Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

DEVELOPMENT STRATEGY OF COCOA AGROINDUSTRY BASED ON FARMER GROUPS IN KAPANEWON PATUK GUNUNGKIDUL REGENCY DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Dyah Indriyaningsih Septeri
Jurnal Agroindustri Vol 12, No 1 (2022)
Publisher : BPFP Faperta UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/j.agroindustri.12.1.61-71

Abstract

Cocoa is one of the leading commodities in the plantation sector in Gunungkidul Regency. The purpose of this study was to describe the cocoa agroindustry development system in Kapanewon Patuk, Gunungkidul Regency, D.I Yogyakarta, precisely in Nglanggeran Village; and analyze the agro-industry development strategy based on farmer groups. The research method used in this study is a qualitative method with a descriptive approach, with data collection techniques using observations, interviews and literature studies. This study begins by analyzing the characteristics of cocoa farmer groups, cocoa agroindustry in Kapanewon Patuk. Then proceed with determining the cocoa agroindustry development strategy based on farmer groups through SWOT analysis. The results showed that the cocoa agro-industry in Kapanewon Patuk has been implemented on a home-industrial and industrial scale. Cocoa farmer groups as providers of raw materials have been able to process cocoa beans (fermented) into processed raw materials such as chocolate-based foods and beverages. In addition to the role of farmer groups, local government support, DIY BPTP, LIPI BPTBA, and Bank Indonesia were able to develop cocoa agroindustry in Kapanewon Patuk. Cocoa agro-industry development strategies can develop after formulating several required subsystems, including raw material subsystems, operational subsystems (production processes), marketing subsystems, and supporting subsystems.
Lahirnya Petani Milenial dan Peranannya dalam Pengembangan Agrowisata di Kabupaten Gunungkidul Dyah Indriyaningsih Septeri
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 12 No 1 (2023)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish.v12i1.50608

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lahirnya petani milenial dan peranannya dalam pengembangan agrowisata di Kawasan Taman Edukasi Pertanian Desa Pampang, Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunungkidul. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah kuatitatif dengan pendekatan fenomenologi. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan berupa observasi, wawancara, dokumentasi, dan divalidasi menggunakan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan petani milenial di Kabupaten Gunungkidul melalui pengembangan agrowisata di Desa Pampang mampu memberikan harapan baru bagi perubahan sektor pertanian yang selama ini masih berorientasi pada pertanian tradisional. Beberapa kaum milenial tergerak untuk menjadi petani dengan memanfaatkan teknologi dan informasi. Peran petani milenial sangat membantu masyarakat petani sekitar terutama dalam mengatasi persoalan harga di tingkat petani dan juga membantu dalam kegiatan pemasaran hasil pertanian melalui konsep agrowisata. Dalam sisi yang lain, keberadaan teknologi dan informasi menjadi sangat penting karena sebagai sumber pengetahuan, sarana untuk meningkatkan pendapatan petani melalui kegiatan budidaya pertanian maupun pemasaran hasil pertanian. Implikasi peran petani milenial tersebut mampu meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
IMPLEMENTASI SISTEM AGRIBISNIS PETERNAKAN SAPI PERANAKAN ONGOLE DALAM KERANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH KECAMATAN RONGKOP, KABUPATEN GUNUNGKIDUL Dyah Indriyaningsih Septeri Septeri
AGRONOMIKA Vol 13 No 01 (2018): AGRONOMIKA Vol. 13 No. 01 Februari – Juli 2018
Publisher : Universitas Islam Batik Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan hasil sensus peternakan yang dilakukan BPS pada tahun 2013 yang lalu, Gunungkidul tercatat memiliki populasi sapi potong tidak kurang dari 138.134 ekor. Hal ini menjadikan Kabupaten Gunungkidul sebagai kabupaten yang memiliki populasi sapi potong terbesar ditingkat propinsi. Kecamatan Rongkop merupakan salah satu daerah potensial untuk pengembangan peternakan sapi potong jenis Peranakan Ongole (PO). Berdasarkan sistem peternakan yang dilakukan di Kecamatan Rongkop tersebut, peternak hanya mampu menghasilkan output berupa sapi dan daging sapi saja, sehingga peternak tidak mendapatkan nilai tambah dari usaha peternakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem agribisnis peternakan sapi potong jenis Peranakan Ongole (PO) dalam mendukung pengembangan wilayah di Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mixed methods approach dengan strategi sekuensial eksplanatori dimana didahulukan metode kuantitatif baru kemudian dilakukan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi sistem agribisnis yang dilakukan di Kecamatan Rongkop masih sebatas pada kegiatan sampingan. Aktivitas kegiatan Peternakan Sapi di Kecamatan Rongkop belum menerapkan keunggulan kompetitif pada produk yang dihasilkan oleh peternak khususnya pada subsistem hilir. Rata-rata investasi pada usaha pembibitan sapi potong dengan skala kepemilikan 2 ekor, pendapatan peternak mencapai  Rp 814.291,67 per bulan
ANALISIS MODEL KEPEMIMPINAN KEPALA DINAS PARIWISATA KABUPATEN GUNUNGKIDUL DALAM KEBERHASILAN PROGRAM PASAR DIGITAL Dyah Indriyaningsih Septeri; Mustakina, Debi; Setyawati, Dewi; Maulida, Latifah; Sugiyanti, Tri
Mimbar Administrasi Mandiri Vol. 20 No. 2 (2024): Mimbar Administrasi Mandiri
Publisher : STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37949/mimbar202165

