Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

GAMBARAN KARAKTERISTIK PENYAKIT HIRSCHSPRUNG’S DI RSUD GUNUNG JATI CIREBON PERIODE 2020–2022 Andini, Maryzka; Kusumo, Dimas Aryo; Hermawan, Iwan; Nopita, Ineu; Ahmad, Zulkifli; Suroso, Triono Adi
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 11 No 1 (2025): TUNAS MEDIKA JURNAL KEDOKTERAN & KESEHATAN
Publisher : Fakultas Kedokteran UGJ Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/tumed.v11i1.10044

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Penyakit Hirschsprung’s adalah terjadinya pembesaran usus yang tipikal sepanjang bagian proksimal yang mengalami aganglionosis coli. Insiden penyakit Hirschsprung’s di dunia adalah 1:5000 kelahiran hidup dengan angka kematian berkisar antara 1–10%. Tujuan: Mengetahui gambaran jenis kelamin, usia, usia gestasi, usia saat dilakukan Tindakan, gambaran gejala klinis, Tindakan operasi dan komplikasi pasien penderita Hirschsprung’s di RSUD Gunung Jati Kota Cirebon Metode: Desain penelitian ini deskriptif retrospektif. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa rekam medis pasien Hirschsprung’s di RSUD Gunung Jati periode 2020-2022. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Hasil: Berdasarkan uji univariat didapatkan kejadian penyakit Hirschsprung’s terbanyak pada kategori usia 0-6 bulan (37,1%) dengan jenis kelamin laki-laki (60,0%), pasien berdasarkan usia gestasi preterm (8,6%), usia saat operasi 0-6 bulan (37,1%), gambaran klinis yang terbanyak konstipasi (55,7%), Tindakan operasi yang paling sering dilakukan yaitu operasi Swenson (77,1%) dan pasien dengan komplikasi infeksi luka operasi (7,1%). Simpulan: Gambaran penyakit Hirschsprung’s yang didominasi paling banyak berdasarkan karakteristik penyakit yaitu pada kategori usi 0-6 bulan (37,1%) dengan jenis kelamin laki-laki (60,0%) ABSTRACT Background: Hirschsprung's disease is the typical occurrence of intestinal enlargement along the proximal part which has aganglionosis coli. The incidence of Hirschsprung's disease in the world is 1:5000 live births with a mortality rate ranging from 1–10%. Aim: Knowing the description of gender, age, gestational age, age at the time of action, description of clinical symptoms, surgical procedures and complications of patients with Hirschsprung's at Gunung Jati Hospital, Cirebon City. Methods: This research design is descriptive retrospective. The data used is secondary data in the form of medical records of Hirschsprung's patients at Gunung Jati Regional Hospital for the 2020-2022 period. The sampling technique used is total sampling. Results: Based on the univariate test, the highest incidence of Hirschsprung's disease was found in the age category 0-6 months (37.1%) with male sex (60.0%), patients based on preterm gestational age (8.6%), age at surgery 0-6 months (37.1%), the most clinical picture is constipation (55.7%), the most frequently performed surgery is Swenson surgery (77.1%) and patients with surgical wound infection complications (7.1%) %). Conclusion: The most dominant description of Hirschsprung's disease is based on disease characteristics, namely in the 0-6 month age category (37.1%) with male sex (60.0%)
HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DALAM RUMAH DAN SANITASI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS BEBER CIREBON Septiani, Rini Awalia; Zaidah, Niklah; Hermawan, Iwan; Loebis, Irwan Meidi; Nopita, Ineu
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 10 No 4 (2024): TUNAS MEDIKA JURNAL KEDOKTERAN & KESEHATAN
Publisher : Fakultas Kedokteran UGJ Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/tumed.v10i4.9646

