Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

ANALISIS RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MEMPAWAH ahmad muhtadi; gusti zulkifli mulki; - elvira
Jurnal Teknik Sipil Vol 17, No 2 (2017): JURNAL TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2017
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.799 KB) | DOI: 10.26418/jtst.v17i2.28386

Abstract

Penyediaan RTH khususnya di wilayah perkotaan harus memperhatikan fungsinya secara efektif baik dari sisi ekologis maupun sisi planologis. Posisi RTH seharusnya memiliki fungsi yang sangat penting dalam proses pembangunan suatu wilayah, bukan hanya sebagai elemen pelengkap dalam wilayah perkotaan . Kota Mempawah sebagai salah satu ibu kota kabupaten dengan pembangunan yang terus meningkat mengakibatkan kebutuhan akan ruang semakin tinggi yang berdampak langsung pada penataan lingkungan perkotaan yang kurang baik. Saat ini hampir seluruh kota besar di Indonesia termasuk Kota Mempawah belum memiliki kawasan RTH yang memadai dari segi kuantitas maupun kualitas untuk mereduksi dan bermanfaat untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan juga berfungsi sebagai sarana interaksi sosial bagi masyarakat.Tujuan Penelitian adalah mengidentifikasi kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) eksisting di Kota Mempawah, menghitung kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Mempawah melalui beberapa variabel dan Memetakan lokasi potensial untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) didasarkan pada hasil analisis kebutuhan ruang dan potensi wilayah Kota Mempawah.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif,  metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.Hasil penelitian yang didapat : Berdasarkan hasil analisis berdasarkan luasan RTH publik di Kota mempawah untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka masih dibutuhkan lahan 5.060 Ha (19,17% dari luas wilayah Kota Mempawah). Ketersedian ruang terbuka hijau di Kota Mempawah dengan Pendekatan Ruang Terbuka berdasarkan kebutuhan oksigen dengan luasan 66,611 Ha pada Kota Mempawah dengan presentase luasan 26,17%, maka RTH publik yang telah ada pada wilayah Kota Mempawah masih jauh dari persyaratan tersebut, untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka masih dibutuhkan lahan  47 Ha  (19,17% dari luas wilayah Kota Mempawah). Berdasarkan hasil analisis jumlah penduduk, kebutuhan RTH Kota Mempawah didapatkan 12,98 Ha, RTH publik yang telah ada pada wilayah Kota Mempawah sudah cukup dan terdapat kelebihan luasan 7 Ha. Berdasarkan Hasil Analisis SNI , Kebutuhan RTH Kota Mempawah didapatkan 14,55 Ha serta terdapat kelebihan RTH publik dengan luasan 5 Ha.  Kata Kunci : Ruang Terbuka, Publik
ANALISA TINGKAT KEHILANGAN AIR PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA GALAHERANG KABUPATEN MEMPAWAH Arief Wahyudi; - Elvira; - Nurhayati
Jurnal Teknik Sipil Vol 15, No 2 (2015): JURNAL TEKNIK SIPIL VOL 15 NO 2 EDISI DESEMBER 2015
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.529 KB) | DOI: 10.26418/jtst.v15i2.25631

