Annisa Nur Falah, Annisa Nur
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PREDIKSI NILAI FIXED CARBON SEBAGAI VARIABEL DALAM KUALITAS BATUBARA DENGAN METODA ORDINARY POINT KRIGING MENGGUNAKAN APLIKASI R Ruchjana, Budi Nurani; Falah, Annisa Nur; Rusyaman, Endang; Hamid, Nur
Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 14 No. 2 (2019): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (703.878 KB) | DOI: 10.47599/bsdg.v14i2.244

Abstract

Data spasial adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran yang berisi informasi tentang lokasi, umumnya berdasarkan peta yang berisikan interpretasi dan proyeksi seluruh fenomena yang berada di bumi. Metoda Ordinary Point Kriging adalah salah satu metoda yang dapat digunakan untuk analisis data spasial dalam Geostatistika yang digunakan untuk mengestimasi nilai dari sebuah titik di lokasi tidak tersampel sebagai kombinasi linear dari nilai contoh yang terdapat di sekitar titik yang akan diestimasi. Bobot kriging diperoleh dari hasil variansi estimasi minimum menggunakan semivariogram sebagai input. Untuk studi kasus penerapan Metoda Ordinary Point Kriging, digunakan data karbon tertambat (fixed carbon) sebagai variabel kualitas batubara dari hasil uji laboratorium di  PT Bumi Merapi yang menunjukkan bahwa kualitas batubara berada dalam peringkat Lignite. Fixed carbon menyatakan banyaknya karbon yang terdapat dalam material sisa setelah zat terbang (volatile matter) dihilangkan. Nilai fixed carbon sangat mempengaruhi kualitas suatu batubara, karena semakin tinggi nilai fixed carbon maka kualitas batubara semakin meningkat. Proses perhitungan estimasi fixed carbon di lokasi yang tidak tersampel menggunakan Metoda Ordinary Point Kriging dapat diselesaikan dengan package gstat pada Aplikasi R, dan memberikan nilai hasil estimasi mendekati nilai data sampel. Oleh karena itu, perhitungan Metoda Ordinary Point Kriging menggunakan aplikasi R memberikan perhitungan yang lebih mudah, cepat, dan akurat.
Integrating Spatial Autoregressive Exogenous with Ordinary Kriging for Improved Rainfall Prediction in Java: Enhancing Accuracy with Climate Variables and Spatial Autocorrelation Najwa, Sandrina; Pratiwi, Dhanti Aurilia; Ahdian, Muhammad Rhafi; Indriani, Ayu; Mindra, I Gede Nyoman; Falah, Annisa Nur; Ruchjana, Budi Nurani
InPrime: Indonesian Journal of Pure and Applied Mathematics Vol 7, No 1 (2025)
Publisher : Department of Mathematics, Faculty of Sciences and Technology, UIN Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/inprime.v7i1.42070

