Sukiman Sukiman
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Implementation Of The Islamic Educational Communication Model In Religious Moderation At The Asahan District Religious Harmony Forum Sri Muchlis; Sukiman Sukiman; Rubino Rubino
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 11, No 03 (2022): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v11i03.4338

Abstract

The Asahan Regency is home to numerous ethnic and religious groups. This treasure of religious diversity continues to be a source of discord among the populace. Using a communication model based on Islamic education, the Forum for Religious Harmony (FKUB) in Asahan Regency aims to maintain harmony among individuals. This study seeks to examine the religious communication model of FKUB Asahan District, its results in fostering inter-religious harmony among the people of Asahan District, and its impact on fostering inter-religious harmony in Asahan District. According to the findings of the study, the communication model of the Asahan Regency Religious Harmony Forum can be categorized into two situations: the normal situation, which involves socializing and approaching community leaders, religious leaders, and local government officials, and the conflict situation, which involves mediating between conflicting parties. This communication model can prevent human-to-human conflict or quickly resolve existing conflicts, although it does not guarantee the end of human-to-human conflict. This communication model is hindered by a lack of institutional funds to maximize communication, a lack of human resources, and a lack of public time to educate on religious harmony.
Measuring Muslim Welfare: A Falah-Based Index Muhammad Arfan Harahap; Sukiman Sukiman; Isnaini Harahap
Share: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Faculty of Islamic Economics and Business, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/share.v12i2.19191

Abstract

The concept of welfare remains a subject of ongoing debate, and the prevailing frameworks for assessing welfare need to be adapted to align with Islamic principles. This study delves into the concept of falah, a state of well-being rooted in Islamic values, to develop a 'falah welfare index' and analyze it within a Muslim community in Langkat Regency, Indonesia. Additionally, the study explores the variables that influence falah welfare. Employing a mixed-methods approach with an exploratory sequential design, this research qualitatively constructs a falah welfare index and quantitatively measures both community welfare levels and the impact of predictor variables on the criterion variable of falah welfare. A key finding of this study is the establishment of a falah welfare index comprising three categories: fakir (extreme poverty), miskin (poor), and falah (well-being). Moreover, the results reveal a positive influence of religiosity, Islamic work ethics, Islamic consumption ethics, Islamic investment patterns, and Islamic wealth management on falah welfare. The implications of this research offer a novel approach to measuring welfare within Muslim societies and solidify the concept of falah as a cornerstone of welfare evaluation from an Islamic economic perspective.==============================================================================================================ABSTRAK – Pengukuran Kesejahteraan Muslim: Analisis Indeks Berbasis Falah. Kesejahteraan masih menjadi fenomena yang terus diperdebatkan dan pengukuran kesejahteraan seorang Muslim perlu disesuaikan dengan karakteristik ke-Islaman. Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi konsep falah dalam membangun ‘Indeks Kesejahteraan Falah’ dan menganalisis tingkat kesejahteraan masyarakat Muslim di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga menganalisis variabel yang mempengaruhi variabel kesejahteraan falah. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed method) dengan desain exploratory sequential. Indeks kesejahteraan falah diinisiasi dengan metode kualitatif sementara metode kuantitatif digunakan untuk pengukuran terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat dan pengujian pengaruh dari masing-masing variabel predictor terhadap variabel criterion. Analisis data dilakukan dengan pendekatan Structural Equation Modeling-Partial Least Square (SEM-PLS). Temuan utama penelitian ini adalah terbangunnya indeks kesejahteraan falah dengan tiga kategori tingkatan yaitu fakir, miskin dan falah. Kajian ini juga menunjukkan adanya pengaruh positif variabel religiositas, etika bekerja Islami, etika konsumsi Islami, pola investasi Islami dan pengelolaan harta Islami terhadap variabel Kesejahteraan Falah. Hasil ini berimplikasi dalam memberikan alternatif baru dalam pengukuran tingkat kesejahteraan masyarakat Muslim dan membuktikan soliditas konsep falah sebagai metode pengukur kesejahteraan dalam perspektif ekonomi Islam.
Syihabuddin Syah (Abu Keumala) Tokoh Teologi Islam Sumatera Utara Medan Syarkawi Syarkawi; Sukiman Sukiman; Ernita Dewi; Elly Warnisyah Harahap; Zulkarnaen Zulkarnaen; Muntasir Muntasir
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 12, No 001 (2023): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam (Article In Progress Special Issue 20
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v12i001.5355

Abstract

Syihabuddin Syah, tokoh Teologi Islam kelahiran Aceh pada 2 Maret 1928, dikenal sebagai Abu Keumala. Ia mengkhususkan diri dalam bidang Tauhid dan menulis banyak buku tentang sifat Allah SWT. Penelitian ini termasuk penelitian Kualitatif dengan pendekatan historis dengan pendekatan sekte Ilmu Kalam menunjukkan bahwa Abu Keumala mendominasi pemikiran dua tokoh besar, Asy'ariyyah dan Maturidiyah, dalam pengisbatan sifat Tuhan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemikiran Abu Keumala meliputi lingkungan keluarga, pergaulan dengan masyarakat, pendidikan, dan faktor kepercayaan. Lingkungan keluarga dan pendidikan awalnya mungkin memberikan dasar kuat bagi minatnya dalam Teologi Islam. Interaksinya dengan masyarakat, terutama di Medan, membantunya mengembangkan pemahaman Teologi yang mendalam. Keyakinan dan kepercayaan pribadinya juga berperan dalam mengarahkan fokusnya pada Ilmu Kalam. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa pemikiran Abu Keumala dalam Ilmu Kalam dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti lingkungan keluarga, pergaulan, pendidikan, dan keyakinan pribadi. Ia menjadi ahli dalam bidang ini karena dedikasi dan pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan masyarakat serta penerapan teori dalam penelitiannya.