Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG MIDPOINT 8 LANTAI DI JALAN JENDRAL URIP PONTIANAK Cheriandi, Alvin Alfrendo; Lingga, Andry Alim; Lestyowati, Yoke
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Vol 3, No 3 (2016): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2016
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan SNI 1726-2002,Pulau Kalimantan tidak termasuk daerah zonasi gempa Namun sejak terjadigempa di Kota Singkawang pada tanggal 23 Agustus 2011 yang telah dikonfirmasi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa telahterjadi gempa dengan kekuatan 4,4 Skala Ritcher, maka dalam perencanaan gedung di Pulau Kalimantan perlu diperhitungkan gaya gempa.Perencanaan struktur bangunan di Indonesiamengacu pada SNI-03-2847-2013 tentang Tata Cara Perhitungan Beton Struktural untuk Gedung dan SNI-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung dan Non Gedung. Bangunan gedungbiro jasa dan perkantoran (Midpoint), berlantai 8 yang terletak di Jalan Jendral Urip, Pontianakdipilih sebagai obyek yang akan dihitung kembali dengan asumsi terjadi didaerah gempa zonasi < 0,05g sehingga dalam perhitungan struktur gedung ini akan ditinjau terhadap beban mati, beban hidup, dan beban gempa. Perhitungan struktur mengacu pada peraturan  terbaru, sehingga menghasilkan dimensi struktur yang kuat, kaku, efektif serta efisien dalam menahan beban yang dikerjakan pada gedung tersebut. Perhitungan yang ditinjaumeliputi elemen struktur pelat, balok, kolom, pondasi serta periode struktur akibat gempa dan simpangan maksimum lantaiberdasarkan SNI 1726-2012 dengan analisis dinamis yang akan dikontrol nantinya dengan analisis statis ekivalen. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan dimensi elemen struktur balok dan kolom gedung yang lebih besar± 30% - 40% dari dimensi elemen struktur balok dan kolom gedung Midpoint yang ada saat ini. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa dimensi suatu elemen struktur mempengaruhi kekakuan suatu struktur untuk menahan gempa yang terjadi. Kata kunci : struktur gedung, beton bertulang, gempa.
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG RUMAH SAKIT 8 LANTAI UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK Adianto, Bobby; Yusuf, M.; Lestyowati, Yoke
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 5, No 3 (2018): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2018
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.773 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v5i3.30517

Abstract

Seiring dengan perkembangan jumlah penduduk di kota Pontianak yang terus meningkat, perlu juga diimbangi dengan peningkatan kebutuhan kesehatan dengan membangun rumah sakit baru dengan fasilitas yang memadai. Untuk membangun rumah sakit baru tersebut diperlukan ruang lahan yang cukup luas. Karena ruang lahan yang terbatas serta harga lahan di daerah kota yang mahal serta untuk mengikuti tren gedung-gedung di Pontianak saat ini, gedung bertingkat tinggi menjadi pilihan untuk mengatasi hal tersebut. Saat ini wilayah Kalimantan Barat sudah termasuk dalam zona gempa. Walaupun kemungkinan kerusakan akibat gempa di Kalimantan Barat ini sangat kecil, namun demikian tetap harus diwaspadai dan harus diperhitungkan terhadap persyaratan gempa yang berlaku agar tidak terjadi kerugian yang besar. Bangunan yang dianalisis adalah gedung rumah sakit  Universitas Tanjungpura Pontianak. Analisis struktur yang dilakukan berupa pelat, balok, kolom, dan fondasi. Perhitungan struktur yang dilakukan mengacu pada SNI 1726:2012 untuk perhitungan gempa dan mengacu pada SNI 2847:2013 untuk perhitungan beton bertulang. Dari hasil perhitungan diperoleh dimensi elemen struktur berupa pelat, balok, kolom serta jenis fondasi dan jumlah spun pile yang digunakan.Kata Kunci : beton bertulang; perhitungan gempa; pelat, balok, kolom, fondasi
PERKUATAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER REINFORCED POLYMER Luastika, Gian Ningsih; Lingga, Andry Alim; Lestyowati, Yoke
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 6, No 2 (2019): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2019
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1103.723 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v6i2.35569

