Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KAJIAN ESTETIKA MASJID SALMAN ITB DITINJAU DARI STRUKTUR Gilang Pratomo; Kamal Abdullah Arif; Enrico Nirwan Histanto
Riset Arsitektur (RISA) Vol 7 No 02 (2023): RISET ARSITEKTUR "RISA"
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering Parahyangan Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/risa.v7i02.6607.212-227

Abstract

Abstract - The Salman ITB Mosque is one of Indonesia's most important architectural accomplishments. It has an upward curved roof with a column-free prayer space that is still in good working order. The structure serves as a medium for distributing load, but the structural function of a building extends beyond that to include the aesthetic value of the architectural work itself. The purpose of this study is to look at the use of structures in the Salman ITB Mosque building, which not only serve as a means of distributing loads but also have an aesthetic value. The findings of the study could lead to scientific advancements in the construction of structures that improve the aesthetic value of structures. Designers can use this knowledge to create structure-based designs in the future, so that structural aspects are no longer considered as an afterthought to the architectural design, but are valued equally. The Bjorn Normann hypothesis is used to investigate the structure's aesthetics, which states that the structure's aesthetics can be appraised based on its structural and architectural functions. The outcomes of the study of books connected to structure will be based on the theory. This is a qualitative descriptive study that uses data from book reviews, direct observation, interviews, and simulations to process the data. The analysis is split into two sections. The first section is devoted to a consideration of the structure and its structural features as a load-distribution medium. The second section delves into the structure's architectural features, such as forms, expressions, and elements that divide the space. Findings emerged from the conversation, which were used to draw conclusions. The structure, as a space-forming element, plays the most important role in accomplishing structural ethics at the Salman Mosque ITB, according to this study. Furthermore, in the ITB Salman Mosque, the structure as an expression of the building still plays a significant part in achieving the structure's aesthetics. Finally, in the Salman ITB Mosque, the structure as a type of building plays the least important function in achieving structural beauty. This is possible due to the structure's position as a load distributor, which places a premium on optimizing the structure's design and arrangement. Keywords: Salman Mosque ITB, structural aesthetics, structural function, architectural functions, load distribution, form, expression, and interior space.
POTENSI KONSERVASI ARSITEKTUR UNTUK KAWASAN WISATA KAMPUNG ARAB DI CIREBON Prayuko, Bregas Vikri; Arif, Kamal Abdullah; Herwindo, Rahadhian Prajudi; Purnama, Mimie; Pangestu, Mira Dewi; Purnama, Iwan; Nurhidayah, Nurhidayah; Grasella, Patricia; Lisa, Teresa; Ramadhan, Gibran
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sabangka Vol 2 No 05 (2023): Jurnal Pengabdian Masyarakat Sabangka
Publisher : Pusat Studi Ekonomi, Publikasi Ilmiah dan Pengembangan SDM Azramedia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62668/sabangka.v2i05.781

