Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Meningkatkan Pengetahuan Swamedikasi Pada Era Pandemi Covid-19 di SMA N 1 Kalibawang, Kulonprogo, Yogyakarta Nadia Husna; Yuni Andriani
The Journal of Innovation in Community Empowerment Vol 4 No 1 (2022): Journal of Innovation in Community Empowerment (JICE)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/jice.v4i1.677

Abstract

Pandemi COVID-19 yang terjadi pada awal tahun 2020 hingga saat ini di Indonesia menyebabkan banyak permasalahan yang terjadi, salah satunya adalah pemerintah yang memberlakukan Pembatasan Pusat Kegiatan Masyarat (PPKM) di berbagai daerah khususnya Yogyakarta. Hal tersebut membuat kecemasan masyarakat semakin meningkat dan terpaksa melakukan pengobatan sendiri dari rumah. Apoteker merupakan salah satu tenaga kesehatan yang berkompeten melakukan kegiatan swamedikasi. Kegiatan swamedikasi merupakan suatu tindakan pemilihan obat (tanpa resep dokter) untuk mengatasi penyakit atau gejala penyakit. Swamedikasi dalam prakteknya memerlukan informasi yang benar agar dapat dicapai mutu pengobatan sendiri yang baik, sehingga perlu dilakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kualitas kesehatan mereka dalam melakukan swamedikasi di lingkungan keluarga selama masa pandemi. Kegiatan terdiri dari empat tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan. Tahapan persiapan terdiri dari observasi lapangan, pengumpulan bahan, penyusunan proposal, dan persiapan materi. Tahap pelaksanaan kegiatan yaitu pre test, ceramah, diskusi. Tahapan evaluasi meliputi pos test, pengisian kuisioner, dan penyusunan laporan. Sasaran kegiatan ini adalah siswa-siswi SMA N 1 Kalibawang, Kulonprogo, Yogyakarta. Hasil tes pengetahuan peserta tentang swamedikasi sebelum dan sesudah kegiatan dilaksanakan meningkat dari 69,30% menjadi 78,60%. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini mampu meningkatkan pengetahuan swamedikasi secara benar kepada siswa/siswi SMA N 1 Kalibawang.
Penyuluhan Pencegahan dan Pengendalian Hipertensi Pada Lansia Di Dusun Jaranan Bantul Yuni Andriani; Dian Anggraini
The Journal of Innovation in Community Empowerment Vol 4 No 2 (2022): Journal of Innovation in Community Empowerment (JICE)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/jice.v4i2.739

Abstract

Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh gelap karena gejala tidak terlihat lebih awal sebagai peringatan bagi korbannya. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena hipertensi. Prevalensi hipertensi di Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai penyakit tidak menular yang paling banyak menyebabkan kematian. Pra lansia (45-59 tahun) dan lansia (60-70 tahun) merupakan orang yang mempunyai faktor risiko tinggi terjadinya hipertensi, sehingga perlu dilakukan penyuluhan pencegahan dan pengendalian hipertensi pada lansia supaya lebih memperhatikan pola hidup yang sehat agar tidak menimbulkan hipertensi yang mungkin disertai dengan komplikasi berbahaya lainnya. Pengabdian masyarakat ini ditujukan kepada warga pra lansia dan lansia Dusun Jaranan, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Kegiatan ini akan dilakukan dengan metode ceramah dan dilanjutkan dengan diskusi interaktif dengan 40 peserta. Tahapan dari kegiatan ini yaitu persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan. Tahapan persiapan terdiri dari observasi lapangan, pengumpulan bahan, penyusunan proposal, dan persiapan materi. Tahap pelaksanaan kegiatan yaitu pretest, ceramah, dan diskusi. Tahapan evaluasi meliputi posttest, pengisian kuisioner, dan penyusunan laporan. Hasil dari nilai pretest peserta yakni sebanyak 26 peserta (65%) mempunyai pengetahuan yang kurang, 12 peserta (30%) mempunyai pengetahuan yang cukup, dan hanya 2 peserta (5%) memiliki pengetahuan yang baik terkait hipertensi. Hasil dari nilai posttest pengetahuan peserta terkait hipertensi meningkat dilihat dari tidak ada peserta (0%) berada dalam kategori kurang, 18 peserta (45%) masuk ke dalam kategori cukup dan 22 peserta (55%) dengan kategori baik. Berdasarkan hasil evaluasi yang didapatkan, penyuluhan dengan metode ceramah ini mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat lansia terkait pencegahan dan pengendalian hipertensi dilihat dari rata-rata kenaikan nilai pretest dan posttest dari 49% (kategori kurang) menjadi 82% (kategori baik).
Penyuluhan Terkait Penyakit Tidak Menular di LPK Cempaka Bantul Kholif Sholehah Indra K Indra; Devika Nurhasanah; Yuni Andriani
The Journal of Innovation in Community Empowerment Vol 5 No 1 (2023): Journal of Innovation in Community Empowerment (JICE)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/jice.v5i1.840

