Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Social Capital and Civic Engagement in Times Of Tension: An Evidence from Interethnic Relation Developed in Stella Maris Credit Union Pontianak, West Kalimantan Alanuari Alanuari; Mohammad Iqbal Ahnaf
Al-Albab Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Graduate Program of Pontianak Institute of Islamic Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1081.013 KB) | DOI: 10.24260/alalbab.v9i1.1414

Abstract

This paper begins by questioning the sustainability of civic engagement with the notion of ‘social capital’ as the key concept of Peace and Conflict Studies. The main question is: to what extent does socio-political tension affect forms of civic engagement? This paper examines interethnic relations (Dayak, Malay, Chinese, and Javanese) developed in the Stella Maris Credit Union (SMCU) in Pontianak, West Kalimantan, Indonesia under the context of ethnic tension. SMCU is a microfinance association where people with various backgrounds (religion, race, and ethnicity) interact in an economic community, sharing benefits and values. In the beginning, SMCU was initiated as an economic program of Stella Maris Catholic Church in North Pontianak. This church did not only serve the church members, but also for all ethnicities and religions through Pontianak. As a site drastically impacted by ethnic conflict in the post-Suharto era, Pontianak recently has been growing as a city of ethnic diversity. However, the recent rise of ethnic tension has contested this growing multiethnic coexistence. It is important to see the strength of civic engagement in responding to issues of conflict in a multiethnic society. This study explores SMCU members and their personal experiences, wondering whether the tension may or may not affect the forms of civic engagement. It argues civic engagement can sustain under the moment of socio-political tension. Developing economy and peace education are the main reasons for interethnic relations among SMCU members. Moreover, although there are treats for the plural society, experiencing diversity in the form of associational and neighborhood relations contributes to social coexistence. This study finds that forms of civic engagement among the members shape expressions and attitudes of resilience in facing social tension.
Otoritas Agama dari Akar Rumput Islam Indonesia Alanuari Alan Alanuari
ISLAM NUSANTARA:Journal for the Study of Islamic History and Culture Vol 3 No 1 (2022): Islam Nusantara Journal for the Study of Islamic History and Culture
Publisher : Faculty of Islam Nusantara University of Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Jakarta.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47776/islamnusantara.v3i1.277

Abstract

Komunitas Islam lokal di Indonesia menjadi kajian penting dari dua buku yang akan dibahas dalam resensi ini. Utamanya, resensi ini akan menguraikan bentuk-bentuk otoritas agama yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari komunitas muslim tersebut. Buku pertama berjudul “What is Religious Authority? Cultivating Islamic Community in Indonesia” ditulis oleh Ismail Fajrie Alatas. Buku kedua diedit oleh Kathryn M. Robinson, dengan judul “Mosques and Imams; Everyday Islam in Eastern Indonesia.” Kedua buku ini sama-sama menyoroti otoritas agama yang muncul di masyarakat rural dan keduanya berbasis dinamika Islam dan budaya lokal. Dalam hal ini, kepemimpinan Islam di tingkat lokal masih menjadi faktor krusial untuk memahami bagaimana kehidupan beragama. Tidak hanya itu, ditemukan juga di buku ini bahwa otoritas agama diakui keberadaannya ketika mereka mampu menjadi bagian dari solusi persoalan sosial-budaya bahkan politik ummat. Kedua buku ini sekaligus menjadi refleksi penting bagi negara untuk memahami kehidupan beragama dalam hal bagaimana negara tidak hanya selalu merujuk pada pemimpin-pemimpin agama di tingkat pusat namun, tak kalah penting melibatkan otoritas agama di tingkat masyarakat grass root.
WOMEN IN THE SHADOW OF TERRORISM: EXPOSING THE DISCURSIVE AWARENESS BEHIND THE DIVORCE OF TERRORIST WIVES IN INDONESIA Ari Alfiatul Rochmah; Alanuari Alanuari
Jurnal Sosiologi Reflektif Vol. 17 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jsr.v17i2.2678

