Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENATAAN DAN PENGELOLAAN ADMINISTRASI PEMERINTAHAN KAMPUNG DI KAMPUNG YAKONDE DISTRIK WAIBU KABUPATEN JAYAPURA Yudith N.A. Karetji; Dorthea Renyaan; Ibrahim K. Kendi; Hiskia C.M. Sapioper; Ilham Ilham; Marlin Rumbiak
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan ini bertajuk “Penataan dan Pengelolaan Administrasi Pemerintahan Kampung Di Kampung Yakonde Distrik Waibu Kabupaten Jayapura”. Kegiatan ini menggunakan metode partisipatif dan edukatif, dengan tiga tahapan, yaitu; tahap awal, tahap inti dan tahap akhir. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatnya pemahaman perangkat kampung dalam mengelola data administrasi umum, administrasi penduduk, administrasi keuangan,dan administrasi pembangunan, serta adanya buku pedoman administrasi umum di Kampung Yakonde Distrik Waibu Kabupaten Jayapura sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2016 tentang Administrasi Pemerintahan Desa dalam pemberian layanan kepada masyarakat. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa aparatur Kampung Yakonde telah memahami dengan baik dan benar tentang administrasi pemerintahan kampung dan dapat mengisi ke dalam buku administrasi umum, buku administrasi penduduk, buku administrasi keuangan, buku administrasi pembangunan. Sebagai rekomendasi aparatur pemerintahan Kampung Yakonde agar dapat dapat secara terus menerus melakukan pendataan sehingga pada saat mengisi data-data menggunakan informasi yang terbaru. Sebab, dengan adanya informasi terbaru secara terus menerus maka diharapkan pelayanan kepada masyarakat di Kampung Yakonde dapat berjalan dengan baik.
Penguatan Budaya Literasi melalui Penulisan Karya Tulis Ilmiah pada Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Sentani Kabupaten Jayapura Flassy, Marlina; Karetji, Yudith N. A.; Renyaan, Dorthea
Jurnal Inovasi Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 4 No 2 (2024): JIPPM - Desember 2024
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jippm.641

Abstract

Tujuan kegiatan Penguatan Budaya Literasi melalui Penulisan Karya Tulis Ilmiah pada Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Sentani Kabupaten Jayapura ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang karya tulis ilmiah dan juga memberikan pemahaman bagi siswa-siswi dalam berpikir dan menganalisa serta menuangkan ide atau gagasan dalam membuat karya tulis ilmiah. Tiga orang yang menjadi tim pengabdi melaksanakan kegiatan ini dengan sasaran 36 siswa SMA Negeri 1 Sentani dan Kepala Sekolah. Kegiatan ini dilaksanakan melalui tiga tahapan sistematis. Tahap pertama berupa observasi awal yang mencakup koordinasi dengan kepala sekolah dan guru untuk mengidentifikasi perkembangan aktivitas karya tulis ilmiah di sekolah, serta penentuan jadwal pelaksanaan pelatihan. Tahap kedua merupakan inti kegiatan yang terdiri dari pemaparan materi komprehensif dengan metode ceramah dan diskusi interaktif. Tahapan ketiga adalah tahap evaluasi yang menggunakan instrumen pretest dan post-test. Hasil pelaksanaan kegiatan menunjukkan bahwa siswa siswi SMA Negeri 1 Sentani memiliki kemampuan dalam penulisan karya tulis ilmiah dan juga mempunyai kemampuan dalam menuangkan ide atau gagasan, kemampuan berpikir dan menganalisa yang mana sangat dibutuhkan dalam penulisan karya tulis ilmiah. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi kegiatan berkelanjutan di SMA Negeri 1 Sentani untuk mengasah kemampuan menulis dan kemampuan berpikir juga menganalisa sehingga kedepannya dapat termotivasi untuk mengikuti kegiatan perlombaan karya tulis ilmiah.
Identifikasi Kearifan Lokal Masyarakat Adat Kayu Batu, Kayo Pulau, dan Skouw Yambe dalam Pengelolaan Lingkungan Emilie Mansoben; Yudith Karetji; Gerry Wally
Mandub : Jurnal Politik, Sosial, Hukum dan Humaniora Vol. 3 No. 1 (2025): Mandub: Jurnal Politik, Sosial, Hukum dan Humaniora
Publisher : STAI YPIQ BAUBAU, SULAWESI TENGGARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59059/mandub.v3i1.2729

Abstract

Organisms and their natural environments are inherently connected and interdependent, with humans relying extensively on natural resources to meet daily needs and sustain life. Among them, indigenous communities maintain a distinctive relationship with their surroundings, guided by traditional ecological knowledge passed down orally from generation to generation. This body of knowledge, known as local wisdom, is deeply embedded within the natural, social, and cultural contexts of each community and plays a vital role in ensuring their long-term survival and well-being. The present study aims to examine the current socio-cultural conditions of customary law communities in three indigenous villages of Jayapura City—Kayu Batu, Kayo Pulau, and Skouw Yambe. Specifically, it seeks to identify the types of local wisdom practiced within these communities and to assess the efforts undertaken to preserve such traditions. A qualitative research approach was adopted, employing multiple data collection techniques, including direct observation, in-depth interviews with community leaders and members, and literature review of related studies and historical accounts. The findings indicate that, despite increasing pressures from modernization, urban expansion, and external cultural influences, these communities continue to implement local wisdom in managing and protecting their natural environment and resources. This includes sustainable harvesting practices, customary rules for resource allocation, seasonal restrictions to allow ecosystem regeneration, and culturally embedded conservation rituals. The endurance of these practices is supported by the functioning of customary institutions, strong kinship ties, community protocols, and collective decision-making mechanisms that integrate environmental considerations. In conclusion, the study demonstrates that the environmental stewardship, resource management practices, and cultural identity of these three customary communities remain actively upheld. This resilience underscores the critical importance of safeguarding indigenous knowledge systems as a foundation for environmental sustainability and cultural preservation in the face of contemporary socio-economic change.