Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

LITERATURE REVIEW OF THE PHARMACOLOGICAL ACTIVITIES OF THE EUPHORBIACEAE FAMILY PLANTS Maulana Isman Naki; Abulkhair Abdullah; Elis Susilawati
Jurnal Farmasi Sains dan Praktis Vol 9 No 1 (January-April 2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/pharmacy.v9i1.5990

Abstract

Euphorbiaceae family plants are spread in Indonesia and empirically, have been used for a long time as medicine. This article review aims to discuss the pharmacological activities of several plants from the Euphorbiaceae family. This research was conducted by conducting a literature review limited to research in the form of scientific articles. The scientific article in question results from research reviewed and published in Indonesian and English. The steps in the search are divided into several stages, starting from identification, screening, eligibility, and data grouping. The articles used in this article review were obtained by searching the internet from online data search media/search engines such as Google/Google Scholar and journal provider sites such as PubMed, NCBI, and SINTA with the keywords "Euphorbiaceae plants," "Ethnopharmacology, "Ethnobotany and Ethnopharmacy," "Plant Activity and Effectiveness," "Euphorbiaceae family activity," and "Pharmacological activity of Euphorbiaceae. After determining the keywords, the next step is filtering multiple data or duplications and filtering the article's title, abstract, and keywords so that data can be determined to be used or not for the following review.This study is a literature review based on several national or international scientific articles about the pharmacological activity of Euphorbiaceae plants. The literature study found that some plants from the Euphorbiaceae family have pharmacological activities, and the most dominant are antimicrobial, antioxidant, and anti-inflammatory. Moreover, many other activities include analgesic, antipyretic, antithrombotic, anti-hypercholesterolemia, antihyperglycemic, antihistamine, diuretic, and antiseptic.
Uji Efektivitas Antihiperglikemi Ekstrak Etanol Buah Takokak (Solanum torvum Swartz) terhadap Hewan Uji Tikus Putih yang Diinduksi Glukosa Rahmat Ismail; Maulana Isman Naki
FAJR: Jurnal Riset Kefarmasian Vol 1 No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : UNIMMAN Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes mellitus adalah sekelompok penyakit metabolik, disebabkan adanya kelainan pada sekresi insulin, gangguan kerja insulin atau keduanya. Penyakit ini ditandai dengan kenaikan kadar gula darah. Buah takokak (Solanum torvum Swartz) sejak dahulu telah dimanfaatkan sebagai antioksidan, antihipertensi, antipiretik, antimikroba, anti kanker, beberapa masalah reproduksi, dan juga sebagai antidiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antihiperglikemik ekstrak etanol buah takokak pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) yang diinduksi glukosa. Ekstrak diperoleh dari proses maserasi menggunakan pelarut etanol 96% selama 3x24 jam. Tikus dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 3 ekor tikus, yaitu kelompok kontrol negatif (Na-CMC), kelompok kontrol positif (Metformin) dan kelompok uji ekstrak buah takokak konsentrasi 5%, 10% dan 20%. Setiap tikus diinduksikan glukosa secara peroral, lalu 30 menit kemudian kadar glukosa tikus diukur. Selanjutnya, tikus diberikan perlakuan sesuai kelompok uji lalu dilakukan pengamatan pada menit ke 30,60, dan 120. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah takokak konsentrasi 5% memberikan efek penurunan gula darah pada tikus sebesar 27%, dan ekstrak konsentrasi 10% sebesar 25%. Kelompok ekstrak konsentrasi 20% memiliki efek penurunan kadar gula darah tertinggi yaitu sebesar 33%. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak buah takokak mempunya efek sebagai antihiperglikemik pada tikus putih.
Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill.) Sebagai Laksansia pada Tikus Putih Rahmat Ismail; Wahyuni Hapit; Maulana Isman Naki
FAJR: Jurnal Riset Kefarmasian Vol 1 No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : UNIMMAN Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Obstipasi atau sembelit adalah suatu permasalahan kesehatan yang berhubungan dengan kurang baiknya kondisi ketika buang air besar yang disebabkan karena kakunya feses. Biji alpukat dipercaya memiliki efek untuk melembekkan feses sehingga waktu transit feses dapat dipercepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas senyawa laksansia yang terdapat pada ekstrak etanol biji alpukat (Persea americana Mill.) dengan metode transit intestinal terhadap tikus putih (Rattus norvegicus). Biji buah alpukat dimaserasi menggunakan pelarut etanol 96% selama 3x24 jam hingga didapatkan