Abstract

PDAM Tirta Galaherang Kabupaten Mempawah memiliki upaya untuk meningkatkan sistem penyediaan air minum. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan menurunkan kehilangan air secara fisik. Persentase kehilangan air (Non Revenue Water) saat ini dalam sistem penyediaan air minum Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Galaherang adalah sebesar 49,7%. Hal tersebut tentunya sudah di bawah standar toleransi angka kebocoran air bersih PDAM secara nasional menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2006, yaitu kehilangan air maksimal 20%. Tentunya untuk mencapai target tersebut tidaklah mudah, karena pada kenyataannya analisis jumlah kebocoran fisik di sistem penyediaan air minum sulit untuk dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa, menyusun dan menetapkan strategi penurunan kehilangan air minum di sistem distribusi PDAM Tirta Galaherang Kabupaten Mempawah dengan melakukan analisis pada aspek teknis dengan menggunakan metode steptest yaitu teknik untuk mencari lokasi atau area dengan jumlah kehilangan air terbesar di dalam sebuah area. Cara ini lebih cepat dan efektif dalam menentukan area prioritas yang akan dicari titik bocornya. Steptest dilakukan dengan memasang flow meter portable pada pipa inlet untuk merekam aliran air. Kemudian valve di setiap ruas ditutup secara sistematik dan berurutan. Dengan metode ini, akan diketahui dengan pasti ruas mana yang terindikasi kehilangan airnya tertinggi. Hasil dari penelitian ini adalah menganalisis penurunan tingkat kebocoran dari 49,7% menjadi 43,61% dengan mencari kebocoran pada ruas zona yang telah ditentukan Kata kunci : Sistem distribusi, tingkat kebocoran pipa
ALTERNATIF DESAIN STRUKTUR TAHAN GEMPA GEDUNG LABORATORIUM TERPADU IAIN PONTIANAK DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN Taris Zulqisthi Masulili; Abdul Hamid; - Elvira
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 7, No 2 (2020): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2020
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v7i2.42457

Abstract

Dalam perencanaan, sebuah gedung harus dapat menjamin kekuatan serta fungsi dari gedung itu sendiri. Gedung harus mampu memikul beban mati, beban hidup, serta beban gempa. Perhitungan struktur gedung Laboratorium Terpadu IAIN Pontianak ini bertujuan untuk membandingkan desain serta memberikan alternatif desain struktur yang mampu menahan gaya gempa sesuai acuan SNI 1726-2019. Perencanaan menggunakan sistem penahan gempa berupa Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM) serta dimodelkan mengunakan program analisis struktur ETABS 2016. Hasil dari pengecekan perilaku struktur terdapat ketidakberaturan struktur horizontal tipe 1a dan 5 serta ketidakberaturan struktur vertikal tipe 1a, 2 dan 3. Hal tersebut berdampak pada hasil gaya dalam serta penulangan struktur. Pada balok, desain tulangan lentur mengalami penurunan sebesar 10,81%, tulangan geser mengalami kenaikan sebesar 21,19%, serta tulangan puntir mengalami kenaikan sebesar 312,43%. Untuk penulangan kolom, desain tulangan longitudinal mengalami kenaikan sebesar 27,097%, dan untuk tulangan sengkang mengalami kenaikan sebesar 55,2%. Perubahan kebutuhan jumlah tulangan desain dapat terjadi karena perubahan acuan SNI gempa serta perubahan peta gempa yang cukup signifikan khususnya untuk daerah Pontianak.
PERHITUNGAN STRUKTUR GEDUNG 7 LANTAI SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN (STIK) MUHAMMADIYAH PONTIANAK Sekar Devita; - Elvira; Cek Putera Handalan
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 8, No 2 (2021): JeLAST Juni 2021
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v8i2.49063

Abstract

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan maka peraturan yang mengatur tentang konstruksi bangunan juga terus diperbarui dengan menyesuaikan perkembangan zaman. Hal tersebut dapat terlihat pada peraturan terbaru yang menunjukkan bahwa Kota Pontianak termasuk dalam zona gempa ringan berdasarkan SNI 1726-2019 sehingga setiap bangunan di Kota Pontianak memerlukan perhitungan parameter gaya gempa agar tidak menimbulkan dampak kerugian yang besar. Maka dari itu akan dilakukan perhitungan struktur gedung 7 lantai Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan (STIK) Muhammadiyah Pontianak dimana struktur yang digunakan adalah struktur beton bertulang dengan Sistem Rangka Pemikul Momen dan dibatasi hanya untuk perencanaan struktur atas bangunan (pelat lantai, balok, kolom) serta struktur bawah bangunan (fondasi). Analisis struktur dilakukan dengan bantuan program analisis struktur dengan dimensi struktur yang digunakan adalah pelat lantai dengan tebal 100 mm, balok induk 250/500 mm dan 300/600 mm, balok anak 200/400 mm, serta kolom K1 600×600 mm dan K2 D-600 mm. Gedung ini termasuk dalam KDS D sehingga sistem struktur pemikul gaya seismik yang digunakan adalah Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Pada struktur tersebut terdapat ketidakberaturan horizontal tipe 5 atau ketidakberaturan sistem nonparalel. Berdasarkan hasil analisis perhitungan dalam merencanakan tulangan setiap komponen struktur sudah memenuhi persyaratan yang terdapat pada Standar Nasional Indonesia (SNI).Kata Kunci: analisis struktur, sistem rangka pemikul momen khusus, struktur gedung
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG KULIAH TERPADU 10 LANTAI Ayyasi Felageti Sofian; M. Yusuf; - Elvira
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 6, No 1 (2019): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI FEBRUARI 2019
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.051 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v6i1.32211