Abstract

Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP) merupakan suatu metode perbaikan dan perkuatan struktur. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh perkuatan GFRP dengan variasi pola pemasangan dan jumlah lapisan, terhadap kuat lentur balok.Benda uji berupa 12 balok beton bertulang dimensi 15 cm x 15 cm x 60 cm. Tulangan tarik 2Ø8, dan 1 balok beton tanpa tulangan dimensi 15 cm x 15 cm x 60 cm. Benda uji tanpa perkuatan GFRP terdiri dari, 1 buah balok beton tanpa tulangan (BP) dan 3 buah balok beton bertulang (BN). Perkuatan GFRP direncanakan tiga macam variasi. Variasi I, 3 buah balok beton bertulang dengan GFRP 1 lapisan bagian bawah (BG1), Variasi II, 3 buah balok beton bertulang dengan GFRP 2 lapisan bagian bawah (BG2) dan Variasi III, 3 balok beton bertulang  GFRP dengan 1 lapisan U-wrap (BU1). Balok dibebani terus-menerus, hingga runtuh dengan pengujian kuat lentur dua titik pembebanan. Persentase peningkatan perkuatan lentur balok BG1 sebesar 153%, balok BG2 sebesar 117% dan balok BU1 sebesar 211% terhadap balok normal. Perbandingan ketiga variasi, balok BU1 lebih optimal menahan lentur, karena pada balok BG2 merubah keruntuhan dari keruntuhan lentur menjadi keruntuhan geser-lentur. Hasil penelitian, penggunaan GFRP sebagai metode perkuatan struktur menunjukkan peningkatan kuat lentur balok yang signifikan.Kata kunci : balok beton bertulang, GFRP, perkuatan lentur
STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN, SLUMP DAN MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN BAHAN SEMEN PCC TYPE 1 YANG BERBEDA MEREK charniago, Paulus; Lingga, Andry Alim; Lestyowati, Yoke
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Vol 5, No 1 (2018): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI FEBRUARI 2018
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.755 KB)

Abstract

Dalam perkembangn dewasa ini penggunaan beton sebagai material sturktur lebihmendominasi dibandingkan dengan material struktur lainnya seperti kayu,perkembangan ini diakibatkan oleh material pembuatan beton mudah dicari, lebih murahdan praktis dalam pengerjaan, dapat memikul beban yang cukup besar, dan mudahdibentuk sedemikian rupa sehingga dapat memperindah suatu bangunan yang dibuat.Pada umumnya pembangunan yang ada di Pontianak terutama pembangunan dalambidang struktur banyak menggunakan semen yang harganya relative lebih murah, hal inidinilai biaya pembangunanya akan sedikit lebih murah dan lebih menguntungkan jikadibandingkan dengan menggunakan merk semen yang harganya sedikit lebih mahal.Untuk mengetahui merk semen yang baik untuk beton, perlu adanya penelitianterhadap berbagai merk semen. Penelitian ini akan mengkaji perbandingan semen yangberbeda merk pada campuran beton terhadap kuat tekan, slump normal dan moduluselastisitas yang dihasilkan pada beton berbentuk silinder..Dari rangkaian hasil kegiatan penelitian di labotarium mengenai kuat tekan danmodulus elastisitas beton normal yang telah dilaksanakan, dapat diambil beberapakesimpulan kuat tekan dan modulus elastisitas pada berbagai merk semen berbeda dansemakin mahal harga dari semen tersebut juga akan memberikan mutu yang sangat baikpada beton dan juga Masyarakat harus mengetahui bahwa semua merk semen yangdiproduksi Indonesia telah memenuhi standard ASTM : EN 197- 1 2000 (42,5 N & 42,5R) dan SNI : 15-7064-2004.
PEMANFAATAN ABU BOILER CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN BETON Gunawan, Hengky Christian; Mungok, Chrisna D,; Lestyowati, Yoke
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 5, No 2 (2018): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2018
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.41 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v5i2.26395