Abstract

In 2022, the National Counter-Terrorism Agency released data that over the last 10 (ten) years the involvement of women in terrorism activism has increased by 10%. The increase was coupled with an increase in divorce cases among spouses of perpetrators of terrorism. The objective of this study is to elucidate the reasons and mechanisms behind the correlation between the surge in women's involvement in terrorism and the phenomenon of divorce. The data were collected through in-depth interviews, observations, and tracing of data from the National Counter-Terrorism Agency. The data collected were then analyzed using Anthony Giddens' Structural Theory. According to the findings, multiple factors contributed to the divorce of terrorist couples, such as insufficient financial resources, pressure from peer groups to end the marriage due to differences in supporting the Islamic State, and the realization of no longer wanting to be associated with husbands engaged in terrorist activities. By applying Giddens' framework, these results formed a compelling argument that the wives of terrorists possessed a discursive awareness of the societal context in which they lived, leading them to make the decision to divorce their husbands.Tahun 2022, BNPT merilis data bahwa selama 10 (sepuluh) tahun terakhir pelibatan perempuan dalam aktivisme terorisme telah meningkat 10%. Peningkatan tersebut telah diiringi dengan peningkatan kasus perceraian di kalangan pasangan suami-istri pelaku terror. Penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan mengapa dan bagaimana fenomena perceraian tersebut menggejala seiring dengan peningkatan pelibatan perempuan dalam terorisme. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan penelusuran data BNPT. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan Teori Strukturasi dari Anthony Giddens. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa factor yang menyebabkan perceraian di kalangan pasangan teroris, diantaranya: faktor ketidakterpenuhinya kebutuhan ekonomi, dorongan peer-group untuk bercerai karena sudah tidak sepemahaman dalam menegakkan Daulah Islamiyah, dan adanya kesadaran untuk tidak lagi terikat dengan suami yang terlibat terorisme. Melalui Strukturasi Giddens, temuan ini kemudian menjadi argumen kuat bahwa istri teroris memiliki kesadaran diskursif akan realitas sosial yang mengelilinginya, dan kemudian mendorongnya untuk memutuskan bercerai dengan suaminya.
Tradisi Magis di Kesultanan Cirebon Ayatullah, Ayatullah; Muzayanah, Fitrotul; Alanuari, Alanuari Alan; Urokhmat, Syifa
ISLAM NUSANTARA:Journal for the Study of Islamic History and Culture Vol. 5 No. 1 (2024): Islam Nusantara Journal for the Study of Islamic History and Culture
Publisher : Faculty of Islam Nusantara University of Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Jakarta.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47776/islamnusantara.v5i1.870

Abstract

Artikel ini berbicara tentang sejarah perkembangan ilmu wifiq di kesultanan Islam Cirebon. Fokus artikel ini, yaitu: pertama, kapan ilmu wifiq itu masuk ke kesultanan Cirebon? Kedua, bagaimana pola penyebaran ilmu wifiq di kesultanan Cirebon? Ketiga, siapa saja tokoh-tokoh yang ahli dalam ilmu wifiq di kesultanan Cirebon? Keempat, karya-karya apa saja yang menjadi rujukan dan apa ada karya-karya yang dibuat oleh tokoh Nusantara terkait ilmu wifiq? Artikel ini menggunakan pendekatan sejarah, antropologi, dan filologi yang didasarkan pada data-data teks, baik berupa manuskrip, jurnal, buku, makalah, dan penjelasan para ahli, dalam arti artikel ini didasarkan pada penelitian perpustakaan (library research) dan didukung dengan riset lapangan (field research).
Tradisi Magis di Kesultanan Cirebon Ayatullah, Ayatullah; Muzayanah, Fitrotul; Alanuari, Alanuari Alan; Urokhmat, Syifa
Islam Nusantara: Journal for the Study of Islamic History and Culture Vol. 5 No. 1 (2024): Islam Nusantara Journal for the Study of Islamic History and Culture
Publisher : Faculty of Islam Nusantara, Nahdlatul Ulama University of Indonesia (Unusia) Jakarta.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47776/islamnusantara.v5i1.870

Abstract

Artikel ini berbicara tentang sejarah perkembangan ilmu wifiq di kesultanan Islam Cirebon. Fokus artikel ini, yaitu: pertama, kapan ilmu wifiq itu masuk ke kesultanan Cirebon? Kedua, bagaimana pola penyebaran ilmu wifiq di kesultanan Cirebon? Ketiga, siapa saja tokoh-tokoh yang ahli dalam ilmu wifiq di kesultanan Cirebon? Keempat, karya-karya apa saja yang menjadi rujukan dan apa ada karya-karya yang dibuat oleh tokoh Nusantara terkait ilmu wifiq? Artikel ini menggunakan pendekatan sejarah, antropologi, dan filologi yang didasarkan pada data-data teks, baik berupa manuskrip, jurnal, buku, makalah, dan penjelasan para ahli, dalam arti artikel ini didasarkan pada penelitian perpustakaan (library research) dan didukung dengan riset lapangan (field research).