Abstract

Perhitungan Struktur beton bertulang gedung kuliah terpadu 10 lantai ini bertujuan untuk menganalisa perhitungan yang memenuhi persyaratan kekakuan dan sesuai standar yang berlaku di Indonesia serta dapat menguasai program sebagai alat bantu menganalisa analisis struktur.  Perencanaan gedung kuliah ini direncanakan dengan memperhitungkan gaya gempa karena di dalam SNI 1726-2012 Kalimantan Barat sudah termasuk zona gempa ringan. Dalam makalah ini gedung di rencanakan mengacu pada SNI 2847-2013 untuk desain beton bertulang, SNI 1726-2012 untuk desain terhadap gempa dan SNI 1727-2013 untuk pembebanan pada struktur. Perhitungan struktur gedung ditinjau terhadap beban mati, beban hidup, beban angin, dan beban gempa. Perhitungan yang dilakukan meliputi elemen pelat, balok, kolom, dan fondasi. Dalam membantu untuk menganalisa analisis struktur dibantu dengan program ETABS 2016. Dari peta zonasi gempa keberadaan  wilayah struktur termasuk dalam kategori desain seismik A dan menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SPRMB). Digunakan fondasi tiang pancang spun pile karena sesuai untuk kondisi tanah lunak di Kota Pontianak dengan daya dukung yang sebagian besar didapat dari daya lekat tiang pada tanah. Kata kunci : struktur, beton bertulang , SNI 2847-2013, SNI 1726-2012,SNI 1727-2013,fondasi.
PERHITUNGAN STRUKTUR GEDUNG 8 LANTAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK Rida Umaya; - Elvira; Asep Supriyadi
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 7, No 3 (2020): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2020
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v7i3.42547

Abstract

Universitas Muhammadiyah (UM) Pontianak merupakan universitas swasta yang terletak Kota Pontianak. Saat ini, UM Pontianak fokus pada pembangunan gedung 8 lantai. Berdasarkan SNI 1726-2019, Kota Pontianak termasuk dalam zona gempa ringan, untuk itu dilakukan perhitungan ulang struktur gedung 8 lantai Universitas Muhammadiyah Pontianak dengan memperhitungkan parameter gaya gempa. Perhitungan Struktur Gedung 8 Lantai Universitas Muhammadiyah Pontianak ini bertujuan untuk menganalisa gaya geser dasar, output gaya dalam, dan penulangan struktur bangunan gedung. Pemodelan struktur menggunakan bantuan program analisa struktur. Dimensi struktur utama yang digunakan adalah dimensi eksisting bangunan yaitu pelat dengan tebal 10 cm, balok induk 25×40 cm, balok anak 20×30 cm, kolom K1 60×60 cm, K2 50×50 cm, dan K3 40×40 cm. Dari analisa stuktur lokasi gedung termasuk dalam KDS C sehingga gedung direncanakan dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM). Setelah dilakukan desain penulangan secara manual didapat dimensi tulangan struktur utama gedung yaitu, pelat menggunakan wire mesh M8-150mm, M10-150mm, dan M12-150mm, balok  menggunakan tulangan konvensional D13 dan D16, kolom menggunakan tulangan konvensional D16, D19, dan D22. Struktur bawah gedung yang menggunakan fondasi dalam dengan tiang pancang spun pile diameter 30 cm kedalaman 30 m.Kata kunci: gaya geser dasar, output gaya dalam, penulangan, struktur bangunan gedung, Universitas Muhammadiyah Pontianak
STUDI PENGARUH BAHAN TAMBAH SUPERPLASTICIZER VISCOCRETE® -3115N DENGAN DOSIS BERVARIASI PADA BETON MEMADAT SENDIRI (SELF COMPACTING CONCRETE) Janter Sianipar; - Elvira; - Aryanto
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 6, No 3 (2019): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2019
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v6i3.36778

