This Author published in this journals
All Journal MODUL
Bangun IR Harsritanto, Bangun IR
Unknown Affiliation

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

SISTEM WAYFINDING MALL DI SEMARANG Kusumasari, Brigita Theora Mega; Harsritanto, Bangun IR
MODUL Vol 19, No 1 (2019): MODUL vol 19 no 1 tahun 2019 (8 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.74 KB) | DOI: 10.14710/mdl.19.1.2019.10-14

Abstract

Shopping mall merupakan salah satu  bangunan komersil yang sudah menjadi gaya hidup bagi sebagian besar masyarakat perkotaan. Masyarakat pergi mengunjungi shopping mall untuk memenuhi memenuhi kebutuhan seperti berbelanja, maupun sekedar berekreasi dan mencari hiburan. Sebagai bangunan umum yang menawarkan berbagai fasilitas dan ramai dikunjungi oleh masyarakat, shopping mall perlu dilengkapi dengan sistem wayfinding yang baik supaya pengguna bangunan tidak mengalami disorientasi. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah metode deskriptif, dokumentatif, dan komparatif dimana penyusunan dilakukan dengan mengumpulkan data, menjelaskan, dan menjabarkan terhadap informasi terkait bagaimana pengaruh bahan lantai serta pemilihan bahan lantai yang baik dan murah diaplikasikan pada jalur pedestrian bagi kenyamanan dan keamanan pengguna. Wayfinding adalah kemampuan seseorang untuk bernavigasi dalam suatu lingkungan. Sistem wayfinding adalah fasilitas yang memiliki fungsi memberikan kemudahan bagi pengguna dalam bernavigasi. Sistem wayfinding yang baik dapat ditinjau melalui empat strategi, yaitu: District, Streets, Connection, dan Landmarks. Jika pengguna dengan mudah membayangkan keempat strategi tersebut dalam suatu diagram “mind map”, ketika berada dalam suatu bangunan atau lingkungan maka dapat dikatakan bahwa bangunan atau lingkungan tersebut memiliki sistem wayfinding yang efektif.
EVALUATION OF LIFE SAFETY TECHNICAL FACILITIES FROM FIRE ON APARTEMENT Vividia, Yemima Sahmura; Harsritanto, Bangun IR
MODUL Vol 19, No 1 (2019): MODUL vol 19 no 1 tahun 2019 (8 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.7 KB) | DOI: 10.14710/mdl.19.1.2019.50-54

Abstract

Vertical occupancy, especially apartments, began to live the face of the city. Not without reason, housing needs continue to increase sharply as the availability of vacant land is increasingly limited. Occupying an apartment becomes a trend and lifestyle for young people. The reason boils down to productivity. The construction of apartments is usually built close to various activity centers, both business, commercial, education, health to entertainment. The improvement of building construction is not supported by the availability of land that is increasingly limited, especially in the city of Jarakta, making the construction of high-rise buildings anticipate this. The construction of multi-story buildings also increases the risk of fire. In 2018, according to him, there were at least 1,078 recorded disaster events throughout 2018. Head of the Jakarta Fire and Rescue Management Agency, Subedjo, said that out of a total of 897 buildings or tall buildings in Jakarta, 280 tall buildings had not yet accomplished the fire protection system (Dinas, 2018).Therefore, this research needs to be done to evaluate the lifesaving facilities and infrastructure in the building. The application of fire safety in buildings can be evaluated regarding to NFPA 101 (2013). Based on NFPA 101A: Guide on Alternative Approaches for Life Safety (2013), there are 12 elements of safety and Regulation of the Minister of Public Works No. 26 / PRT / M / 2008 concerning Technical Requirements of Fire Protection Systems in Building Buildings. The building that became the object of research is one of the buildings in the area of Jakarta mentioned building X and building Y. The variables that are the focus of the research are fire stairs, fire doors, and access roads. Based on the results of the study, the level of reliability of the means of saving lives against fire hazards in building X is equal to 58% and in building Y is 65%.
BRIEF OF BUILDING INFORMATION MODELLING FOR INDONESIAN ARCHITECTURE Harsritanto, Bangun IR; Putra, Gentina Pratama; Jamila, Rona Fika
MODUL Vol 19, No 1 (2019): MODUL vol 19 no 1 tahun 2019 (8 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.859 KB) | DOI: 10.14710/mdl.19.1.2019.15-18