Abstract

Penyakit tidak menular (PTM) menjadi salah satu penyebab utama kematian di dunia. Hasil riset kesehatan dasar (RISKESDAS) menunjukkan bahwa kasus terbanyak dari penyakit tidak menular adalah diabetes melitus (DM), Hipertensi dan penyakit terkait kardiovaskuler. Perubahan gaya hidup merupakan salah satu program dalam pengendalian penyakit tidak menular yang difokuskan pada faktor risiko. Faktor risiko penyakit tidak menular dapat dicegah dan dikendalian lebih dini, sehingga diperlukan pengetahuan dan informasi terkait penyakit tidak menular dalam melakukan perubahan. Faktor risiko penyakit tidak menular membutuhkan waktu yang relative lama terutama pola gaya hidup. Salah satu merupakan peran serta masyarakat dalam pengendalian PTM adalah melalui Gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS). Germas merupakan suatu Gerakan nasional sebagai upaya promotive dan preventif. Tahapan persiapan terdiri dai observasi, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan. Tahapan persiapan dimulai dari observasi lapangan, penyusunan proposal, dan persiapan materi. Tahapan pelaksanaan yaitu pre-test, penyuluhan materi, dan diskusi. Sedangkan tahapan evaluasi terdiri dari post-test, dan penyusunan laporan. Hasil dari nilai pre-test yakni mempunyai rata-rata nilai 53,78% menunjukkan masih kurangnya pengetahuan penyakit tidak menular. Nilai rata-rata setelah mendapatkan edukasi yakni 78,65%. Berdasarkan hasil tersebut maka pengabdian kepada masyarakat ini mampu meningkatkan pengetahuan kepada masyarakat LKS Cempaka Bantul.
Penyuluhan Deteksi dan Pencegahan Stroke dengan Pengenalan Senam Anti Stroke Pada Masyarakat Desa Bulus Kulon Kabupaten Bantul Yuni Andriani; Sugiyono; Reza Iqbal Suhada
The Journal of Innovation in Community Empowerment Vol 5 No 2 (2023): Journal of Innovation in Community Empowerment (JICE)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/jice.v5i2.956

Abstract

Stroke adalah sindroma klinis yang ditandai oleh disfungsi cerebral fokal atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih, yang dapat menyebabkan disabilitas atau kematian yang disebabkan oleh perdarahan spontan atau suplai darah yang tidak adekuat pada jaringan otak [1]. Data World Health Organization (WHO) tahun 2012 menunjukkan sekitar 31% dari 56,5 juta orang atau 17,7 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Serangan stroke yang terjadi secara tiba-tiba dan harus ditangani segera karena dapat menjadi kondisi yang membahayakan atau bahkan kematian. Menurut data Kementerian Kesehatan, sekitar 80% masyarakat Indonesia tidak mengetahui gejala stroke sehingga seringkali penanganan stroke menjadi terlambat, sehingga kerusakan sel otak tidak bisa dihindari [2]. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan untuk memberikan penyuluhan dalam bentuk promotif dan preventif melalui penyuluhan tentang penyakit stroke dan pencegahannya dengan melakukan pelatihan senam stroke. Pengabdian masyarakat ini ditujukan kepada masyarakat Desa Bulus Kulon, Kabupaten Bantul. Kegiatan ini akan dilakukan dengan metode ceramah dan dilanjutkan dengan diskusi interaktif dengan 40 peserta dilanjutkan dengan praktek senam anti stroke bersama-sama. Tahapan dari kegiatan ini yaitu persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan. Tahapan persiapan terdiri dari observasi lapangan, pengumpulan bahan, penyusunan proposal, dan persiapan materi. Tahap pelaksanaan kegiatan yaitu pretest, ceramah, dan diskusi. Tahapan evaluasi meliputi posttest, pengisian kuisioner, dan penyusunan laporan. Hasil dari nilai pretest peserta yakni sebanyak 17 (42,5%) peserta yang memiliki pengetahuan baik, sedangkan 15 (37,5%) peserta dan 17 peserta (42,5%) masing- masing memiliki pengetahuan hipertensi yang cukup dan kurang. Hasil posttest menunjukkan bahwa sebanyak 28 peserta (70%) memiliki pengetahuan yang baik, 15 peserta (22,5%) memiliki pengetahuan yang cukup dan sejumlah 3 peserta (37,5%) memiliki pengetahuan yang kurang. Adanya peningkatan nilai pretest ke nilai posttest ini menunjukkan adanya efek atau pengaruh penyuluhan pencegahan stroke yang diberikan terhadap pemahaman peserta.
Analisis Efektivitas Biaya (Cost Effectiveness Analysis) Monoterapi Pada Pasien Preeklampsia Di Rsud Sleman Yuni Andriani; Lutfi Hidiyaningtyas; Nendhi Wahyunia Utami
MEDIA ILMU KESEHATAN Vol 12 No 3 (2023): Media Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/mik.v12i3.1234

