Suwarno Suwarno
Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA KONTEKS PRIBADI: APAKAH SISWA REFLEKTIF LEBIH UNGGUL DARI IMPULSIF? Ika zuwaida fatma; suwarno suwarno
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1145.106 KB) | DOI: 10.24127/ajpm.v12i1.7007

Abstract

Dalam dunia pendidikan, tuntutan untuk meningkatkan kompetensi peserta didik sangat tinggi. Salah satu indeks yang mengukur kompetensi siswa adalah Program for Internasional Student Assessment (PISA). PISA mengukur kompetensi siswa dalam mengerjakan soal-soal berbasis konteks pribadi. Pada konteks ini, pengambilan keputusan adalah bagian penting karena keberhasilan menyelesaikan soal PISA bergantung pada pengambilan keputusan. Perbedaan gaya kogntif setiap siswa berpengaruh dalam menentuan pengambilan keputusan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pengambilan keputusan siswa SMP yang memiliki kognitif reflektif dan impulsif dalam menyelesaikan soal PISA konteks pribadi. Bentuk penelitian yang dipilih termasuk jenis penelitian kualitatif deskriptif  dengan mengumpulkan data menggunakan tes tertulis dan wawancara yang melibatkan 4 subjek yaitu 2 siswa reflektif dan 2 siswa impulsif. Pemilihan keempat subjek ini didasarkan pada hasil tes MFFT (Matching Familiar Figure Test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa impulsif hanya mampu memenuhi 3 indikator pengambilan keputusan yaitu mampu mendefinisikan keputusan, memahami konteks dan memprioritaskan pilihan, sedangkan siswa reflektif mampu memenuhi seluruh indikator pengambilan keputusan. Dapat disimpulkan bahwa siswa reflektif lebih unggul daripada siswa impulsif. Kurangnya pemahaman yang dimiliki subjek impulsif dalam menyelesaikan masalah menjadi penyebab ketidak mampuannya untuk mengambil keputusan dengan tepat
Pelaksanaan Progam Bantuan Langsung Tunai Desa Kasiyan Timur Kecamatan Puger Kabupaten Jember Novita Sari Tri Wahyuningsih; Gufron Zainuri; Atoillah Andrean; Deden Suwarno; Moch Idrus
Dedication : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 7 No 1 (2023)
Publisher : LPPM Universitas PGRI Argopuro Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31537/dedication.v7i1.1032

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelayanan administrasi di desa Kasiyan Timur Kecamatan Puger Kabupaten Jember dan untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelayanan administrasi di Desa Kasiyan Timur. Hasil penelitian menujukkan bahwa pelayanan administrasi di Desa Kasiyan Timur terutama dalam pembuatan Surat – Menyurat telah berjalan sesuai dengan SOP (Standar Oprasional Pelayanan) yang berlaku namun beberapa masyarakat sedikit kesulitan dengan beberapa prosedur yang harus dilalui dengan pengalaman yang minim, serta adanya beberapa hambatan yang terjadi seperti, kurangnya pemahaman dan informasi terhadap mengurusi perlengkapan surat – surat. Serta komunikasi yang masih minim yang membuat beberapa proses pelayanan adiministrasi menjadi terhambat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah desa telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dalam melayani masyarakat yang mengurus administrasi kependudukan.
KESIAPAN GURU MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH DALAM MENGAJARKAN LITERASI DAN NUMERASI MELALUI KURIKULUM MERDEKA Nurcholif Diah Sri Lestari; Didik Sugeng Pambudi; Dian Kurniati; Abdillah Putra Maulana; Wasilatul Murtafiah; Suwarno Suwarno
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/ajpm.v12i2.6674