Abstract

Building information modelling (BIM) is a system that integrates multi-dimensional aspects of construction project at every phase. Simply said BIM unified all project databases from and to all stakeholders. This system still continuously developed and widely spread on each countries construction projects. In architecture, the BIM has been revolute the human resource requirements on the projects. Indonesia as developing country is still performing transitions from large worker project into more compact projects; from centralized projects into decentralized project. The BIM system has been a mandatory in several Indonesia big infrastructure projects to plan, simulate, design and deliver databases for making more quick decision making and improve the facilities. This paper aim is describing the benefit-challenge factors of BIM adoption on Indonesia architecture projects and the potential driving factors of BIM application. This study was qualitative paradigm with analysis method of selected literatures and previous research paper review which stratified by the cases. The results of this study are BIM bring the high efficiency and represent the complete skills for an architect. However the high initial cost of technology and human investment, the unsupported regulation and conventional system resistant challenged the Indonesia architecture society to adopt BIM. Furthermore the Indonesia architecture education is still struggling to learn and teach the BIM as an integral part in studio as the agent of change.
KOTA LAMA SEMARANG MENUJU STATUS PUSAKA DUNIA UNESCO: APA ITU STATUS WORLD HERITAGE? Prabowo, Bintang Noor; Harsritanto, Bangun IR
MODUL Vol 18, No 1 (2018): MODUL vol 18 no 1 tahun 2018 (8 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.535 KB) | DOI: 10.14710/mdl.18.1.2018.51-53

Abstract

Kawasan Kota Lama sempat mengalami kondisi stagnan, bahkan cenderung menurun kualitas lingkungannya, di periode tahun 1980 hingga 1990-an. Jangankan di malam hari, bahkan di siang hari pun, kawasan ini seperti kawasan kota mati, dengan dominasi aktifitas pergudangan dan bangunan-bangunan yang dibiarkan kosong dan mangkrak. Penelitian ini dilakukan dengan metode studi literatur warisan dunia dan studi kasus kota lama secara analisa deskripsi terhadap temuan observasi lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sasaran kotalama semarang dalam kriteria pusaka dunia. Hasil dari penelitian ini adalah kriteria yang realistis bagi kotalama Semarang sebagai pusaka hidup dunia.
SIFAT MATERIAL PADA RUANG TERBUKA DI KOTA LAMA YANG TERKAIT DENGAN TERMAL Rusyda, Hana Faza Surya; Harsritanto, Bangun IR; Widiastuti, Ratih
MODUL Vol 17, No 2 (2017): MODUL vol 17 nomor 2 tahun 2017 (6 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.784 KB) | DOI: 10.14710/mdl.17.2.2017.85-88

Abstract

Kota Lama Semarang mempunyai ruang terbuka yang sangat populer dikalangan masyarakat sekitar, antara lainadalah Taman Srigunting dan Polder Tawang. Kedua ruang terbuka tersebut mempunyai berbagai macam material.Berbagai jenis material mempunyai kondisi termal yang berbeda. Oleh karena itu akan diteliti mengenai material yangterdapat pada kedua ruang terbuka tersabut yang terkait dengan termal. Pendekatan yang digunakan menggunakanmetode kuantitatif. Data dari penelitian ini diperoleh dengan obeservasi lapangan dengan pengukuran langsung padaobjek penelitian. Simpulan pada penelitian ini adalah dapat mengetahui material yang berpengaruh besar terhadapkondisi termal pada sebuah ruang terbuka.
IMPLEMENTING MIXED LAND USE ROOTING JANE JACOBS’ CONCEPT OF DIVERSITY IN URBAN SUSTAINABILITY bramiana, chely novia; Widiastuti, Ratih; Harsritanto, Bangun IR
MODUL Vol 17, No 1 (2017): MODUL vol 17 nomor 1 tahun 2017 (8 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.076 KB) | DOI: 10.14710/mdl.17.1.2017.27-35

Abstract

nowadays, sustainability has become an important issue in any development project, including area development. Thishappen because the area development requires space, in this case land. As people developing land, it damages theenvironment. It means there will be less balance between built environment and natural environment. This calls forconcern in urban sustainability. One of the ways to restore the balance is to reduce as much land as possible to be builtby maximizing the space. This paper will explore the multiple space use in terms of mixed-use development in differentlevel and also assess mixed land use implementation, which include the concept of diversity in urban sustainability
STUDI PENDAHULUAN STREETSCAPE YANG MERESPON BENCANA Harsritanto, Bangun IR; Roesmanto, Totok
MODUL Vol 17, No 2 (2017): MODUL vol 17 nomor 2 tahun 2017 (6 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.644 KB) | DOI: 10.14710/mdl.17.2.2017.69-74

