Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Kerjasama Petani Dalam Pengelolaan Sumberdaya Air Berkelanjutan Di Desa Sedahan Jaya, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat - kartini
Proyeksi: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 19, No 2 (2014): PROYEKSI, Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora
Publisher : FISIP Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (694.197 KB) | DOI: 10.26418/proyeksi.v19i02.458

Abstract

Penelitian ini bermula dari adanya perubahan lingkungan yang disebabkan faktor alam maupun perilaku manusia disekitar Taman Nasional Gunung Palung yang berdampak terhadap penurunan ketersediaan sumberdaya air untuk pertanian  di Desa Sedahan Jaya Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara Provinsi Kalimantan Barat. Masalah pokok penelitian ini ialah Mengapa petani melakukan kerjasama dalam pengelolaan sumberdaya air berkelanjutan, bagaimana kerjasama petani dalam pengelolaan sumberdaya air berkelanjutan serta mengapa petani lokal  meniru kerjasama yang dilakukan petani Bali dalam pengelolaan sumberdaya air berkelanjutan.Penelitian ini merupakan penelitian lapangan untuk menganalisa kerjasama petani dalam pengelolaan sumberdaya air berkelanjutan di Desa Sedahan Jaya Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara dengan pendekatan kualitatif untuk menguraikan dan memberikan penjelasan dalam pengelolaan sumberdaya air berkelanjutan dalam dimensi sosiologi melalui kerjasama petani. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tiga metode yaitu metode wawancara antara peneliti dengan informan pelaku, teknik pengamatan keikutsertaan oleh peneliti yang terlibat secara langsung di lokasi penelitian, dan studi dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian ditriagulasi untuk mendapatkan data yang sahih atas realitas yang terjadi dilapangan.      Hasil penelitian ini menunjukkan: Faktor penyebab kerjasama petani berdasarkan Kesamaan kepentingan menjadikan kelompok/wadah kerjasama petani terorganisir, kesamaan rasa senasib sepenanggungan sebagai petani dan kesamaan tanggungjawab sosial, teknis, ekonomi dan norma/aturan. Pada proses pelaksanaan kerjasama meliputi pemanfaatan dengan cara pembagian air secara bergiliran dan penggunaan  pagung  kecil, pemeliharaan secara rutin, berkala serta darurat serta konservasi dalam pengelolaan sumberdaya air berupa efisiensi penggunaan air dan mengistirahatkan satu priode masa tanam (MT III).Kata kunci: sumberdaya air berkelanjutan, konservasi, kerjasama petani
ANALISIS PENGARUH HUBUNGAN TATA GUNA LAHAN DENGAN DEBIT BANJIR PADA KAWASAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA BERBASIS GIS Meisy Artha Rahima Utami; - Kartini; Danang Gunarto
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 8, No 3 (2021): JeLAST EDISI DESEMBER 2021
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v8i3.51471

Abstract

Kawasan Universitas Tanjungpura terletak di pusat kota Pontianak, pada umumnya penggunaan lahan adalah perkantoran dan fasilitas pendidikan, dan beberapa infrastruktur lainnya. Tinjauan ini dimaksudkan untuk menghitung debit banjir yang mengalami rencana perubahan lahan berbasis data Geographics Information System (GIS) menggunakan ArcGIS 10.4. Metode perhitungan debit banjir pada penelitian ini menggunakan metode rasional. Dalam menentukan besaran intensitas curah hujan yang terjadi pada wilayah penelitian menggunakan metode mononobe. Peta tata guna lahan untuk kondisi saat ini menggunakan peta tata guna lahan Orthomosaic Untan 2020 dan peta tata guna lahan untuk kondisi rencana menggunakan peta lahan Masterplan Untan 2021.  Untuk kondisi lahan saat ini, diperoleh luas lahan terbuka 22,917 ha, perkerasan 14,951 ha, perkantoran 14,294 ha, hutan bervegetasi 9,482 ha, semak belukar 8,770 ha, taman 3,842 ha, kebun 0,120 ha  dan kondisi lahan rencana diperoleh luas lahan terbuka 29,440 ha, perkerasan 15,336 ha, taman 12,338 ha, perkantoran 11,045 ha, hutan bervegetasi 6,250 ha. Hasil analisis perhitungan debit banjir tertinggi untuk periode ulang 5 tahun berada pada segmen saluran S14 untuk lahan Orthomosaic Untan 2020 dan lahan Masterplan Untan 2021 diperoleh sebesar 2.950 m3/s dan 2.797 m3/s.Kata kunci : Debit Banjir, Geographics Information System, Tata Guna Lahan
FAKTOR KOEFISIEN KOREKSI PERHITUNGAN KECEPATAN ARUS MENGGUNAKAN CURRENT METER DAN PELAMPUNG STUDI KASUS SUNGAI JAWI Andi Hardianto; - Kartini; Hari Wibowo
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 6, No 3 (2019): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2019
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v6i3.36781

