Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

KEMANDIRIAN KELOMPOK TANI PEMBIBITAN PALA DAN CENGKEH DI NEGERI LILIBOOI KECAMATAN LEIHITU BARAT KABUPATEN MALUKU TENGAH Hetharion, Risye F; Damanik, Inta P. N; Tuhumury, Maisie T. F
Agrilan : Jurnal Agribisnis Kepulauan Vol 8, No 1 (2020): AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan
Publisher : Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.872 KB) | DOI: 10.30598/agrilan.v8i1.951

Abstract

Kemandirian kelompok tani merupakan salah satu indikator penting dalam menilai keberhasilan suatu kelompok tani. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemandirian kelompok tani Spirit dan Mutilu di Negeri Lilibooi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer meliputi partisipasi anggota, aturan kelompok, administrasi kelompok, orientasi pasar dan kerjasama kelompok, yang diperoleh melalui hasil wawancara menggunakan kuesioner yang telah disiapkan serta dokumentasi lapangan. Data sekunder yang dikumpulkan berupa jurnal, skripsi, buku dan data dari intansi-instansi terkait masalah penelitian. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang dari total 51 orang (kelompok tani Spirit 19 orang dan Mutilu 32). Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan skala Likert kemudian dijelaskan secara kualitatif.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kemandirian kelompok tani Spirit yakni tergolong mandiri (4,3) dan kelompok tani Mutilu tergolong cukup mandiri (2,6).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dinamika Kelompok dan Hubungannya dengan Kelas Kemampuan Kelompok Tani di Desa Pulokencana Kabupaten Serang Inta PN Damanik
Jurnal Penyuluhan Vol. 9 No. 1 (2013): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluhan Pembangunan Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.771 KB) | DOI: 10.25015/penyuluhan.v9i1.9856

Abstract

Group dynamics is an important factor in the development offarmers' groups. The aims of this study is to know the differences between of farmer group dynamics which includes highest class with lowest class. The results showed that there was no relationship between class ability of farmer groups with the level of group dynamics. Capability class of farmers group evaluation which undertaken in the village Pulokencana only based on an assessment of the head of farmers group and age of group only.The fact that Banjar Tani group is more dynamic than the Banyu Mukti group, but the class between that two groups very different, Banyu Mukti is Main class while the Banjar Tani is Beginners class. Factors that affect the group dynamics are land area, family size, age of group leader and age of farmer groups, and the reception of members of the group leader. In addition, the eight elements of group dynamics, only two elements that do not affect the group dynamics, namely the element of group objective and group pressure. Meanwhile, the six elements that influence group dynamics, the task function has the strongest influence on the dynamics of farmer groups.Keywords: farmer group, group dynamics
The Communication Behaviour of Farmers and Strategies to Strengthen the Capacity of Information Access in the Era of Industrial Revolution 4.0 in Ambon City Inta P.N Damanik; Meilvis E. Tahitu
Jurnal Penyuluhan Vol. 16 No. 1 (2020): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluh Pertanian Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.891 KB) | DOI: 10.25015/16202026365

Abstract

Penelitian ini bertujuan menggambarkan karakteristik petani di Kota Ambon terkait dengan perilaku penggunaan telepon seluler; menentukan faktor pendorong dan penghambat petani menggunakan telepon seluler; menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku komunikasi petani, khususnya penggunaan telepon seluler untuk mengakses informasi pertanian; dan mendisain strategi penguatan kapasitas petani menggunakan telepon seluler untuk mengakses informasi usahatani. Penelitian melibatkan 235 petani dari 47 kelompok tani yang mewakili 88 kelompok tani di Kota Ambon. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan statistik inferensial menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisis data digunakan untuk mendisain strategi penguatan kapasitas petani mengakses informasi secara virtual dengan telepon seluler. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar petani berusia dewasa (>40-55 tahun) dengan tingkat pendidikan dominan pada kategori sedang (SLTP – tamat SLTA), namun memiliki pengalaman berusahatani kategori panjang (>15 tahun). Faktor pendorong utama petani menggunakan telepon seluler adalah berkomunikasi dengan keluarga dan teman-teman, sedangkan faktor penghambat utama adalah biaya pembelian pulsa. Pengetahuan dan keterampilan >60% petani mengakses informasi pertanian melalui telepon seluler tergolong rendah, namun dominan petani setuju pemanfaatan telepon seluler sebagai media informasi pertanian. Strategi penguatan kapasitas petani mengakses informasi melalui telepon seluler melibatkan lima pihak utama, yaitu kelompok tani, penyuluh pertanian, perguruan tinggi dan lembaga riset setempat, pemerintah daerah, dan penyedia layanan internet.
Strategi Penguatan Kapasitas Pengolah Sagu Tradisional untuk Peningkatan Produktivitas Usaha di Maluku Inta P. N. Damanik; Siti Amanah; Siti Madanijah; Prabowo Tjitropranoto
Jurnal Agro Ekonomi Vol 31, No 1 (2013): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jae.v31n1.2013.37-51