Abstract

Background: Preeclampsia treatment if not treated immediately will cause seizures and even cause death. Rational treatment can be seen from the (outcome) therapy and costs. Pharmacoeconomic analysis can be used to see which drug is most effective in terms of therapeutic outcomes and the costs incurred to obtain that therapy.Objective: This study aims to analyze the cost-effective antihypertensive monotherapy in preeclampsia patients.Methods: The research was conducted at the Sleman Regional Hospital on inpatient preeclampsia patients for the 2021-2022 period. Retrospective data collection in the form of medical record data and financial administration. The effectiveness of therapy is calculated based on blood pressure and length of stay with ICER (Incremental Cost-Effectiveness Ratio) calculations.Results: The description of the characteristics of preeclampsia patients at Sleman Regional Hospital is dominated by those aged 20-35 years, 23 patients (51%), without comorbidities, 39 patients (87%). The most widely used antihypertensive monotherapy was Nifedipine in 33 patients (73%). The cost effective monotherapy is Nifedipine, with an ICER value of Rp. 3,258 based on blood pressure and an ICER of -Rp. 6,041 based on LOSConclusion: Monotherapy that cost effective for hospitalized preeclampsia patients at Sleman Regional Hospital is Nifedipine.
ESTIMASI BIAYA PRODUKTIVITAS YANG HILANG AKIBAT KEMATIAN DINI PASIEN COVID-19 DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING Andriani, Yuni; Sugiyono, Sugiyono
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia Vol. 8, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

COVID-19 is an infectious disease caused by severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). The COVID-19 virus infection has had an impact on the global health and economic system, including in developing countries. This research is an observational study by estimating the indirect costs of lost productivity due to premature deaths in COVID-19 patients at PKU Muhammadiyah Gamping Hospital in 2021 and knowing the characteristics of the patients. This hospital was chosen as the research site because the percentage of Bed Occupancy Rate (BOR) was the highest in Sleman Regency in 2021, reaching 68.94%. The results of the research show that the characteristics of inpatient COVID-19 patients at PKU Muhammadiyah Gamping in 2021 are dominated by those aged over 60 years, 139 (52.26%) patients, with the largest gender being male, namely 146 (55%) patients. Patients had a mean hospitalization value of 7.56 with a median cost of 7 days, a minimum of 1 day, and a maximum of 32 days. The patient's comorbid status was 195 (73.3) patients who were diagnosed with COVID-19 and had comorbid diseases with the highest percentage being diabetes mellitus, 96 (36.1) patients. These results indicate that the cost of lost productivity due to premature death in COVID-19 cases at PKU Muhammadiyah Gamping Hospital for men is higher than for women. This is influenced by the death rate and average income which are predominantly higher in male subjects.
Evaluasi Rasionalitas Peresepan Obat Berdasarkan Indikator World Health Organization (WHO) di Puskesmas “X” Yogyakarta Andriani, Yuni; Kusuma, Desinta Putri; Husna, Nadia
Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 6, No 1 (2025): Januari
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/lf.v6i1.24386