Abstract

Pengukuran kecepatan arus di sungai – saluran biasanya menggunakan alat current meter, jika keadaan darurat maka dapat digunakan pelampung dimana besarnya kecepatan arus dikalikan dengan faktor koreksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kecepatan aliran, faktor koreksi pelampung, dan korelasi kecepatan aliran dengan meggunakan alat current  meter dan pelampung dalam bentuk persamaan empiris. Kecepatan rata – rata aliran maksimum metode current meter kondisi pasang sebesar 0.066 m/det dan kecepatan rata-rata minimum sebesar 0.001 m/det, sedangkan saat kondisi surut kecepatan rata-rata aliran maksimum sebesar 0.063 m/det dan kecepatan rata-rata aliran minimum sebesar 0.019 m/det. Kecepatan rata – rata aliran maksimum pelampung kondisi pasang sebesar 0.130 m/det dan kecepatan rata-rata minimum sebesar 0.020 m/det, sedangkan saat kondisi surut kecepatan rata-rata aliran maksimum sebesar 0.155 m/det dan kecepatan rata-rata aliran minimum sebesar 0.083 m/det. Faktor koreksi alat ukur pelampung sebesar 0.91. Korelasi maksimum persamaan regresi linier pengukuran aliran dengan current meter dan pelampung y = 2.0763x + 0.0174 nilai R2 sebesar 0.8677 dan R sebesar 0.931 menunjukkan korelasi yang sangat kuat, sedangkan korelasi minimum dalam bentuk regresi power yaitu y = 0.0313e24.597x  nilai R2 sebesar 0.4232 dan R sebesar 0.651 menunjukkan korelasi kuat.Kata kunci: Current meter, Pelampung, Kecepatan Arus, Faktor Koreksi Pelampung, Korelasi Kecepatan Aliran Menggunakan Current meter dan Pelampung.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                            
PENGATURAN PINTU AIR (UNDERFLOW) UNTUK PENGATURAN MUKA AIR DI LAHAN PERKEBUNAN DAERAH IRIGASI RAWA (D.I.R) PIMPINAN KOMPLEK (BLOK SUNGAI SANGE) Yogi Wicahya; - Kartini; - Umar
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 8, No 2 (2021): JeLAST Juni 2021
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v8i2.48971

Abstract

Daerah rawa di Kalimantan Barat, khususnya di Kabupaten Sambas dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Daerah Rawa Pimpinan Komplek dengan luas wilayah 3385,16 Ha, sampai saat ini belum adanya pengaturan tata air agar kebutuhan air tanaman terpenuhi dan tidak mempengaruhi produksi pertanian maupun perkebunan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan besarnya kebutuhan air tanaman palawija dan pengaturan pintu air pada Daerah Irigasi Rawa (D.I.R) Pimpinan komplek (Blok Sungai Sange). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah curah hujan maksimum, data klimatologi dari stasiun Paloh, pengukuran dimensi pintu air serta elevasi muka air dihulu dan dihilir pintu air. Untuk menghitung besarnya evapotranspirasi digunakan metode Penman modifikasi serta analisis data pintu air (underflow). Kebutuhan air tanaman untuk palawija (DR) sebesar 0,91 l/det.ha pada awal bulan Agustus sedangkan minimum didapat sebesar 0,45 l/det.ha pada pertengahan bulan Desember. Bukaan pintu air disesuaikan dengan tinggi elevasi muka air tanaman palawija, yaitu 50 cm dibawah permukaan tanah.Kata kunci : Daerah Irigasi Rawa, Kebutuhan air, Pintu air (underflow)
PERHITUNGAN ANGKUTAN SEDIMEN PADA SUNGAI PANGKALAN (Studi Kasus Dusun Lintang Batang Kecamatan Sungai Ambawang) Muhammad Ramadhan; Hari Wibowo; - Kartini
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 7, No 3 (2020): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2020
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v7i3.42659