Abstract

EnglishIn the past sago processing business had an important role in increasing households’ income of traditional sago processors, use of sago product, and sago added value. They could not perform such function anymore since they deal with some problems that lower their competitiveness, such as limited capacity to enhance quantity and quality of the product. The processors are also difficult to access market and financial support. The research aims to analyze the factors affecting the capacities of sago traditional processors and to create a strategy for strengthening their capacity. Research was conducted in Regencies of Central Moluccas and Western Seram. Samples size was 204 households of sago starch processors. Data collection was undertaken from January 2012 until April 2012 and analyzed using a structural equation model (SEM). The results showed that social economic profile of sago processors (age, business experience, motivation and individual beliefs about the social and cultural values of sago) positively and significantly influence personal capacity. Personal capacity has positive and significant influence on business capacity. Agricultural extension as an institution positively and significantly affects personal and business capacity.  Business capacity also has positive and significant influence on productivity and the productivity has positive and significant influence on income from sago processing. Strengthening capacities of traditional sago processors needs agents of change (extension workers) with appropriate competencies, innovation messages, capital and equipment supports, market guarantee, government’s policies for sago consumption, and preparedness of traditional sago processors to change.IndonesianUsaha pengolahan sagu memiliki peran penting tidak hanya untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga pengolah sagu tradisional, tetapi juga meningkatkan pemanfaatan dan nilai tambah sagu. Pada kenyataannya, pengolah sagu tradisional belum mampu mengisi peran penting tersebut karena menghadapi berbagai kendala dalam mengembangkan usaha, diantaranya sulit meningkatkan kuantitas produk; produk yang dihasilkan bersifat monoton dari segi rasa, bentuk, dan jenis sehingga kurang kompetitif dibandingkan produk pangan lainnya;  sulit mengakses pasar yang lebih luas dan sumber-sumber permodalan. Berbagai kendala tersebut menyebabkan produktivitas usaha juga sulit meningkat yang berpengaruh terhadap pendapatan rumah tangga. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor penentu yang memengaruhi kapasitas pengolah sagu tradisional dan merancang strategi untuk meningkatkan kapasitas pengolah sagu tradisional. Penelitian dilakukan di Kabupaten Maluku Tengah dan Kabupaten Seram Bagian Barat dengan jumlah responden 204 rumah tangga pengolah sagu tradisional sejak Januari 2012 hingga April 2012.  Analisis data dilakukan dengan structural equation modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil social ekonomi pengolah sagu tradisional (umur, lama berusaha, motivasi, nilai fungsi sosial, dan budaya sagu) berpengaruh positif dan nyata terhadap kapasitas diri dan selanjutnya kapasitas diri berpengaruh positif dan nyata terhadap kapasitas usaha.Dukungan kelembagaan penyuluhan pertanian juga berpengaruh positif dan nyata terhadap kapasitas diri dan kapasitas usaha pengolah sagu tradisional. Kapasitas usaha berpengaruh positif dan nyata terhadap produktivitas usaha dan selanjutnya produktivitas usaha juga berpengaruh positif dan nyata terhadap pendapatan usaha. Strategi penguatan kapasitas pengolah sagu tradisional memerlukan penyuluh dengan kompetensi yang sesuai, pesan inovasi sesuai kebutuhan dan kemampuan pengolah sagu tradisional, dukungan modal dan peralatan/teknologi, jaminan pasar, kebijakan pemerintah terkait konsumsi sagu, dan kesiapan pengolah sagu tradisional untuk berubah.
Produksi dan Pemasaran Jagung di Kabupaten Maluku Barat Daya Marlani Luanmasar; Natelda R. Timisela; Inta. P. N. Damanik
Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol 18 No 2 (2022): June, 2022
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to formulate a strategy to increase corn production and marketing Sampling was done by simple random sampling using the Slovin formula with an error rate of 15 percent. The sample size is 30 farmers in West Oirata Village and 30 farmers in Nomaha Village. The sample of traders was taken using the tracing sampling method which in the end the large sample of traders was 2 people. Data analysis to answer the first objective is the Cobb-Douglass production function, the second objective is analyzed using margin share, and the third objective is analyzed using SWOT analysis. The results showed that the production factors that had a significant effect on corn production were land area and labor, while herbicides had an insignificant effect on corn production. The results of the analysis using margin share obtained two marketing channels for corn in the research area. The SWOT analysis shows that the most prioritized strategy for increasing corn production and marketing is improving the quality of human resources for corn farmers and Field Agricultural Officers (PPL). An efficient marketing channel is marketing channel I. The most prioritized strategy for efforts to increase production and marketing of corn is to improve the quality of human resources for corn farmers and agricultural extension workers through education, training and internships related to corn cultivation and postharvest processing.
DEVELOPMENT OF TRADITIONAL SAGO PROCESSOR IN MALUKU: OPPORTUNITIES AND CHALLENGES FOR SUPPORTING FOOD DIVERSIFICATION Inta P.N. Damanik; Siti Amanah; Siti Madanijah; Prabowo Tjitropranoto
UNEJ e-Proceeding International Conference on Agribusiness Marketing (ICAM) 2012, Faculty of Agriculture, University o
Publisher : UPT Penerbitan Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sago is one of the local food Maluku society that has the potential to be developedin support of diversification in Maluku in particular and Indonesia in general. Associatedwith the potential of existing sago, the role of traditional sago processing is becomingincreasingly important in processing sago into products that are more varied to support thediversification of food. This study aims to uncover the opportunities and challengesassociated with the development of traditional sago processing in Maluku in relation to thediversification of food by taking in some sites of traditional sago-processing centers inCentral Maluku regency. The results showed that there are some opportunities that areopen to developing the traditional sago processing, but these opportunities will be used ifaccompanied by efforts to address the challenges faced by the traditional sago processingin producing processed products sago.
Strategi Penguatan Kapasitas Pengolah Sagu Tradisional untuk Peningkatan Produktivitas Usaha di Maluku Inta P. N. Damanik; Siti Amanah; Siti Madanijah; Prabowo Tjitropranoto
Jurnal Agro Ekonomi Vol 31, No 1 (2013): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.756 KB) | DOI: 10.21082/jae.v31n1.2013.37-51