Abstract

Beton yang digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan diperoleh dengan cara mencampurkan semen portland, air dan agregat serta bahan tambah berupa bahan kimia, serat, bahan non kimia sesuai kebutuhan. Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia yang memiliki kekayaan alam diantaranya kelapa sawit. Limbah kelapa sawit  dapat dipergunakan sebagai bahan tambah pada campuran beton untuk memperbaiki kinerja beton yaitu abu kerak boiler pada kelapa sawit yang terdapat di mesin boiler. Abu kerak boiler cangkang kelapa sawit adalah Pozzolan buatan yang berasal dari kerak boiler yang telah mengalami proses penggilingan dari kerak pada proses pembakaran cangkang dan serat buah pada suhu 500 -700˚C pada dapur dungku boiler dan merupakan biomass dengan kandungan silica (SiO2). Pemilihan abu kerak boiler cangkang kelapa sawit sebagai bahan campuran semen pada beton karena melimpahnya abu kerak boiler cangkang kelapa sawit di pabrik dan adanya kandungan Silica (SiO2) yang cukup tinggi tanpa mengurangi kualitas beton. Kata kunci : Beton, Kelapa Sawit, Abu Kerak Boiler, Pozzolan.
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG SEKOLAH SMP BRUDER 6 LANTAI Egy Berathayoga, Ida Bagus; Aryanto, -; Lestyowati, Yoke
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Vol 5, No 3 (2018): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2018
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perancangan bangunan dengan hasil yang dapat di pertanggung jawabkan . Tak hanya di pertanggung jawabkan racangan kita harus berdaya guna tinggi,berestetika, dan efisien. Salah satu yang harus dipertimbangkan saat merancang suatu bangunan adalah beban. Beban terdiri dari beban hidup,mati dan beban gempa. Pengaruh beban gempa sangat penting karena efek yang ditimbulkan terhadap bangunan dapat membahayakan manusia. Maka dari itu kita harus memperhitungkan dan merancangnya dengan sangat baik. Makalah ini. Bangunan yang ditinjau adalah Sekolah SMP Bruder Pontianak yang berlokasi di jalan Arif Rahman Darat Sekip, Pontianak, Kalimantan Barat. Bangunan ini adalah banguunan 6 lantai. Standar dalam mendesain dan menghitung bangunan mengacu pada SNI 2847-2013, Standar ini tentang karakteristik Beton. SNI 1726-2012 adalah Standar National Indonesia untuk setiap perencana untuk mendesain bangunan agar tidak runtuh terhadap dampak dari gempa dan SNI 1727-1989 adalah salah satu standar untuk setiap perencana mendesain pembebanan. Perencana menghitung beban mati,beban hidup dan gempa. Plat Lantai, balok, kolom, dan pondasi dihitung menggunakan SAP2000. SAP2000 adalah salah satu aplikasi untuk menghitung dan mendesain bangunan. SAP 2000 adalah salah satu perangkat yang sangat membantu bagi semua insinyur. Makalah ini gambar arsitek sudah di siapkan menggunakan Autocad. Auto cad adalah salah satu aplikasi yang sangat membantu untuk insinyur.Kata kunci : SNI 1726-2012, Dampak dari beban Gempa, banguna  6 lantai.
Re-Analisis Bangunan Atas Jembatan Kapuas 1 Dengan Menggunakan Program Hadi, Siswoyo; Hamid, Abdul; Lestyowati, Yoke
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 1, No 1 (2015): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL UNTAN
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v1i1.10003

Abstract

Jembatan Kapuas 1 dibangun pada tahun 1980 – 1981, merupakan urat nadi provinsi Kalimantan Barat dan menjadi tumpuan pembangunan kota Pontianak karena secara geografis provinsi Kalimantan Barat terbelah oleh sungai Kapuas. Seiring dengan tingkat pertambahan dan kepadatan penduduk kota Pontianak yang pesat mengakibatkan pengguna jembatan Kapuas 1 yang semakin banyak dan padat. Hal ini berpengaruh pada lendutan yang terjadi pada struktur akibat peningkatan beban yang diderita oleh jembatan Kapuas 1. Selain itu faktor perencanaan jembatan Kapuas 1 yang saat itu menggunakan peraturan VOSB 1963 dan PBI 1971 menjadi ukuran untuk melakukan  reanalisa mengingat terus majunya ilmu pengetahuan.   Di dalam analisa dilakukan observasi lapangan dengan tujuan mendapatkan data yang sebenarnya dilapangan berupa data survey lalu lintas, foto-foto jembatan Kapuas 1 dan ukuran dimensi profil. Jembatan Kapuas 1 Pontianak terdiri dari 7 bentang dengan panjang tiap bentang adalah 60 m. Fokus analisa diambil pada elemen bangunan atas rangka induk jembatan Kapuas bentang pertama dengan kemiringan jembatan 7,5%, dengan pembatasan pada analisa gempa, reduksi baja, pengaruh susut tidak diperhitungkan.Berdasarkan data survey lalu lintas dilapangan didapatkan LHR sebesar 53859 smp, dengan data ini mengindikasikan bahwa jembatan tersebut melebihi kapasitas LHR perencanaan sehingga harus dibebani dengan pembebanan 100%. Kemudian berdasarkan hasil perhitungan kekuatan struktur atas dengan RSNI T 02-2005, yang mana setara dengan AISC-LRFD99, didapat angka perpindahan hasil deformasi akibat beban ultimit adalah 0,121214 m lebih besar dari yang diijinkan yakni 1/800 dari panjang bentang 60 m yaitu 0,075 m.   Mengingat secara keseluruhan kondisi kekuatan Jembatan Kapuas 1 melewati batas ijin lendutan sehingga mengakibatkan overstress dan umurnya saat ini adalah 32 tahun yaitu telah melewati 50% umur perencanaan jembatan maka ditakutkan akan terjadi kelelahan jika terus menerus dibebani beban maksimum dan hampir statis. Namun hasil ini bukan merupakan hasil akhir karena perlu dilakukan penelitian bangunan bawah jembatan sehingga diketahui kondisi jembatan Kapuas 1 secara utuh.   Kata kunci : lendutan, observasi, lapangan, evaluasi, struktur atas, umur, dimensi
ANALISIS PERHITUNGAN STRUKTUR GEDUNG PENDIDIKAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK Rahmasari, Puspita; Lestyowati, Yoke; Budi, Gatot Setya
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 4, No 4 (2017): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2017
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v4i4.22152

