Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

IDENTIFIKASI PENYEBAB GAGAL PANEN JAGUNG LAMURU (STUDI KASUS PADA KELOMPOK TANI STIPER FLORES BAJAWA DESA TUREKISA KECAMATAN GOLEWA BARAT) Igniosa Taus; Hendrikus Demon Tukan
Jurnal Agriovet Vol. 4 No. 2 (2022): JURNAL AGRIOVET
Publisher : LPPM UNIVERSITAS KAHURIPAN KEDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51158/agriovet.v4i2.723

Abstract

AbstrakKelompok tani Sekolah Tinggi Pertanian Flores Bajawa (STIPERFB) melaksanakan program pemerintah yaitu Tanam Jagung PanenSapi (TJPS) dengan melakukan beberapa proses produksi yaitu:penyiapan benih, persiapan lahan, penanaman, perawatan danpemeliharaan, yang terdiri dari pemupukan, penyiangan serta panendan pasca panen. Permasalahan besar yang dihadapi petani adalahgagal panen, keadaan ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranyaadalah hama dan penyakit yang menyerang tanaman jagung sertacurah hujan yang tinggi. Tujuan mengidentifikasi gagal panen padausaha tani, mengidentifikasi solusi pemecahan masalah penyebab gagalpanen jagung. Metode analisis yang digunakan yaitu analisa denganmenggunakan metode Fish Bone untuk mengetahui sebab akibat daripermasalahan gagal panen jagung kelompok tani STIPER FB.Kata Kunci : Pengendalian, gagal panen, fish bone, sebab akibat AbstractThe farm goup in STIPER FB executed the program fromgovernment named TJPS (Tanam Jagung Panen Sapi) It means thatgrowing corn harvesting cow. In this program the farm group did someproduction proceses, they were the preperation of seeds, groundpreperation, planting, maintainance by fertilization and weeding andalso harvesting and pra harvesting. The big problem faced by the farmgroup was crops failure. There were some factors causing this problem,the first there was pests disease and second was heavy rainfall. Theaim of this research was to identify the factor causing crops failure ofcorn. The method used in this research was fish Bone method to knowthe cause and impact of crops failure in farm group of STIPER FB.Key words: Control, crop failure, fish bone, cause, impact
ANALISIS POTENSI PETERNAKAN UNGGULAN DI KECAMATAN GOLEWA SELATAN KABUPATEN NGADA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR David Djawa Patty; Hendrikus Demon Tukan; Igniosa Taus
Jurnal Agriovet Vol. 4 No. 1 (2021): JURNAL AGRIOVET
Publisher : LPPM UNIVERSITAS KAHURIPAN KEDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51158/agriovet.v4i1.539

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik peternak danusaha ternak yang paling banyak dikembangkan oleh masyarakat KecamatanGolewa Selatan, Kabupaten Ngada, Provinsi NTT. Penelitian dilaksanakanpada bulan Februari 2020 sampai dengan bulan Maret 2021 di KecamatanGolewa Selatan Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Ada 37responden yang digolongkan dalam kategori I dan kategori II telah dipilihsebagai responden secara purposive sampling. Analisis data menggunakananalisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan rata-rata persentase, rata-ratausia peternak tergolong dalam usia produktif dengan rata-rata usia 51,5 tahun,tingkat pendidikan peternak sudah cukup memadai dengan rata-ratapendidikan yang ditempuh tamatan SMA, rata-rata jumlah anggota rumahtangga peternak sebanyak 4,5 orang, rata-rata pengelaman beternak sudahlebih dari 15 tahun dan komoditas ternak unggulan masyarakat adalah ternakayam dan babi dengan masing-masing presentase jumlah kepemilikan padakriteria I ternak ayam sebanyak 43,53% dan ternak babi sebanyak 29,41%sedangakan pada kriteria II ternak ayam sebanyak 29,02% dan ternak babisebanyak 22,93%.Kata Kunci : Potensi, Usaha peternakan, Peternak, Komoditas ternakunggulan
Pengaruh Penggunaan Tepung Daun Mengkudu Dalam Ransum Terhadap Kecernaan Lemak Dan Serat Kasar Non Ruminansia Nautus Stivano Dalle; Hendriks Demon Tukan; Elisabeth Yulia Nugraha
Peternakan Lokal Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Peternakan Lokal
Publisher : Program Studi Peternakan Universitas Muslim Maros