Abstract

EnglishIn the past sago processing business had an important role in increasing households’ income of traditional sago processors, use of sago product, and sago added value. They could not perform such function anymore since they deal with some problems that lower their competitiveness, such as limited capacity to enhance quantity and quality of the product. The processors are also difficult to access market and financial support. The research aims to analyze the factors affecting the capacities of sago traditional processors and to create a strategy for strengthening their capacity. Research was conducted in Regencies of Central Moluccas and Western Seram. Samples size was 204 households of sago starch processors. Data collection was undertaken from January 2012 until April 2012 and analyzed using a structural equation model (SEM). The results showed that social economic profile of sago processors (age, business experience, motivation and individual beliefs about the social and cultural values of sago) positively and significantly influence personal capacity. Personal capacity has positive and significant influence on business capacity. Agricultural extension as an institution positively and significantly affects personal and business capacity.  Business capacity also has positive and significant influence on productivity and the productivity has positive and significant influence on income from sago processing. Strengthening capacities of traditional sago processors needs agents of change (extension workers) with appropriate competencies, innovation messages, capital and equipment supports, market guarantee, government’s policies for sago consumption, and preparedness of traditional sago processors to change.IndonesianUsaha pengolahan sagu memiliki peran penting tidak hanya untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga pengolah sagu tradisional, tetapi juga meningkatkan pemanfaatan dan nilai tambah sagu. Pada kenyataannya, pengolah sagu tradisional belum mampu mengisi peran penting tersebut karena menghadapi berbagai kendala dalam mengembangkan usaha, diantaranya sulit meningkatkan kuantitas produk; produk yang dihasilkan bersifat monoton dari segi rasa, bentuk, dan jenis sehingga kurang kompetitif dibandingkan produk pangan lainnya;  sulit mengakses pasar yang lebih luas dan sumber-sumber permodalan. Berbagai kendala tersebut menyebabkan produktivitas usaha juga sulit meningkat yang berpengaruh terhadap pendapatan rumah tangga. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor penentu yang memengaruhi kapasitas pengolah sagu tradisional dan merancang strategi untuk meningkatkan kapasitas pengolah sagu tradisional. Penelitian dilakukan di Kabupaten Maluku Tengah dan Kabupaten Seram Bagian Barat dengan jumlah responden 204 rumah tangga pengolah sagu tradisional sejak Januari 2012 hingga April 2012.  Analisis data dilakukan dengan structural equation modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil social ekonomi pengolah sagu tradisional (umur, lama berusaha, motivasi, nilai fungsi sosial, dan budaya sagu) berpengaruh positif dan nyata terhadap kapasitas diri dan selanjutnya kapasitas diri berpengaruh positif dan nyata terhadap kapasitas usaha.Dukungan kelembagaan penyuluhan pertanian juga berpengaruh positif dan nyata terhadap kapasitas diri dan kapasitas usaha pengolah sagu tradisional. Kapasitas usaha berpengaruh positif dan nyata terhadap produktivitas usaha dan selanjutnya produktivitas usaha juga berpengaruh positif dan nyata terhadap pendapatan usaha. Strategi penguatan kapasitas pengolah sagu tradisional memerlukan penyuluh dengan kompetensi yang sesuai, pesan inovasi sesuai kebutuhan dan kemampuan pengolah sagu tradisional, dukungan modal dan peralatan/teknologi, jaminan pasar, kebijakan pemerintah terkait konsumsi sagu, dan kesiapan pengolah sagu tradisional untuk berubah.
ANALISIS PENGGUNAAN DANA DESA DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN DI PERDESAAN KOTA AMBON Dino Lourens Wattimena; Inta P. N Damanik; Raihana Kaplale
Agrilan : Jurnal Agribisnis Kepulauan Vol 6, No 1 (2018): AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan
Publisher : Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.11 KB) | DOI: 10.30598/agrilan.v6i1.308