Abstract

The Digital Market Program is part of the Quick Wins Smart City initiative which aims to promote tourist destinations through digital media. The success of the Digital Market Program in Gunungkidul Regency is influenced by the leadership role of the Head of the Tourism Service. This research aims to analyze the leadership model of the Head of the Gunungkidul Tourism Service in the success of the program. The research method used is descriptive qualitative with primary and secondary data sources obtained from observation, interviews and documentation. Meanwhile, the technique for determining informants uses purposive sampling. The research results show that the leadership model used is transformational leadership. Heads of departments demonstrate ideal influence with consistent translation of vision and mission, intellectual stimulation through digital innovation, individual attention to staff development, and inspirational motivation through symbolic programs. Although there are aspects of charismatic and transactional leadership, the transformational approach is dominant and effective in facing the challenges of the digitalization era of tourism. To strengthen the success of the Digital Market Program, it is recommended that department heads increase technology-based training for staff, expand cross-sector collaboration in digital innovation, and ensure program sustainability through regular evaluations and strategy adjustments according to technological developments and tourist needs.
ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP N 1 GIRISUBO Indriyaningsih Septeri, Dyah; Relaksa, Reli; Rahayu, Fitri; Diah Ayu Nuraini, Lutfita; Melinda, Dina
Mimbar Administrasi Mandiri Vol. 20 No. 2 (2024): Mimbar Administrasi Mandiri
Publisher : STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37949/mimbar202178

Abstract

The purpose of this study is to analyze the principal's leadership style in improving the performance of teachers in SMP Negeri 1 Girisubo. The research method used in this research is qualitative with a descriptive approach. Data collection was done through interviews, observation, and documentation. The interview process was conducted in-depth with several informants consisting of the principal and teachers in SMP Negeri 1 Girisubo. The selection of informants using purposive sampling technique with the following criteria: 1) Principal who served at least 3 years, 2) Teachers who teach at least 5 years at the school, and 3) Willing to be an informant. Interviews were conducted in a semi-structured manner with a pre-arranged interview guide beforehand. In addition, data were also collected through field observations to observe the principal's leadership style and teacher performance in the school environment. The results of this study show that the leadership style of the principal of SMP Negeri 1 Girisubo is democratic leadership. The leadership style of the principal of SMP N 1 Girisubo also has a very close relationship with teacher performance.
Desa Wisata Pulutan Berbasis Potensi Lokal Dyah Indriyaningsih Septeri; Samsuharjo; Tanti Apriyani; Pamuji Raharjo; Rizaldi Patria
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains dan Humaniora Vol. 8 No. 2 (2024): Juli
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppsh.v8i2.72759