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46918/peternakan.v4i2.1406

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mempelajari pengaruh penggunaan tepung daun mengkudu (Morinda Citrifolia) dalam ransum terhadap konsumsi dan kecernaan serat kasar dan lemak kasar pada babi peranakan landrace. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 ekor ternak babi jantan kastrasi peranakan landrace fase stater umur 1-2 bulan, variasi berat badan 10,50-21,50 kg, rata-rata 16,70 kg dan koefisien variasi 18,76 %. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan rancangan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 3 kelompok sebagai ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah R0: 100 % ransum basal tanpa tepung daun mengkudu (TDM), R1: 98 % ransum basal+2 % TDM, R2: 96 % ransum basal+4 % TDM, R3: 94 % ransum basal+6 % TDM. Variabel yang dihitung adalah konsumsi serat kasar, kecernaan serat kasar, konsumsi lemak kasar dan kecernaan lemak kasar dan lemak kasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung daun mengkudu dalam ransum basal berpangaruh nyata (P<0,05) terhadap konsumsi dan kecernaan serat kasar namun berpengaruh tidak nyata (P>0,05 terhadap konsumsi dan kecernaan lemak kasar. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah penggunaan tepung daun mengkudu 2, 4, 6 % dalam ransum basal memberikan pengaruh yang relatif sama dalam meningkatkan konsumsi dan kecernaan serat kasar dan lemak kasar pada ternak babi. Kata kunci: babi, mengkudu, serat kasar, lemak kasar.
EDUKASI MASYARAKAT PETERNAK MENYIKAPI POTENSI ASF GELOMBANG KE-2 DI KAB. MANGGARAI BARAT, NTT Maria Tarsisia Luju; Yohana Maria Febrizky Bollyn; Wigbertus Gaut Utama; Korbinianus Feribertus Rinca; Elisabeth Yulia Nugraha; Hendrikus Demon Tukan
Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan Vol 7, No 2 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan
Publisher : Jurusan Peternakan Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jpmp.v7i2.719

Abstract

Masyarakat di Manggarai Flores, NTT mayoritas memelihara ternak babi  disetiap keluarga. Salah satu alasan mengapa pemeliharaan ternak babi menjadi suatu kebiasaan bagi masyarakat di Manggarai yaitu karena ternak babi merupakan hewan adat yang biasa digunakan untuk konsumsi dan ritual pada acara-acara adat budaya di Manggarai. Beberapa ritual yang selalu menggunakan ternak babi antara lain acara kematian, pernikahan, persembahan leluhur dan acara adat lainnya.  Selain itu, memelihara ternak babi di Manggarai juga merupakan salah satu usaha yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi keluarga apabila dilakukan dengan manajemen yang baik. Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada masyarakat peternak babi di Kecamatan Kuwus Manggarai Barat yang terdampak secara ekonomi akibat kematian babi oleh virus African Swine Fever. Kurangnya pengetahuan tentang cara pencegahan ASF menjadi permasalahan yang dialami para peternak babi di Kecamatan Kuwus. Berdasarkan masalah tersebut, kami melakukan edukasi tentang strategi pencegahan potensi ASF gelombang kedua kepada para peternak babi di Kuwus. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan masyarakat peternak setelah dilakukan edukasi mengenai pencegahan ASF pada babi.Kata Kunci : African Swine Fever, Babi, Peternak Babi
PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG BULU AYAM TERFERMENTASI SEBAGAI PENGGANTI KONSENTRAT DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN PROTEIN DAN BETN TERNAK BABI DALLE N. S.; TUKAN H. D.
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 25 No 3 (2022): Vol. 25 No. 3 (2022)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MIP.2022.V25.i03.p02

Abstract

The study aimed to evaluat effect of including fermented feather meal (FFM) in basal diet as substitution of concentrate KGP-709 on digestibility protein and BETN of starter pigs. There were 16 landrace crossbred pigs 2-3 months old with 6-19 kg (average 13.59 kg; CV= 29.59%) initial body weight used in the study. Trial method used is a method experiment and used complete block design 4 treatments with 4 replicates procedure was applied in the study. The 4 treatment feeds were formulated as: R0: basal diet with 100% concentrate without FFM (control); R1:basal diet with 90% concentrate + 10% FFM; R2: basal diet with 80% concentrate + 20% FFM; and R3: basal diet with 70% concentrate + 30% FFM. Variables evaluated were: intake basal diet, intake protein, digestibility pro- tein, intake BETN and digestibility BETN. Statistical analysis shows there were not significant (P>0.05) on research variable but gave elatively the same effect on each treatment. Concluded in this reaserch is concentrate KGP-709 in the diet could be replaced with FFM because it gave relatively the same results as the control.
Comparison of Nutritional Value between Broiler Feather Flour and Fermented Broiler Feather Flour Nautus Stivano Dalle; Hendrikus Demon Tukan; Elisabeth Yulia Nugraha
JURNAL ILMIAH PETERNAKAN TERPADU Vol 10, No 3 (2022)
Publisher : DEPARTMENT OF ANIMAL HUSBANDRY, FACULTY OF AGRICULTURE, UNIVERSITY OF LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jipt.v10i3.p246-253