Abstract

Seorang perencana dituntut untuk dapat merancang dengan hasil berdaya guna tinggi, efisien, dan berestetika. Banyak aspek yang harus dipertimbangkan saat merancang suatu konstruksi, salah satunya adalah beban. Pengaruh beban gempa merupakan salah satu hal yang penting untuk dianalisis karena efek yang ditimbulkan terhadap bangunan dapat membahayakan manusia. Oleh karenanya diperlukan perancangan yang baik agar dapat mengurangi tingkat kecelakaan dan kerugian yang ditimbulkan.Dalam tugas akhir ini gedung yang ditinjau adalah gedung berlantai 3 yang merupakan gedung pendidikan Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura, Pontianak. Perhitungan struktur mengacu pada SNI 2847-2013 untuk desain beton bertulang, SNI 1726-2012 untuk desain tehadap gempa dan SNI 1727-2013 untuk pembebanan pada struktur. Perhitungan struktur gedung ditinjau terhadap beban mati, beban hidup dan beban gempa. Perhitungan yang dilakukan meliputi elemen pelat, balok, kolom, dan pondasi. Digunakan aplikasi SAP2000 untuk membantu perhitungan gaya dalam elemen struktur. Pada struktur digunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SPRMB) karena berada pada wilayah kategori desain seismik A, dimana tidak ada aturan khusus yang harus dipenuhi. Digunakan pondasi tiang pancang karena sesuai untuk kondisi tanah lunak di Kota Pontianak dengan daya dukung yang sebagian besar didapat dari daya lekat tiang pada tanah. Kata kunci :     Struktur, beton bertulang, SNI 2847-2013, SNI 1726-2012, SNI 1727-2013, pondasi
EXPERIMENTAL FLEXURAL STRENGTH OF GLASS FIBER REINFORCED POLYMER (GFRP) HYBRID REINFORCED CONCRETE BEAMS Yoke Lestyowati; Henny Herawati; Budi Satria Panandita
Jurnal Teknik Sipil Vol 23, No 3 (2023): JURNAL TEKNIK SIPIL EDISI AGUSTUS 2023
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jts.v23i3.67972

Abstract

Materials technology is an excellent opportunity to be developed industrially and on a needs scale according to the demands of society, namely supporting the environment, low maintenance, and long-term use. Using composite materials with reinforced polymers is a hot topic of discussion in civil engineering as new materials, strength/stiffness enhancers, or applications in building rehabilitation or renovation. Fiber Reinforced Polymer (FRP) is excellent as a new material because, in addition to being lightweight, corrosion resistant, and easy to work with, it also has high flexural strength, so it is a consideration to replace and or strengthen steel materials that are high in cost value. However, until now there has not been found the correct pattern or variant and volume of fibre so that it can be an alternative to the use of steel. The purpose of the study was to experimentally determine the flexural strength of Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP) hybrid beams either with steel reinforcement, with GFRP reinforcement, or with steel and GFRP combination reinforcement and different GFRP ratios (variants) through two-point load bending tests.The designed model is a development of a previous study that used one layer of 4 mm and produced a flexural strength smaller than the targeted flexural strength, so in this study, two layers of 8 mm were used. In addition, other experimental data that has been carried out from the literature is also used where the results of parametric studies provide evidence of the positive effect of hybrid steel and GFRP reinforcement ratios when obtaining GFRP models and volumes.The materials used to manufacture concrete beam test specimens 53x15x15 cm3 with quality of fc'35MPa have been tested according to SNI standards and meet both the minimum and maximum requirements specified. Based on the results of the material test, it is planned that the characteristic concrete quality fcr'=40.31 MPa, and based on the compressive strength test, the quality fcr'=41.68MPa is produced.The hybrid designed material with concrete or concrete and steel has been tensile tested with a maximum arcing load for the two layers = 8 mm variant; the tensile strength of the GFRP woven roving type with two layers 2 x 4 mm is 92.66 MPa. While plain steel reinforcement Diameter 8mm quality 280 MPa has a minimum tensile strength of 350 MPa (3.8 times the tensile strength of GFRP 8 mm).The results of testing and calculating the effect of GFRP as a substitute for steel reinforcement contributed to the flexural strength of concrete beams on average by 47.52%. In comparison, the contribution of flexural strength produced by concrete with steel reinforcement was 107.09%. The concrete variant of hybrid steel reinforcement and GFRP contributes to an increase in the average flexural strength of 117.02% 4.8% compared to steel-reinforced concrete beams alone.
SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI DAN GEOGRAFIS DESA BARU DI KECAMATAN SILAT HILIR KABUPATEN KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT Henny Herawati; Yoke Lestyowati; Kartini Kartini; Eko Yulianto; Elvira Elvira; Budi Satria Panandita; Ibrahim Ibrahim
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 4 (2023): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i4.20023