Abstract

Peranan sektor pariwisata pada umumnya dirasakan di berbagai daerah, tak terkecuali di Kabupaten Gunungkidul. Adapun tujuan penelitian ini ialah untuk menganalisis berbagai potensi lokal yang dimiliki Kalurahan Pulutan, kemudian menganalisis bagaimana upaya pengembangan desa wisata secara berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pemilihan informan penelitian menggunakan metode purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bumdesa Maju Mandiri merupakan motor penggerak perekonomian masyarakat di Kalurahan Pulutan, salah satunya melalui program desa wisata. Adapun berbagai potensi lokal yang dikembangkan desa wisata ini mulai dari wisata alam, budaya, kesenian, kerajinan, kuliner, wisata buatan dan  wisata minat khusus. Lembah Desa Pulutan merupakan obyek wisata unggulan di Kalurahan Pulutan yang menjadi daya tarik wisatawan baik lokal maupun nasional. Implikasi dari pengembangan desa wisata Kalurahan Pulutan mampu berkontribusi pada peningkatan pendapatan masyarakat lokal yang terlibat dalam aktivitas pariwisata serta mampu meningkatkan pendapatan asli desa. Masyarakat lokal yang awalnya bekerja di sektor pertanian mampu meningkatkan pendapatan melalui sektor pariwisata. Pada sisi yang lain, keberlanjutan desa wisata menjadi penting di tengah – tengah berbagai permasalahan dan tantangan yang harus dihadapi oleh Desa Wisata Pulutan, sehingga aspek utama pengembangan desa wisata (daya tarik wisata, aksesbilitas, dan amenitas) harus diupayakan secara optimal.
KEPEMIMPINAN KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PERANGKAT DESA DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL Indriyaningsih Septeri, Dyah; Desti Fitriani; Diana Nofita Sari; Galih Vitria Febrianti; Aisyah Setya Ayu
Jurnal Dialektika Politik Vol. 9 No. 1 (2025): Jurnal Dialektika Politik
Publisher : STISIP Widyapuri Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37949/jdp.v9i1.204

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepemimpinan kepala desa atau lurah dalam meningkatkan kinerja pegawai di Kalurahan Kemiri, Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul. Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif, dimana teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Sedangkan untuk teknik keabsahan data menggunakan triangulasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepemimpinan lurah dalam meningkatkan kinerja perangkat desa/ pamong di Kalurahan Kemiri sudah dikatakan baik. Melalui pembuktian teori indikator kepemimpinan menurut Siagian (2011) yaitu tentang peran interpersonal, peran informasional, peran pengambilan keputusan, peran pengawasan, kuantitas pekerjaan, kualitas pekerjaan, ketepatan waktu, kehadiran dan kemampuan kerja sama. Beberapa faktor penghambat dalam kepemimpinan lurah yaitu terdapat satu pegawai Kalurahan yang memiliki ilmu yang sesuai dengan pekerjaan yang ada di kalurahan, sedangkan pegawai yang lain hanya tamatan SMA sederajat, terdapat masalah pribadi dari pegawai, dan banyak pegawai yang melakukan pekerjaan lain di luar pekerjaannya. Upaya untuk mengatasi hambatan tersebut ialah memberikan motivasi dan semangat kepada pegawai, memberikan teguran secara lisan dan tulisan kepada pamong yang kurang maksimal dalam penyelesaian tugas, melakukan pengawasan kepada pamong mengenai penyelesaian tugas dan tanggung jawab, memberikan jalan keluar dalam penyelesaian masalah, serta memberikan pelatihan-pelatihan kepada pegawai mengenai kemampuan penggunaan aplikasi laporan yang berbasis digital.
STRATEGI PENGEMBANGAN DESA WISATA PULUTAN MENUJU DESA WISATA MANDIRI DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL Indriyaningsih Septeri, Dyah; Samsuharjo
Mimbar Administrasi Mandiri Vol. 21 No. 2 (2025): Mimbar Administrasi Mandiri
Publisher : STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37949/mimbar212216

Abstract

The purpose of this study was to analyze how the development strategy of Pulutan Tourism Village towards an independent tourism village in Gunungkidul Regency. The research method used is descriptive qualitative, with data collection techniques through observation, interviews, and documentation. The Pulutan Village Valley object is still the main attraction and a leading tourist attraction in Pulutan Village. The many local potentials owned by the tourist village have not been able to attract tourists to stay for a long time in Pulutan Village. Through SWOT analysis, various components of Pulutan Tourism Village can be seen, which can be developed into an independent or sustainable tourist village. The components of the tourist village include the tourist attractions offered, accessibility that is quite supportive of tourists, and adequate amenities. Starting from the opening of the tourist attraction until December 2024, the Pulutan Village Valley has been recorded as having attracted 519,781 tourists. Responding to this positive trend, in 2024 the Pulutan Village Government together with the Pulutan Maju Mandiri Village BUM will optimize the focus of development of both road infrastructure and Lembah Desa facilities in order to increase the comfort and attractiveness of tourists. The final stage, through the formulation of the SWOT matrix analysis, can be carried out the development of Pulutan Tourism Village towards an independent tourism village, which is expected to have an impact on increasing the economic resilience of the local community. Efforts that can be made are to adopt the preparation of a sustainable tourism village development strategy using PESTEL Analysis to realize the development of Pulutan Tourism Village towards an independent tourism village in Gunungkidul Regency.