Abstract

Kawasan Panjunan Cirebon merupakan salah satu kawasan yang memiliki nilai sejarah yang penting dalam perkembangan kota Cirebon. Panjunan memiliki bangunan cagar budaya Masjid Merah Panjunan, yang dibangun sejak 1480 dan merupakan salah satu masjid tertua di Cirebon. Kawasan ini juga hidup dan memiliki peran penting pada zaman kolonialisme Indonesia. Tidak heran bahwa bangunan-bangunan yang ada di kawasan ini sangat beragam. Hal tersebut nampak dalam studi langgam yang disandingkan dengan keadaan visual (tampak) bangunan pada kawasan Panjunan. Dengan demikian beberapa bangunan yang ada di kawasan ini memiliki potensi konservasi arsitektur. Upaya konservasi arsitektur dapat dilakukan dengan menentukan bangunan-bangunan yang berpotensi untuk dikonservasi berdasarkan tampaknya, dilanjutkan dengan usulan penerapan adaptive reuse untuk bangunan terpilih, serta mendeskripsikan potensi revitalisasi cagar budaya yang ada di sana. Beberapa bangunan terpilih memiliki potensi konservasi dapat dipugar difungsikan secara optimal. Upaya yang dilakukan tidak hanya mendukung konservasi arsitektur melainkan juga dapat mendukung keadaan ekonomi, sosial budaya, bahkan pariwisata kawasan Panjunan, Cirebon. Potensi konservasi akan terjadi secara maksimal jika diupayakan juga revitalisasi pada cagar budaya yang ada pada kawasan Panjunan yang kini kurang mendapatkan perhatian. Dengan dilakukannya revitalisasi, value atau nilai dari cagar budaya tersebut dapat meningkat. Kawasan Panjunan dengan langgam bangunan yang beragam menjadi semakin menarik dengan potensi konservasi arsitekturnya. Dengan demikian perkembangan kawasan selanjutnya juga diharapkan dapat berdampingan dengan upaya konservasinya sehingga tetap dapat melestarikan peninggalan sejarah yang membentuk identitas kawasan dari dulu hingga kini.
REVITALISASI ARSITEKTUR PADA KAWASAN PANJUNAN SEBAGAI KAMPUNG WISATA WARISAN BUDAYA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PARIWISATA DI KOTA CIREBON Prayuko, Bregas Vikri; Arif, Kamal Abdullah; Herwindo, Rahadhian Prajudi; Pangestu, Mira Dewi; Lumunon, Austensean Stanislaus; Nurhidayah, Nurhidayah; Purnama, Iwan; Rachmansyah, Bima Sakti; Bangun, Patricia Grasella Savalen; Rayhansyah, Muhammad Azka; Alphadianto, Andanti Eveline Emmanuella; Wijaya, Aileen Febriani
SUBAKTYA: UNPAR COMMUNITY SERVICE JOURNAL Vol. 1 No. 2 (2024): (DESEMBER 2024) SUBAKTYA: UNPAR Community Service Journal
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/sucsj.v1i2.7957.1-15

Abstract

Kota Cirebon, di Jawa Barat, kaya akan sejarah dan budaya namun belum memiliki perkembangan yang pesat dalam aspek pariwisatanya. Kampung Panjunan potensial untuk dikembangkan, dengan kolaborasi antara Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon (STT Cirebon) dan Jurusan Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) bertujuan meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap pengembangan pariwisata berbasis arsitektur dan budaya di Jawa Barat. Melibatkan Dinas Pariwisata Kota Cirebon dan Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Kota Cirebon. Panjunan memiliki Masjid Merah yang kaya budaya, dibangun tahun 1480, salah satu masjid tertua di Cirebon, memiliki potensi pariwisata religi dan budaya. Pemerintah kota mendukung pengembangan pariwisata dan wisata lokal. Keterlibatan masyarakat dimulai dengan mempelajari aspek sosial-budaya Panjunan, memetakan budayanya, mengidentifikasi karakteristik fisik dan spasial untuk menjaga akar sejarahnya, termasuk pembentukan desa wisata. Hasilnya termasuk rencana konseptual untuk pengembangan pariwisata Panjunan dan dokumen pendukung untuk revitalisasi daerah tersebut, berdampak pada aspek fisik, ekonomi, dan sosial-budaya kawasan Panjunan.
POTENSI KONSERVASI ARSITEKTUR UNTUK KAWASAN WISATA KAMPUNG ARAB DI CIREBON Prayuko, Bregas Vikri; Arif, Kamal Abdullah; Herwindo, Rahadhian Prajudi; Purnama, Mimie; Pangestu, Mira Dewi; Purnama, Iwan; Nurhidayah, Nurhidayah; Grasella, Patricia; Lisa, Teresa; Ramadhan, Gibran
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sabangka Vol 2 No 05 (2023): Jurnal Pengabdian Masyarakat Sabangka
Publisher : Pusat Studi Ekonomi, Publikasi Ilmiah dan Pengembangan SDM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62668/sabangka.v2i05.781