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian superplasticizer Sika Viscocrete® -3115N pada perancangan campuran  beton. Pembuatan benda uji metode ACI, dengan kuat tekan rencana 40 Mpa,dengan benda uji berbentuk silinder dengan Æ 15 cm, dan tinggi 30 cm. Penelitian sebanyak 15 kali trial. Tiga variasi sampel beton yaitu SCC menggunakan superplasticizer Sika Viscocrete® -3115N (dosis 1,5%) dan SCC dosis 2%. Test workability dilakukan dengan dua kriteria , falling ability menggunakan  metode  slump flow, dan passing ability menggunakan metode l-box. Slump flow dosis 1,5% dengan diameter 600mm  dan diameter  690mm  pada dosis 2%. Pengujian/pengetesan benda uji meliputi uji kuat tekan, uji tarik belah, dan uji modulus elastisitas. Hasil penelitian didapat nilai kuat tekan karakteristik SCC dosis 1,5% umur 7,14, dan 28 hari. Kuat tekan rata-rata beton 40,576 MPa, 51,616 MPa dan 55,580 MPa. Kuat tarik belah rata-rata SCC dosis 1,5% adalah 14,79 MPa. Modulus Elastisitas rerata SCC dosis 1,5% adalah 16481,28 MPa. Nilai-yang ada menunjukan,semakin lama umur beton, maka kuat tekan beton semakin meningkat, meskipun pada SCC dosis 2% tidak mencapai kuat tekan rencana ,dan kuat tekan lebih rendah dari beton normal. Disimpulkan bahwa, SCC dosis 1,5% mempunyai kuat tekan, dan kuat tarik belah paling tinggi, tetapi nilai modulus elastisitasnya rendah.Kata kunci  : beton, superplasticizer Sika Viscocrete, SCC
ALTERNATIF DESAIN DAN PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG MENGGUNAKAN SHEARWALL Alfry Dimaswara; - Elvira; Erwin Sutandar
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 7, No 2 (2020): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2020
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v7i2.42523

Abstract

Perencanaan struktur bangunan gedung tahan gempa sangat penting di Indonesia, mengingat Indonesia terletak pada ring of fire yang berarti tingkat terjadinya gempa bumi sangat tinggi. Dengan kondisi geografis Indonesia yang seperti ini, maka diperlukan solusi untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh gempa tersebut, khususnya pada bidang elemen struktur bangunan, sehingga dapat mengurangi permasalahan yang ada maupun kerugian. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk menahan gempa adalah dengan cara meningkatkan kinerja bangunan menggunakan sistem penahan gempa pada struktur bangunan. Beberapa metode yang dapat dipakai adalah dengan menggunakan shearwall untuk memberikan kekuatan lateral untuk mencegah atap atau lantai di atas dari sisi goyangan yang berlebhan. Pemodelan strutur menggunakan program ETABS 2016 dimana menggunakan acuan sesuai SNI 1727-2013. Kemudian beban gempa dengan metode respons spektrum sesuai SNI 1726-2019. Hasil dari pengecekkan perilaku struktur tidak terdapat ketidakberaturan horizontal maupun vertikal, sistem interaksi antara dinding geser dengan SRPMM mendapatkan hasil bahwa dinding geser menahan gaya geser pada struktur sebesar 83,4% pada arah X dan sebesar 88,1% pada arah Y. Berdasarkan hasil analisa, semua elemen struktur yang telah di desain dapat menahan segala beban yang bekerja serta memenuhi persyaratan yang diatur dalam SNI.
Perencanaan Jembatan Sungai Landak Lama Kota Pontianak Veronika Sri Jayanti; - Elvira; Yoke Lestyowati
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 6, No 3 (2019): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2019
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (871.541 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v6i3.38816

