Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

The Communication Behaviour of Farmers and Strategies to Strengthen the Capacity of Information Access in the Era of Industrial Revolution 4.0 in Ambon City Inta P.N Damanik; Meilvis E. Tahitu
Jurnal Penyuluhan Vol. 16 No. 1 (2020): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluh Pertanian Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.891 KB) | DOI: 10.25015/16202026365

Abstract

Penelitian ini bertujuan menggambarkan karakteristik petani di Kota Ambon terkait dengan perilaku penggunaan telepon seluler; menentukan faktor pendorong dan penghambat petani menggunakan telepon seluler; menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku komunikasi petani, khususnya penggunaan telepon seluler untuk mengakses informasi pertanian; dan mendisain strategi penguatan kapasitas petani menggunakan telepon seluler untuk mengakses informasi usahatani. Penelitian melibatkan 235 petani dari 47 kelompok tani yang mewakili 88 kelompok tani di Kota Ambon. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan statistik inferensial menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisis data digunakan untuk mendisain strategi penguatan kapasitas petani mengakses informasi secara virtual dengan telepon seluler. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar petani berusia dewasa (>40-55 tahun) dengan tingkat pendidikan dominan pada kategori sedang (SLTP – tamat SLTA), namun memiliki pengalaman berusahatani kategori panjang (>15 tahun). Faktor pendorong utama petani menggunakan telepon seluler adalah berkomunikasi dengan keluarga dan teman-teman, sedangkan faktor penghambat utama adalah biaya pembelian pulsa. Pengetahuan dan keterampilan >60% petani mengakses informasi pertanian melalui telepon seluler tergolong rendah, namun dominan petani setuju pemanfaatan telepon seluler sebagai media informasi pertanian. Strategi penguatan kapasitas petani mengakses informasi melalui telepon seluler melibatkan lima pihak utama, yaitu kelompok tani, penyuluh pertanian, perguruan tinggi dan lembaga riset setempat, pemerintah daerah, dan penyedia layanan internet.
STRATEGI PENGEMBANGAN KAPASITAS PENGELOLA SAGU DI MALUKU TENGAH PROVINSI MALUKU Meilvis Meilvis E. Tahitu; Amiruddin Saleh; Djuara P. Lubis; Djoko Susanto
Sosiohumaniora Vol 18, No 1 (2016): SOSIOHUMANIORA, MARET 2016
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.831 KB) | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v18i1.9355

Abstract

Pengembangan sagu di Maluku Tengah Provinsi Maluku bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sagu melalui pengembangan kapasitas pengelola sagu. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing sagu dari Maluku Tengah yang semakin menurun sedangkan permintaan sagu semakin meningkat untuk memunuhi kebutuhan pangan dan non pangan termasuk energi, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia. Peningkatan pemanfaatan dan daya saing sagu membutuhkan pengelola-pengelola sagu dengan kapasitas yang baik, karena itu, pengembangan kapasitas pengelola sagu penting dilakukan dan membutuhkan strategi yang tepat untuk melakukannya. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan strategi pengembangan kapasitas pengelola sagu di Maluku Tengah. Analisis SWOT digunakan untuk menemukan strategi yang tepat berdasarkan data yang dikumpulkan melalui berbagai diskusi dengan berbagai stakeholders terkait, yaitu akademisi, praktisi sagu, pemerintah, tokoh-tokoh masyarakat, dan petani sagu. Hasil penelitian menujukkan bahwa ada empat prioritasstrategi untuk peningkatan pemanfaatan sagu, yaitu:(1) Penyiapan pengelola sagu untuk meningkatkan pemanfaatan sagu, (2) Penyiapan penyuluh/tenaga pendamping yang berkompeten di bidang pengelolaan sagu, (3) Penguatan kesadaran dan pengakuan masyarakat terhadap fungsi sosial dan budaya sagu untuk menjamin keberlanjutan usahapemanfaatan sagu sebagai salah satu budaya Maluku, dan (4) Pemantapan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan perencanaan program pengembangan sagu antar lembaga pemerintah dengan pihak-pihak terkait. 
DAMPAK KEBERADAAN PERUSAHAAN KELAPA SAWIT PT. NUSA INA GROUP TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT (STUDI KASUS DESA KOBI MUKTI KECAMATAN SERAM UTARA TIMUR KOBI) Uti Nasurur; Meilvis E Tahitu; Leunard O Kakisina
Agrilan : Jurnal Agribisnis Kepulauan Vol 5, No 1 (2017): Agrilan : Jurnal Agribisnis Kepulauan
Publisher : Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/agrilan.v5i1.317