Abstract

ABSTRAKKecamatan Silat Hilir merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat dan memiliki 13 desa. Kendala utama dalam pelayanan administrasi bagi masyarakat adalah pelayanan administrasi dilakukan dengan cara manual. Belum tersedianya sistem informasi guna mempercepat penyelesaian pelayanan. Pada proses pelayanan adminstrasi telah menggunakan perangkat komputer, namun penyimpanan data masih menggunakan sebuah buku besar untuk menulis data surat administrasi warga. Hal ini menyebabkan masih banyak keluhan dari masyarakat terkait prosedur yang belum teratur, tidak ada kepastian jangka waktu, sehingga masyarakat menilai petugas tidak profesional berakibat timbulnya citra yang kurang baik terhadap pemerintah. Berdasarkan analisis situasi dan permasalahan yang ada, maka tujuan dari kegiatan ini adalah menyediakan sistem informasi administrasi dan geografis untuk Desa Baru di Kecamatan Silat Hilir. Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilakukan dengan metode: penjelasan/pemaparan secara langsung kepada penyelenggara pelayanan yang membutuhkan informasi tentang sistem informasi, menyediakan manual, serta pelatihan bagi penyelenggara pelayanan untuk menggunakan sistem informasi desa yang dibuat. Mitra sasaran dari kegiatan ini adalah perangkat Desa Baru khususnya dan juga camat dan staf administrasi di Kecamatan Silat Hilir. Mitra yang hadir pada kegiatan ini terdiri dari camat, kepala desa, staf kecamatan dan staf desa yang berjumlah 23 peserta. Hasil dari kegiatan ini berupa: (1) Menyampaikan informasi mengenai sistem informasi berupa penjelasan singkat, manfaat, dan contoh-contoh sistem informasi yang ada; (2) Mensosialisasikan pentingnya sistem informasi administrasi dan geografis bagi penyelenggara pelayanan, terutama di desa Baru di Kecamatan Silat Hilir dan desa sekitarnya; (3) Mengadakan pelatihan kepada penyelenggara pelayanan di Desa Baru agar dapat menggunakan sistem informasi dengan baik sesuai dengan kebutuhan penyelenggara pelayanan. Kata kunci: sistem informasi; geografis; desa; pelayanan desa; desa baru. ABSTRACTThe Silat Hilir Sub-district, situated in the Kapuas Hulu Regency of West Kalimantan, comprises 13 villages. The main challenge in delivering administrative services to the community lies in the manual execution of administrative tasks. The absence of an information system hinders the prompt completion of services. Although computer tools are utilized in the administrative process, data storage still relies on a ledger for recording citizens' administrative correspondence. This leads to numerous objections from the community due to irregular procedures and the lack of defined timeframes, resulting in an alleged lack of professionalism among officials, negatively impacting the government's image. Based on an analysis of the current situation and issues, several solutions have been implemented: (1) Disseminating information about information systems through brief explanations, elucidating their benefits, and providing examples of existing systems; (2) Advocating the importance of administrative and geographic information systems for service providers; (3) Conducting training for service providers in Baru village to proficiently use the information system according to their service requirements. This community engagement involves direct presentations to service providers in need of information about information systems, supplying manuals, and offering training for service providers to utilize the village information system. Keywords: information sistem; geographic; village; village services; baru village.