ekstrak pekat. Pengujian aktivitas laksansia dilakukan terhadap 5 kelompok perlakuan yang terdiri dari kelompok kontrol positif (Dulcolax), kelompok kontrol negatif (Na-CMC), dan tiga kelompok uji yang menggunakan ekstrak biji buah alpukat 20%, 40%, dan 60%. Masing-masing kelompok perlakuan terlebih dahulu diinduksi dengan Gambir 600mg/200 g BB selama 2 hari untuk memberikan efek sembelit. Selanjutnya seluruh kelompok perlakuan diberikan 1 mL suspensi norit sebagai marker. Setelah 25 menit, tikus dibedah untuk dipotong bagian pylorus sampai ke rektum, lalu direnggangkan dan diukur panjang usus seluruhnya, dan panjang usus yang dilalui marker. Penetapan efektivitas laksansia dilakukan dengan membandingkan % rasio jarak marker dan panjang usus antara kelompok uji dan kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol biji alpukat persetujuan 60% memiliki efek pencahar pada tikus putih dengan nilai 86,39%. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa senyawa dalam biji buah alpukat memiliki efektivitas terhadap peningkatan motilitas usus tikus putih.
Pengaruh Pemberian Betametason Terhadap Kenaikan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus) Wahyuni Hapit; Abulkhair Abdullah; Maulana Isman Naki
FAJR: Jurnal Riset Kefarmasian Vol 1 No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : UNIMMAN Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Betametason adalah obat kortikosteroid golongan glukokortikoid. Betametason memiliki efek imunosupresif dan antiinflamasi, obat ini bekerja dengan cara menekan sistem kekebalan tubuh serta meredakan gejala peradangan dengan cara mencegah terlepasnya senyawa kimia tubuh yang bisa menyebabkan peradangan atau alergi. Betametason memilik efek samping yang dapat meningkatkan kadar glukosa darah dengan melalui proses insulin antagonis dan glukoneogenesis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh betametason terhadap kenaikan kadar glukosa darah tikus putih (Rattus norvegicus). penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan pre and posttest control group design. Sebanyak 15 ekor tikus jantan dibagi acak menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif (K-) diberi Na CMC 1%, kelompok kontrol positif (K+) diberi sukrosa dengan dosis 1125 mg/ 200gBB, kelompok betametason dosis 1 (K1) diberikan dosis betametason 0,009 mg/200gBB, kelompok betametason dosis 2 (K2) diberikan dosis betametason 0,018 mg/200gBB, kelompok betametason dosis 3 (K3) diberikan dosis betametason 0,036 mg/200gBB. Hasil penelitian pada masing-masing kelompok perlakuan K-,K+,K1,K2,K3 di dapat hasil peningkatan kadar glukosa darah tikus pada waktu 45 menit pertama dan 180 menit terakhir setelah perlakuan yaitu (K-=30, 33,33, 35, 33 mg/dL), (K+=75,33, 85, 95,33, 106,66 mg/dL), (K1=73, 85, 33, 99, 108,33 mg/dL), (K2=78,33, 90, 106,66, 114,66 mg/dL) dan (K3=86,33, 102, 114,33, 132 mg/dL). kelompok tikus betametason dosis 3 (K3) mempunyai peningkatan kadar glukosa darah yang paling tinggi dari semua kelompok yaitu 132 mg/dl. Uji Statistik Anova menunjukan hasil perbedaan bermakna (p<0,05). Berdasarkan hasil uji lanjut post hoc bonferroni terdapat perbedaan antara kelompok kelompok K- dengan K+, K1, K2 dan K3 Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa betametason berpengaruh dalam meningkatkan kadar glukosa darah tikus putih.
Review: Bioaktifitas Senyawa Metabolit Sekunder yang Berpotensi Sebagai Antifertilitas Rizky Agung Tambengi; Maulana Isman Naki; Abulkhair Abdullah
FAJR: Jurnal Riset Kefarmasian Vol 1 No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : UNIMMAN Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kepadatan penduduk di Indonesia merupakan suatu permasalahn yang mengalami perkembangan kompleksitas disetiap tahunnya. Secara siginifikan terjadi peningkatan penduduk dari tahun 2018 ke tahun 2019 yaitu sebesar 3 juta per tahun. Review artikel ini dilakukan untuk mengetahui bioaktifitas senyawa metabolit sekunder yang berpotensi sebagai antifertilitas. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (literature review, literature research). Hasil studi pustaka menunjukkan bahwa kandungan bioaktifitas senyawa metabolit sekunder dari berbagai famili tumbuhan yang berpotensi sebagai antifertilitas dibedakan atas 2 berdasarkan prinsip kerja dari bahan antifertilitas yaitu bersifat sitotoksik (tanin dan abrin) dan yang bersifat hormonal (alkaloid, flavonoid, steroid, dan triterpenoid saponin).
Chemotaxonomy Study and Antioxidant Activity of Five Phyllanthaceae Family Plants in West Java Kusriani, Herni; Naki, Maulana Isman; Budiana, Wempi
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology 2024: Suppl. 6, No. 2 (Universitas Halu Uleo Conference)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijpst.v6i2.52635