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak keberadaan perusahaan kelapa sawit terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di DesaKobi Mukti.Data yang dikumpulkanberupa data primer dan data sekunder. Metode penelitian yang digunakan adalah survey dan observasi lapangan.Besarnyasampelyang dipilih yaitu 30 rumahtangga petani dari 300 populasi yang ditentukan secara acak sederhana (simple random sampling). Selanjutnya, data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak keberadaan perusahaan kelapa sawit PT. Nusa Ina Group terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sebelum dan sesudah adanya perusahaan yaitu adanya perbedaan sarana dan prasarana sosial seperti fasilitas pendidikan maupun peribadatan (masjid dan gereja) dan infrastruktur yang lebih lengkap dari  sebelumnya. Dampak terhadap keadaan ekonomi masyarakat terlihat dari adanya peningkatan mata pencaharian dan nilai jual tanah.
KEKERABATAN DAN KELOMPOK TANI (STUDI KASUS KELOMPOK TANI DI NEGERI TAWIRI, KECAMATAN TELUK AMBON, KOTA AMBON) Patricya M Matulessy; August E Pattiselanno; Meilvis E Tahitu
Agrilan : Jurnal Agribisnis Kepulauan Vol 8, No 3 (2020): AGRILAN : JURNAL AGRIBISNIS KEPULAUAN
Publisher : Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/agrilan.v8i3.962

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai kekerabatan yang dapat membentuk suatu kelompok tani dan faktor-faktor yang mempengaruhi kekerabatan dalam kelompok tani di Negeri Tawiri. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data primer (wawancara dengan responden) dan data sekunder (data yang diperoleh dari instansi dan literatur terkait substansi penelitian). Data yang telah terkumpul ditabulasi dan dianalisis. Selanjutnya, hasil analisis disajikan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tingkat Kekerabatan yang dibangun berdasarkan dua hal yang saling mempengaruhi yaitu “ikatan kekeluargaan” dan “ikatan sekampung”. Kedua hal inilah yang membentuk nilai-nilai kekerabatan dalam kelompok tani yaitu (a) nilai saling menghargai dan menghormati, (b) nilai perasaan sama dan senasib dalam kebersamaan antar sesama anggota kelompok tani. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekerabatan kelompok tani adalah sumber informasi kelompok, kegiatan kelompok, permasalahan dalam kelompok, jaringan anggota kelompok dan kepercayaan dalam kelompok.
PENGEMBANGAN KAPASITAS KELOMPOK PEMBUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA LUANG TIMUR KECAMATAN MDONA HYERA KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA Aksamina Jauply; Meilvis E Tahitu; Izaac T Matitaputty`
Agrilan : Jurnal Agribisnis Kepulauan Vol 10, No 2 (2022): AGRILAN : JURNAL AGRIBISNIS KEPULAUAN
Publisher : Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/agrilan.v10i2.1360

