Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Strategi Seleksi Tempat Bertelur Burung Mamoa (Eulipoa wallacei Gray, 1860) di Kecamatan Galela Ahmad, Zulkifli
Biogenesis Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Biologi UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

North Mollucas is the main of priority areas for global biodiversity. Not the entire beach in the Galela district be created nesting ground by birds of Mamoa. This is caused to existence of the key factors that the criteria for site selection, for example physical structure, safe location, and flanked by two barriers. The purpose of this study was to investigate the characteristics of nesting ground, vegetation composition and study the physical structure of the nesting grounds in the Galela district. Primary data were collected ; field characteristics of nesting ground, dimension and pattern layout eggs hatch hole, soil physical and chemical (temperature, moisture, aeration, pH, and organic matter content). To examine the relationship between temperature with depth, with a humidity range of the highest tides, used of simple regression analysis. Vegetation analysis conducted qualitative description by calculating the parameters of vegetation and Important Values. The method used for vegetation data are squares method designed in the form of a belt in a transect (bisect). The results showed that Mamoa birds make nests hatch for protection and convenience for cheepers. The temperature, moisture, aeration, the distance between the nest, the nest distance between the highest and the content of organic matter, is not a key factor in the site selection by the parents, but the determining factor in the process of egg incubation. The composition of the vegetation found on the beach Mamuya consists of 22 species, 13 species on Tiabo beach, and 17 species on the beach of Denamabobane. Stratification vegetation of tree level is dominated by Terminalia cattapa, and Hibiscus tiliaceus. At the level of the pole is Calothropis gigantera Dryand, Avicenia Sp., Caesalpinia bonduc, Terminalia cattapa, and Mangifera indica. At stake level is Terminalia cattapa, Scaevolia tacada, Rhizopora appiculata, Citrus aurantifolia and Mangifera indica. At the level of the shrubs is Bruguiera gymnorrhiza Lamk, Scaevolia taccada, Ficus septica, Anona muricata, and Morinda citrifolia, and undergrowth is Hypolitrium, Ipomea pescaprae, Phaseolus lunatus, Phaseolus foetida and Andropogon acciculatus Ritz.Keywords: Galela district, Mamoa birds, nesting ground, strategy, selection
ASOSIASI DAN POLA SEBARAN BULU BABI (Echinoidea) DI PANTAI MAREGAM KOTA TIDORE KEPULAUAN Gani, Lista A.; Sirajudin, Nuraini; Ahmad, Zulkifli
BIOEDUKASI Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : BIOEDUKASI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.631 KB)

Abstract

Sumber daya perikanan dalam konteks keanekaragaman hayati meliputi semua organisme (biota) yang hidup di perairan laut, asosiasi adalah suatu tipe yang khas ditemukan dengan kondisi yang sama dan berulang di beberapa lokasi. Hubungan ini ditemukan di lingkungan daratan maupun lautan seperti halnya di perairan, penyebaran merupakan penanda interaksi keberadaan biota dalam lingkungan yang ditujukan dengan berbagai pola yang terbentuk dari hasil interaksi, faktor-faktor yang mendukung kelangsungan hidup suatu biota laut dapat pula menentukan keberadaan serta penyebaran dari biota (Echinoidae) tersebut.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asosiasi bulu babi dengan lamun dan pola penyebaran bulu babi di Perairan Pantai Desa Maregam Kecamatan Tidore Selatan Kota TidoreKepulauan. Tipe penelitian ini yaitu deskriptif, dan pencuplikan dilakukan pada 2 stasiun dengan 50 plot pengamatan yang berukuran 5x5 m2 secara sistematik. Pengukuran faktor lingkungan misalnya salinitas, suhu, pH dengan menggunakan Refractometer, Thermometer air, dan pH meter air secara in situ.Hasil penelitian menunjukan bahwa asosiasi bulu babi dengan lamun di perairan pantai Desa Maregam Kecamatan Tidore Selatan Kota Tidore Kepulauaan pada kedua stasiun adalah asosiasi negatif. Sedangkan pola sebaraan bulu babi (Echinoidea) di perairan pantai Desa Maregam Kecamatan Tidore Selatan Kota Tidore Kepulauan adalah mengelompok dengan nilai ID pada kedua stasiun berturut-turut adalah 1,18 dan 1,55. Kata Kunci : Asosiasi, pola sebaran, bulu babi,  maregam, Tidore Kepulauan.
PERILAKU KEWASPADAAN MONYET HITAM SULAWESI (Macaca nigra DESMAREST, 1822) DI HUTAN KONVERSI PULAU BACAN, MALUKU UTARA Ahmad, Zulkifli
BIOEDUKASI Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : BIOEDUKASI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.631 KB)