Abstract

Latar Belakang : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Indonesia senantiasa menjadi penyebab utama mortalitas bayi dan balita. Diperkirakan pada negara-negara berkembang menurut WHO, ISPA terjadi pada 15%-20% dari angka kematian balita yang lebih dari 40 per 1000 kelahiran hidup setiap tahunnya . Tujuan: Meneliti hubungan antara kebiasaan merokok anggota keluarga di rumah dan kondisi sanitasi fisik rumah dengan kejadian ISPA pada anak usia 1-5 tahun di Puskesmas Beber, Cirebon.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional cross-sectional. Uji korelasi Spearman digunakan untuk menganalisis data, dan metode sampling consecutive digunakan untuk mengambil 98 sampel. Hasil Uji korelasi Spearman menunjukkan hubungan signifikan antara kebiasaan merokok di dalam rumah dan insiden ISPA pada anak-anak usia 1-5 tahun di Puskesmas Beber, Cirebon, dengan nilai p sebesar 0,013 (p<0,05) dan nilai r = 0,250. Di sisi lain, hasil uji yang sama untuk sanitasi fisik rumah menunjukkan nilai p sebesar 0,747 (p>0,05) dan nilai r = -0,33, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara sanitasi dengan kejadian ISPA pada anak-anak di wilayah tersebut. Kesimpulan: Penelitian yang dilakukan di Puskesmas Beber, Cirebon ini menunjukan ada korelasi signifikan antara kebiasaan merokok anggota keluarga di rumah dan kasus ISPA pada anak-anak usia 1-5 tahun. Di sisi lain, tidak ada korelasi signifikan antara kondisi kebersihan rumah dan kasus ISPA pada anak-anak di usia yang sama. Kata Kunci : Kebiasaan Merokok, Sanitasi Fisik Rumah, Kejadian ISPA. ABSTRACT Background Acute Respiratory Infections (ARI) in Indonesia have consistently been a leading cause of infant and toddler mortality. According to WHO, in developing countries, ARI accounts for 15%-20% of under-five mortality rates, which exceed 40 per 1000 live births annually. Objective To investigate the relationship between family members' smoking habits at home and the physical sanitation conditions of the house with the incidence of ARI in children aged 1-5 years at Beber Health Center, Cirebon. Methods This study is an observational cross-sectional study. Spearman correlation test was used to analyze the data, and consecutive sampling method was used to collect 98 samples. Results The Spearman correlation test showed a significant relationship between smoking habits inside the house and the incidence of ARI in children aged 1-5 years at Beber Health Center, Cirebon, with a p-value of 0.013 (p<0.05) and an r-value of 0.250. On the other hand, the same test for physical sanitation conditions of the house showed a p-value of 0.747 (p>0.05) and an r-value of -0.33, indicating no significant relationship between sanitation and the incidence of ARI in children in the area. Conclusion The study conducted at Beber Health Center, Cirebon, shows a significant correlation between family members' smoking habits at home and ARI cases in children aged 1-5 years. On the other hand, there is no significant correlation between the cleanliness of the house and ARI cases in children of the same age.
HUBUNGAN SINDROM METABOLIK DENGAN PREEKLAMPSIA DI PUSKESMAS MAJASEM Husnaa, Farah Syaufika; Suroso, Triono Adi; Ahmad, Zulkifli; Syah, Pangeran Akbar; Nopita, Ineu; Herwindo, Taufan; Primanagara, Risnandya
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 11 No 2 (2025): TUNAS MEDIKA JURNAL KEDOKTERAN & KESEHATAN
Publisher : Fakultas Kedokteran UGJ Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

LATAR BELAKANG: Preeklampsia merupakan hipertensi kehamilan yang terjadi disertai dengan adanya proteinuria atau gangguan sistem organ lainnya. Insiden preeklampsia di Indonesia adalah 128.273/tahun atau sekitar 5,3% dimana tidak tampak adanya penurunan kasus dalam dua dekade terakhir. Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat menimbulkan preeklampsia, salah satunya adalah obesitas yang merupakan gangguan metabolisme pada tubuh sebagai salah satu manifestasi klinis dari sindrom metabolik METODE: Observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Data yang digunakan merupakan data rekam medis ibu post partum pada tahun 2022 di Puskesmas Majasem. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode total sampling dan didapatkan sebanyak 40 sampel penelitian. Analisis bivariat yang digunakan adalah uji korelasi Spearman. HASIL: Didapatkan jumlah ibu post partum yang mengalami sindrom metabolik sebanyak 16 orang. Jumlah total kasus preeklampsia di Puskesmas Majasem adalah 40 kasus. Hasil uji spearman menunjukana adanya hubungan antara sindrom metabolik dengan preeklampsia. SIMPULAN: Terdapat hubungan antara sindrom metabolik dengan preeklampsia di Puskesmas Majasem dengan p-value 0,018 < 0,05. Kata kunci: sindrom metabolik, obesitas, preeklampsia ABSTRACT BACKGROUND: Preeclampsia is a gestasional hypertension that present with proteinuria or others organ damages. Every year in Indonesia, the incident of preeclampsia is 128.273 cases or approximately 5,3% which had not shown a decrement from the number of the cases for two decades. There are some risk factors that can cause preeclampsia, one of it is obesity which is the component of metabolic disorders as a clinical manifestation of metabolic syndrome. METHOD: This study is an analytical observational study with a cross-sectional approach. The data that used in this study is a secondary data that achieved from Majasem Community Health Centre medical records in 2022. The sampling method used in this study is a total sampling method and as much 40 sample were included to this study. The bivariate analysis that used in this study is the Spearman correlation test RESULT: the incidence of metabolic syndrome in post partum woman in Majasem Community Health Centre is 16 cases. The incidence of preeclampsia in in Majasem Community Health Centre at 2022 is 40 cases. The Spearman analytical test shows a correlation between metabolic syndrome and preeclampsia in Majasem Community Health Centre. CONCLUSION: the Spearman test showed a p-value of 0,018 < 0,05 which means there is a correlation between metabolic syndrome and preeclampsia at Majasem Community Health Centre. Keywords: metabolic syndrome, obesity, preeclampsia