Abstract

The aim of this study was to acknowledge the change in the nutrient content of fermented feather flour use a mixture of yeast tape and yeast bread. Feather flour used is a waste broiler feather flour obtained from the Oesao Presidential Market, Kupang Regency. Trial method used was a direct methods and fermented result through proximate analysis would be compared with before fermented. The design used was complete randomized design with 2 treatments and 3 replications. The treatment tested were R0: Broiler feather flour without fermented and R1: fermented broiler feather flour used yeast tape and yeast bread. Variable observed were the change in nutrient content in form of dry matter, crude protein, crude fat, crude fiber and material extract without nitrogen feather meal after fermented. Statistical analysis showed significant result (P<0.05) on variables and fermented used yeast tape and yeast bread could increase crude protein and crude fat with could reduce content of crude fiber, carbohydrates and material extract without nitrogen feather meal. The conclusion of this study was yeast tape and yeast bread could increase the nutrients in feather flour that could be used as indgredients mixed diet.
PENDAMPINGAN PENENTUAN PRIORITAS PELATIHAN BAGI PETERNAK BABI DI DESA WAE LOLOS KABUPATEN MANGGARAI BARAT Wigbertus Gaut Utama; Roselin Gultom; Hendrikus Demon Tukan; Puspita Cahya Achmadi
Randang Tana - Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 6 No 1 (2023): Randang Tana - Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36928/jrt.v6i1.1548

Abstract

One form of empowering farmers is providing continuous and contextual training. In its implementation, the training must be truly based on the needs of the farmers themselves. This is in line with the "bottom up" approach in community development. This Community Service Activity was held to help pig farmers in Wae Lolos Village, West Manggarai, in determining their own type and priority of training that needs to be carried out according to the farmers' conditions. This community service activity was arranged using the 'brainstorming' method, in which the participant was set up in small group discussions. The strategies taken were determined based on the SWOT analysis, then each strategy was distributed into training categories. Based on the discussions and analyzes that have been carried out with the farmers, the number of training matters has been determined, the first priority being training in the socio-economic field; second, feed and nutrition; third, production; and fourth, health sector. In addition to these four scopes, the results of this Community Service activity also recommend the importance of improving and redesigning the institutional aspects of animal husbandry at the community level in Wae Lolos Village
Tingkat Morbiditas dan Mortalitas African Swine Fever pada Peternakan Rakyat di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Indonesia Korbinianus Feribertus Rinca; Elisabeth Yulia Nugraha; Yohana Maria Febriski Bollyn; Maria Tarsisia Luju; Hendrikus Demon Tukan; Wigbertus Gaut Utama
Jurnal Sain Veteriner Vol 41, No 1 (2023): April
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.75422

Abstract

African Swine Fever (ASF) merupakan penyakit menular dengan tingkat morbiditas dan mortalitas tinggi yang menyerang ternak babi, baik ternak babi domestik maupun babi liar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat mobiditas dan mortalitas African Swine Fever pada Peternakan Rakyat yang tersebar di 12 Kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder ternak babi yang sakit dan mati akibat virus ASF. Penentuan status infeksi ASF melalui pemeriksaan sampel melalui metode polymerase chain reaction (PCR) yang dilakukan di Balai Besar Veteriner Denpasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa morbiditas dan mortalitas pada ternak babi yang terinfeksi ASF mengalami peningkatan dari tahun 2020 hingga 2021. Morbiditas atau tingkat kesakitan secara menyeluruh meningkat dari 1,67 % di tahun 2020 menjadi 3,86% di tahun 2021. Penyebab tingginya morbiditas ASF di Kabupaten Mangarai Barat antara lain masyarakat belum memahami penerapan biosekuriti yang ketat, sistem pemeliharaan masih secara tradisonal, populasi babi liar yang tidak teridentifikasi dan personal. Mortalitas atau tingkat kematian secara menyeluruh meningkat dari 1,36 % di tahun 2020 menjadi 3,37% di tahun 2021. Penyebab meningkatnya mortalitas antara kurangnya pengetahuan masyarakat tentang transmisi penyakit, gejala klinis penyakit, sumber infeksi penyakit, dan pencegahan penyakit. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, peningkatan kasus ASF di Kabupaten Manggarai Barat disebabkan oleh peternak itu sendiri. Oleh karena itu, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan perlu melakukan edukasi dan pemberdayaan kepada peternak di Kabupaten Mangggarai Barat agar lebih memahami ASF sehingga angka morbiditas dan mortalitas menurun.
EDUKASI PROSPEK USAHA SEKTOR PETERNAKAN PADA SISWA SMK DI MANGGARAI RAYA Nautus Stivano Dalle; Maria Tarsisia Luju; Yohana Maria Febrizki Bollyn; Wigbertus Gaut Utama; Yohana Nurciyani; Hendrikus Demon Tukan; Elisabeth Yulia Nugraha
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 2 (2023): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i2.13229