Abstract

Sungai Pangkalan yang berada pada daerah Dusun Lintang Batang Kecamatan Sungai Ambawang berpotensi mengalami pendangkalan akibat terjadinya pengendapan sedimen yang dapat menyebabkan luapan air ke permukaan sehingga berdampak pada  kerusakan tanaman pertanian dan terganggunya aktivitas masyarakat yang diakibatkan oleh banjir. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui besarnya angkutan sedimen. Metode yang digunakan yaitu data primer (lebar penampang sungai,kedalaman sungai,kecepatan aliran, sampel sedimen melayang dan sampel sedimen dasar. Metode yang digunakan dalam perhitungan angkutan sedimen yaitu metode sesaat, metode L.C Van Rijn dan metode Meyer-Peter-Muller. Berdasarkan perhitungan angkutan sedimen melayang dengan metode sesaat dengan rata-rata nilai angkutan sedimen melayang metode sesaat dari 5 titik pengamatan sebesar 0,066 kg/det. Perhitungan angkutan sedimen dengan metode L.C Van Rijn tidak dapat digunakan karena parameter T yaitu stage parameter di dapat nilai negatif yang berarti sedimen cenderung mengendap sehingga metode L.C Van Rijn tidak dapat digunakan dalam perhitungan untuk sungai yang diamati. Berdasarkan perhitungan tegangan geser dan angka Reynolds yang didapat dari diagram Shields juga membuktikan bahwa ukuran butir diameter 0,023 mm termasuk wilayah partikel diam. Hasil perhitungan angkutan sedimen dasar dengan metode Meyer-Peter-Muller dengan rata-rata nilai angkutan sedimen dasar metode Meyer-Peter-Muller dari 5 titik pengamatan sebesar 0,401 kg/det. Kata kunci:  Metode L.C Van Rijn, Metode Meyer-Peter-Muller, Metode Sesaat, Sungai Pangkalan
PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KECAMATAN PONTIANAK UTARA Berlin Cristian; - Kartini; Danang Gunarto
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 8, No 2 (2021): JeLAST Juni 2021
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v8i2.48965

Abstract

Pengembangan wilayah di Pontianak Utara merupakan rencana untuk meratakan wilayah yang tertinggal di Kota Pontianak. Pendistribusian penduduk menyebabkan pembangunan hunian menjadi berkembang di Zona M yang mengakibatkan kebutuhan air bersih menjadi meningkat, sehingga menjadi faktor kekurangan kebutuhan air bersih. Hal ini ditandai dengan pendistribusian air belum merata pada kondisi eksisting. Tujuan penelitian ini melakukan analisis kebutuhan air bersih, analisis kondisi eksisting dan merencanakan pengembangan jaringan distribusi. Berdasarkan hasil perhitungan untuk kebutuhan air bersih pada jam puncak di Zona M tahun 2020 sebesar 91,17 liter/detik dan tahun 2040 sebesar 125,05 liter/detik. Hasil analisis kondisi eksisiting hidrolika perpipaan menunjukkan indikator tidak memenuhi persyaratan, terutama nilai pressure beberapa nodes masih < 10 m. Faktor penyebabnya adalah kehilangan air, kehilangan tekanan (unit headloss), umur pipa, jaringan distribusi yang rusak dan jalur pipa yang sudah berlumpur. Analisis dibantu dengan Program Epanet 2.2., dalam perbaikan kondisi eksisting dilakukan dengan cara  menambahkan pipa Ø200 mm jenis pipa HDPE secara paralel. Analisis pengembangan dilakukan 3 skenario yang berbeda, didapatkan skenario kedua merupakan pilihan terbaik karena kondisi jaringan tidak diubah melainkan menambahkan pipa secara paralel Ø200 mm jenis pipa HDPE dan menambah 1 pompa, menghasilkan nilai indikator yang memenuhi persyaratan sebesar, pressure 100%, velocity 57,46% dan unit headloss 97,76%. Kata kunci: Epanet 2.2., hidrolika, kondisi eksisting, skenario, Zona M.
KAPASITAS DAN DEBIT BANJIR SUNGAI MAHAP SERTA PERMODELAN ALIRANNYA MENGGUNAKAN HEC-RAS Cristoforus Leonardo; Henny Herawati; - Kartini
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 7, No 2 (2020): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2020
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v7i2.42470

