEMENUHANNYA (Studi Kasus di Kota Depok Provinsi Jawa Barat) Sabon, Simon Sili
Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan Vol 13 No 1 (2020)
Publisher : Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan, BSKAP, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpkp.v13i1.345

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kekurangan beban kerja mengajar guru dan strategi sekolah dalam memenuhi kekurangannya. Penelitian ini merupakan studi kasus. Data primer dikumpulkan melalui pengisian kuesioner oleh guru, diperkaya dengan wawancara dan diskusi. Jumlah kuesioner yang diolah sebanyak 34 responden. Data dianalisis dengan teknik statistik deskriptif. Hasil penelitian mendapatkan masih banyak guru terkendala dalam pemenuhan beban kerja minimal sehingga mereka kehilangan peluang mendapat tunjangan profesi. Salah satu sebabnya adalah terbatasnya jumlah tugas tambahan. Strategi sekolah dalam memenuhi beban kerja adalah mengutamakan guru yang sudah bersertifikat pendidik memenuhi beban kerjanya dengan cara diberi tugas tambahan dan/atau ditugaskan mengajar di sekolah lain. Direkomendasikan dalam upaya pemenuhan beban kerja, hendaknya guru dicarikan alternatif kegiatan, baik melalui penambahan jam mengajar di sekolah asal dengan melibatkannya dalam kegiatan ekstra dan kokurikuler, atau sekolah lain. Selain itu program lima hari sekolah dengan menambah jam kerja di sekolah dan tugas tambahan dapat menjadi alternatif pemenuhan beban kerja minimal.