Abstract

Literasi dan Numerasi merupakan kompetensi yang perlu dikuasai dan diajarkan di sekolah. Namun, guru belum pernah mempelajari bagaimana cara mengajarkannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesiapan guru matematika sekolah menengah dalam mengajarkan literasi dan numerasi. Data diperoleh melalui metode survei dengan desain cross-sectional pada awal implementasi kurikulum merdeka di Indonesia. Responden adalah 47 guru matematika yang merespon survei, yaitu 52,2% guru di sekolah menengah atas atau sederajat dan 47,8% guru di tingkat sekolah menengah pertama atau sederajat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) sebanyak 51,1% responden dikategorikan siap untuk mengajarkan literasi dan numerasi, 2) sebanyak 19,2% guru menyatakan siap dan telah mengajarkan literasi numerasi tetapi memilih metode pengajaran yang kurang tepat, 3) sebanyak 6,3% guru menyatakan siap mengajarkan literasi numerasi namun belum mempunyai pengalaman dalam mengajarkan literasi numerasi ataupun pemecahan masalah, 4) sebanyak 23,4% guru mempunyai pengalaman mengajar literasi numerasi melalui pemecahan masalah tetapi menyatakan tidak siap mengajarkan literasi numerasi. Temuan penelitian ini adalah hampir separuh jumlah guru masih belum siap mengajarkan literasi dan numerasi karena kurangnya keyakinan untuk mengajarkannya ataupun kurangnya pemahaman terhadap literasi dan numerasi. Oleh karena itu, peneliti merekomendasikan dilaksanakannya sosialisasi atau pelatihan pengajaran literasi dan numerasi melalui media online sebagai sumber informasi yang paling diminati responden 
APLIKASI TEORI NEWMAN: : BAGAIMANAKAH KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BERDASARKAN KEPRIBADIAN DAN KEMAMPUAN MATEMATIKA? Suwarno Suwarno; Jamilatus Sholehah; Nurcholif Diah Sri Lestari
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 11, No 1 (2023): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v11n1.p363--382

Abstract

Mathematics is a subject in the spotlight because many students think that mathematics is a complex subject. Students find it difficult to solve word problems, so they make mistakes when encountering them. Some factor that influences student errors is students' mathematical abilities and personality types. Therefore, this study aims to describe the mistakes of extrovert and introvert students (as personality types) with high, medium, and low mathematical abilities (as mathematical abilities levels). This study used a descriptive method with a qualitative approach by collecting data using personality-type questionnaires, tests, interviews, and documentation involving three extrovert students with high, medium, and low mathematical abilities and three introvert students with high, medium, and low abilities. The results showed that 1) types of errors made by extrovert students with high mathematical abilities made Comprehension errors, 2) introverted students with high abilities made encoding errors, 3) extrovert students with moderate abilities made process skill errors and encoding errors, 4) introverted students had the ability making transformation error types, process skill errors, and encoding errors, 5) Extrovert students with low abilities make transformation errors, process skill errors, and encoding errors. Also, 6) introverted students with low ability make comprehension, transformation, process skills, and encoding errors. AbstrakMatematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menjadi sorotan, karena banyak siswa yang berpikir bahwa mata pelajaran matematika ialah mata pelajaran yang sulit. Siswa merasa kesulitan pada saat menyelesaikan soal berbentuk cerita sehingga siswa melakukan kesalahan pada saat menemui soal berbentuk soal cerita. Salah satu faktor yang mempengaruhi kesalahan siswa adalah kemampuan matematis siswa dan tipe kepribadian siswa yang berbeda. Maka dari itu, tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan kesalahan yang dilakukan oleh siswa extrovert dan introvert berkemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan mengumpulkan data menggunakan angket tipe kepribadian, tes, wawancara dan dokumentasi yang melibatkan 3 siswa extrovert berkemampuan matematika tinggi, sedang, rendah, dan 3 siswa introvert berkemampuan Tinggi, sedang dan rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) jenis kesalahan yang dilakukan siswa extrovert berkemampuan matematika tinggi melakukan Comprehension error, 2) siswa introvert berkemampuan tinggi melakukan jenis kesalahan encoding error, 3) siswa extrovert berkemampuan sedang melakukan process skill error dan encoding error, 4) siswa introvertberkemampuan sedang melakukan jenis kesalahan transformation error, process skill error dan encoding error, 5) Siswa extrovert berkemampuan rendah melakukan transformation error, process skill error dan encoding error. Serta, 6) siswa introvert berkemampuan rendah melakukan comprehension error, transformation error, process skill error dan encoding error.
IDENTIFIKASI RAGAM DAN LEVEL KEMAMPUAN REPRESENTASI PADA DESAIN MASALAH LITERASI MATEMATIS DARI MAHASISWA CALON GURU Lestari, Nurcholif Diah Sri; Murtafiah, Wasilatul; Lukitasari, Marheny; Suwarno, Suwarno; Putri, Inge Wiliandani Setya
Kadikma Vol 13 No 1 (2022): April 2022
Publisher : Department of Mathematics Education , University of Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/kdma.v13i1.31538