Abstract

Desa Nanga Mahap berada di Kecamatan Nanga Mahap, Kabupaten Sekadau, Provinsi Kalimantan Barat. Desa ini dilewati Sungai Mahap dan Sungai Sekadau. Pertemuan dua sungai ini mengakibatkan Desa Nanga Mahap rentan terkena banjir, bila hujan dengan intensitas tinggi dan menyebabkan kedua sungai tersebut meluap dan menggenangi desa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kapasitas tampung Sungai Mahap, debit yang mengalir ke Sungai Mahap akibat curah hujan dan mengetahui tinggi muka air banjir. Permodelan yang dilakukan adalah simulasi aliran tidak tetap (unsteady flow), dari hasil permodelan akan didapatkan ketinggian muka air banjir. Hasil perhitungan debit maksimum menggunakan HSS Nakayasu didapat debit maksimum periode ulang 2, 5, 10 dan 20 tahun berturut-turut adalah 521,4 m3/det; 777 m3/det; 942,3 m3/det dan 1.103,2 m3/det. Dari hasil perhitungan didapatkan kapasitas tampung Sungai Mahap berkisar antara 5,3 – 334,8 m3/detik. Tinggi muka air saat banjir terhadap muka tanah bervariasi tergantung tinggi elevasi permukaan tanah penampang saluran. Dari permodelan diperoleh tinggi muka air saat banjir untuk periode ulang 2 tahun  antara 0,17 – 3,88 meter, 5 tahun 0,04 – 4,30 meter, 10 tahun 0,27 – 4,58 meter, dan periode ulang 20 tahun 0,17 – 4,88 meter.Kata kunci : banjir, debit , HEC-RAS, hujan, Sungai Mahap.
ANALISIS KEHILANGAN AIR JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM TIRTA MELAWI Lalan Deriana; - Kartini; Henny Herawati
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 6, No 1 (2019): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI FEBRUARI 2019
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (647.902 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v6i1.32316

Abstract

Pentingnya kebutuhan air bersih mengakibatkan sektor air bersih mendapatkan prioritas penanganan utama karena menyangkut kehidupan orang banyak. Pengelolaan pelayanan air bersih untuk kebutuhan masyarakat Kabupaten Melawi dilaksanakan oleh PDAM Tirta Melawi yang merupakan perusahaan milik pemerintah Kabupaten Melawi. Dengan sistem distribusi pipa yang ada, PDAM diharapkan mampu untuk mendistribusikan dan memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat dengan baik dan merata. Tujuan makalah adalah untuk mengetahui besarnya angka kehilangan air, kebutuhan air penduduk Desa Paal untuk 20 tahun yang akan datang dan analisis parameter aliran hidrolis.Untuk mengetahui jumlah kehilangan air ,kebutuhan air Desa Paal serta analisis parameter aliran hidrolis digunakan program Epanet 2.0. Dari hasil analisis diperoleh besar kehilangan air pada sistem distribusi sebesar  24,11% dan pada sistem produksi sebesar 6%. Kebutuhan air untuk Desa Paal pada tahun 2038 adalah sebesar 48,72 lt/detik. Hasil analisis simulasi parameter dengan program Epanet 2.0 diperoleh parameter kecepatan (velocity) telah memenuhi syarat yaitu antara 0,3 - 3 m/detik, parameter tekanan (pressure) juga diperoleh sesuai ketentuan yaitu antara 10 – 80 m, sedangkan parameter kehilangan tekan (headloss) sebesar 0 - 10 m/Km. Kata Kunci : PDAM, jaringan distribusi pipa, kebutuhan air, kehilangan air, tekanan, Epanet 2.0