Abstract

Kawasan Panjunan Cirebon merupakan salah satu kawasan yang memiliki nilai sejarah yang penting dalam perkembangan kota Cirebon. Panjunan memiliki bangunan cagar budaya Masjid Merah Panjunan, yang dibangun sejak 1480 dan merupakan salah satu masjid tertua di Cirebon. Kawasan ini juga hidup dan memiliki peran penting pada zaman kolonialisme Indonesia. Tidak heran bahwa bangunan-bangunan yang ada di kawasan ini sangat beragam. Hal tersebut nampak dalam studi langgam yang disandingkan dengan keadaan visual (tampak) bangunan pada kawasan Panjunan. Dengan demikian beberapa bangunan yang ada di kawasan ini memiliki potensi konservasi arsitektur. Upaya konservasi arsitektur dapat dilakukan dengan menentukan bangunan-bangunan yang berpotensi untuk dikonservasi berdasarkan tampaknya, dilanjutkan dengan usulan penerapan adaptive reuse untuk bangunan terpilih, serta mendeskripsikan potensi revitalisasi cagar budaya yang ada di sana. Beberapa bangunan terpilih memiliki potensi konservasi dapat dipugar difungsikan secara optimal. Upaya yang dilakukan tidak hanya mendukung konservasi arsitektur melainkan juga dapat mendukung keadaan ekonomi, sosial budaya, bahkan pariwisata kawasan Panjunan, Cirebon. Potensi konservasi akan terjadi secara maksimal jika diupayakan juga revitalisasi pada cagar budaya yang ada pada kawasan Panjunan yang kini kurang mendapatkan perhatian. Dengan dilakukannya revitalisasi, value atau nilai dari cagar budaya tersebut dapat meningkat. Kawasan Panjunan dengan langgam bangunan yang beragam menjadi semakin menarik dengan potensi konservasi arsitekturnya. Dengan demikian perkembangan kawasan selanjutnya juga diharapkan dapat berdampingan dengan upaya konservasinya sehingga tetap dapat melestarikan peninggalan sejarah yang membentuk identitas kawasan dari dulu hingga kini.
REVITALISASI ARSITEKTUR PADA KAWASAN PANJUNAN SEBAGAI KAMPUNG WISATA WARISAN BUDAYA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PARIWISATA DI KOTA CIREBON Prayuko, Bregas Vikri; Arif, Kamal Abdullah; Herwindo, Rahadhian Prajudi; Pangestu, Mira Dewi; Lumunon, Austensean Stanislaus; Nurhidayah, Nurhidayah; Purnama, Iwan; Rachmansyah, Bima Sakti; Bangun, Patricia Grasella Savalen; Rayhansyah, Muhammad Azka; Alphadianto, Andanti Eveline Emmanuella; Wijaya, Aileen Febriani
SUBAKTYA: UNPAR COMMUNITY SERVICE JOURNAL Vol. 1 No. 2 (2024): (DESEMBER 2024) SUBAKTYA: UNPAR Community Service Journal
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/sucsj.v1i2.7957.1-15

Abstract

Kota Cirebon, di Jawa Barat, kaya akan sejarah dan budaya namun belum memiliki perkembangan yang pesat dalam aspek pariwisatanya. Kampung Panjunan potensial untuk dikembangkan, dengan kolaborasi antara Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon (STT Cirebon) dan Jurusan Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) bertujuan meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap pengembangan pariwisata berbasis arsitektur dan budaya di Jawa Barat. Melibatkan Dinas Pariwisata Kota Cirebon dan Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Kota Cirebon. Panjunan memiliki Masjid Merah yang kaya budaya, dibangun tahun 1480, salah satu masjid tertua di Cirebon, memiliki potensi pariwisata religi dan budaya. Pemerintah kota mendukung pengembangan pariwisata dan wisata lokal. Keterlibatan masyarakat dimulai dengan mempelajari aspek sosial-budaya Panjunan, memetakan budayanya, mengidentifikasi karakteristik fisik dan spasial untuk menjaga akar sejarahnya, termasuk pembentukan desa wisata. Hasilnya termasuk rencana konseptual untuk pengembangan pariwisata Panjunan dan dokumen pendukung untuk revitalisasi daerah tersebut, berdampak pada aspek fisik, ekonomi, dan sosial-budaya kawasan Panjunan.