Abstract

Indonesia is a tropical country with high rainfall influenced by its archipelagic geography and phenomena like El Niño and La Niña. According to the Meteorology, Climatology, and Geophysics Agency (BMKG), La Niña can increase Indonesia's monthly rainfall by 20-40% above normal. Despite numerous existing spatial interpolation methods, there remains a significant research gap in accurately predicting rainfall at unsampled locations, specifically when considering both spatial autocorrelation and multiple climate variables simultaneously. This research proposes Spatial Autoregressive Exogenous Kriging (SAR-X Kriging), a novel hybrid approach that integrates the SAR-X model with Ordinary Kriging to enhance rainfall prediction accuracy. Unlike conventional methods, SAR-X Kriging explicitly captures both spatial dependence and the influence of external climate factors, improving predictive performance. SAR-X Kriging first models spatial dependencies between locations and incorporates exogenous climate variables (surface pressure, air temperature, humidity, wind speed, and solar radiation) to enhance prediction accuracy. It also applies kriging for spatial interpolation. This method was chosen for its robustness in capturing spatial dependence and external influences. The analysis revealed significant spatial dependence across districts/cities in Java Island based on the Moran's Index test. The best SAR-X model, utilizing air temperature and wind speed as exogenous variables, achieved a p-value of 6.0352 × 10-9. Predictions using SAR-X Kriging yielded the lowest Mean Absolute Percentage Error (MAPE) of 3.82%, outperforming the standalone SAR-X method MAPE 4.68% and the Ordinary Kriging method MAPE 3.86%. Practically, these results provide reliable rainfall predictions, enabling better climate-informed decision-making in water resource management, agricultural planning, and flood prevention strategies in Java.Keywords: Climate; Kriging; MAPE; Rainfall; SAR-X. AbstrakIndonesia merupakan negara tropis dengan curah hujan tinggi yang dipengaruhi oleh kondisi geografis kepulauan serta fenomena alam seperti El Niño dan La Niña. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), La Niña mampu meningkatkan curah hujan bulanan Indonesia hingga 20-40% di atas normal. Meskipun terdapat berbagai metode interpolasi spasial yang telah dikembangkan, masih terdapat kesenjangan penelitian dalam menghasilkan prediksi curah hujan secara akurat di lokasi yang tidak tersampel, terutama ketika mempertimbangkan secara bersamaan ketergantungan spasial serta pengaruh dari berbagai variabel iklim. Penelitian ini mengusulkan metode bernama Spatial Autoregressive Exogenous Kriging (SAR-X Kriging), sebuah pendekatan hybrid baru yang mengintegrasikan model SAR-X dengan metode Ordinary Kriging untuk meningkatkan akurasi prediksi curah hujan. Tidak seperti metode konvensional, SAR-X Kriging secara eksplisit menangkap ketergantungan spasial serta pengaruh faktor iklim eksternal, sehingga meningkatkan kinerja prediktif. SAR-X Kriging bekerja dengan memodelkan terlebih dahulu ketergantungan spasial antar lokasi, kemudian memasukkan variabel eksogen berupa tekanan permukaan, suhu udara, kelembaban, kecepatan angin, dan radiasi matahari untuk meningkatkan akurasi prediksi, serta terakhir menerapkan teknik kriging untuk interpolasi spasial. Metode ini dipilih karena mampu menangkap secara lebih baik ketergantungan spasial sekaligus pengaruh variabel eksternal dibandingkan metode konvensional. Hasil analisis menunjukkan adanya ketergantungan spasial yang signifikan antar kabupaten/kota di Pulau Jawa berdasarkan uji Moran’s Index. Model SAR-X terbaik diperoleh dengan variabel suhu udara dan kecepatan angin, mencapai nilai p-value sebesar 6.0352 × 10-9. Prediksi menggunakan SAR-X Kriging menghasilkan Mean Absolute Percentage Error (MAPE) sebesar 3,82%, mengungguli metode SAR-X yaitu MAPE 4,68% dan metode Ordinary Kriging yaitu MAPE 3,86%. Secara praktis, hasil ini dapat meningkatkan kualitas prediksi curah hujan yang bermanfaat dalam pengelolaan sumber daya air, perencanaan pertanian, serta strategi mitigasi banjir di Pulau Jawa.Kata Kunci: Iklim, Kriging; MAPE; Curah hujan; SAR-X. 2020MSC: 62H11, 86A32
Integrating Spatial Autoregressive Exogenous with Ordinary Kriging for Improved Rainfall Prediction in Java: Enhancing Accuracy with Climate Variables and Spatial Autocorrelation Najwa, Sandrina; Pratiwi, Dhanti Aurilia; Ahdian, Muhammad Rhafi; Indriani, Ayu; Mindra, I Gede Nyoman; Falah, Annisa Nur; Ruchjana, Budi Nurani
InPrime: Indonesian Journal of Pure and Applied Mathematics Vol. 7 No. 1 (2025)
Publisher : Department of Mathematics, Faculty of Sciences and Technology, UIN Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/inprime.v7i1.42070