Abstract

Penelitian pengembangan kapasitas kelompok pembudidaya rumput laut di desa Luang Timur kecamatan Mdona Hyera Kabupaten Maluku Barat Daya dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan kapasitas pembudidaya rumput laut di desa Luang Timur, dan merumuskan strategi yang efektif untuk mengembangkan kapasitas kelompok pembudidaya rumput laut di desa Luang Timur. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui observasi langsung, dan wawancara langsung dengan responden, dengan menggunakan pedoman wawancara terstruktur (kuesioner) yang telah disusun sebelumnya. Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kapasitas kelembagaan kelompok pembudidaya rumput laut dalam budidaya rumput laut dilakukan dengan menggunakan analisis tabulasi silang, dan merumuskan strategi pengembangan kapasitas kelembagaan kelompok pembudidaya rumput laut menggunakan analisis SWOT. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah adanya hubungan korelasi antara variabel dan strategi pengembangan kapasitas kelompok pembudidaya rumput laut adalah membangun efektifitas dan motivasi kelompok dengan harga tetap dan mengatasi gagal panen serta serangan hama dan penyakit.
PERANAN KELOMPOK TANI DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH DI DESA WAIMITAL KECAMATAN KAIRATU KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT Neva Souhaly; Meilvis E Tahitu; Inta P. N. Damanik
Agrilan : Jurnal Agribisnis Kepulauan Vol 10, No 2 (2022): AGRILAN : JURNAL AGRIBISNIS KEPULAUAN
Publisher : Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/agrilan.v10i2.1239

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran kelompok tani terhadap peningkatan produktivitas padi sawah di Desa Waimital. Peran kelompok tani dimaksudkan sebagai wadah belajar dan berorganisasi, wadah kerja sama, dan sebagai unit produksi.  Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data primer (wawancara dengan responden) dan data sekunder (data yang dikumpulkan melalui instansi dan literatur). Data yang telah terkumpul ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan dukungan analisis Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok tani telah menjalankan peran sebagai wadah belajar dan berorganisasi, wadah kerja sama, serta unit produksi usahatani dalam kategori baik. Ditemukan pula bahwa ada hubungan antara ketiga peran kelompok tani tersebut dengan peningkatan produktivitas usahatani. 
Analysis of Farmer’s Group Functions in the Adoption Process of Superior Seed Innovation in Waimital Village, Kairatu District Inta P. N. Damanik; Meilvis E. Tahitu; Esther Kembauw
International Journal of Multidisciplinary Sciences and Arts Vol. 2 No. 1 (2023): International Journal of Multidisciplinary Sciences and Arts, Article January 2
Publisher : Information Technology and Science (ITScience)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47709/ijmdsa.v1i2.2017

Abstract

The objective of this research was to analyze the function of farmer groups in the process of adopting superior seed innovation in Waimital Village, including Inpari Sidenuk. The research was conducted in Waimital Village as one of the centers of rice production in Maluku. The research population was all farmer groups who participated in the trial of planting superior seeds of Inpari Sidenuk, there were 11 groups and all of groups was taken as sample with 82 farmers as group member.  The data were analyzed using a simple statistical test, namely cross tabulation and then was interpreted according to the research objectives. The results showed that according to the farmers the function of farmer groups (as a vehicle for learning and for collaboration) was useful in general, but in making the decision to adopt or not to adopt a superior seed, including Inpari Sidenuk, there was no farmer group involvement. Each farmer was free to decide whether or not to adopt the new superior seeds. After the trial planting, the majority of farmers did not adopt seeds of Inpari Sidenuk because they worried about the availability of the seed and other production facilities and the difficulties to sell the yields. These worries should be anticipated by farmer groups by increasing the capacity of farmer groups as a vehicle for learning and collaboration.  For example, making farmer groups as "farm shops" and as "farm product marketing agents". For this, it is necessary to make improvements of farmer group management, make cooperation with distributors of agricultural production facilities and with product buyers.  Another thing is to keep quality, quantity, and continuously product.
Pengembagan Kapasitas Kelompok Tani Hortikultura di Dusun Telaga Kodok Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah Abut Ipa; Melvis E. Tahitu; Jeter D. Siwalette
COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 10 (2023): COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/comserva.v2i10.629