Abstract

Dana Desa telah digulirkan untuk mengurangi kesenjangan antara kota dan desa, namun masih sedikit kajian pemanfaatan dana desa khususnya di bidang pertanian. Penelitian ini bertujuan menganalisis bentuk pemanfaatan dana desa dalam program pembangunan pertanian desa di Kota Ambon. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja pada tiga desa di Kota Ambon. Data dikumpulkan menggunakan metode kualitatif yakni purposive dan snowball sampling dengan jumlah responden sebanyak 50 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, dokumentasi dan observasi. Analisis data dilakukan secara kualitatif-deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dana desa di Negeri Soya meningkat hingga 214% tetapi  pemanfaatan dana desa di bidang pertanian masih sangat kecil dan cenderung menurun masing-masing sebesar 14,96%, 10,24% dan 4,73% tahun 2015-2017. Berbeda dengan di negeri Soya, penggunaan dana desa untuk kegiatan pertanian di Desa Waiheru dan Hutumuri masing-masing 0,70% dan 7,9% pada tahun 2017.
PERANAN KELOMPOK TANI DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH DI DESA WAIMITAL KECAMATAN KAIRATU KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT Neva Souhaly; Meilvis E Tahitu; Inta P. N. Damanik
Agrilan : Jurnal Agribisnis Kepulauan Vol 10, No 2 (2022): AGRILAN : JURNAL AGRIBISNIS KEPULAUAN
Publisher : Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/agrilan.v10i2.1239

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran kelompok tani terhadap peningkatan produktivitas padi sawah di Desa Waimital. Peran kelompok tani dimaksudkan sebagai wadah belajar dan berorganisasi, wadah kerja sama, dan sebagai unit produksi.  Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data primer (wawancara dengan responden) dan data sekunder (data yang dikumpulkan melalui instansi dan literatur). Data yang telah terkumpul ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan dukungan analisis Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok tani telah menjalankan peran sebagai wadah belajar dan berorganisasi, wadah kerja sama, serta unit produksi usahatani dalam kategori baik. Ditemukan pula bahwa ada hubungan antara ketiga peran kelompok tani tersebut dengan peningkatan produktivitas usahatani. 
Analysis of Farmer’s Group Functions in the Adoption Process of Superior Seed Innovation in Waimital Village, Kairatu District Inta P. N. Damanik; Meilvis E. Tahitu; Esther Kembauw
International Journal of Multidisciplinary Sciences and Arts Vol. 2 No. 1 (2023): International Journal of Multidisciplinary Sciences and Arts, Article January 2
Publisher : Information Technology and Science (ITScience)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47709/ijmdsa.v1i2.2017

Abstract

The objective of this research was to analyze the function of farmer groups in the process of adopting superior seed innovation in Waimital Village, including Inpari Sidenuk. The research was conducted in Waimital Village as one of the centers of rice production in Maluku. The research population was all farmer groups who participated in the trial of planting superior seeds of Inpari Sidenuk, there were 11 groups and all of groups was taken as sample with 82 farmers as group member.  The data were analyzed using a simple statistical test, namely cross tabulation and then was interpreted according to the research objectives. The results showed that according to the farmers the function of farmer groups (as a vehicle for learning and for collaboration) was useful in general, but in making the decision to adopt or not to adopt a superior seed, including Inpari Sidenuk, there was no farmer group involvement. Each farmer was free to decide whether or not to adopt the new superior seeds. After the trial planting, the majority of farmers did not adopt seeds of Inpari Sidenuk because they worried about the availability of the seed and other production facilities and the difficulties to sell the yields. These worries should be anticipated by farmer groups by increasing the capacity of farmer groups as a vehicle for learning and collaboration.  For example, making farmer groups as "farm shops" and as "farm product marketing agents". For this, it is necessary to make improvements of farmer group management, make cooperation with distributors of agricultural production facilities and with product buyers.  Another thing is to keep quality, quantity, and continuously product.