Abstract

Representation is one of the fundamental abilities of mathematics reflected by students understanding of mathematics concepts, principles, or procedures, so it becomes crucial for teachers to develop students' mathematical representation skills. This research was time to describe the representation used in the problem and the level of mathematical representation ability needed to solve mathematical literacy problems. The data was collected through the assignment to design mathematical literacy problems between 3-10 pieces and interview as triangulation on 35 prospective elementary school teacher students. The data are grouped based on various representations and analyzed quantitatively and descriptively. Then one problem is chosen randomly for each type of representation to describe the level of representation ability needed to solve the problem qualitatively. The results show that the mathematical representations used in designed mathematical literacy problems are pictorial-verbal, pictorial-symbolic, verbal-symbolic, pictorial, verbal, symbolic, and pictorial-verbal-symbolic representations. The level of representational ability that tends to be needed to solve problems is levels 0 and 1. This study suggests that prospective teacher students should develop mathematical representation knowledge to improve the quality of their learning in the future
Analogical Reasoning of Sensing and Intuition Personality Student in Solving Proportion Problem: Two-Variable into Three-Variable Direct Proportion Word Problem Suwarno, Suwarno; Silvatama, M. Aditiya; Alvarez, Joel I.; Murtafiah, Wasilatul
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol. 15 No. 2 (2024): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Publisher : UNNES JOURNAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/tey38g29