Abstract

This study aims to determine the capacity level of horticultural farmer groups in talaga kodok hamlet, Leihitu district, Central Maluku regency and for what factors are related to the capacity level of horticultural farmer groups in talaga kodok hamlet, Leihitu district, Central Maluku regency. This research will be conducted at the Horticultural Farmer Group of Telaga Kodok Hamlet, Leihitu District, Central Maluku Regency for 1 month, from October 2022 – November 2022. The data collected by observation and interviews were then analyzed with qualitative descriptive analysis. The farmer group in telaga kodok hamlet consists of ten registered farmer groups but eight active farmer groups, some of which changed group names and changed groups, because the existence of farmer groups is only a formality to make it easier to get help from the government and other parties. The capacity level of farmer groups in telaga toad hamlet based on routine activities and task distribution obtained an average score of 2.60 with high categories, adequate facilitation obtained an average score of 1.33 with low categories, farming experience obtained an average score of 2.30 with high categories, group norms and rules obtained an average score of 2.16 with high categories and group achievements obtained an average score of 1.23 with high categories. Factors that affect the level of capacity of farmer groups in telaga kodok hamlet, there are 2 factors, namely internal factors and external factors, internal factors obtained an average score of 2.90 with high categories and external factors obtained an average score of 1.31 with low categories.
Hubungan Kepemimpinan Ketua Kelompok Tani dengan Efektivitas Kelompok Tani di Desa Waiheru Kecamatan Baguala Kota Ambon Kostan Popana; Meilvis E. Tahitu; Jeter D. Siwalette
COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 10 (2023): COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/comserva.v2i10.643

Abstract

The research's purposes are to analyze the leadership role of farmer group leaders, analyze the effectiveness of farmer groups, and analyze the correlation between the leadership roles of farmer group leaders and group efficacy. In the Baguala District's Waiheru Village, this study was carried out. 42 persons made up the sample for this study utilizing a simple random sampling technique. Primary data came from interviews with respondents, while secondary data came from literature reviews and materials pertaining to research issues. The Spearman Rank correlation coefficient test is then used to analyze the given data. The results showed that the leader of the Waiheru farmer group in carrying out his role as a leader in increasing group cohesiveness, increasing group cooperation, his role in increasing member motivation and decision making was classified as good, while the role of solving problems and reconciling conflicts was classified as moderate. The effectiveness of farmer groups is strongly and unidirectionally correlated with the leadership role of group leaders.
Service Quality Agriculture Counseling and Satisfaction Farmers in Farming Development (Case Study on VegetableiFarmers in Nania Village, Baguala District, Ambon City) Talia F Mayaut; Aphrodithe M Sahusilawame; Melvis E Tahitu
Jurnal Agrosilvopasture-Tech Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Agrosilvopasture-Tech
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/j.agrosilvopasture-tech.2023.2.1.153

Abstract

Development goals in Indonesia have existed for a long time, with the main objective of prioritizing the agricultural sector and increasing agricultural welfare. Through extension activities which are a series of ongoing processes according to the needs of farmers. The presence of agricultural extension workers as the spearhead of implementing agricultural development. Improving the performance of agricultural extension agents also determines future agricultural development, which determines the income of the agricultural sector. Good service quality is a determinant of the success of agricultural development. This study aimed to assess the quality of agricultural extension services and farmers' satisfaction level in developing vegetable farming in Nania Village. This research was conducted in Nania Village from November 2022 to December 2022. The type of research used was census research. The total population in this study was 16 people, all of whom were vegetable farmers in the village of Nania. The sample in this study was the entire population. The type of data collected includes primary data and secondary data. The data analysis technique used is descriptive qualitative data analysis. The results showed that the quality of counseling services on indicators of counseling preparation was in the medium category with an average (2.30), the implementation of counseling was in the medium category (2.15), and the appropriateness of the counseling method (2.49) was in the high category. While the level of farmer satisfaction with agricultural extension services, seen from the accuracy of the service, is classified as medium (2.2), and the performance of extension workers are classified as high or very good with an average (2.65). The conclusion is that the quality of agricultural extension services in Nania Village is in the moderate or adequate category. And the level of farmer satisfaction with extension services is classified as medium and high categories.