Abstract

Dalam menunjang kegiatan transportasi yang melintasi dari Pontianak timur menuju Pontianak Utara, maka dibangunlah Jembatan Landak. Jembatan Sungai Landak saat ini terdiri dari dua jembatan yakni Jembatan Landak lama yang berada berdampingan dengan Jembatan Landak baru. Jembatan Landak baru yang mulai dioperasikan pada tahun 2019 ini dibangun dengan harapan akan mengurangi beban yang terjadi pada Jembatan Landak lama mengingat umur jembatan yang sudah tua dan mengalami perlemahan kekuatan. Pada perencanaannya, Jembatan Landak baru direncanakan melayani lalu lintas dari arah Pontianak Timur menuju Pontianak Utara dengan tipe jalan 2/1 UD ( dua lajur 1 arah ). Perubahan arah yang melatarbelakangi pengambilan topik pada tugas akhir ini. Sebagai pertimbangan dalam ekstetika, perencanaan Jembatan Landak lama ini didesain sesuai dengan kondisi letak Jembatan Landak Lama serta menggunakan struktur rangka baja untuk struktur atasnya dan beton bertulang untuk struktur bawahnya. Perencanaan Jembatan Landak lama ini juga direncanakan melayani lalu lintas dari arah Pontianak Utara menuju Pontianak Timur dengan tipe jalan 2/1 UD ( dua lajur 1 arah ) dengan lebar jalan 6 meter ditambah trotoar 2 x 1 meter. Ruang lingkup elemen jembatan yang direncanakan dalam tugas akhir ini hanya meliputi pekerjaan struktur atas jembatan.Kata kunci : Jembatan Landak Lama, struktur atas, rangka baja
DESAIN KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM TERPADU UNTAN Benhard Johnson; - Elvira; Asep Supriyadi
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 6, No 3 (2019): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2019
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (811.159 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v6i3.36438

Abstract

Laboratorium saat ini adalah sebuah infrastruktur penting dalam dunia pendidikan. Hampir semua sekolah atau universitas memiliki laboratorium sendiri sebagai tempat siswa melatih keterampilan yang diterima di ruang kelas. Meningkatnya kebutuhan akan pendidikan sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk mengharuskan pemerintah untuk terus membangun infrastruktur pendidikan baru guna memenuhi kebutuhan tersebut. Sebuah laboratorium yang baik harus direncanakan sesuai peraturan-peraturan nasional yang berlaku agar menjadi sebuah bangunan yang aman dan layak pakai. Pada desain gedung laboratorium terpadu ini akan direncanakan komponen struktural berupa pelat, balok, kolom dan pondasi beserta stuktur pendukung lift dan tangga dengan material struktur berupa beton bertulang dengan menggunakan peraturan SNI-2847-2013. Pembebanan yang ditinjau berupa beban mati dan beban hidup berdasarkan peraturan SNI-1727-2013 serta beban gempa berdasarkan SNI-1726-2012. Analisa struktur dilakukan dengan bantuan program komputer untuk analisis struktur  untuk mendapatkan hasil berupa gaya-gaya dalam yang kemudian akan dipakai untuk mendesain penulangan pelat, balok, kolom, dan fondasi. Hasil perencanaan akhir akan dituangkan dalam bentuk gambar kerja yang berisi detail penulangan pelat, balok, kolom, dan fondasi struktur.Kata Kunci : struktur beton bertulang, gedung laboratorium terpadu