Abstract

Students' analogical reasoning based on sensing and intuition is a topic that has yet to be studied. Specifically, there is a need to explore how these two personalities types process information and apply analogical reasoning to solve proportional problems. The research aims to describe the reasoning process based on students' personalities, especially as a first step in implementing more effective and tailored teaching. The type of research used is descriptive qualitative. The research involved four students, two with sensing personalities and two with intuition personalities, who were selected from a group of 32 seventh grade (A) students at SMP Negeri 3 Ambulu, Jember, Indonesia. Selecting four students allows the researcher to explore how students with sensing and intuition personalities use analogical reasoning. The selected subjects embody both personality types, guaranteeing the consistency and generalizability of the obtained data in a wider context. The triangulation used is a triangulation technique that compares the results of completing analogical reasoning tests and interviews. The results of this study show that students with sensing and intuition personalities show differences in analogical reasoning on proportion material. Sensing students carry out two stages of analogical reasoning, namely encoding and inferring; they identify all the information in the source and target problems, solve the source problem, and recognize material similarities and the context of snack production. However, they needed help at the mapping and applying stages; focusing on concrete details prevented them from seeing abstract relationships, and thus, they failed to use the concept of solving the source problem to the target problem. Meanwhile, intuition students carry out the four stages of analogical reasoning: encoding, inferring, mapping, and applying. They successfully identified information, concluded the source problem, a problem involving two elements, identified the relationship with the target problem, connected the solution steps from the source problem to the target problem, and applied the proportion concept to a more complex target problem. This research shows that students' analogical reasoning in proportion materials varies depending on their personality type. Therefore, we can potentially use the results of this research as a reference to implement differentiated learning. Penalaran analogi siswa berdasarkan kepribadian sensing dan intuition merupakan topik yang belum banyak dikaji secara mendalam. Terutama, bagaimana kedua tipe kepribadian ini memproses informasi dan menerapkan penalaran analogi dalam menyelesaikan masalah perbandingan masih menjadi hal yang kurang dieksplorasi. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan proses penalaran berdasarkan kepribadian siswa khususnya pada sebagai langkah awal dalam melaksanakan pengajaran yang lebih efektif dan disesuaikan. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Banyak subjek dalam penelitian ini adalah 4 siswa   dengan rincian 2 siswa kepribadian sensing dan 2 siswa kepribadian intuition yang dipilih dari 32 siswa kelas VIIA SMP Negeri 3 Ambulu. Jember, Indonesia. Memilih empat siswa memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi secara mendalam bagaimana siswa dengan kepribadian sensing dan intuition menggunakan penalaran analogi. Subjek yang dipilih mewakili kedua tipe kepribadian, sehingga data yang diperoleh konsisten dan dapat digeneralisasi dalam konteks yang lebih luas. Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi teknik yang membandingkan hasil penyelesaian tes penalaran analogi dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahawa siswa dengan kepribadian sensing dan intuition menunjukkan perbedaan dalam penalaran analogi pada materi perbandingan. Siswa sensing melakukan dua tahap penalaran analogi yaitu encoding dan inferring, mereka mengidentifikasi semua informasi dalam masalah sumber dan target serta menyelesaikan masalah sumber dan mengenali persamaan materi serta konteks produksi snack. Namun, mereka kesulitan pada tahap mapping dan applying, fokus pada detail konkret membuat mereka tidak melihat hubungan abstrak sehingga gagal menerapkan konsep penyelesaian masalah sumber ke masalah target. Sementara, siswa intuition melakukan keempat tahapan penalaran analogi: encoding, inferring, mapping, dan applying. Mereka berhasil mengidentifikasi informasi, menyimpulkan masalah sumber yang merupakan masalah perbandingan dua unsur dan mengidentifikasi keterkaitan dengan masalah target, menghubungkan langkah-langkah penyelesaian dari masalah sumber ke target, dan menerapkan konsep perbandingan ke masalah target yang lebih kompleks. Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa penalaran analogi siswa dalam materi perbandingan bervariasi tergantung pada tipe kepribadian mereka. Oleh karena itu, hasil penelitian ini berpotensi untuk digunakan sebagai referensi dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi yang mengakomodasi kebeeragaman tipe kepribadian.
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Means Ends Analysis untuk Mengajarkan Koneksi Matematis Peserta Didik Novi Ismi Sobiroh; Suwarno
Gammath : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Matematika Vol. 8 No. 2 (2023): Gammath : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/gammath.v8i2.756

Abstract

Penelitian ini dilakukan karena pemakaian metode pembelajaran konvensional menyebabkan peserta didik merasa jemu selama proses pembelajaran. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan sebuah pendekatan pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif. Solusi yang digunakan adalah mengubah model pembelajaran dengan kooperatif berdasarkan Means-Ends Analysis (MEA) yang merupakan langkah awal untuk mengajarkan konsep matematika kepada peserta didik. Tujuan dari penelitian ini untuk menggambarkan kevalidan, kepraktisan, keefektifan perangkat pembelajaran MEA dalam mengajar konsep matematika kepada peserta didik SMP Argopuro 2 Suci. Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development dengan model pengembangan ADDIE. Fokus penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Argopuro 2 Suci. Data dikumpulkan melalui lembar validasi, lembar observasi, dan angket respons dari peserta didik. Analisis data melibatkan terhadap hasil kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan perangkat pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran ini memiliki skor kevalidan RPP yaitu 3,6, LKPD dengan 3,6, dan soal post-test 3,5. Selain itu, hasil kepraktisan berdasarkan respons peserta didik, keterlaksanaan guru dalam kelas, dan observasi aktivitas peserta didik di masing-masing kelompok tertentu menunjukkan skor kepraktisan lebih dari 60%, yang menandakan bahwa perangkat pembelajaran ini memiliki kualitas sangat baik. Hasil post-test peserta didik secara klasikal juga menunjukkan tingkat keefektifan yang tinggi, yaitu 88,4% untuk tes pengetahuan dan 92,3% untuk tes koneksi matematis. Dengan demikian, perangkat pembelajaran ini dianggap tidak memerlukan revisi lebih lanjut.
PELATIHAN PEMBUATAN KOMIK DIGITAL BERTEMA NILAI-NILAI MODERASI BERAGAMA DI TAMAN BACAAN MASYARAKAT TRINANDA EDUCATION Suwarno Suwarno; Afifah Nur Aini; Mohamad Fatoni Ghozali; Ahmad Maulana Zakariyya; Siti Nurzainani Ulfa; Nur Laili Fitriyanita
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 9, No 1 (2025): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v9i1.28426