Abstract

Rational use of drugs is when patients get the right drugs with their clinical needs such as the right dose, right duration of administration, and the lowest cost of treatment. Based on the World Health Organization (WHO) report, more than 50% of drug prescribing in the world has not been rational, the impact includes unwanted side effects to bacterial resistance to antibiotics. Prescribing indicators according to the WHO can be used to evaluate the rational use of drugs. This study aims tofind out the rationality of prescribing drugs in Puskesmas based on WHO indicators. This study is an observational descriptive studywith a cross-sectional approach. The data used in this study were prescriptions for February, May and December 2022 which were collected retrospectively. The results  of this study showed that most of the patients treated at Puskesmas "X" were female as many as 76 patients (69.09  %), aged at most 45-59 years as many as 44 patients (40.00%) and used BPJS PBI guarantee status as many as 46 patients (41.82%). The distribution of the most common diseases is essential (primary) hypertension as many as 11 diagnoses (10.00%), the most widely prescribed drugs class of analgesic-antipyretic drugs as many as 41 prescriptions (14.09%) in Paracetamol drugs as many as 37 prescriptions. Evaluation of the rationality of drug prescribing showed results that did not meet WHO standards, namely the average drug item per ep res sheet  was 2.65 items and the percentage of antibiotic drug prescribing was 24.55
Pelatihan Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Menjadi Sabun Cuci Piring Pada Ibu PKK Padukuhan Pangkah Bangun, Syahrul Roji Ramadhan; Mithari, Restika; Waningsih, Ayu; Andriani, Yuni
The Journal of Innovation in Community Empowerment Vol 6 No 2 (2024): Journal of Innovation in Community Empowerment (JICE)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/jice.v6i2.1355

Abstract

Tanaman pisang merupakan tanaman seribu manfaat karena disetiap bagian dari tanaman pisang dapat dimanfaatkan menjadi banyak hal seperti berbagai makanan olahan. Walaupun tanaman pisang memiliki banyak manfaat, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui cara memanfaatkan tanaman pisang mulai dari batang, buah, daun, bonggol hingga kulit pisang. Kebanyakan masyarakat hanya memanfaatkan buah pisang, jantung pisang dan daunnya saja, tidak banyak masyarakat yang mengetahui bahwa kulit pisang juga dapat dimanfaatkan sebagai sabun cuci piring. Kulit pisang memiliki kandungan saponin (penghasil busa), tanin dan flavonoid (antiseptik) yang dapat dijadikan sebagai bahan baku utama pembuatan sabun. Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat ini menggunakan metode sosialisasi, demonstrasi, dan praktek secara langsung pembuatan sabun cuci piring oleh masyarakat Padukuhan Pangkah. Hasil pengabdian ini dilihat dari peningkatan nilai pretest dan posttest terkait pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan kulit pisang sebagai sabun cuci piring yang menjadi tolok ukur keberhasilan. Pengabdian masyarakat ini dikatakan berhasil bila terdapat peningkatan pengetahuan masyakat terhadap pemanfaatan kulit pisang sebagai sabun cuci piring. Berdasarkan data yang didapat, hasil nilai pretest sebesar 48,4% dan hasil nilai posttest sebesar 93,75%. Dapat disimpulkan bahwa pengabdian terkait Sosialisasi dan Pelatihan Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Menjadi Sabun Cuci Piring berhasil karena mengalami peningkatan pegetahuan masyarakat sebesar 45,35%.
Evaluasi Penyimpanan Obat di Gudang Farmasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta Andriani, Yuni; Zotie, Refary Nurizza; Wahyu D.S, Afrizal
JOURNAL OF PHARMACEUTICAL (JOP) Vol. 2 No. 2 (2024): Journal of Pharmaceutical (JOP)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/jop.v2i2.1461

Abstract

Penyimpanan obat merupakan salah satu tahap penting dalam pengelolaan obat. Penyimpanan obat yang tidak sesuai dengan standar dapat menyebabkan obat menjadi rusak sehingga mutu obat tidak terjaga, akibatnya bisa berdampak pada pengobatan yang diterima pasien menjadi tidak optimal. Penelitian ini bertujuan mengetahui kesesuaian penyimpanan obat dan efisiensi penyimpanan obat di gudang farmasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping.  Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional yakni membandingkan kesesuaian penyimpanan obat berdasarkan pedoman Permenkes RI No. 72 tahun 2016 dan Petunjuk Teknis Standar Kefarmasian di Rumah Sakit Tahun 2019, serta menilai kesesuaian efisiensi penyimpanan obat. Data yang digunakan yakni data primer berupa data observasi ruang penyimpanan obat di gudang farmasi dan wawancara. Data sekunder berupa data obat tahun 2023 dan 2024.  Hasil kesesuaian persyaratan ruang penyimpanan obat 80%, sistem penyimpanan 75%, persentase metode penyimpanan 100%, sarana dan fasilitas penyimpanan diperoleh persentase sebesar 74%. Secara keseluruhan, hasil yang didapat yakni beberapa indikator pengelolaan penyimpanan obat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping yang yang belum sesuai dengan standar yakni persyaratan penyimpanan, sistem penyimpanan, kesesuaian ruang penyimpanan obat, obat kadaluwarsa, obat rusak, stok mati obat, TOR, stok akhir obat.