Abstract

Indonesia is a tropical country with high rainfall influenced by its archipelagic geography and phenomena like El Niño and La Niña. According to the Meteorology, Climatology, and Geophysics Agency (BMKG), La Niña can increase Indonesia's monthly rainfall by 20-40% above normal. Despite numerous existing spatial interpolation methods, there remains a significant research gap in accurately predicting rainfall at unsampled locations, specifically when considering both spatial autocorrelation and multiple climate variables simultaneously. This research proposes Spatial Autoregressive Exogenous Kriging (SAR-X Kriging), a novel hybrid approach that integrates the SAR-X model with Ordinary Kriging to enhance rainfall prediction accuracy. Unlike conventional methods, SAR-X Kriging explicitly captures both spatial dependence and the influence of external climate factors, improving predictive performance. SAR-X Kriging first models spatial dependencies between locations and incorporates exogenous climate variables (surface pressure, air temperature, humidity, wind speed, and solar radiation) to enhance prediction accuracy. It also applies kriging for spatial interpolation. This method was chosen for its robustness in capturing spatial dependence and external influences. The analysis revealed significant spatial dependence across districts/cities in Java Island based on the Moran's Index test. The best SAR-X model, utilizing air temperature and wind speed as exogenous variables, achieved a p-value of 6.0352 × 10-9. Predictions using SAR-X Kriging yielded the lowest Mean Absolute Percentage Error (MAPE) of 3.82%, outperforming the standalone SAR-X method MAPE 4.68% and the Ordinary Kriging method MAPE 3.86%. Practically, these results provide reliable rainfall predictions, enabling better climate-informed decision-making in water resource management, agricultural planning, and flood prevention strategies in Java.Keywords: climate; rainfall; MAPE; SAR-X; SAR-X Kriging. AbstrakIndonesia merupakan negara tropis dengan curah hujan tinggi yang dipengaruhi oleh kondisi geografis kepulauan serta fenomena alam seperti El Niño dan La Niña. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), La Niña mampu meningkatkan curah hujan bulanan Indonesia hingga 20-40% di atas normal. Meskipun terdapat berbagai metode interpolasi spasial yang telah dikembangkan, masih terdapat kesenjangan penelitian dalam menghasilkan prediksi curah hujan secara akurat di lokasi yang tidak tersampel, terutama ketika mempertimbangkan secara bersamaan ketergantungan spasial serta pengaruh dari berbagai variabel iklim. Penelitian ini mengusulkan metode bernama Spatial Autoregressive Exogenous Kriging (SAR-X Kriging), sebuah pendekatan hybrid baru yang mengintegrasikan model SAR-X dengan metode Ordinary Kriging untuk meningkatkan akurasi prediksi curah hujan. Tidak seperti metode konvensional, SAR-X Kriging secara eksplisit menangkap ketergantungan spasial serta pengaruh faktor iklim eksternal, sehingga meningkatkan kinerja prediktif. SAR-X Kriging bekerja dengan memodelkan terlebih dahulu ketergantungan spasial antar lokasi, kemudian memasukkan variabel eksogen berupa tekanan permukaan, suhu udara, kelembaban, kecepatan angin, dan radiasi matahari untuk meningkatkan akurasi prediksi, serta terakhir menerapkan teknik kriging untuk interpolasi spasial. Metode ini dipilih karena mampu menangkap secara lebih baik ketergantungan spasial sekaligus pengaruh variabel eksternal dibandingkan metode konvensional. Hasil analisis menunjukkan adanya ketergantungan spasial yang signifikan antar kabupaten/kota di Pulau Jawa berdasarkan uji Moran’s Index. Model SAR-X terbaik diperoleh dengan variabel suhu udara dan kecepatan angin, mencapai nilai p-value sebesar 6.0352 × 10-9. Prediksi menggunakan SAR-X Kriging menghasilkan Mean Absolute Percentage Error (MAPE) sebesar 3,82%, mengungguli metode SAR-X yaitu MAPE 4,68% dan metode Ordinary Kriging yaitu MAPE 3,86%. Secara praktis, hasil ini dapat meningkatkan kualitas prediksi curah hujan yang bermanfaat dalam pengelolaan sumber daya air, perencanaan pertanian, serta strategi mitigasi banjir di Pulau Jawa.Kata Kunci: curah hujan; iklim; MAPE; SAR-X; SAR-X Kriging. 2020MSC: 62H11, 86A32