Abstract

Monyet hitam Sulawesi, selain terdapat di Pulau Sulawesi dapat pula ditemukan di Pulau Bacan  Maluku  Utara.  Monyet  hitam  yang  ada  di  Pulau  Bacan  memiliki  kesamaan  karakter morfologi dengan monyet hitam yang ada di Pulau Sulawesi. Adanya aktivitas manusia di sekitar dan di dalam kawasan Cagar Alam Gunung Sibela Bacan, telah menyebabkan terjadinya degradasi habitat dan deforestasi. Hal ini dapat menimbulkan dampak terhadap ketidakstabilan populasi serta perubahan perilaku hewan, dan dimungkinkan termasuk perilaku kewaspadaan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perilaku kewaspadaan monyet hitam Sulawesi di hutan konversi Pulau Bacan. Teknik pengumpulan data perilaku kewaspadaan dilakukan dengan metode All Occurance Sampling.Hasil penelitian menunjukkan bahwa monyet hitam Sulawesi di hutan konversi masih memiliki tingkat kewaspadaan yang tinggi. Kemampuan mendeteksi dan reaksi yang ditunjukkan di hutan konversi, menunjukkan perbedaan tidak bermakna (p>0,05). Hasil uji Wilcoxon dan Friedman terhadap penggunaan ketinggian dan kanonpi pohon menunjukkan perbedaan tidak bermakna (p>0,05). Walaupun secara statistik menunjukkan perbedaan tidak bermakna, namun ada kecenderungan bahwa dalam jangka waktu panjang monyet hitam   Sulawesi   di   kawasan   Cagar   Alam   Gunung   Sibela   Bacan   akan   berkurang   sifat kewaspadaannya, bahkan dimungkinkan menunjukkan reaksi positif apabila aktifitas masyarakat di hutan konversi Pulau Bacan semakin meningkat.Implikasi hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai materi ajar matakuliah ekologi hewan khususnya dalam pengembangan praktikum dan riset mahasiswa. Kata kunci : Perilaku kewaspadaan, monyet hitam Sulawesi, hutan konversi Pulau Bacan, Maluku Utara
DEBIT AIR DI SUNGAI TERINDIKASI CEMAR DESA BERINGIN MALUKU UTARA Ahmad, Zulkifli
BIOEDUKASI Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : BIOEDUKASI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.631 KB)

Abstract

Salah satu masalah yang paling meresahkan bagi masyarakat di sekitar area PETI adalah penggunaan logam berat merkuri (Hg) dalam pengolahan bijih emas. Sungai Tabobo yang berada di desa Beringin Halmahera Utara umumnya dijadikan sebagai tempat akhir pembuangan limbah pengolahan bijih emas secara amalgamasi. Letak pengolahan bijih emas berdekatan dengan sungai Tabobo  yang  menggunakan  tromol  dan  sistem  pembuangan  limbah  secara  teknik  bak  kolam bertingkat (tailing drump trup), diduga telah mengandung unsur merkuri dengan konsentrasi 0,075 ppm dan 0,000049 ppm (Zam Zam, 2008). Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menentukan debit air, profil sungai, dan kecepatan arus di sungai yang terindikasi telah tercemar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode profil sungai (cross section). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan air sungai terukur yang tertinggi terdapat pada titik 2 (0, 418 m/det). Debit air terukur di tiga titik pengamatan adalah 5, 04 m3/detik (titik 1), 11,15 m3/detik (titik 2), dan7,35 m3/detik (titik 3), sehingga diperlukan upaya pemantauan secara berkala untuk mendeteksi kadarmerkuri pada titik-titik tertentu dari badan sungai yang memiliki debit air rendah. Kata kunci : Debit air, sungai tercemar, desa beringin, maluku utara 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN Wahyuni, Fitri; Taher, D. M.; Ahmad, Zulkifli
BIOEDUKASI Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : BIOEDUKASI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.631 KB)

Abstract

Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang memberikan kerangka kerja dan implementasi berpikir siswa sehingga dapat mengakses informasi secara efektif. Adanya kolaborasi antara model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan pendekatan keterampilan proses menjadikan proses pembelajaran lebih berpusat pada siswa, karena dalam proses pembelajaran tersebut, siswa di tuntut untuk dapat merumuskan hipotesis, merancang bahan percobaan, mengadakan eksperimen, menguji hipotesis dan menarik kesimpulan.Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa, serta mempelajari peningkatan keduanya pada kelas VII-F di SMP Negeri 1 Kota Ternate dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis pendekatan keterampilan proses pada konsep pencemaran lingkungan. Penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK), langkah - langkah yang terdapat dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa antara siklus I dan siklus II. Ketuntasan belajar siswa pada tes awal siklus I diperoleh presentase 0% dan tes akhir 4% sedangkan ketuntasan belajar siswa pada tes awal siklus II diperoleh presentase 52% dan tes akhir87%. Sementara itu, untuk aktivitas belajar siswa juga terjadi peningkatan yang cukup besar, yakni67% di siklus I dan 100% di siklus II. Peningkatan yang terjadi memiliki selisih 33%. Kata kunci : Inkuiri Terbimbing, Pendekatan Keterampilan Proses, Aktivitas, Hasil Belajar Siswa
PENGUATAN KARAKTER LSCC PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI MELALUI LESSON STUDY DI SMAN 10 KOTA TERNATE Purwati, Endang; Adjam, Syarifuddin; Pasongli, Hernita; Ahmad, Zulkifli; Rasyid, Rusman
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Vol 6, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jppg.v6i1.16487

