Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Penyuluhan Deteksi dan Pencegahan Stroke dengan Pengenalan Senam Anti Stroke Pada Masyarakat Desa Bulus Kulon Kabupaten Bantul Yuni Andriani; Sugiyono; Reza Iqbal Suhada
The Journal of Innovation in Community Empowerment Vol 5 No 2 (2023): Journal of Innovation in Community Empowerment (JICE)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/jice.v5i2.956

Abstract

Stroke adalah sindroma klinis yang ditandai oleh disfungsi cerebral fokal atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih, yang dapat menyebabkan disabilitas atau kematian yang disebabkan oleh perdarahan spontan atau suplai darah yang tidak adekuat pada jaringan otak [1]. Data World Health Organization (WHO) tahun 2012 menunjukkan sekitar 31% dari 56,5 juta orang atau 17,7 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Serangan stroke yang terjadi secara tiba-tiba dan harus ditangani segera karena dapat menjadi kondisi yang membahayakan atau bahkan kematian. Menurut data Kementerian Kesehatan, sekitar 80% masyarakat Indonesia tidak mengetahui gejala stroke sehingga seringkali penanganan stroke menjadi terlambat, sehingga kerusakan sel otak tidak bisa dihindari [2]. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan untuk memberikan penyuluhan dalam bentuk promotif dan preventif melalui penyuluhan tentang penyakit stroke dan pencegahannya dengan melakukan pelatihan senam stroke. Pengabdian masyarakat ini ditujukan kepada masyarakat Desa Bulus Kulon, Kabupaten Bantul. Kegiatan ini akan dilakukan dengan metode ceramah dan dilanjutkan dengan diskusi interaktif dengan 40 peserta dilanjutkan dengan praktek senam anti stroke bersama-sama. Tahapan dari kegiatan ini yaitu persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan. Tahapan persiapan terdiri dari observasi lapangan, pengumpulan bahan, penyusunan proposal, dan persiapan materi. Tahap pelaksanaan kegiatan yaitu pretest, ceramah, dan diskusi. Tahapan evaluasi meliputi posttest, pengisian kuisioner, dan penyusunan laporan. Hasil dari nilai pretest peserta yakni sebanyak 17 (42,5%) peserta yang memiliki pengetahuan baik, sedangkan 15 (37,5%) peserta dan 17 peserta (42,5%) masing- masing memiliki pengetahuan hipertensi yang cukup dan kurang. Hasil posttest menunjukkan bahwa sebanyak 28 peserta (70%) memiliki pengetahuan yang baik, 15 peserta (22,5%) memiliki pengetahuan yang cukup dan sejumlah 3 peserta (37,5%) memiliki pengetahuan yang kurang. Adanya peningkatan nilai pretest ke nilai posttest ini menunjukkan adanya efek atau pengaruh penyuluhan pencegahan stroke yang diberikan terhadap pemahaman peserta.
Penyuluhan Deteksi dan Pencegahan Stroke dengan Pengenalan Senam Anti Stroke Pada Masyarakat Desa Bulus Kulon Kabupaten Bantul Andriani, Yuni; Sugiyono; Reza Iqbal Suhada
The Journal of Innovation in Community Empowerment Vol 5 No 2 (2023): Journal of Innovation in Community Empowerment (JICE)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/jice.v5i2.956

Abstract

Stroke adalah sindroma klinis yang ditandai oleh disfungsi cerebral fokal atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih, yang dapat menyebabkan disabilitas atau kematian yang disebabkan oleh perdarahan spontan atau suplai darah yang tidak adekuat pada jaringan otak [1]. Data World Health Organization (WHO) tahun 2012 menunjukkan sekitar 31% dari 56,5 juta orang atau 17,7 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Serangan stroke yang terjadi secara tiba-tiba dan harus ditangani segera karena dapat menjadi kondisi yang membahayakan atau bahkan kematian. Menurut data Kementerian Kesehatan, sekitar 80% masyarakat Indonesia tidak mengetahui gejala stroke sehingga seringkali penanganan stroke menjadi terlambat, sehingga kerusakan sel otak tidak bisa dihindari [2]. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan untuk memberikan penyuluhan dalam bentuk promotif dan preventif melalui penyuluhan tentang penyakit stroke dan pencegahannya dengan melakukan pelatihan senam stroke. Pengabdian masyarakat ini ditujukan kepada masyarakat Desa Bulus Kulon, Kabupaten Bantul. Kegiatan ini akan dilakukan dengan metode ceramah dan dilanjutkan dengan diskusi interaktif dengan 40 peserta dilanjutkan dengan praktek senam anti stroke bersama-sama. Tahapan dari kegiatan ini yaitu persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan. Tahapan persiapan terdiri dari observasi lapangan, pengumpulan bahan, penyusunan proposal, dan persiapan materi. Tahap pelaksanaan kegiatan yaitu pretest, ceramah, dan diskusi. Tahapan evaluasi meliputi posttest, pengisian kuisioner, dan penyusunan laporan. Hasil dari nilai pretest peserta yakni sebanyak 17 (42,5%) peserta yang memiliki pengetahuan baik, sedangkan 15 (37,5%) peserta dan 17 peserta (42,5%) masing- masing memiliki pengetahuan hipertensi yang cukup dan kurang. Hasil posttest menunjukkan bahwa sebanyak 28 peserta (70%) memiliki pengetahuan yang baik, 15 peserta (22,5%) memiliki pengetahuan yang cukup dan sejumlah 3 peserta (37,5%) memiliki pengetahuan yang kurang. Adanya peningkatan nilai pretest ke nilai posttest ini menunjukkan adanya efek atau pengaruh penyuluhan pencegahan stroke yang diberikan terhadap pemahaman peserta.
Implementasi Rekam Medis Elektronik Belum Menjamin Ketepatan Kode Diagnosis Kasus Gagal Ginjal Praptana; Piping Asgiani; Dewi Retno Pamungkas; Reza Iqbal Suhada; Ida Aninda
Jurnal Adijaya Multidisplin Vol 3 No 01 (2025): Jurnal Adijaya Multidisiplin (JAM)
Publisher : PT Naureen Digital Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gagal ginjal merupakan penyakit kronis dengan angka kematian tinggi dan pembiayaan besar oleh BPJS Kesehatan. Salah satu kendala utama dalam klaim BPJS adalah ketidaktepatan kode diagnosis. Implementasi rekam medis elektronik (RME) diharapkan dapat meningkatkan akurasi kode diagnosis dengan memperbaiki keterbacaan dan kelengkapan informasi medis. Penelitian kuantitatif dengan desain studi kasus ini membandingkan ketepatan kode diagnosis sebelum dan setelah implementasi RME di RSU Mitra Paramedika. Sampel terdiri dari 400 kasus gagal ginjal, masing-masing 200 kasus sebelum dan sesudah implementasi. Ketepatan kode diagnosis sebelum implementasi RME sebesar 89% dan setelah implementasi meningkat menjadi 90%, dengan selisih hanya 1%. Ketidaktepatan kode masih terjadi akibat inkonsistensi penulisan dan pemilihan kode diagnosis. Implementasi RME belum menunjukkan perbedaan signifikan dalam meningkatkan ketepatan kode diagnosis. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi penyebab utama ketidaktepatan guna meningkatkan kualitas dokumentasi rekam medis.