Abstract

Abstrak: Moderasi beragama merupakan sikap yang berusaha netral diantara dua kutub yang berseberangan dalam hal beragama. Indonesia dengan pluralitasnya tentu sangat rentan konflik. Oleh karena itu, penguatan moderasi beragama penting dilakukan, salah satunya pada anak-anak melalui media komik digital. Kegiatan bertujuan melatih anak-anak di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dalam membuat komik digital bertema moderasi beragama. Pada tahap awal, dilakukan survey mengenai TBM sebagai subyek PkM. Kemudian dilakukan kegiatan pelatihan pada Tanggal 17 dan 24 November 2024. Pada hari pertama, dilakukan pre-test dengan peserta sebanyak 35 anak dan dilanjutkan presentasi konsep moderasi beragam oleh narasumber, serta presentasi materi tentang cara membuat komik digital. Pada hari kedua, pelatihan dilanjutkan dengan pengumpulan hasil karya dan presentasi peserta. Revisi komik digital yang telah dirancang dilakukan selama dua minggu. Angket respon peserta menunjukkan hasil lebih dari 95% peserta merasa puas terhadap pelatihan yang telah dilakukan. Pemahaman moderasi beragama menujukkan peningkatan setelah mengikuti pelatihan. Artinya, setelah kegiatan pelatihan, keterampilan peserta dalam kemampuan membuat komik digital dan pemahaman moderasi beragama meningkat.Abstract: Religious moderation is an attitude that tries to be neutral between two opposing poles regarding religion. Indonesia with its plurality is certainly very prone to conflict. Therefore, strengthening religious moderation is important, one of which is in children through digital comic media. The activity aims to train children in Community Reading Parks to make digital comics with the theme of religious moderation. In the initial stage, a survey was conducted regarding TBM as the subject of PkM. Then training activities were carried out on November 17 and 24, 2024. On the first day, a pre-test was conducted with 35 children. The test continued with a presentation of various moderation concepts by the experts, as well as a presentation of material on how to make digital comics. On the second day, the training continued with collecting participants' work and presentations. Digital comics revisions that had been designed were carried out for two weeks. The participant response questionnaire showed that more than 95% of participants were satisfied with the training that had been carried out. Understanding of religious moderation showed an increase after participating in the training. This means that after the training activities, participants' skills in the ability to make digital comics and understanding of religious moderation increased.
Skepticism of Students Participating in National Science Olympiad in Solving Geometry Problems across Gender Differences Orrissa, Rahmadina Dwi; Suwarno, Suwarno
Jurnal Pendidikan MIPA Vol 25, No 1 (2024): Jurnal Pendidikan MIPA
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study is a qualitative descriptive study that aims to determine and describe the skeptical attitudes of female and male students involved in solving logical problems in geometry material and identify differences in problem-solving strategies between them. The researcher refers to the skeptical stages developed by Berta (2024) which consist of two stages, namely skepticism confirming and skepticism dismissing. This study involved two tenth grader female students and two eleventh grade male students participating in national science olympiad from MAN 1 Jembrana, Indonesia. The data analysis techniques in this study were data reduction, data presentation, and drawing conclusions or verification. Data collection used in this study was in the form of Logical problems-III questions, interviews and the think aloud method. The findings of this study indicate that there are significant differences between the ways male and female national science olympiad students deal with illogical questions. Male national science olympiad students tend to show higher skepticism, characterized by a tendency to dismiss work and calculations without alternative solutions. In contrast, female national science olympiad students tend to use a more careful and systematic approach to solving problems and are more careful in questioning the information provided and getting alternative solutions that result in more systematic solutions. Although this sometimes causes confusion or doubt that can slow down the decision-making process but can get calculated results. This study concludes that gender differences in skepticism affect students' approaches to solving Logical problems-III which emphasizes the importance of adaptive learning strategies to support the development of critical and logical thinking skills in both groups of students.         Keywords: geometri,logical problems-iii, skeptis. DOI: http://dx.doi.org/10.23960/jpmipa/v25i1.pp496-511
The Development of Students’  Worksheet  Based on the Context of the Lumajang  Central Park to Teach Geometric Transformation Material Asyifa, Rindu; Suwarno, Suwarno
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol. 15 No. 1 (2024): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Publisher : UNNES JOURNAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/gdwprz70