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana lesson study mampu memperbaiki kualitas pembelajaran Geografi dan menguatkan karakter learner, sharing, caring, and collaborative peserta didik di SMAN 10 kelas XII IPS 2 Kota Ternate. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif-kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, analisis catatan refleksi,  dan dokumentasi. Observasi dalam penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap. Tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) kemampuan guru model dalam mendesain perencanaan pembelajaran (lesson design) sebesar 65%; 2) kemampuan guru model dalam mendesain kelas (class design) sebesar 87,50%; dan 3) kemampuan guru model dalam menerapkan pembelajaran (open class) sebesar 82,14%. Sedang hasil pengamatan karakter LSCC peserta didik selama dalam proses pembelajaran dapat dipersentasekan sebagai berikut: 1) karakter learner sebesar 70%; 2) karakter sharing sebesar 40%; 3) karakter caring sebesar 20%; dan 4) karakter collaborative sebesar 50%.
KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI BEBERAPA OBJEK WISATA KOTA TERNATE: Upaya Mengetahui dan Konservasi Habitat Burung Endemik Zulkifli Ahmad; Yumima Sinyo; Hasna Ahmad; M. Nasir Tamalene; Nurmaya Papuangan; Abubakar Abdullah; Bahtiar Bahtiar; Said Hasan
SAINTIFIK@ Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.813 KB) | DOI: 10.33387/sjk.v1i1.332

Abstract

Kawasan objek wisata merupakan kawasan yang sering dikunjungi oleh wisatawan. Kawasan ini memiliki tingkat keanekaragaman jenis flora dan fauna yang tinggi. Saat ini, kondisi kawasan objek wisata di pulau Ternate  telah mengalami deforestasi dan degradasi serta fragmentasi habitat, akibat tingginya frekuensi kunjungan dan pengelolaan kawasan yang belum optimal. Tujuan dalam penelitian ini adalah ingin mengidentifikasi dan mempelajari kelimpahan dan keanekaragaman jenis-jenis burung yang terdapat di kawasan Objek wisata yang ada di Pulau Ternate. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini sebagai data base bagi pemerintah daerah untuk pengembangan kawasan objek wisata agar lebih bernilai ekonomis, misalnya pengembangan kawasan ke arah ekowisata atau kegiatan birdwatching. Penelitian ini merupakan salah satu bagian dari penelitian kolaborasi, yang dilakukan di empat lokasi berbeda, yakni Desa Sulamadaha, Desa Ngade, Desa Tolire, dan Desa Tobololo. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode Variable Circular Plot (VCP). Untuk menghitung jumlah jenis burung, digunakan metode Timed Series Counts (TSCs). Data yang dianalisis meliputi kelimpahan dan keanekaragaman jenis burung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keanekaragaman dan kelimpahan burung terendah terdapat pada kawasan wisata pantai Tobololo dan Sulamadaha. Keanekaragaman dan kelimpahan jenis burung tertinggi terdapat pada kawasan wisata Danau Tolire (H' = 2,327) dan Danau Ngade (H' = 2,362).Kata kunci : Keanekaragaman jenis, avifauna, objek wisata, pulau Ternate
Strategi Seleksi Tempat Bertelur Burung Mamoa (Eulipoa wallacei Gray, 1860) di Kecamatan Galela Zulkifli Ahmad
Biogenesis: Jurnal Ilmiah Biologi Vol 2 No 2 (2014)
Publisher : Department of Biology, Faculty of Sci and Tech, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/bio.v2i2.471

