Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Masjid Al-Osmani : Telaah Sejarah Sosial Keaagamaan Abdul Gani Jamora Nasution; Lisa Sabina; Liza Umami; Rahmanita Minta Ito Pulungan; Shakira Fadla Nasution
Maktabatun: Jurnal Perpustakaan dan Informasi Vol 2 No 1 (2022): Maktabatun
Publisher : Prodi Perpustakaan dan Sains Informasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (788.958 KB)

Abstract

This research aims to make the surrounding community pay more attention to one of the historical relics or mosques in the city of Medan. This study uses the historical research method, which is a method used in collecting historical sources (heuristics). The sample obtained using the interview technique was 5 people in the community around the Osmani mosque. Al Osmani Grand Mosque is located in the area of ​​Jalan Yos Sudarso KM. Pekan Labuhan Village, Medan Labuhan District, Medan, founded by Sultan Deli VII Osman Perkasa Alam, is not only a building that functions as a place of worship. But basically the Al-Osmani Grand Mosque is a cultural blend of Chinese, Middle Eastern, Indian, Spanish and local ethnicities in the city of Medan, namely the Malay ethnicity
Mengembangkan Keterampilan Menyimak Yang Kritis Di Kelas Tinggi Azimah Azzahra; Husna Ibrahim; Nur Rohimah; Shakira Fadla Nasution; Zulfa Zakiyyah
CENDEKIA: Jurnal Ilmu Sosial, Bahasa dan Pendidikan Vol. 3 No. 3 (2023): CENDEKIA: Jurnal Ilmu Sosial, Bahasa dan Pendidikan
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/cendikia.v3i3.1380

Abstract

Kata ‘menyimak’ dalam bahasa Indonesia memiliki kemiripan makna dengan ‘mendengar’ atau ‘mendengarkan’. Oleh karena itu, kedua kata tersebut sering menimbulkan kerancuan pemahaman. Menyimak mempunyai arti menangkap suatu bunyi dengan telinga. Namun, mendengarkan dilakukan secara kebetulan dan tidak direncanakan. Menyimak berarti memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang. Akan tetapi, mendengarkan merupakan menangkap bunyi dengan sungguh-sungguh. Contohnya pada anak sekolah yang lagi belajar dan anak yang sedang membangunkan temannya karena ada gempa. Menyimak merupakan kegiatan keterampilan berbahasa mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi bunyi bahasa atas makna yang terkandung di dalamnya. Dengan pengertian lain menyimak berarti kemampuan memahami pesan yang disampaikan melalui bahasa lisan. Berbicara dan menyimak sangatlah berhubungan, terutama dalam proses komunikasi, saling tukar informasi, saling bergantian peran, dan saling memahami apa yang dikatakan oleh lawannya. Oleh karena itu menyimak dapat dikatakan sebagai kegiatan berbagasa reseptif dalam suatu kegiatan bercakap-cakap dengan medium audio atau visual. Misalnya pada saat khutbah jumat dan mendengarkan pengumuman di stasiun atau bandar udara. Kegiatan menyimak dilakukan oleh seseorang dengan bunyi bahasa sebagai sasarannya, sedangkan mendengarkan sasarannya dapat berupa bunyi apa saja. Selain itu menyimak dilakukan dengan sengaja, terencana dan ada usaha untuk memahami atau menikmati apa yang disimak dan ada tanggapan setelahnya, sedangkan mendengarkan dilakukan dengan bisa sengaja dan tidak serta tidak ada usaha untuk memahami apa yang didengar.