Abstract

The use of Worksheet teaching materials and textbooks from the government at MTs Darul Ulum Ranupakis and learning methods that are still teacher-centered. The lack of involvement in the context around students has resulted in a lack of student interest in learning mathematics, especially in class IX. One alternative to overcome this is to develop contextually based Students’ Worksheet with the object of the Lumajang Central Park building. This Research aims to develop a teaching material design in the form of a Students’ Worksheet on geometric transformations based on the context of the Lumajang Central Park  Building that is valid, practical, and effective. This type of Research is Research and Development by following the ADDIE development model procedure with the stages of Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation. This Research uses data collection techniques: observation, documentation, interviews, and questionnaires. The subjects in this Research were class IX students at MTs Darul Ulum Ranupakis. The results of the Research show that teaching materials in the form of geometric transformation worksheets based on the context of the Lumajang Regency Square building meet the criteria of valid, practical, and effective with percentages of 94.43% (very valid), 84.3% (very practical ) and 80% respectively (Good). These results show that the geometric transformation of Students’ Worksheet in the context of the Lumajang Central Park building is suitable for learning. This Research can be a reference and open up opportunities for future researchers to integrate contextual approaches to mathematics material and develop local context-based teaching materials or explore more innovative learning methods to attract interest in learning mathematics, especially class IX students. Penggunaan bahan ajar LKS dan buku paket dari pemerintah di MTs Darul Ulum Ranupakis dan metode pembelajaran yang masih berpusat pada guru serta kurangnya melibatkan konteks disekitar siswa membuat kurangnya minat peserta didik dalam belajar matematika, khususnya kelas IX. Salah satu alternatif untuk menanggulangi hal itu ialah mengembangkan LKPD berbasis kontekstual dengan objek bangunan alun-alun Kabupaten Lumajang. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan desain bahan ajar berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) transformasi geometri berbasis konteks bangunan alun-alun Kabupaten Lumajang yang valid, praktis dan efektif. Jenis penelitian ini yaitu Research and Development dengan mengikuti prosedur model pengembangan ADDIE dengan tahapan Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa observasi, dokumentasi, wawancara dan angket. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX MTs Darul Ulum Ranupakis. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar berupa LKPD transformasi geometri berbasis konteks bangunan alun-alun Kabupaten Lumajang memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif dengan persentase masing-masing 94,43% (sangat valid), 84,3% (sangat praktis) dan 80% (baik). Melalui hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa LKPD transformasi geometri dengan konteks bangunan alun-alun Kabupaten Lumajang layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Penelitian ini dapat menjadi referensi dan membuka peluang untuk peneliti selanjutnya dalam mengintegrasikan pendekatan kontekstual pada materi matematika serta mengembangkan bahan ajar berbasis konteks lokal atau eksplorasi metode pembelajaran yang lebih inovatif untuk menarik minat belajar matematika terutama peserta didik kelas IX.