Abstract

Abstrak: Kesulitan, kebingungan, keragu-raguan dalam mengambilkeputusan untuk melanjutkan studi atau menjadi wirausahawan adalah permasalahan yang sering dihadapi siswa di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khususnya siswa yang telah duduk di kelas 12. Tujuan dari PkM ini adalah untuk mengedukasi siswa dibidang peternakan seperti manajemen biosecurity, pengolahan pakan, recording dan juga perhitungan ekonomi serta memotivasi siswa agar dapat melanjutkan studi pada perguruan tinggi khususnya program studi peternakan. Metode yang dilakukan adalah penyuluhan dan diskusi untuk menggali dan menambah pengetahuan bidang peternakan serta mempromosikan kelebihan program studi peternakan bagi siswa-siswa dikelas 12. Kegiatan ini diikuti oleh siswa kelas XII Jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia SMKN 1 Lamba Leda sebanyak 40 orang. Kegiatan kedua dilakukan di SMKN 1 Kuwus diikuti oleh 38 orang siswa kelas XII Jurusan Agribinis Ternak Ruminansi dan di SMKN 1 Lembor Selatan Jurusan Perhotelan diikuti oleh 41 orang siswa kelas XII.. Hasil dari kegiataan ini menunjukan adanya peningkaan pengetahuan dan keinginan anak dalam pemilihan melanjutkan studi dibidang peternakan. Abstract: Difficulties, confusion, hesitation in making decisions to continue their studies or become entrepreneurs are problems that are often faced by students in Vocational High Schools (SMK), especially students who are already in class 12.The purpose of this PkM is to educate students in the field of animal husbandry such as biosecurity management, feed processing, recording and also economic calculations as well as motivate students to continue their studies at universities, especially animal husbandry study programs. The method carried out is counseling and discussion to explore and increase knowledge in the field of animal husbandry and promote the advantages of animal husbandry study programs for students in class 12. This activity was attended by 40 students of class XII of the Ruminant Agribusiness Department of SMKN 1 Lamba Leda. The second activity was carried out at SMKN 1 Kuwus followed by 38 class XII students of the Ruminansi Livestock Agribinis Department and at SMKN 1 South Lembor, the Hospitality Department was attended by 41 class XII students. The results of this activity show a denial of knowledge and desires of children in the selection to continue their studies in the field of animal husbandry.  
Analisis Kelayakan Usaha Ternak Babi di Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat Hendrikus Demon Tukan; Wigbertus Gaut Utama; Maria Tarsisia Luju
JAS Vol 8 No 1 (2023): Journal of Animal Science (JAS) - Januari 2023
Publisher : Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.241 KB) | DOI: 10.32938/ja.v8i1.3810

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui besarnya pendapatan peternak yang diperoleh dari usaha ternak babi yang dijalankan di Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat dan 2) menganalisis kelayakan finansial dari usaha ternak babi yang dijalankan peternak di Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat. Metode penelitian yang dijalankan menggunakan teknik purposive sampling (dengan sengaja). Metode penentuan sampel dilakukan secara acak sehingga diperoleh sebanyak 20 orang responden dengan kriteria peternak yang dipilih adalah peternak yang telah melaksanakan usaha minimal selama 5 (lima) tahun. Variabel yang dianalisis adalah analisis pendapatan serta analisis kelayakan finansial yang meliputi kriteria NPV, Net B/C, R/C, IRR, BEP Harga, dan PP. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata besar pendapatan yang diperoleh peternak dalam usaha peternakan babi sebesar Rp 9.482.957,00/tahun atau setara dengan Rp 790.246,00/bulan. Analisis finansial memperoleh nilai NPV sebesar Rp 4.914.741,00; Net R/C sebesar 1,32; Net B/C sebesar 1,64; PP selama 2 tahun; BEP Harga sebesar Rp 4.147.718,00; serta IRR sebesar 20%.