Abstract

Phyllanthaceae is one of the medicinal plants family which it’s species widely spread in Indonesia with many chemical content and various pharmacological activities. Based on the previous research, it said that plants belonging to the same family will show the same chemical compound phenomenon. The purpose of this research was to determine the similarities of anatomical characteristics, chemical contents, total flavonoid content as the main compound, and antioxidant activity of five plants of the Phyllanthaceae family (the leaves of katuk, meniran, ceremai, buni, and mareme) in West Java. Five plants of the Phyllanthaceae family were observed macroscopically and identified their chemical compounds by phytochemical screening and thin layer chromatography. Each leaf was macerated using 96% ethanol as solvent and determined total flavonoid content and antioxidant activity. Determination of total flavonoid content with AlCl3 reagent with quercetin as a standard. Antioxidant activity assay conducted by the DPPH method (1,1-diphenyl-picrylhydrazil) with acid ascorbic as standard was measured at 515 nm. The results of macroscopic observations of five leaves of the Phyllanthaceae family showed some similarities in terms of morphology, including in compound leaf type, but there are differences in terms of size. And from monitoring the compounds showed a similar distribution of compounds with flavonoid compounds as markers on Rf 0,61. The total flavonoid content of katuk, meniran, ceremai, buni, and mareme leaf extracts respectively were 9.465±0.029; 9.847±0.029; 7.504±0.090; 7.857±0.103; 7.318±0.029 mgQE/g, and their antioxidant activity expressed in IC50 values respectively were 79.720±0.18; 60.871±0.15; 80.728±0.10; 80.447±0.18; 82.676±0.10 g/mL, and ascorbic acid was 7.91±0.01 g/mL. Five plants of the Phyllanthaceae family have similar anatomical characteristics and chemical constituents and showed high levels of flavonoids with strong antioxidant activity. 
Diabetes Mellitus Tipe 2: Prevalensi, Etiologi, dan Penatalaksanaannya Naki, Maulana Isman; Sumariangen, Ayu Brenda; Tambengi, Rizkhy Agung
Public Health and Safety International Journal Vol. 5 No. 01 (2025): Public Health and Safety International Journal (PHASIJ)
Publisher : YCMM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55642/phasij.v5i01.981

Abstract

Non-Communicable Diseases (NCDs), such as Diabetes Mellitus (DM), are chronic conditions not transmitted between individuals, often caused by unhealthy lifestyles, poor environmental factors, or genetics. With 536.6 million cases globally, DM is a significant health concern, particularly in Indonesia, due to its serious complications if left unmanaged. This literature review examines scientific articles, textbooks, and official publications to explore the prevention and treatment of DM, particularly Type 2 Diabetes Mellitus (T2DM). T2DM, also known as Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM), results from impaired insulin secretion by pancreatic β-cells and reduced tissue sensitivity to insulin. The condition poses a significant risk for complications such as cardiovascular disease, nephropathy, and retinopathy. Despite its prevalence, diagnosis often goes unnoticed due to mild or absent symptoms and relies on blood glucose and HbA1c levels. Effective management includes lifestyle modifications like increased physical activity and healthy dietary patterns, along with tailored pharmacological treatments. New drug classes, including SGLT2 inhibitors and GLP-1 receptor agonists, offer additional benefits, such as weight loss and cardiovascular protection, highlighting advancements in treatment options.