Abstract

North Mollucas is the main of priority areas for global biodiversity. Not the entire beach in the Galela district be created nesting ground by birds of Mamoa. This is caused to existence of the key factors that the criteria for site selection, for example physical structure, safe location, and flanked by two barriers. The purpose of this study was to investigate the characteristics of nesting ground, vegetation composition and study the physical structure of the nesting grounds in the Galela district. Primary data were collected ; field characteristics of nesting ground, dimension and pattern layout eggs hatch hole, soil physical and chemical (temperature, moisture, aeration, pH, and organic matter content). To examine the relationship between temperature with depth, with a humidity range of the highest tides, used of simple regression analysis. Vegetation analysis conducted qualitative description by calculating the parameters of vegetation and Important Values. The method used for vegetation data are squares method designed in the form of a belt in a transect (bisect). The results showed that Mamoa birds make nests hatch for protection and convenience for cheepers. The temperature, moisture, aeration, the distance between the nest, the nest distance between the highest and the content of organic matter, is not a key factor in the site selection by the parents, but the determining factor in the process of egg incubation. The composition of the vegetation found on the beach Mamuya consists of 22 species, 13 species on Tiabo beach, and 17 species on the beach of Denamabobane. Stratification vegetation of tree level is dominated by Terminalia cattapa, and Hibiscus tiliaceus. At the level of the pole is Calothropis gigantera Dryand, Avicenia Sp., Caesalpinia bonduc, Terminalia cattapa, and Mangifera indica. At stake level is Terminalia cattapa, Scaevolia tacada, Rhizopora appiculata, Citrus aurantifolia and Mangifera indica. At the level of the shrubs is Bruguiera gymnorrhiza Lamk, Scaevolia taccada, Ficus septica, Anona muricata, and Morinda citrifolia, and undergrowth is Hypolitrium, Ipomea pescaprae, Phaseolus lunatus, Phaseolus foetida and Andropogon acciculatus Ritz.Keywords: Galela district, Mamoa birds, nesting ground, strategy, selection
Adaptasi Riparian di Sekitar Sungai Tabobo Dusun Beringin Halmahera Utara: Tinjauan Fitoremediasi Pada Sungai Terindikasi Cemar Muhlis Mukaram; Zulkifli Ahmad; Retno Peni Sancayaningsih
Biogenesis: Jurnal Ilmiah Biologi Vol 3 No 2 (2015)
Publisher : Department of Biology, Faculty of Sci and Tech, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/bio.v3i2.935

Abstract

The Illegally Gold Mining Activities (PETI), which exacerbated to the water conditions of the Tabobo river. One of the higher problems for the people around PETI area was the use heavy metal mercury (Hg). The purpose of this study was to determine the abundance of the plants that  adaptable to the environtmental condition and to analyze concentration of mercury (Hg) absorbed by riparian vegetation of Tabobo and Kao river, Malifut and Kao regencies, North Halmahera. Three rivers were selected, two of them represented the high intensity of gold mining, Tabobo and Kao rivers, and Umbul Nilo water spring output at Margosuko, Daleman village, Klaten subregency as a control area. In each station were placed six square plots (1 x 1 m2 size) located in the upstream, midstream, and the down-stream of the selected river sites. The mercury content absorbed by dominant plants samples was analyzed using Mercury Analyzer after wet destruction. The research results showed that Poaceaae, Commelinaceae, and Convolvulaceae were found both inTabobo and Nilo river, especially Digitaria and Commelina genera, while Panicum and Paspalum were only found in 2 polluted rivers, Tabobo and Kao. These assumed that they function as plant accumulator. The mercury content in the leaves of Paspalum sp. both in upstream and midstream of Tabobo river, has lower value compared to the standard (<0.01 ppb), but in the downstream showed that mercury level absorbed by Paspalum sp. leaves was high (11.57 ppb). Mercury levels of Macaranga sp. leaves tree in Beringin village had the value of the 36.45 ppb. On the contrary, mercury analysis of Panicum repens L. leaves representing floor vegetation, and leaves of Macaranga semiglobosa J.J.S. surrounding Kao river showed that the mercury contents were below the threshold value (<0.01 ppb).Keywords: adaptation, fitoremediation, Halmahera Utara, Riparian, Tabobo
Pemetaan Awal Ditribusi Populasi Tanaman Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg 1941) di Pulau Ternate Suparman R; Zulkifli Ahmad
Biogenesis: Jurnal Ilmiah Biologi Vol 3 No 2 (2015)
Publisher : Department of Biology, Faculty of Sci and Tech, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/bio.v3i2.938

Abstract

The objective of the research is to provide a comprehensive map of population, distribution and detail number of Sukun/Breadfruit (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg in Ternate Island. The main methode is explorer survey and decomentation the location specifically include number of trees and location in Global Position System. The location is limited for accessible location only. The result reveal that Breadfruit population are 370 threes and it is spreaded in 23 district with 55 pointpopulation. The most abundant distric is Gambesi with 48 threes of sukun in total and 31 threes per km2 in density. Meanwhile, the densest distric is Ngade district that with 85 threes per km2 in density.Keywords: Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg, mapping, Ternate