Abstract

Semarang seperti kota-kota besar lainnya di Indonesia menghadapi bencana alam maupun bencana akibat kelalaian manusia seperti : banjir, longsor ,dan kebakaran. Streetscape sebagai unsur dari jalur transportasi dan mitigasi bencana perlu pendekatan desain khusus untuk memenuhi fungsi aksesibilitas universalnya meskipun dalam keadaan bencana. Beberapa kasus yang terjadi adalah sebaliknya. Ketika bencana itu terjadi streetscape menjadi tidak berfungsi dan bahkan memperparah dampak bencana tersebut, Tujuan: Tujuan dari studi ini adalah untuk merumuskan desain streetscape yang merespon bencana yang terjadi di Semarang (terutama : banjir, longsor dan kebakaran). Metode: Desain penelitian ini adalah eksploratif dengan merespon hasil observasi evaluasi kawasan terutama yang sering terkena bencana (studi kasus). Streetscape yang akan diobservasi dan dijadikan studi kasus. Desain streetscape harus mampu mengalirkan air secara khusus, membendung longsoran tanah maupun memutus kobaran api yang dapat menghancurkan area perkotaan.Untuk penelitian lanjutan dapat dilakukan evaluasi pada streetscape yang ada pada perumahan atau permukiman dengan variable maupun parameter yang disebut diatas
STRUKTUR FORMAL FASADE BANGUNAN UTAMA BERSEJARAH (Kawasan Kota Lama Semarang) Setiawan, Deni Wahyu; Sardjono, Agung Budi; Rukayah, Raden Siti; Harsritanto, Bangun IR
MODUL Vol 20, No 01 (2020): MODUL vol 20 nomor 1 tahun 2020 (10 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (765.861 KB) | DOI: 10.14710/mdl.20.01.2020.75-83

Abstract

Struktur suatu kawasan berkembang dan dikembangkan  melalui suatu aturan yang terkadang berubah-ubah tetapi dapat menghasilkan keselarasan. Kota Lama Semarang terbentuk sejak zaman VOC berdiri di Nusantara. Proses perkembangan bangunan dan infrastrukturnya tidak terjadi hanya pada satu kurun waktu. Beragam fungsi bangunan yang mengisi Kawasan benteng kota lama Semarang membuat kehidupan di dalamnya dapat bertahan.  Pada era kiwari, fungsi bangunan dan tambah-kurang bangunan terjadi di Kawasan ini. Perubahan tersebut kurang dapat dirasakan jika kita melewati Kawasan bersejarah ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa struktur formal fasade bangunan utama di dalam Kawasan Benteng Kota Lama Semarang. Hasil observasi lapangan yang dibahas menggunakan literatur tentang struktur formal, fasade, dan kajian historiografi untuk menghasilkan dugaan struktur formal pada fasade bangunan utama di Kawasan ini
TRANSFORMASI BENTUK DAN POLA RUANG KOMUNAL DI KOTA LAMA SEMARANG Setioko, Bambang; Harsritanto, Bangun IR
MODUL Vol 17, No 1 (2017): MODUL vol 17 nomor 1 tahun 2017 (8 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.587 KB) | DOI: 10.14710/mdl.17.1.2017.11-16

Abstract

Pembentukan citra sebuah kawasan kota tua tidak hanya sekedar dilihat dari kualitas fisik bangunannya saja, akan tetapi juga dilihat dari kualitas fisik lingkungan yang diikuti dengan fungsi sosial lingkungan. Fungsi sosial lingkungan ini dapat terwujud dalam bentuk ruang komunal.Ruang komunal di kota lama Semarang adalah taman srigunting (yang sebelumnya merupakan permakaman, halaman gereja, tempat pedagang kaki lima) dan polder tawang (yang sebelumnya halaman stasiun, terminal, lapangan sepakbola. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan/transformasi ruang komunal di kawasan Kota Lama Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk untuk memperkaya teori transformasi spasial yang berkaitan dengan bentuk dan pola ruang komunal. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Selain itu, metode pengolaan data dilakukan dengan metode studi kasus dan analisa deskriptif kualitatif.Berdasarkan hasil analisis penelitian, ditemukan bahwa terjadi transformasi bentuk dan pola ruang komunal di Kota Lama Semarang. Kemudian, transformasi tersebut terjadi pada beberapa hal, yaitu: fungsi, bentuk, sirkulasi,aktivitas, dan identitas ruang komunal.